Obsteri sosial
dr Bogie,Sp.OG Selasa 5 mei 13.00-15.00
A. Obtetri Genikologi Sosial
Faktor resiko yang sering menyebabkan kematian ibu yaitu, 3 Terlambat (terlambat
mengenali tanda bahaya, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, terlambat untuk
mendapatkan pelayanan) dan Terlalu (terlalu muda, terlalu banyak partus, terlalu rapat jarak
melahirkan, terlalu tua). Ada perbedaan yang mendasar antara kedokteran repoduksi yang
identic dengan monodisiplin (biomedis) dengan orientasi klinik dan kesehatan reproduksi
yang indentik dengan obgin social ditambah obgin klinik dengan multidisiplin
(biomedis,humaniora) serta orientasi kompetensi klinik, etik dan manajemen. Terdapat 5
model manajemen obgin social yang umum digunakan yaitu: Strategi pendekatan resiko
(SPR), Sistem rujukan (SR), safe motherhood initiative (rencana kluarga, antenatal care,
bersih jalan kelahiran, tempat obsteri yang baik/poned), Making pregnancy safer dan
Millenium development goals (G1 bebas miskin, G2 mencapai Pendidikan dasar, G3
mendorong kesetaraan gender, G4 menurunkan angkat kematian anak, G5 meningkatkan
kesehatan ibu, G6 mencegah hiv, G7 kelestariaan lingkungan, G8 kemitraan global dan
pembangunan).
B. Kesehatan reproduksi remaja
Sehat secara social, fisik, dan mental yang berkaitan dengan system, fungsi dan proses
reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Agar seorang remaja mendapatkan informasi yang
benar mengenai fungsi, peran dan proses reproduksi, harus memiliki sikap serta tingkah laku
yang bertangung jawab mengenai proses reproduksi. Serta pentingnya seorang remaja
mengetahui bahwa kegiatan sex yang bebas dapat menyebabkan penyakit seksual menular
yang sangat berbahaya dan sekaligus komplikasinya yang mana harusnya remaja dapat
emnghindari hal tersebut dan seandainya sudah terjadi remaja juga harus tau harus
memeriksaakan kemana dan tanda-tandanya yang harus membuatnya cepat memeriksaan diri.
Kelainan Genikologi
dr Ricardi, Sp.OG 8.00-10.00 Rabu 6 Mei 2020
A. Perdarahan Abnormal Pervaginam
Etiologi dapat menggunakan jembatan keledai, PALM-COEIN: P: Polyp, A: Adenomyosis,
L: Leiomyoma, M: Malignancy and hyperplasia, C: Coagulopathy, O: Ovulatory dysfunction,
E: Endometrial disorders, I:- Iatrogenic, N: Not otherwise classified
Untuk klasifikasi : PUA akut perdarahan yang banyak dan cepat, PUA kronik telah
terjadi di 3 bulan & intermenstrual bleeding terjadi di antara 2 siklus haid. Etiologi
perdarahan vagina dapat sangat bervariasi, dari infeksi hingga endokrin, ganas, anatomi, dan
penyebab fisiologis. Pendarahan vagina dapat dikelompokkan secara luas menjadi perdarahan
sekunder untuk proses ginekologis dan perdarahan sekunder untuk proses sistemik. Prosedur
ginekologis dapat dibagi lebih jauh menjadi perdarahan sekunder akibat gangguan anatomi
dan perdarahan sekunder akibat gangguan fisiologis. Proses sistemik dapat dibagi menjadi
perdarahan sekunder karena etiologi endokrin dan perdarahan sekunder karena etiologi
hematologis / onkologis. Kemungkinan proses yang diberikan bertanggung jawab untuk
perdarahan vagina pada seseorang tergantung pada usia dan status kehamilan mereka.
Patofisiologi: Pendarahan abnormal pada wanita tidak hamil pada usia subur (perdarahan
vagina yang abnormal dapat bersifat siklis atau non-siklikal), Pendarahan dalam kehamilan
(trimester pertama, keguguran spontan, kehamilan ektopik, dan perdarahan subkorionik,
trimester kedua plasenta previa, plasenta akreta, solusio plasenta, atau kematian janin
intrauterin / keguguran spontan, trimester ketiga, perdarahan terjadi karena solusio plasenta,
plasenta previa, atau persalinan), Berdarah pada anak-anak premenarkis dan Pendarahan pada
wanita pasca-menopause (vaginitis atrofi).
Arteri uterina dan ovarium memasok darah ke uterus. Arteri ini menjadi arteri
arkuata; kemudian arteri arcuate mengirimkan cabang radial yang memasok darah ke 2
lapisan endometrium, fungsionalis, dan lapisan basal. Kadar progesteron jatuh pada akhir
siklus menstruasi, yang menyebabkan pemecahan enzim pada lapisan fungsional
endometrium. Kerusakan ini menyebabkan kehilangan darah dan peluruhan yang
menyebabkan menstruasi. Trombosit dan trombin yang berfungsi, dan vasokonstriksi arteri
ke kontrol kehilangan darah endometrium. Setiap kelainan dalam struktur rahim (seperti
leiomioma, polip, adenomiosis, keganasan atau hiperplasia), gangguan pada jalur pembekuan
(koagulopati atau iatrogenik), atau gangguan poros hipotalamus-hipofisis-ovarium (melalui
ovulasi / gangguan endokrin atau gangguan ovarium) iatrogenically) dapat mempengaruhi
menstruasi dan menyebabkan perdarahan uterus abnormal.
B. Prolaps genital dan inkontensia urin
Inkontensia urin didefinisikan pengeluaran urin secara involunter yang dapat
disebabkan oleh infeksi saluran kemih, atrofi vaginitis, efek samping obat dan iatrogenic atau
lingkungan dapat didiagnosis dengan cara volume urin residu setelah pengosongan vesika
urinaria untuk tatalaksana bisa dengan cara terapi untuk memperkuat otot dasae panggul
sedangkan terapi bedah bisa kolposuspensi bruch (jahitan di lig.cooper) dan tension free
vaginal tape (plester sintetik ditempatkan di bawah uretra bagian tengah dan diletakan ke
lig.cooper).
Prolaps organ panggul dapat di sebabkan oleh kehamilan, melahirkan, kulitas dari
otot-ototnya, hormone, kegiatan, konstipasi dan riwayat operasi sebelumnya di daerah
panggul. Klasifikasi prolapse berdasarkan anatomi: Urethrocele (Prolaps dari dinding vagina
anterior bawah yang hanya melibatkan uretra), Cystocele (Prolaps dari dinding vagina
anterior atas yang melibatkan kandung kemih. Umumnya terdapat juga prolaps uretra dan
oleh karena itu istilah cystourethrocele sering digunakan), prolaps Uterovaginal ( Istilah ini
digunakan untuk menggambarkan prolaps dari uterus, serviks dan vagina bagian atas),
Enterocele (Prolaps dinding posterior atas vagina biasanya mengandung loop usus kecil),
Rectocele (Prolaps dinding posterior bawah vagina yang melibatkan rektum) melotot ke
depan ke dalam vagina) dan Vaginal vault prolapse (descent of the vaginal vault post-
hysterectomy). Setelah itu ada klasifikasi dari tingkat keparahan: Tahap 0: tidak ada
kejatuhan, Tahap 1: lebih dari 1 cm di atas selaput dara, Tahap 2: dalam jarak 1 cm proksimal
atau distal ke bidang selaput dara, Tahap 3: lebih dari 1 cm di bawah bidang selaput dara
tetapi menjulur tidak lebih dari 2 cm kurang dari total panjang vagina, Tahap 4: ada eversi
menyeluruh pada vagina setelah itu gejala yang di timbulkan dari setiap organ yang prolapse
akan berbeda-beda. Untuk tatalaksana bisa menggunakan sistokel/uretrokel dengan
kolporafia anterior, rektokokel dengan kolporafia posterior dan prolasps uteri dengan
ventrofikasi, histerektomi vagina dan kolpoklesis.
C. Kelainan Kogenital
Hymen imperforate terbentuk akibat ada bagian persisten terjadi ketika mesoderm
terbagi menjadi bagian urogenital dari membrane cloacal dengan gejala hymen buldging dan
molimeniaamenstrualia, tatalaksana bisa menggunakan insisi/ hymenotomy posisi 2, 4 ,8, dan
10. Hyeman mikroperforata dengan gejala infertilitas, akut/kronik nyeri pelvis, abnormal
vagina bleeding. Agenesis vagina dengan gejala obstruksi pada aliran darah menstruasi, nyeri
abdomen terus menerus, pembengkaka abdomen bagian bawah dengan tatalaksana
konservatif dan operatif.
D. Pembendahan Genikologi
Indikasi pembedahan adalah keperluan diagnosis, tindakan untuk mengangkat tumor
jinak/ganas, tindakan untuk mengoreksi kelainan bawaan atau kelainan akibat persalinan,
trauma atau radang. Histerektomi (operasi pengangkatan Rahim), miomektomi
(pengangkatan fibroid atau tumor jinak dari uterus), kistektomi (pengangkatan kista pada
jaringan ovarium), saphingektomi (pengangkatan satu/kedua tuba fallopi) , ooferektomi
(pengangkatan ovarium), section casesarea,