Anda di halaman 1dari 39

CASE

SCHIZOPHRENIA PARANOID
______________________________________

Oleh :
Sri Herlina Dalimunthe, dr.

Pendamping :
Ryan Ramdan, dr.

Program Internsip Dokter Indonesia


Periode Mei 2016 Mei 2017
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Tn. SB
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 40 Tahun
Alamat : Ds. Burangkeng, Setu
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Keluhan utama :
Pasien mencoba bunuh diri dengan
melompat dari jendela ruangan Gardenia.
HETEROANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RSUD dengan
keluhan utama kejang. Pasien merupakan
penderita epilepsi sejak kurang lebih 30
tahun dan memiliki riwayat penyakit TB
paru. Pasien kemudian di rawat di
ruangan Gardenia.
Ketika di ruangan pasien mencoba bunuh
diri dengan cara melompat dari jendela.
HETEROANAMNESIS
Awal masuk IGD pasien marah-marah
dan cenderung tersinggung jika ditanya
oleh dokter. Pasien merasa bahwa dokter
IGD adalah agen BPJS yang menghalangi
dia untuk di rawat (waham curiga).
Ketika dirawat pasien tidak mau di infus
dan di masukkan obat karena merasa
dirinya akan diracun (waham curiga).
HETEROANAMNESIS
Pasien tidak merasa sedang sakit. Pasien
merasa saat ini suasana hatinya sedang
tenang, tidak marah ataupun sedih.
Pasien sering merasa ada yang berbicara
di dalam kamar (halusinasi auditorik).
Pasien juga merasa curiga jika ada yang
berbicara dengan istrinya. Pasien
merasa orang sedang membicarakan
dirinya (waham curiga).
HETEROANAMNESIS
Tidur pasien tidak nyenyak dan sering
terbangun pada malam hari karena diganggu
oleh bisikan- bisikan (halusinasi auditorik). Bisikan
tersebut sering di dengar pasien, bisikan tersebut
seperti suara orang yang dia kenal tetapi dia
tidak melihat ada orang di sekelilingnya.
Setelah di rawat 1 hari pasien ingin loncat dari
jendela ruangan (keinginan bunuh diri). Pasien
merasa ada suara-suara di telinganya
mengatakan turun.
AUTOANAMNESIS
Berdasarkan percakapan dengan pasien,
didapatkan simptomatologi :
-Insight of Illness buruk (pasien ingin pulang
karena merasa tidak sakit)
-Orientasi orang, tempat dan waktu baik
-Halusinasi auditorik (pasien merasakan ada
yang berbisik)
-Waham curiga (pasien merasa perawat ingin
meracuni dia)
-Daya ingat baik
Timeline
7 bulan 6 bulan
yang lalu yang lalu

Pasien di pecat dari Pasien masuk RS HGW


pekerjaan nya sebagai karena keluhan
sales. Istrinya epilepsi. Istri
menggantikan pasien menceritakan penyakit
bekerja. pasien kepada
Pasien menceritakan keluarga dan teman.
kepada kakaknya bahwa (Faktor presipitasi)
dia minder karena tidak Sejak itu dirumah sakit
bekerja. pasien merasa bahwa
(Faktor predisposisi) dirinya dibicarakan
oleh orang lain
(saudara dan teman).
Timeline
6 bulan 2 minggu
yang yang lalu
lalu

.
Pasien pulang paksa Pasien masuk
dari RS HGW dan tidak RSUD Kab
kontrol ke poli Jiwa. Bekasi
Ketika di RS HGW
pasien diberikan obat
(Clorpromazin)
Selama di rumah
pasien tampak lebih
pendiam dan mudah
tersinggung. Terutama
jika membahas
RIWAYAT KELUARGA
Anak ke-3 dari 3 bersaudara.
Ayah pasien sudah meninggal dunia 2
tahun lalu.
Hubungan pasien dengan keluarga
baik.
Pasien kini tinggal dengan istri dan 2
orang anaknya) ekonomi keluarga
kurang.
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Tidak ada keluarga pasien yang
pernah dirawat di rumah sakit karena
gangguan jiwa.
Tidak ada yang menggunakan obat-
obatan terlarang ataupun minum
alkohol.
RIWAYAT HIDUP PASIEN
Riwayat Prenatal (0-1 tahun)
Pasien lahir cukup bulan dengan
persalinan normal ditolong dukun
dirumah. Selama kehamilan dan
kelahiran tidak ada masalah.
Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada
masa bayi dan balita normal.
Masa kanak-kanak pertengahan (3-
11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada
masa ini normal. Pasien merupakan
anak yang pendiam, tidak banyak
berbicara, jarang bermain keluar rumah,
sehingga tidak memilik banyak teman.
Masa kanak-kanak akhir (12-18
tahun)
Pasien saat remaja memiliki kepribadian
pendiam. Pasien tidak memiliki banyak
teman disekolah dan jarang pergi bermain
keluar rumah dengan teman- teman
sekolahnya.
Masa dewasa muda (19 tahun
sekarang)
Pasien tidak kuliah dan bekerja serabutan
untuk membantu ekonomi keluarga.
RIWAYAT PERNIKAHAN
Pasien sudah menikah dan memiliki 2
orang anak. Kehidupan pernikahan
harmonis. Ekonomi pasien kurang
karena pasien tidak bekerja dan
hanya mengandalkan penghasilan
istri.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Mental Status : Compos Mentis (GCS
15)

Tanda Vital:
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 37 C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Cor
Konjungtiva tidak Bunyi jantung S1 S2
anemis, sklera tidak murni reguler , G(-),
ikterik M(-)
PCH (-) sekret hidung (-)
Faring tidak hiperemis,
Abdomen
Datar, lembut,
Tonsil T1-T1, tenang
Leher NT epigastrium (-)
KGB tidak teraba BU (+)N
membesar , JVP dbn. Ekstremitas
Thorax CRT < 2 detik, akral
Bentuk/Gerak simetris, hangat
retraksi (-)
Pulmo
VBS ka=ki, rh -/- wh-/-
STATUS PSIKIATRIKUS
- Roman muka : Hostile
- Kontak/rapport : +/adekuat
- Orientasi : tempat/waktu/orang baik
- Perhatian : baik
- Persepsi : ilusi (-), halusinasi auditorik
(+)
STATUS PSIKIATRIKUS
- Ingatan : masa kini : baik
masa lalu : baik
daya ingat : baik
- Intelegensia : sesuai dengan tingkat
pendidikan
- Pikiran : bentuk pikiran : realistik
jalan pikiran : koheren
isi pikiran : waham curiga (+)
STATUS PSIKIATRIKUS
- Penilaian : norma sosial : baik
- Wawasan penyakit : buruk (Tilikan derajat I)
- Emosi / afek : tumpul
- Dekorum : sopan santun : baik
cara berpakaian : baik
kebersihan : baik
- Kematangan jiwa : matur
DIAGNOSIS
MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Axis II : F60.0 Gangguan kepribadian
Paranoid
Axis III : Infeksi bakteri
Axis IV :Masalah dengan primary support
group, pekerjaan dan ekonomi
Axis V : GAF 70-61 (beberapa gejala
ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik)
PENATALAKSANAAN
Haloperidol 1 amp/ 12 jam
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Dubia Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
PEMBAHASAN TEORI
SKIZOFRENIA

Pengertian :
Suatu deskripsi sindrom
dengan variasi penyebab
dan perjalanan penyakit
yang luas serta sejumlah
akibat yang tergantung
pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik,
dan sosial budaya.
EPIDEMIOLOGI

Gejala mulai muncul


usia 16 dan 30.
Remaja akhir dan
awal masa dewasa.
Jarang pada usia >
45 tahun dan anak-
anak
ETIOLOGI

FAKTOR
GENETIK
FAKTOR FAKTOR
BIOLOGI BIOKIMI
S HIPOTESIS A
PEDOMAN DIAGNOSTIK
PPDGJ III

1. thought echo
thought insertion or withdrawal
thought broadcasting
2. delusion of control delusion of
passivitiydelusional
perception
3. Halusinasi auditorik
4. Waham menetap
PEDOMAN DIAGNOSTIK
PPDGJ III

1. Halusinasi menetap
2. Arus pikiran terputus
3. Perilaku katatonik/mutisme
4. Gejala-gejala negatif

Gejala muncul dalam kurun waktu satu bulan atau


lebih.
Harus ada perubahan konsisten dan bermakna dari
perilaku pribadi.
SKIZOFRENIA
PARANOID
- HALUSINASI dan/atau WAHAM yang
menonjol
- Suara-suara halusinasi mengancam (auditorik)
- Halusinasi pembauan/pengecapan rasa
- Waham kejar
- Delusion of control
- Delusion of passivity
- Delusion of influence
- Gangguan afektif
TERAPI
NON MEDIKAMENTOSA
Terapi psikososial
TERAPI
NON
MEDIKAMENTOSA
Electro
Convulsive
Therapy
Indikasi :
* Depresi berat
* Gagal pengobatan/
resisten
* Perilaku impulsif
TERAPI
MEDIKAMENTOSA
Anti Psikotik
GENERASI I DOSIS
(Tipikal) (mg/hari)
Fenotiazin
Klorpromazin 300-1000
Flufenazin 5-20
Perfenazin 16-64
Butirofenon
Haloperidol 5-20
TERAPI
Anti Psikotik

GENERASI II DOSIS (mg/hari)


(Atipikal)
Dibenzodiazepin
Clozapin 150-600
Olanzapin 10-30
Benzioxazole
Risperidon 2-8
TERAPI
Efek samping obat :
Parkinsonisme trihexyphenidil 10 mg
Spasme otot (Distonia otot)
Tremor
Gelisah (Akatisia)
Kenaikan berat badan dan perubahan
dalam metabolisme seseorang (atipikal)
PROGNOSIS
Prognosis baik :
Wanita > Pria
Gejala psikotik timbul mendadak
Onset > 30 tahun
Prognosis buruk :
Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Riwayat penyalahgunaan zat
Tidak ada dukungan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran
Edisi Keempat. FKUI. Jakarta, 2014.
Maslim, Rusdi. Diagnosa Gangguan Jiwa,
PPDGJ III.Direktorat Kesehatan RI. Jakarta,
2003.
https://www.nimh.nih.gov/ (National
Institute of Mental Health)

Anda mungkin juga menyukai