Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KKS PSIKIATRI

DELIRIUM E.C. NEUROPSYCHIATRIC SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

Nama : M. Alniroman Yukendri


NIM : 0408482161816166
Semester : IX
Tanggal : 24 Januari 2017
Pembimbing : dr. H.M. Zainie Hassan A.R,SpKJ (K)
Kegiatan : Ujian Kepaniteraan Klinik

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2017

1
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Tahun : 2017
PALEMBANG Tanggal Masuk : 23-01-2017

STATUS PASIEN JIWA

Nama : Juningsih BT Amirudin Laki-laki/Perempuan


Tanggal Lahir/Umur : 01 Januari 1999/17 tahun Tempat Lahir: Palembang
Status Perkawinan : Belum Menikah Warga Negara: Indonesia
Agama : Islam Suku Bangsa: Palembang
Tingkat Pendidikan : SMA Pekerjaan: Belum bekerja
Alamat dan nomor telepon keluarga terdekat pasien:

Desa VI Ibul Besar Pemulutan, Kab. Ogan Ilir


Nama Mahasiswa : M. Alniroman Yukendri
NIM : 04084821618166
Dokter Supervisor / yang mengobati : dr. H.M. Zainie Hassan A.R, SpKJ (K)
Bangsal : Kelingi 1.2 Departemen Penyakit Dalam

MENGETAHUI
SUPERVISOR

dr. H.M. Zainie Hassan A.R, SpKJ (K)

2
RESUME

I. IDENTIFIKASI
Nn. J/ 17 tahun / belum menikah / Islam / warga negara Indonesia / suku palembang
/ SMA / Bekerja / Dusun VI Ibul Besar Pemulutan, Kab. Ogan Ilir

II. STATUS INTERNUS


Sensorium : Delirium Berat Badan : 35 kg
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Tinggi Badan : 150 cm
Nadi : 88 kali/menit Gizi : Underweight
RR : 22 kali/menit
Temp : 37.8oC

Kelainan khusus : Neuropsychiatric Systemic Lupus Erythematosus

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Malar rash (+)
Leher : dalam batas normal
Thorax & Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal

Pemeriksaan Laboratorium
Elektrolit & Kimia Darah : dalam batas normal
Imunoserologi : ANA-test : > 1/320 (positif)
Anti dsDNA : 713,19 (positif)

III. STATUS NEUROLOGIKUS


Tidak ada kelainan

IV. STATUS PSIKIATRIKUS


Sebab Utama : pasien tidak bisa diajak berbicara
Keluhan Utama : tidak ada

3
Riwayat Perjalanan Penyakit:

2 SMRS 1 SMRS 2 SMRS 4 MRS

- Demam - Sering bingung - Demam kembali - tidak bisa tidur


- Wajah dan kulit - Pelupa - wajah memerah - tidak merespon
memerah bila - Tidak nyambung - Nyeri sendi saat dipanggil
terkena sinar saat diajak berbicara - Mual - tidak bisa
matahari - BAB dan BAK - Dibawa ke RS AK berbicara
- Nyeri sendi lutut sembarangan Ghanie dan
dan siku - Sulit tidur didiagnosis SLE,
- Dirawat di RS Bari - Pasien berobat ke lalu dirujuk ke
7 hari IGD RS Ernaldi RSMH
Bahar, diberi obat
rawat jalan

Riwayat Premorbid
Bayi : Lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, ditolong bidan
Anak : Kepribadian periang, sosialisasi baik, banyak teman, mandiri
Remaja : Kepribadian periang, sosialisasi baik, banyak teman, mandiri

Riwayat Keluarga
- Riwayat gangguan mental dalam keluarga disangkal
- Tidak ada riwayat kekerasan dalam pola asuh
- Hubungan antar saudara dan dengan orang tua baik

Riwayat Pendidikan
Sedang menjalani pendidikan kelas 2 SMA.

Riwayat Pekerjaan
Belum Bekerja.

Riwayat Perkawinan
Belum menikah.

4
Keadaan Sosial Ekonomi
Menengah ke bawah

Psikopatologi
Keadaan umum:
Delirium, perhatian inadekuat, sikap kurang kooperatif, inisiatif kurang,
tingkah laku hiperaktif, ekspresi fasial datar, verbalisasi mutisme, kontak fisik,
kontak mata, kontak verbal ada inadekuat.
Keadaan spesifik:
- Keadaan afektif, mood: tumpul, hipotimik (depresif)
- Hidup emosi: labil, tidak terkendali, echt, dapat dirabarasakan,
normal, adekuat, skala diferensiasi normal, arus emosi labil.
- Keadaan dan fungsi intelek: tidak dapat dinilai.
- Kelainan sensasi dan persepsi: Tidak dapat dinilai.
- Keadaan proses berpikir: psikomotilitas terganggu, mutu proses
berpikir kurang jelas, isi pikiran tidak dapat dinilai.
- Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan: mutisme (+)
- Kecemasan (anxiety) : ada.
- Reality Testing Ability (RTA) tidak dapat dinilai

5
FORMULASI DIAGNOSTIK

Seorang wanita usia 17 tahun, belum menikah, pendidikan SMA kelas 2,


beragama Islam, kepribadian premorbid normal dengan sifat periang, sosialisasi baik,
banyak teman, dan mandiri. Pasien dirawat di Bangsal Penyakit Dalam selama 6 hari
dengan diagnosis Neuropsychiatric Systemic Lupus Erythematosus. Dari anamnesis dan
observasi didapatkan kesadaran delirium, perhatian inadekuat, tingkah laku hipoaktif,
ekspresi fasial datar, afek tumpul, mood hipotimik, emosi labil, psikomotilitas
terganggu, mutu proses berfikir kurang jelas, mutisme dan kecemasan ada. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan lesi Malar Rash. Dari pemeriksaan laboratorium
ditemukan imunoserologi positif untuk Systemic Lupus Erythematosus.
Atas dasar rangkaian gejala diatas, maka berdasarkan kriteria PPDGJ III dapat
ditegakkan suatu diagnosis delirium yang disebabkan oleh kondisi medik pasien yaitu
Systemic Lupus Erythematosus. Sehingga Axis I pada pasien ini adalah Delirum akibat
kondisi medik. Untuk Axis II tidak ada diagnosis. Axis III pada kasus ini yaitu Systemic
Lupus Erythematosus. Axis IV tidak ada. Axis V pada pasien ini yaitu GAF SCALE 40-
31 yang ditunjukkan dengan beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AKSIS I : F05. Delirium akibat kondisi medik


AKSIS II : Z03.2. Tidak ada diagnosis aksis II
AKSIS III : M32.9. Systemic Lupus Erythematosus
AKSIS IV : Tidak ada
AKSIS V : GAF Scale saat ini 40-31

DIAGNOSIS DIFERENSIAL
F32.3. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

6
TERAPI
Psikofarmaka:
Haloperidol tab 1,5 mg 1x1/2
Lorazepam tab 2 mg 1x1/2

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia
Quo ad fungsionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

7
TUGAS

1. Apa definisi delirium?


Jawab:
Delirium adalah gangguan otak difus yang dikarasteristikkan dengan
variasi kognitif dan gangguan tingkah laku. Delirium ditandai oleh gangguan
kesadaran, biasanya terlihat bersamaan dengan fungsi gangguan kognitif secara
global. Dapat pula ditemukan kelainan mood, persepsi, dan perilaku. Biasanya
delirium mempunyai onset yang mendadak, perjalanan yang singkat dan
berfluktuasi dan perbaikan yang cepat jika faktor penyebab diidentifikasi dan
dihilangkan.

2. Apa definisi depresi?


Jawab:
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.

3. Apa yang menyebabkan orang delirium?


Jawab:
Intrakranial
- Infeksi : meningitis, malaria cerebral, dst
- Penyakit serebrovaskuler: stroke, Transiet Ischemic Attack, dst
- Tumor
- Trauma : perdarahan intrakranial
Ekstrakranial
- Metabolik : malutrisi, dehidrasi, imbalans elektrolit, anemia,
hipoksia, hiperkapnia, hipoglikemia, ketoasidosis, uremia, endokrin
(hipertiroid, SIADH, penyakit Addison, dst)
- Infeksi : infeksi traktus urinarius dan respiratorius
- Medikasi :antikolinergik, dopaminergik, opioid, steroid,
benzodiazepin, H2 bloker, antiepileptik, antibiotik, antihipertensi, dst

8
- Vaskuler : infark miokard, aritmia, gagal jantung
- Fisik/fisiologik: nyeri yang sangat hebat, kondisi post-operatif, kondisi
post-trauma, konstipasi/retensi urin yang berat
- Kondisi putus zat/intoksikasi zat : alkohol, opioid, kanabinoid, sedatif-
hipnotik, halusinogen, stimulansia, dst

4. Bagaimana patofisiologi delirium?


Jawab:
Tanda dan gejala delirium merupakan manifestasi dari gangguan
neuronal, biasanya melibatkan area di korteks serebri dan reticular activating
system. Dua mekanisme yang terlibat langsung dalam terjadinya delirium adalah
pelepasan neurotransmiter yang berlebihan (kolinergik muskarinik dan dopamin)
serta jalannya impuls yang abnormal. Aktivitas yang berlebih dari neuron
kolinergik muskarinik pada reticular activating system, korteks, dan hipokampus
berperan pada gangguan fungsi kognisi (disorientasi, berpikir konkrit, dan
inatensi) dalam delirium. Peningkatan pelepasan dopamin serta pengambilan
kembali dopamin yang berkurang misalnya pada peningkatan stress metabolik.
Adanya peningkatan dopamin yang abnormal ini dapat bersifat neurotoksik
melalui produksi oksiradikal dan pelepasan glutamat, suatu neurotransmiter
eksitasi. Adanya gangguan neurotransmiter ini menyebabkan hiperpolarisasi
membran yang akan menyebabkan penyebaran depresi membran. Formatio
retikularis batang otak adalah daerah utama yang mengatur perhatian kesadaran
dan jalur utama yang berperan dalam delirium adalah jalur tegmental dorsalis
yang keluar dari formatio reticularis mesencephalic ke tegmentum dan thalamus.
Adanya gangguan metabolik dan gangguan struktural yang mengganggu jalur
anatomis tersebut dapat menyebabkan delirium.

5. Bagaimana efek kortikosteroid pada pasien delirium?


Jawab:
Steroid psikosis adalah gangguan psikotik yang disebabkan oleh
penggunaan obat kortikosteroid. Para peneliti percaya psikosis steroid terjadi
ketika kortikosteroid dosis tinggi menyebabkan peningkatan dopamin di otak.

9
Peningkatan kadar dopamin menyebabkan gejala seperti depresi, perubahan
suasana hati dan psikosis. Kortikosteroid juga menurunkan kadar serotonin di
otak yang akhirnya memperburuk gejala depresi pasien. Suatu penelitian juga
mengatakan bahwa terjadi imbalance elektrolit di otak pada mereka yang
mengkonsumsi kortikosteroid dalam jangka panjang atau dengan dosis tertentu.

6. Apa yang dimaksud ciri kepribadian dan apa saja jenis ciri kepribadian?
Jawab:
Ciri kepribadian adalah totalitas sifat-sifat emosional dan perilaku yang
tergambar dari kehidupan seseorang sehari-hari pada kondisi yang relatif stabil.
Jenis-jenis ciri kepribadian yaitu:
- Kelompok A: akan terlihat seperti orang aneh dan eksentrik
- Ciri kepribadian paranoid
- Ciri kepribadian skizoid
- Ciri kepribadian skizotipal
- Kelompok B: akan terlihat seperti orang dramatik, emosional dan tidak
menentu
- Ciri kepribadian antisosial
- Ciri kepribadian ambang
- Ciri kepribadian histrionik
- Ciri kepribadian narsistik
- Kelompok C: akan terlihat seperti orang yang gampang cemas dan takut
- Ciri kepribadian menghindar
- Ciri kepribadian bergantung
- Ciri kepribadian obsesif-kompulsif
- Ciri kepribadian YTT

7. Apakah manfaat penting mengetahui ciri kepribadian?


Jawab:
Dengan megetahui ciri kepribadian, seseorang dapat hidup
bermasyarakat dengan lebih baik, dengan cara menempatkan diri secara tepat
pada sekelompok orang dengan kepribadian tertentu. Dengan mengetahui ciri

10
kepribadian diri sendiri, dapat memudahkan seseorang dalam bersosialisasi, dan
menghilangkan kemungkinan adanya hambatan dalam bersosialisasi karena
memiliki suatu ciri kepribadian tertentu. Ciri kepribadian juga menentukan jenis
waham dan halusinasi yang akan muncul pada pasien psikosis. Sebagai contoh,
pasien dengan ciri kepribadian premorbid paranoid akan mengalami waham
kejar, waham curiga, halusinasi auditorik yang menjelek-jelekkan pasien, dsb.
Sebagai contoh lain, waham grandiosa adalah suatu narsisme yang mengalami
reaktivasi saat pasien dengan ciri kepribadian narsistik mengalami suatu psikosis.

8. Apa definisi dari kepribadian narsisitik?


Jawab:
Narsistik atau cinta pada diri sendiri digambarkan sebagai orang yang
memiliki rasa kepentingan diri yang melambung (gradiositas) dan dipenuhi
khayalan-khayalan sukses bahkan saat prestasi mereka biasa saja, jatuh cinta
pada dirinya sendiri karena merasa mempunyai diri yang unik, selalu mencari
pujian dan perhatian, serta tidak peka terhadap kebutuhan orang lain, malahan
justru seringkali mengeksplorasinya. Mereka juga beranggapan bahwa dirinya
spesial dan berharap mendapatkan perlakuan yang khusus pula. Oleh karena itu,
mereka sangat sulit atau tidak dapat menerima kritik dari orang lain. Sikap
mereka ini mengakibatkan hubungan yang mereka miliki biasanya rentan
(mudah pecah) dan mereka dapat membuat orang lain sangat marah karena
penolakan mereka untuk mengikuti aturan yang telah ada. Mereka juga tidak
mampu untuk menampilkan empati, kalaupun mereka memberikan empati atau
simpati, biasanya mereka memiliki tujuan tertentu untuk kepentingan diri
mereka sendiri, atau dengan kata lain mereka bersifat self–absorbed.

9. Bagaimana efek kortikosteroid pada delirum?


Jawab:
Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang ditandai oleh gangguan dari
kemampuan seseorang menilai realita dan terjadi gangguan dari segi pikiran,
perasaan, dan perbuatan. Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani “skhizein” yang
berarti terbagi/terpisah dan “phren” yang berarti pikiran. Skizofrenia memiliki

11
variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu
bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perumbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada
skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif, dan
perilaku.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Birkett, Paul Brian Lawrie. Hodological resonance, hodological variance,


psychosis, and schizophrenia: a hypothetical model. 2011. Front. Psychiatry 2:46
2. Elvira, S. D. 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2.FKUI. Depok. Indonesia.
3. Kaplan, H. I., Sadock, B. J. & Grebb, J. A. 2010. Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetauan Perilaku Psikiatri Klinis. Binarupa Aksara. Tangerang. Indonesia. Hal:
791-807.
4. Maslim, R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kedokteran FK Unika Atmajaya. Jakarta. Indonesia. Hal: 64-67.

13

Anda mungkin juga menyukai