1
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Tahun : 2017
PALEMBANG Tanggal Masuk : 23-01-2017
MENGETAHUI
SUPERVISOR
2
RESUME
I. IDENTIFIKASI
Nn. J/ 17 tahun / belum menikah / Islam / warga negara Indonesia / suku palembang
/ SMA / Bekerja / Dusun VI Ibul Besar Pemulutan, Kab. Ogan Ilir
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Malar rash (+)
Leher : dalam batas normal
Thorax & Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium
Elektrolit & Kimia Darah : dalam batas normal
Imunoserologi : ANA-test : > 1/320 (positif)
Anti dsDNA : 713,19 (positif)
3
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Riwayat Premorbid
Bayi : Lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, ditolong bidan
Anak : Kepribadian periang, sosialisasi baik, banyak teman, mandiri
Remaja : Kepribadian periang, sosialisasi baik, banyak teman, mandiri
Riwayat Keluarga
- Riwayat gangguan mental dalam keluarga disangkal
- Tidak ada riwayat kekerasan dalam pola asuh
- Hubungan antar saudara dan dengan orang tua baik
Riwayat Pendidikan
Sedang menjalani pendidikan kelas 2 SMA.
Riwayat Pekerjaan
Belum Bekerja.
Riwayat Perkawinan
Belum menikah.
4
Keadaan Sosial Ekonomi
Menengah ke bawah
Psikopatologi
Keadaan umum:
Delirium, perhatian inadekuat, sikap kurang kooperatif, inisiatif kurang,
tingkah laku hiperaktif, ekspresi fasial datar, verbalisasi mutisme, kontak fisik,
kontak mata, kontak verbal ada inadekuat.
Keadaan spesifik:
- Keadaan afektif, mood: tumpul, hipotimik (depresif)
- Hidup emosi: labil, tidak terkendali, echt, dapat dirabarasakan,
normal, adekuat, skala diferensiasi normal, arus emosi labil.
- Keadaan dan fungsi intelek: tidak dapat dinilai.
- Kelainan sensasi dan persepsi: Tidak dapat dinilai.
- Keadaan proses berpikir: psikomotilitas terganggu, mutu proses
berpikir kurang jelas, isi pikiran tidak dapat dinilai.
- Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan: mutisme (+)
- Kecemasan (anxiety) : ada.
- Reality Testing Ability (RTA) tidak dapat dinilai
5
FORMULASI DIAGNOSTIK
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
F32.3. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
6
TERAPI
Psikofarmaka:
Haloperidol tab 1,5 mg 1x1/2
Lorazepam tab 2 mg 1x1/2
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia
Quo ad fungsionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
7
TUGAS
8
- Vaskuler : infark miokard, aritmia, gagal jantung
- Fisik/fisiologik: nyeri yang sangat hebat, kondisi post-operatif, kondisi
post-trauma, konstipasi/retensi urin yang berat
- Kondisi putus zat/intoksikasi zat : alkohol, opioid, kanabinoid, sedatif-
hipnotik, halusinogen, stimulansia, dst
9
Peningkatan kadar dopamin menyebabkan gejala seperti depresi, perubahan
suasana hati dan psikosis. Kortikosteroid juga menurunkan kadar serotonin di
otak yang akhirnya memperburuk gejala depresi pasien. Suatu penelitian juga
mengatakan bahwa terjadi imbalance elektrolit di otak pada mereka yang
mengkonsumsi kortikosteroid dalam jangka panjang atau dengan dosis tertentu.
6. Apa yang dimaksud ciri kepribadian dan apa saja jenis ciri kepribadian?
Jawab:
Ciri kepribadian adalah totalitas sifat-sifat emosional dan perilaku yang
tergambar dari kehidupan seseorang sehari-hari pada kondisi yang relatif stabil.
Jenis-jenis ciri kepribadian yaitu:
- Kelompok A: akan terlihat seperti orang aneh dan eksentrik
- Ciri kepribadian paranoid
- Ciri kepribadian skizoid
- Ciri kepribadian skizotipal
- Kelompok B: akan terlihat seperti orang dramatik, emosional dan tidak
menentu
- Ciri kepribadian antisosial
- Ciri kepribadian ambang
- Ciri kepribadian histrionik
- Ciri kepribadian narsistik
- Kelompok C: akan terlihat seperti orang yang gampang cemas dan takut
- Ciri kepribadian menghindar
- Ciri kepribadian bergantung
- Ciri kepribadian obsesif-kompulsif
- Ciri kepribadian YTT
10
kepribadian diri sendiri, dapat memudahkan seseorang dalam bersosialisasi, dan
menghilangkan kemungkinan adanya hambatan dalam bersosialisasi karena
memiliki suatu ciri kepribadian tertentu. Ciri kepribadian juga menentukan jenis
waham dan halusinasi yang akan muncul pada pasien psikosis. Sebagai contoh,
pasien dengan ciri kepribadian premorbid paranoid akan mengalami waham
kejar, waham curiga, halusinasi auditorik yang menjelek-jelekkan pasien, dsb.
Sebagai contoh lain, waham grandiosa adalah suatu narsisme yang mengalami
reaktivasi saat pasien dengan ciri kepribadian narsistik mengalami suatu psikosis.
11
variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu
bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perumbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada
skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif, dan
perilaku.
12
DAFTAR PUSTAKA
13