Anda di halaman 1dari 33

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

Disusun oleh :
Kelompok 1 LXI-F:
Muthia Rachmi Anistya Putri 4151191412
Gery Hamdani 4151191413
Aisyah Vashtirahma Prionggo4151191419
Dina Nursayyidah 4151191425
Irmadella Assabilla Putri 4151191429
Syifa Hijriani Simamora 4151191433
Nanda Maulana Yusuf 4151191440
Keke Bilqis Nabilah 4151191460
KASUS
Laki-laki, usia 39 tahun, diantar oleh adik kandung, adik ipar, serta beberapa
warga sekitar rumah adik kandungnya dari Kalirejo datang dengan keluhan
mengamuk dan memukuli orang-orang disekitarnya. Menurut pengakuan
keluarga sudah sekitar sebulan yang lalu keluarga merasa ada perubahan
perilaku pada pasien. Satu bulan yang lalu pasien tidak dapat tidur dalam
beberapa hari dan mulai berbicara ngelantur, mudah marah bila keinginan tidak
dituruti, mudah marah bila perkataannya disela, mulai kehilangan inisiatif untuk
makan serta minum. Karena tidak dapat tidur beberapa hari, keluarga
memanggil seorang mantri yang bekerja di puskesmas Kalirejo. Pasien disuntik,
setelah itu pasien dapat tidur, keluhan berbicara ngelantur dan marah jika
perkataannya disela orang lain masih dikeluhkan.
Setengah bulan kemudian keluhan dirasa semakin parah, pasien menjadi sering berbicara sendiri,
mandi di tengah malam hari di mana dalam sehari dapat mandi 3-4 kali, namun tidak bersih hanya
mengguyur dengan air saja tanpa menggunakan sabun, jika dilarang marah. Jika diajak bicara
awal pembicaraan biasanya masih nyambung namun lama kelamaan menjadi ngelantur,
mengatakan hal-hal yang aneh bahwa anaknya besok akan menjadi seorang suster padahal
anaknya baru kelas 1 SD, mengatakan dia memiliki motor dan mobil padahal dia tidak
memilikinya. Pasien mengatakan siang sebagai malam sehingga akan marah bila siang hari
jendela dibuka, dan mengatakan malam sebagai siang, sehingga pasien marah bila anggota
keluarga lain tidur dan menyuruh keluarganya untuk bekerja.
 Seminggu sebelum masuk rumah sakit, keluarga mengakui pasien sering berkata
ada yang membisikinya dan ada yang menyentuh dirinya, keluarga juga mengakui
bahwa pasien sering berkata melihat binatang-binatang seperti ular dan gajah
padahal hal tersebut tidak ada. Pasien pernah berkata pada adik iparnya bahwa ia
melihat dirinya sendiri pada saat melihat adik iparnya. Keluarga berkata bahwa
terkadang pasien berperilaku seperti anak kecil, selalu meminta jajanan dan
cemilan, jika tidak ada atau tidak dipenuhi pasien menjadi marah.
 Pasien dibawa berobat karena sempat sangat gelisah dan ingin memukul anaknya
karena anaknya mengatakan bahwa ayahnya terlalu banyak makan. Pasien menjadi
marah dan mengejar anaknya untuk dipukul, adik iparnya mencoba menghentikan
tetapi malah adik iparnya yang terkena pukulan. Tidak dapat ditenangkan sehingga
akhirnya diikat dan dibawa ke RSJ.
 Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan pasien. Sekitar 6 bulan yang lalu
pasien lebih sering terlihat murung, menutup diri, berdiam diri di rumah. Hal itu
terjadi selama satu bulan, setelah itu pasien dapat beraktivitas seperti orang biasa
pada umumnya. Dan selama beberapa bulan tidak ada keluhan apapun.
 Riwayat keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa disangkal. Riwayat
minum-minuman beralkohol diakui, riwayat penggunaan obat-obatan terlarang
disangkal, riwayat tidak sadarkan diri diakui, riwayat demam tinggi diakui,
riwayat kejang diakui, riwayat trauma kepala diakui, riwayat pemeriksaan CT-
Scan kepala namun tidak ada kelainan, riwayat sakit kepala hebat/terusmenerus
disangkal.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 76 x/m, laju napas 18 x/m, suhu 37,1o C, status generalis, neurologis
maupun pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Status psikiatrikus
didapatkan kesadaran jernih, mood senang sesekali disforik, afek tumpul,
keserasian inappropriate, halusinasi auditorik, taktil, dan visual disertai waham
kebesaran dan erotomania, insight derajat 2.
PENDAHULUAN
 Gangguan suasana perasaan (gangguan afektif/mood)  perubahan suasana
perasaan (mood) atau afek, biasanya ke arah depresi atau ke arah elasi (suasana
perasaan yang meningkat)
PENDAHULUAN
 Gangguan Bipolar (GB)  gangguan mood yang ditandai
dengan perpindahan (swing) mood, pikiran, energi, perilaku,
dan biasanya kronik serta berat
 Pasien mengalami perubahan mood yang dramatis yaitu dari
mood yang sangat meningkat dan/atau iritabel menjadi mood
yang sangat menurun
 Perubahan mood disertai perubahan yang serius pada energi dan
perilaku
 Di antara episode mood tersebut dapat terjadi episode mood
yang normal (eutimik), namun pasien tetap berisiko mengalami
kekambuhan (misal mania, hipomania, atau depresi) selama
episode eutimik
 Istilah “Bipolar”  dua kutub, yaitu pasien megalami perpindahan antara spektrum
emosi yang berlawanan
 Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 mgg sampai
4-5 bulan
 Episode depresi terjadi cenderung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun
jarang >1 th kecuali pada lansia
 Kedua episode yang disebutkan seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh
stres atau trauma mental lain

Sumber;
 Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III. Jakarta: FK UI; 2013. hal 60-61
 Amir N. Buku Ajar Psikiatri. Edisi ketiga. Jakarta: FK UI; 2017. hal 228
KRITERIA DIAGNOSTIK
 Gangguan Bipolar 1
Sangat penting untuk menemukan kriteria dari episode manik. Episode manik
didahului dan diikuti oleh episode hipomania atau depresi mayor.
 Gangguan Bipolar 2
Penting untuk menemukan kriteria dari episode hipomania saat ini dan
sebelumnya dan diikuti dengan kriteria episode depresi mayor saat ini dan
sebelumnya.
Episode Manik
a. Keadaan yang jelas ditandai adanya suasana perasaan/ mood yang abnormal
meningkat, ekspansif, dan iritabel dan adanya peningkatan aktivitas bertujuan
atau energi yang abnormal dan persisten, paling sedikit sudah dialami selama 1
minggu dan terjadi sepanjang hari, hampir setiap hari (atau durasi lainnya jika
perawatan rumah sakit sangat dibutuhkan)
b. Selama periode terjadinya gangguan mood dan peningkatan energi atau aktivitas, tiga ( atau
lebih ) dari gejala yang mengikuti ( empat jika mood hanya iritabel ) didapatkan dengan derajat yang
berbeda dan menunjukkan adanya perubahan perilaku dari biasanya :
 Kepercayaan diri yang meningkat atau kebesaran
 Pengurangan kebutuhan tidur ( contohnya merasa puas setelah hanya tidur 3 jam )
 Lebih banyak berbicara dari biasanya atau adanya dorongan untuk selalu berbicara
 Flight of ideas ( lompat gagasan ) atau individu secara subyektif merasakan percepatan pikiran
 Distraktibilitas ( contohnya : perhatian mudah dialihkan pada hal yang tidak penting atau
rangsangan eksternal yg tidak sesuai ), seperti yang dilaporkan atau diamati.
 Peningkatan dalam aktivitas yang bertujuan ( bisa dalam bidang sosial seperti pekerjaan atau
sekolah atau aktivitas seksual ) atau agitasi psikomotor
 Keterlibatan yang berlebihan pada aktivitas yang beresiko tinggi menyakitkan ( seperti membeli
barang yang berlebihan, tidak berhati-hati dalam hubungan sexual, atau investasi bisnis yang
bodoh)
c. Gangguan mood sangat berat sehingga menyebabkan lemahnya fungsi sosial atau pekerjaan
sehingga membutuhkan perawatan dirumah sakit untuk mencegah terjadinya bahaya pada diri
sendiri atau orang lain, atau terutama terdapat gangguan psikosis.
d. Episode ini tidak berhubungan dari efek psikologi substansi tertentu ( seperti penyalahgunaan
obat, obat-obatan atau pengobatan lainnya ) atau kondisi medis
lainnya
Episode Hipomania
a. Keadaan yang jelas ditandai adanya suasana perasaan/ mood yang abnormal meningkat,
ekspansif, dan iritabel dan adanya peningkatan aktivitas bertujuan atau energi yang persisten,
dipertahankan sekurangnya 4 hari berturut-turut dan terjadi sepanjang hari, hampir setiap hari.
b. Selama periode terjadinya gangguan mood dan peningkatan energi dan aktivitas, tiga ( atau lebih )
dari gejala yang mengikuti ( empat jika mood hanya iritabel ) telah menetap dan menunjukkan
adanya perubahan perilaku dari biasanya, dan dapat ditunjukkan dalam derajat yang berbeda :
 Kepercayaan diri yang meningkat atau kebesaran
 Pengurangan kebutuhan tidur ( contohnya merasa puas setelah hanya tidur 3 jam )
 Lebih banyak berbicara dari biasanya atau adanya dorongan untuk selalu berbicara
 Flight of ideas ( lompat gagasan ) atau individu secara subyektif merasakan percepatan pikiran
 Distraktibilitas ( contohnya : perhatian mudah dialihkan pada hal yang tidak penting atau rangsangan
eksternal yg tidak sesuai ), seperti yang dilaporkan atau diamati.
 Peningkatan dalam aktivitas yang bertujuan ( bisa dalam bidang sosial seperti pekerjaan atau sekolah atau
aktivitas seksual ) atau agitasi psikomotor
 Keterlibatan yang berlebihan pada aktivitas yang beresiko tinggi menyakitkan ( seperti membeli barang
yang berlebihan, tidak berhati-hati dalam hubungan sexual, atau investasi bisnis yang bodoh)
c. Episode ini dihubungkan dengan perubahan yang jelas pada fungsi yang tidak karakteristik
dari individu ketika tidak mengalami gejala.
d. Gangguan mood dan perubahan fungsi dapat dilihat oleh orang lain
e. Episode ini tidak cukup berat untuk menyebabkan lemahnya fungsi sosial atau pekerjaan
sehingga membutuhkan perawatan dirumah sakit. Jika terdapat gangguan psikosis , maka
episode ini dikatakan mania
f. Episode ini tidak berhubungan dari efek psikologi substansi tertentu
(seperti penyalahgunaan obat, obat-obatan atau pengobatan lainnya) atau kondisi medis lainnya
Episode Depresi Berat
a. Lima ( atau lebih ) dari gejala berikut sudah dialami selama 2 minggu dan menunjukkan
perubahan dari fungsi sebelumnya, paling sedikit salah satu dari (1) mood terdepresi (2)
hilangnya keinginan atau kesenangan
 Mood terdepresi sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukkan oleh laporan subyektif
( seperti merasa sedih, kosong, atau tidak ada harapan ) atau berdasarkan pengamatan orang lain ( seperti
menangis )
 Berkurangnya keinginan atau kesenangan pada semua, atau hampir semua aktivitas sepanjang hari,
hampir setiap hari ( seperti yang ditunjukkan oleh keterangan subjektif atau hasil pengamatan orang lain )
 Penurunan Berat badan yang signifikan ketika tidak berdiet atau bertambahnya berat badan ( perubahan
lebih dari 5 % berat badan selama satu bulan ), atau berkurangnya atau meningkatnya nafsu makan
hampir setiap hari
 Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
 Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari ( diamati oleh orang lain, bukan perasaan subyektif
dari rasa gelisah atau rasa keterbelakangan )
 Kelelahan atau berkurangnya energi hampir setiap hari
 Perasaan tidak berguna yang berlebihan atau merasa bersalah ( delusional ), hampir setiap hari
( menyalahkan diri atau bersalah karena sakit )
 Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi hampir setiap hari ( baik dari keluhan
subyektif atau berdasarkan pengamatan orang lain )
 Berpikir untuk meninggal berulang-ulang ( tidak takut mati ), adanya percobaan bunuh diri berulang
dengan rencana yang spesifik,
b. Gejala ini menyebabkan kesusahan klinis yang signifikan atau memperburuk fungsi sosial,
pekerjaan atau fungsi penting lainnya
c. Episode ini tidak berhubungan dengan efek psikologi dari substansi atau kondisi medis
lainnya

Sumber: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 5th edition (DSM-5)
MACAM-MACAM GANGGUAN
AFEKTIF BIPOLAR
 Gangguan afektif bipolar:
 Episode kini hipomanik
 Episode kini manik tanpa gejala psikotik
 Episode kini manik dengan gejala psikotik
 Episode kini depresif ringan atau sedang
 Tanpa gejala somatik
 Dengan gejala somatik
 Episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
 Episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
 Episode kini campuran
 Kini dalam remisi
 Lainnya
 Yang tidak tergolongkan
Sumber: PPDGJ III
 Bipolar I
 Bipolar II
 Siklotimik
 Bipolar yang diinduksi obat dan gangguan terkait
 Bipolar dan gangguan terkait akibat kondisi medis lain
 Bipolar spesifik lainnya dan gangguan terkait
 Bipolar dan gangguan terkait yang tidak spesifik.

Sumber: DSM V
ETIOLOGI
1. Faktor biologis
Genetik
Biokimia  Neurotransmiter monoaminergik seperti serotonin, dopamin, norepinefrin

2. Faktor psikososial
Lingkungan  Adanya tekanan (stress)  Perubahan mood
Faktor personal  Kecanduan meminum alkohol, obat obat terlarang

(Sonne SC, Pahrmd. Bipolar disorder and alcoholism. alcohol research and health. 2002; 26 (2):
103-8.)
EPIDEMIOLOGI
Data WHO (2017) menunjukan gangguan bipolar mempengaruhi sekitar 60 juta
orang di dunia. Sekitar 1 dari 100 orang dewasa terkena gangguan bipolar,
biasanya pada usia 15-19 tahun dan jarang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.
Pria dan wanita memiliki resiko terkena bipolar yang sama. Gangguan bipolar
episode depresi berada pada urutan tertinggi pada kasus psikiatri (kaplan &
sadock’s,2015). Usaha bunuh diri terjadi hingga 50% pasien dengan gangguan
bipolar episode depresi.
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
AFEKTIF BIPOLAR
 Beberapa gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mirip manik yaitu
kelainan endokrin atau metabolik, intoksikasi obat, dan tumor
 Skizoafektif tipe manik
 Skizofrenia

(Elvira, Sylvia D dan Gita Hadisukanto. Buku ajar Psikiatri. Badan Penerbit FK
UI. Jakarta 2013)
NON
FARMAKOLOGI
DAN
FARMAKOLOGI
 Dalam mengobati pasien dengan gangguan bipolar ada beberapa hal yang harus diperhatikan
misalnya keamanan pasien serta mengevaluasi diagnosis secara seksama. Terapi tidak saja
ditujukan untuk mengatasi simtom akut tetapi pencapaian kebahagiaan jangka panjang sudah
harus dimulai sejak awal terapi.
 Terapi yang diberikan harus komrehensif yaitu meliputi farmakoterapi, psikoedukasi,
psikoterapi dan rehabilitasi.
 Peristiwa kehidupan yang bersifat stresor harus pula diatasi karena stresor dapat menjadi
faktor pencetus terjadi kekambuhan, karena gangguan bipolar merupakan penyakit kronik,
mengedukasi pasien dan keluarga tentang penatalaksanaan jangka panjang perlu dilakukan.
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
 Intervensi psikososial, misalnya psikoedukasi, cognitive behavior theraphy (CBT) dan
interpersonal and social rhythm theraphy (IPSRT) menunjukan manfaat yang signifikan baik
pada episode depresi akut maupun pada terapi rumatan.
 Intervensi psikososial dapat mengurasi angka kekambuhan, fluktuasi mood, kebutuhan
medikasi dan hospitalisasi.
 Psikoedukasi singkat merupakan modalitas penting. Pendektan terapi yang berfokus pada
keluarga yang dibuat untuk membantu pengasuh (caregiver) memperbaiki keterampilannya
dalam merawat pasien dan merawat diri mereka sendiri, agar tidak terjadi kelelahan secara
mental. Selain itu psikoedukasi juga membantu keluarga terhindar dari perilaku berisiko
terjadinya kelelahan.
FARMAKOTERAPI
Tabel 1. rekomendasi Farmakologi untuk GB-1, Mania Akut ( CANMAT (The Canadian Network
for Mood and Anxiety Treatments) & ISBD 2013 (International Society for Bipolar Disorders) )
Pilihan Jenis Obat
Lini 1 Monoterapi : Litium, divalproat, divalproat ER,
olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR,
aripiprazol, ziprasidon, asenapin, paliperidon ER,
Terapi tambahan dengan litium atau divalproat :
risperidon, quetiapin, olanzapin, aripiprazol, asenapin.

Lini II Monoterapi : Karbamazepin, Karbamazepin ER, ECT,


haloperidol
Terapi kombinasi : litium + divalproat

Lini III Monoterapi : klorpromazin, klozapin, okskarbazepin,


tamoksifen, cariprazin.
Terapi kombinasi : litium atau divalproat +
karbamazepin, tambahan tamoksifen.

Tidak Direkomendasi Monoterapi : gabapentin, topiramat, lamotrigin,


verapamil.
Terapi kombinasi : risperidon + karbamazepin,
olanzapin + karbamazapein
Tabel 2. rekomendasi Farmakologi untuk GB-1, Depresi Akut ( CANMAT (The Canadian Network
for Mood and Anxiety Treatments) & ISBD 2013 (International Society for Bipolar Disorders) )
Pilihan Jenis Obat
Lini 1 Monoterapi : Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR
Terapi Kombinasi : litium atau divalproat + SSRI, olanzapin
+ SSRI, litium + divalproat, litium atau divalproat +
bupropion

Lini II Monoterapi : Divalproat, lurasidon


Terapi kombinasi : quetiapin + SSRI, tambahan modafinil,
litium atau davalproat + lamotrigin, litium atau divalproat +
lurasidon.
Lini III Monoterapi : karbamazepin, olanzapin, ECT.
Terapi kombinasi : litium + karbamazepin, litium +
pramipeksol, litium atau divalproat + venlafaksin, litium +
MAOI, litium atau divalproat atau APG-II + TCA, litium atau
divalproat atau karbamazepin + SSRI + lamotrigin, quetiapin
+ lamotrigin.

Tidak Direkomendasi Monoterapi : gabapentin atau aripiprazol atau ziprasidon.


Terapi kombinasi : tambahan ziprasidon, tambahan
leviterasetam.
Tabel 3. rekomendasi Farmakologi untuk GB-1, Rumatan ( CANMAT (The Canadian Network for
Mood and Anxiety Treatments) & ISBD 2013 (International Society for Bipolar Disorders) )
Pilihan Jenis Obat
Lini 1 Monoterapi : Litium, lamotrigin (efikasinya terhambat
dalam mencegah mania), divalproat, olazapin, quetiapin,
risperidon LAI, aripirazol.
Terapi Tambahan dengan litium atau divalproat :
quetiapin, risperidon LAI, aripiprazol, ziprasidon.
Lini II Monoterapi : Karbamazepin, papiperidon ER
Terapi kombinasi : litium + divalproat, litium +
karbamazapin, litium atau divalproat + olazapin, litium +
risperidon, litium + lamotrigin, olazapin + fluoksetin.
Lini III Monoterapi : asenapin.
Terapi kombinasi : fenitoin, klozapin, ECT, topiramat,
asam lemak omega 3, oksikarbazepin, gabapentin,
asenapin.
Tidak Direkomendasi Monoterapi : gabapentin, topiramat, atau antidepresan.
Terapi kombinasi : flupentiksol.
Tabel 4. rekomendasi Farmakologi untuk GB-II, Depresi akut ( CANMAT (The Canadian Network
for Mood and Anxiety Treatments) & ISBD 2013 (International Society for Bipolar Disorders) )
Pilihan Jenis Obat
Lini 1 Quentiapin, quentiapin XR.

Lini II Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat +


AD, litium + divalproat, APG-II + AD.

Lini III Monoterapi AD (terutama untuk yang jarang hipomania),


ganti dengan AD lainnya, quetiapin + lamotrigin,
menambah ECT, menambah NAC + menambah T3.

Tidak Direkomendasi Lihat teks pada antidepresan mengenai rekomendasi


antidepresan monoterapi.
Tabel 5. rekomendasi Farmakologi untuk GB-II, Rumatan ( CANMAT (The Canadian Network for
Mood and Anxiety Treatments) & ISBD 2013 (International Society for Bipolar Disorders) )
Pilihan Jenis Obat
Lini 1 Litium, lamotrigin, quetiapin.

Lini II Divalproat, litium atau divalproat atau APG-II + AD,


penambahan quetiapin, penambahan lamotrigin,
kombinasi dua obat ini: litium, divalproat atau APG-II.

Lini III Karbamazepin, okskarbamazepin, APG-II, ECT,


Fluoksetin.

Tidak Direkomendasi Gabapentin .


SUMBER

1. Meringkangas KR, Jin R, He JP et al. Prevalence and corelates of bipolar spectrum disorder in the
word mental health survey initiative. Arc Gen Psychiatry. 2011; 68: 241-251

2. Schaffer A, Cairney J, Cheung A, Veldhuizen S, Kurdyak P, Levitt A. Differences in prevalence


and treatment of bipolar disorder among immigrants: results from an epidemiologic survey. Can I
Psychiatry 2009; 54: 734-742.

3. American Psyhiatric Association Bipolar and Related disorder. Dalam: Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, DSM-5, 2013, hal. 123-154.

4. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Mood disorder. Dalam: Kaplan & sadock’s synopsis of psychiatry,
behavioral sciences/Clinical Psychiatry, Eleventh Edition, Wolters Kluwer. 2015; hal. 347-379
PROGNOSIS
 Quo ad vitam: Ad bonam
 Quo ad Fungsionam: Dubia ad bonam
 Bila pasien mengikuti pengobatan dengan baik dan terkontrol.

Anda mungkin juga menyukai