Anda di halaman 1dari 22

KOMPETENSI

GANGGUAN PANIK
MOH. WAHID AGUNG

PEMBIMBING KLINIK:
D R . D E W I S U R YA N I A N G J AYA . , S P. K J
GANGGUAN PANIK
• Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik yang
tidak diduga dan spontan.
• Terdiri atas periode rasa takut intens yang hati-hati dan bervariasi
dari sejumlah serangan sepanjang hari sampai hanya sedikit
serangan selama satu tahun
• Gangguan panik sering disertai dengan agorafobia, yaitu rasa
takut sendirian di tempat umum seperti pasar, atau terutama
tempat yang sulit keluar dengan cepat saat terjadi gangguan panik
ETIOLOGI
• FAKTOR BIOLOGIS

Gangguan panik berkaitan dengan abnormalitas biologis dalam


struktur dan fungsi otak. Diperoleh data bahwa pada otak pasien
dengan gangguan panik, beberapa neurotransmiter mengalami
gangguan fungsi, yaitu serotonin, GABA (Gama Amino Butyric
Acid), dan norepinefrin.
ETIOLOGI
• FAKTOR GENETIK

Gangguang panik dengan agorafobia merupakan bentuk parah


gangguan panik sehinggah lebih mungkin untuk di turunkan
dan peningkatan resiko empat hingga delapan kali untuk
gangguan panik pada keturunan pertama pasien gangguan
panik dibandingkan pasien pskiatrik lainnya.
ETIOLOGI
• FAKTOR PSIKOSOSIAL

Teori perilaku kognitif. Ansietas adalah respon yang di pelajari baik dari menirukan
perilaku orang tua maupun melalui proses pembelajaran klasik.

Teori psikoanalitik. Serangan panik sebagai serangan yang timbul dari pertahanan yang
tidak berhasil terhadap implus yang mencetus ansietas.
Perpisahan traumatik pada masa kanak dapat mempengaruhi sistem saraf anak sehingga
akan rentan terhadap ansietas di masa dewasa.
TANDA & GEJALA
• DSM-IV-TR menekankan bahwa setidaknya serangan pertama harus tidak
diduga untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan panik.

• Serangan sering di mulai dengan periode meningkatnya gejala dengan


cepat selama 10 menit.

• Gejala mental utama adalah rasa takut yang ekstrim dan rasa kematian
serta ajal yang mengancam di mana pasien menjadi bingung dan memiliki
masalah berkonsentrasi.
TANDA & GEJALA
• Tanda fisik mencakup takikardi, palpitasi, dispnea dan berkeringat. Serangan biasanya
bertahan 20-30 menit.

• Pemeriksaan status mental selama serangan panik dapat mengungkapkan adanya perenungan,
kesulitan berbicara, dan gangguan memori.

• Kekhawatiran somatik akan kematian akibat masalah jantung dan pernapasan menjadi fokus
utama pasien selama serangan panik.
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM IV GANGGUAN PANIK
 Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau ketidaknyamanan yang intens,
dengan tiba-tiba timbul 4 atau lebih gejala berikut dan mencapai puncaknya
dalam 10 menit :
1. Palpitasi, jantung berdebar kuat, atau denyut jantung meningkat.
2. Berkeringat.
3. Gemetar
4. Rasa nafas sesak atau tercekik
5. Rasa Tersedak
6. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
7. Mual atau gangguan perut
8. Perasaan pusing, tidak stabil, kepala rasa ringan, atau pingsang.
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM IV GANGGUAN PANIK

9. Derealisasi (perasaan tidak nyata) atau depersonalisasi (bukan


merasa diri sendiri).
10.Rasa takut kehilangan kendali atau menjadi gila
11.Rasa takut mati.
12.Parestesia (mati rasa atau sensasi geli)
13.Menggigil atau rona merah di wajah
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM IV GANGGUAN PANIK
DENGAN AGORAFOBIA
A. Mengalami (1) dan (2):
1) Serangan panik berulang yang tidak diduga
2) Sedikitnya satu serangan telah diikuti selama 1 bulan (atau lebih) oleh salah satu (atau lebih) hal
berikut:
a) Kekhawatiran menetap akan mengalami serangan tambahan
b) Khawatir akan akibat atau konsekuensi serangan (cth., hilang kendali, serangan jantung,
“menjadi gila”)
c) Perubahan perilaku bermakna terkait serangan
B. Adanya agorafobia
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM IV GANGGUAN PANIK
DENGAN AGORAFOBIA
C. Serangan akut tidak disebabkan efek fisiologis langsung zat (cth.,
penyalahgunaan obat, pengobatan) atau keadaan medis umum (cth.,
hipertiroidisme)
D. Serangan panik tidak disebabkan gangguan jiwa lain, seperti fobia sosial (cth.,
pajanan terhadap situasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik (cth., pajanan
terhadap situasi fobik tertentu), gangguan obsesif kompulsif (cth., pajanan
terhadap kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi),
gangguan stres pascatrauma (cth., respon terhadap rangsangan terkait stresor
berat), atau gangguan ansietas perpisahan (cth., respon terhadap jauh dari
rumah atau kerabat dekat).
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM IV GANGGUAN PANIK
DENGAN TANPA AGORAFOBIA
A. Mengalami (1) dan (2):
1) Serangan panik berulang yang tidak diduga
2) Sedikitnya satu serangan telah diikuti selama 1 bulan (atau lebih) oleh salah satu
(atau lebih) hal berikut:
a) Kekhawatiran menetap akan mengalami serangan tambahan
b) Khawatir akan akibat atau konsekuensi serangan (cth., hilang kendali,
serangan jantung, “menjadi gila”)
c) Perubahan perilaku bermakna terkait serangan
B. Tidak ada agorafobia
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM IV GANGGUAN PANIK
DENGAN TANPA AGORAFOBIA
C. Serangan panik tidak disebabkan efek fisiologis langsung zat (cth.,
penyalahgunaan obat, pengobatan) atau keadaan medis umum (cth.,
hipertiroidisme)
D. Serangan panik tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan jiwa lain, seperti
fobia sosial (cth., pajanan terhadap situasi sosial yang ditakuti), fobia spesifik
(cth., pajanan terhadap situasi fobik tertentu), gangguan obsesif kompulsif
(cth., pajanan terhadap kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang
kontaminasi), gangguan stres pascatrauma (cth., respon terhadap rangsangan
terkait stresor berat), atau gangguan ansietas perpisahan (cth., respon terhadap
jauh dari rumah atau kerabat dekat).
PENATALAKSANAAN
FARMAKOTERAPI

Selective Seratonin Reuptake Inhibitors (SSRI)


•Fluoksetin
•Paroksetin
•Setralin
•Fluvoksamin
Trisiklik
•Imipramin (tofranil, tofranil-PM)
•Desipramin (Norpramin)
•Clomipramine (Anafranil)
PENATALAKSANAAN
FARMAKOTERAPI
Monoamin Oxidase (MAO) Inhibitor

• Phenelzine (Nardil)
• Tranylcypromine (Parnate)

Benzodiazpine

• Lorazepam (Ativan)
• Clonazepam (Klonopin)
• Alprazolam (Xanax, Xanax XR)
• Diazepam (Valium, Diastat, Diazepam Intensol)
PENATALAKSANAAN
NONFARMAKOTERAPI

Terapi kognitif

• Instruksi mengenai keyakinan salah berpusat pada kecenderungan pasien untuk


salah mengartikan sensasi tubuh ringan sebagai tanda khas akan terjadinya
serangan panik, ajal atau kematian. Informasi mengenai serangan panik mencakup
penjelasan bahwa, ketika serangan panik terjadi, serangan ini terbatas waktu dan
tidak mengancam nyawa.
PENATALAKSANAAN
NONFARMAKOTERAPI

Aplikasi Relaksasi

• Memberikan pasien rasa kendali mengenai tingkat ansietas dan


relaksasi. Melalui penggunaan teknik standar relaksasi otot dan
membayangkan situasi yang membuat santai, pasien mempelajari
teknik yang dapat membantu mereka melewati sebuah serangan panik
PENATALAKSANAAN
NONFARMAKOTERAPI

Pelatihan pernapasan

• Karena hiperventilasi berhubungan dengan serangan panik mungkin


berkaitan dengan sejumlah gejala seperti pusing dan pingsan, satu
pendekatan langsung untuk mengendalikan serangan panik adalah
melatih pasien mengendalikan dorongan untuk melakukan
hiperventilasi.
PENATALAKSANAAN
NONFARMAKOTERAPI

Pajanan in vivo

• Pajanan in vivo merupakan terapi perilaku yang lazim untuk


gangguan panik. Teknik ini meliputi pemajanan pasien terhadap
stimulus yang ditakuti yang semakin lama semakin berat; dari waktu
ke waktu pasien menjadi mengalami desensitisasi terhadap
pengalaman tersebut. Dahulu fokusnya adalah pada stimulus
eksternal; baru-baru ini, teknik ini telah mencakup pajanan sensasi
internal yang ditakuti oleh pasien (cth., takipnea dan rasa takut
mengalami serangan panik)
DIAGNOSIS BANDING

Gangguan medis
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan psikiatri
Gangguan pura-pura (malingering), gangguan buatan, fobia sosial dan
spesifik, gangguan stress pasca traumatik, gangguan depresi, gangguan
obsesif kompulsif
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai