Anda di halaman 1dari 7

Tugas Mandiri

Diagnosis Holistik


Kelompok B11 :
Mochamad Zulfar Aufin 1102009174
Riani Putri 1102009243
Chiantia Ramadhani Endismoyo 1102008309
Primarini Kusuma D.A 1102009218
Suci Asnatasia Ramadhini 1102009276
Rachmat Zickrullah 1102008199
M.Fadly salahuddin 1102009182
Teguh Soni Reksa 1102009283
TB.Fahruroji Z 1102009280
Dosen :
Dr.Sugma Agung Purbowo, MARS


Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Jakarta

Pasien Immune Thrombocytopenia Purpura kronik dengan khawatir
berlebihan

Identitas Pasien
Nama : An.M
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Pria
Alamat : jl.wesel, jakarta utara
Berkas Pasien
Anamnesis
KU: Pasien datang dengan kondisi lemah.
RPS: sejak 2 hari yang lalu terkena demam,radang tenggorokan dan flu yang tak
kunjung hilang setelah diberikan obat simptomatik. Nafsu makan baik. Pasien
merupakan anak tunggal dan orang tua pasien sangat memperhatikan kesehatan
pasien, orang tua mengatakan bahwa pasien sering menderita penyakit serupa setelah
pasien melakukan aktifitas berat atau sedang dalam kondisi stress berat.
RPD: sejak umur 4 tahun pasien didiagnosa dokter spesialis penyakit dalam dan
hematologi menderita Imun trombositopenia purpura dan sering tekena infeksi, dan
sudah mendapatkan terapi standar itp sperti kortikosteroid dan imunoglobulin serta
Anti CD20
RPK: tidak ada penyakit serupa dalam keluarga pasien
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: CM, T 36,5
o
C, FN 80x/m, FP 20x/m.
Status gizi: BB= 80 kg, TB=183 cm
Mata: Kelopak tidak cekung, Konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterik
Ekstremitas: akral dingin
KGB: pembesaran kelenjar (-)
Pembesaran hepar tidak terlihat



Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin :14 gr/dl
Eritrosit : 4,56 juta/L
Lekosit : 4.400/L
Hitung Jenis Lekosit :
Basofil : 0 %
Eosinofil : 1%
Batang : 2 %
Segmen : 51 %
Limfosit : 44 %
Monosit : 2 %
LED (westergreen) : 32mm/jam
Trombosit : 19.000/L
Hematokrit 42,3%
Ana test : Negatif
Berkas Keluarga
Karakteristik keluarga
Identitas kepala keluarga: Tn. D, umur 50 th.
Identitas pasangan: Ny. L, umur 48 th.
Bentuk keluarga: keluarga inti.
Nama Kedudukan
di keluarga
Gender Umur Pendidikan
terakhir
pekerjaan
Tn.D Ayah pasien L 35thn SMA Wiraswasta
Ny.L Ibu pasien P 32thn SMA IRT
An.M Pasien L 19tahun Mahasiswa Mahasiswa

Status sosial dan kesejahteraan hidup
Pasien tinggal di rumah di wilayah yang asri dan bersih.
Pasien mempunyai alokasi dana untuk kesehatan
Dan hidup berkecukupan
Dan hidup bersama keluarga besar
Denah rumah

Perilaku kesehatan keluarga
bila anak sakit, orang tua langsung membawa anak tersebut ke dokter.
Bila anak sakit berat biasanya langsung dibawa ke rumah sakit untuk perawatan inap
setelah berobat ke dokter.
Dalam rumah tersebut tersedia berbagai macam obat simptomatik.
Pola dukungan dalam keluarga
Orang tua pasien sangat peduli dengan kesehatan anaknya dan sangat ingin sang
anak sembuh dalam penyakit kronisnya.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga: Extentend Family.
2. Siklus keluarga: tahap III
3. Family map:

C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga

D. Diagnositik Holistik
Aspek personal : (Alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran )
Pasien datang dengan keluhan radang dan flu yang tidak kunjung hilang dan
merasakan lemas pada dirinya.ini sudah sering terjadi ,sehingga bila terlihat akan
sakit, sang ibu akan langsung membawa pasien ke dokter agar tidak makin buruk,
mengingat pasien menderita penyakit autoimun.
Pasien merasa khawatir dan stress karena sudah bertahun tahun penyakit tidak
kunjung sembuh
Kegiatan sehari hari pasien hanya kuliah dan melakukan aktifitas ringan
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok
Aspek klinis
Pasien dengan keluhan demam dan flu akibat sistem imun yang rendah dan kondisi
fisik yang lemah pada ITP kronik
Aspek risiko internal
Kondisi psikologis pasien yang lemah karena penyakitnya tak kunjung sembuh
Dan pasien yang berpikir dia berbeda dari teman teman sebaya nya karena dia tidak
bisa melakukan aktifitas berat.

Aspek risiko eksternal
Ibu pasien yang terlalu khawatir akan kondisi pasien
Aspek fungsional
Skala 3, gejala sudah semakin berat dan pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari
hari seperti biasanya, tetapi masih daapat merawat diri secara mandiri
Rencana Penatalaksanaan
Dilakukan pada saat berobat dan home visit.
Pasien:
Memberikan obat antibiotik dan simptomatik untuk perawatan kuratif demam dan
infeksinya
Memberikan obat kortikosteroid secara sistemik dan memberikan pilihan terapi
terbaru untuk ITP sesuai EBM yaitu pemberian romiplostim
Memberikan multivitamin sesuai kebutuhan tubuh agar sistem imun baik dan tidak
mudah terkena infeksi.
Memberikan konseling kepada pasien bahwa jangan melakukan aktifitas berat demi
keadaan tubuhnya dan kualitas hidupnya, masih dapat melakukaan aktifitas lain yang
menyenangkan lainnya.
Dan memberikan harapan bahwa semua penyakit ada obatnya mungkin hanya tinggal
waktunya saja yang belum tepat dan agar lebih bersabar dan menerima kondisinya
sehingga tidak perlu stress.
Keluarga:
Konseling untuk ibu bahwa agar tidak terlalu khawatir kepada sang anak karena, anak
akan mengetahui kadar aktifitasnya dan penyakitnya masih dalam tingkat aman
mengingat kondisi fisik anak yang baik.
Menganjurkan ibu untuk terus aktif memberikan penyuluhan kepada anak agar tidak
jatuh dalam kondisi depresi akibat penyakitnya tak kunjung sembuh.
Untuk mengikuti komunitas komunitas penderita ITP agar mengetahui bagaimana
peran dan tindak lanjut yang terbaru dan dapat merasakan bahwa sang ibu tidak
memikul beban sendiri.
Jika memungkinkan untuk melakukan terapi terbaru walalupun relatif mahal.
Komunitas:
Memberi semangat untuk tetap sembuh pada sang anak dan mengerti kondisi dari si pasien.
Prognosis
Ad vitam: bonam.
Ad functionam: bonam.
Ad sanactionam: dubia ad bonam.






Follow up
Setelah dilakukan penegakkan diagnosis pada wktu berobat dan mempunyai riwayat ITP,
setelah penyakit simptomatik sembuh, maka dilakukan kunjungan rumah untuk konseling
psikologis pasien dan orang tua dalam menghadapi penyakit kronis yang diderita sang anak
Agar setiap bulan atau 2 bulan sekali melakukan cek darah lengkap guna menskrining hasil
pengobatan dan agar dapat melihat jumlah trombosit secara ketat sehingga tidak terjadi
keterlambatan penanganan bila terjadi perdarahan

Anda mungkin juga menyukai