Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu penyakit

tidak menular (non communicable disease = NCD) seperti penyakit jantung,

stroke dan yang lainnya. Berdasarkan data WHO 2006, penyakit yang disebabkan

oleh hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian paling tinggi di dunia.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian sporadic di 15 Kabupaten/Kota di

Indonesia yang dilakukan oleh Felly PS dkk (2011-2012) dari Badan Litbangkes

Kemkes, memberikan fenomena 17,7% kematian disebabkan oleh stroke dan

10% kematian disebabkan oleh Ischaemic Heart Disease (penyakit jantung

koroner).1

Prevalensi hipertensi berdasarkan Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas

2013, DIY Yogyakarta berada di posisi ketiga dengan prevalensi sebesar 12,8%

seperti pada daerah Kota Yogyakarta. Berdasarkan Profil Kesehatan Tahun 2015

Kota Yogyakarta dengan data berasal dari seksi pengendalian penyakit Dinas

Kesehatan Kota Yogyakarta terdapat wilayah/kecamatan dengan penderita

hipertensi paling banyak ada di Kota Yogyakarta, yaitu Gondokusuman.

Kecamatan Gondokusuman khususnya yang berada di bawah wilayah kerja

Puskesmas Gondokusuman 1 persentase penderita hipertensi berada di posisi

paling tinggi, yaitu 37,51%.

Tingkat kesadaran akan kesehatan di Indonesia masih rendah dimana


jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang

tidak minum obat dengan patuh kemungkinan lebih besar. Perubahan tersebut

disebabkan meningkatnya ilmu kesehatan dan pengobatan serta pengaruh sosial

ekonomi di masyarakat yang berdampak pada budaya dan gaya hidup di

masyarakat.

Konseling gizi merupakan salah satu upaya meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan individu atau keluarga tentang gizi. Konseling adalah suatu

bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu

dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang permasalahan yang

sedang dihadapi. Setelah melakukan konseling diharapkan individu dan keluarga

mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizinya termasuk

perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan

hidup sehat

Selama menyampaikan suatu materi atau informasi perlu digunakan suatu

media agar apa yang ingin disampaikan bisa dipahami dan dimengerti oleh

seseorang dengan lebih mudah. Media merupakan jembatan penghubung dalam

menyampaikan suatu informasi kepada orang lain. Salah satu media yang bisa

digunakan untuk menyampaikan informasi tersebut adalah buklet. Buklet sendiri

merupakan buku kecil dengan struktur isi buklet menyerupai buku (pendahuluan,

isi, penutup), hanya saja cara penyajian jauh lebih singkat daripada sebuah buku.

Selama ini tidak banyak pasien hipertensi yang menjalankan diet dengan

baik apabila pasien merasa tubuhnya masih sehat. Hal ini didukung pula oleh

kebiasaan makan sehari-hari selama ada di rumah yang juga dipengaruhi oleh

anggota keluarga lainnya. Apabila keluarga kurang mendukung jalannya diet

hipertensi yaitu dengan masih menyediakan makanan yang digoreng atau


bersantan di rumah, maka pola makan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh

pasien hipertensi tidak akan berjalan dengan baik. Diet bisa berjalan dengan baik

apabila pasien mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari

keluarga yang selalu berinteraksi setiap harinya dengan pasien.

Perubahan kebiasaan makan dan gaya hidup tidak bisa dimulai dari dalam

diri sendiri saja, perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk dari keluarga

pasien. Apabila seseorang mendapat dukungan dari orang terdekat, maka akan

muncul motivasi dari dalam diri sendiri untuk melakukan suatu perubahan. Baik

perubahan menuju ke arah yang lebih baik maupun yang sebaliknya. Keluarga

sendiri merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berinteraksi satu

sama lainnya. Melalui keluarga segala sesuatu yang terjadi bisa disampaikan

dengan baik, sehingga tidak ada suatu informasi apapun yang tertutupi.

Hal yang bisa dilakukan untuk membantu pasien dan keluarganya mengatasi

masalah hipertensi adalah dengan melakukan pendampingan keluarga dimana

keluarga akan diberikan informasi dan motivasi mengenai apa saja yang harus

dilakukan untuk mengatasi masalah hipertensi pada salah satu anggota

keluarganya melalui konseling gizi. Melalui pemberian informasi dan motivasi

tersebut diharapkan anggota keluarga terdekat bisa dan mampu secara mandiri

turut bertarsipasi dalam jalannya pengobatan anggota keluarganya yang

menderita hipertensi agar keberhasilan pengobatan bisa meningkat. Agar

informasi dan motivasi tersebut bisa sampai dengan baik pada pasien dan

keluarganya, perlu digunakan suatu media seperti buklet. Melalui buklet, keluarga

pasien hipertensi bisa belajar secara mandiri cukup melalui membaca buklet

tersebut. Struktur yang mirip dengan buku, hanya saja materi yang disampaikan

lebih singkat membuat buklet menjadi media yang tepat untuk belajar anggota
keluarga secara mandiri. Apabila menggunakan leaflet, tidak semua anggota

keluarga bisa langsung memahami isi leaflet tersebut dikarenakan penyajiannya

yang lebih singkat. Tetapi apabila menggunakan buklet, diharapkan bisa

menyampaikan materi yang lebih banyak tanpa membuat anggota keluarga yang

mempelajirnya secara mandiri menjadi bingung.

Oleh sebab itulah pada penelitian ini, peneliti menghasilkan produk

berupa pemberian buklet hipertensi disertai dengan pendampingan keluarga

dengan tujuan pembuatan produk tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana

pemberian buklet hipertensi dengan pendampingan keluarga bisa mempengaruhi

asupan makan serta tekanan darah pasien hipertensi.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan pemberian buklet hipertensi dan pendampingan

keluarga pada perubahan asupan makan dan tekanan darah pasien hipertensi di

Puskesmas Gondokusuman 1?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan pemberian buklet hipertensi dan

pendampingan keluarga terhadap perubahan asupan makan dan tekanan

darah pasien hipertensi di Puskesmas Gondokusuman 1

2. Tujuan Khusus:

a. Diketahuinya persentase asupan makan sebelum dan sesudah pasien

mendapatkan perlakuan yaitu buklet hipertensi dan buklet hipertensi

dengan pendampingan keluarga

b. Diketahuinya tekanan darah sebelum dan sesudah pasien mendapatkan


perlakuan yaitu buklet hipertensi dan buklet hipertensi dengan

pendampingan keluarga

c. Diketahuinya perbedaan asupan makan sebelum dan sesudah pasien

mendapatkan perlakuan yaitu buklet hipertensi buklet hipertensi dengan

pendampingan keluarga

d. Diketahuinya perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pasien

mendapatkan perlakuan yaitu buklet hipertensi buklet hipertensi dengan

pendampingan keluarga

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah gizi klinik yaitu promosi kesehatan

dalam bentuk konseling gizi

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

perbedaan pemberian buklet hipertensi dan pendampingan keluarga pada

asupan makan dan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas

Gondokusuman 1

2. Manfaat Praktis

a. Institusi yaitu Puskesmas Gondokusuman 1

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pemberdayaan anggota keluarga dalam menjalankan diet yang

dianjurkan agar asupan makan bisa sesuai dengan kebutuhan bagi

anggota keluarga yang menderita hipertensi

b. Penderita hipertensi
Memberikan penjelasan mengenai manfaat dari ketepatan asupan

makan sehari dan pemberdayaan keluarga untuk membantu menurunkan

tekanan darah penderita hipertensi melalui penatalaksanaan non

farmakologi.

BAB 2

Tinjauan Pustaka
BAB 3

ANALISA

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn.R DENGAN HIPERTENSI DI RUANG KENANGA RSUD
Dr.SOEWONDO KENDAL

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : Tn.R
Umur : 67 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Agama/Suku : Islam/ Jawa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Rejosari
Dx. Medik : Katarak/Gangguan persepsi
sensorik :penglihatan dengan Hipertensi

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.s
Alamat : Rejosari
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Pusing
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Dirumah pasien mengeluh pusing,mata kabur
kemudian pasien datang ke RSUD Kendal tgl.30/0/2022 dengan keluhan
mata buram kepala pusing dan tekanan darah 160/80 mmHg kemudian
pasien harus menjalani perawatan di RS.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : DM,Hipertensi,dan mata buram berkaca.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
A. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif : E3 M6 V5
2. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
MAP : 110 mmHg
3. Suhu : 36,3℃
4. Pernapasan : 22 x/menit
Irama : Reguler
Jenis : Dada
5. Nadi : 82 x/menit
B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas :-
2. BB : 65 kg
3. Tinggi Badan : 168 cm
4. IMT : 23,2 kg/m2
C. PEMERIKSAAN FISIK ( head to toe )
1. Kepala : Bulat,bersih tidak ada lesi dan rambut hitam
2. Mata : Konjungtiva mata buram ,berkabut ,sklera putih ,kornea semu
putih
3. Hidung : bersih,cuping hidung bersih
4. Telinga : Bersih, daun telinga tampak simetris, tidak terlihat serumen,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
5. Mulut : Tidak ada stomatitis,rongga mulut bersih,gigi bersih,gusi
bersih,mukosa bibir lembab
6. Wajah : Tidak ada luka, tidak ada oedema.
7. Leher : Nadi karotis teraba, tidak ada luka, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan
8. Dada :
1) Paru-paru
Inspeksi : Simetris,perkembangan paru simetris,irama reguler
Palpasi : Besar perkembangan diafragma seimbang ,getaran saat
vocal fremitus seimbang
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler ,bersih,tidak terdapat tahanan
2) Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris,pengembangan dada simetris,
tidak ada luka
Palpasi : Icus cordis dan vena jugularis teraba reguler
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : Irama regular terdengar bunyi jantung 1-2 lup-dup
9. Abdomen
Inspeksi : Bentuk permukaan simetris, tidak ada luka
Auskultasi : Bising usus terdengar 5-35x/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kuadran 3,4,2,1
10. Ekstermitas
Atas : Edema tidak ada ,capillary refill <3 detik ,turgor berkerut
kurang kenyal ,luka tidak ada
Bawah : Lengkap, tidak ada luka 4444 4444
4444 4444

II. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
Sehat adalah keadaan tidak sakit dan dapat beraktivitas normal.pasien tidak
memiliki alergi .pasien tidak merokok ,tidak makan makanan yang asin ,tidak
minum es ,tidak makan yang berlemak dan selalu menjaga pola hidupnya.

B. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


Dirumah :Aktivitas baik,pasien dapat bermobilisasi dengan baik ,pasien
tidak mengalami sesak nafas .

Dirumah sakit :Aktivitas baik,pasien dapat bermobilisasi dengan baik,hanya


saja harus membawa selang infus kemana saja beliau pergi .pasien tidak
mengalami sesak nafas hanya saja penglihatan buram dan berkabut.

C. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Dirumah :Pasien tidak mengalami kesulitan tidur

Dirumah sakit :pasien dapat tidur dengan nyeyak lebih dari 6 jam

D. POLA NUTRISI METABOLIK


Dirumah :pasien tidak mengonsumsi makanan asin sejak terdiagnosa 2
tahun hipertensi

Dirumah sakit :Diet pasien nasi

E. POLA PERSEPSI KOGNITIF


Dirumah : pasien merasakan mata berkabut dan kepala pusing

Dirumah sakit : pasien mengeluh mata berkabut dan buram ,badan lemas dan
kepala pusing

IV.DATA PENUNJANG
a.Pemeriksaan laboratorium tanggal 30 mei 2022
Nama Test Hasil Satuan Rujukan Metode
HEMATOLOGI
Darah Rutin :
Hemoglobin 14,9 gr/Dl 13,2-17 Cyanmet
Lekosit 9,09 10^3/uL 3,8-10,6 Elek impedance
Trombosit 293 10^3/uL 150-440 Elek impedance
Hematrokit 41,8 % 40-52 kalkulasi
Waktu Protombit 12,34 Detik 11-15 -
(PT)
APTT 27,90 Detik 25-35 -
Glukosa sewaktu 214 mg/dL 70-140 GHOD-PAP
Antigen SARS- Negatif Negatif -
CoV-2
HBsAg Non Non reaktif Immunochomatograpy
reaktif

B.TERAPI OBAT
No. Nama Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi
1. Infus RL 20 tpm IVFD Memenuhi kebutuhan cairan
2. Cefixime 1 x 200 oral Mengobati infeksi bakteri (antibiotic)
3. Nadiclofenac 2x 50
4. P.pred 6 dd 24 tt Untuk mengatasi peradangan pada
mata
5. Metformin 2 x 500 mg oral Menurunkan kadar gula darah DM
tipe 2
6. Dexsametason Injeksi IV Untuk menekan peradangan
7. Ketorolac 3 x 30 Injeksi IV Meredakan peradangan dan nyeri
8. Galvus 50 mg oral Untuk mengendalikan kadar gula
darah
9. Galvus (ekstra) 50 mg oral Untuk mengendalikan kadar gula
darah
10. Metformin 50 mg oral Untuk menurunkan kadar gula darah
DM tipe 2

V.ANALISA DATA

NO HARI, DATA ETIOLOGI MASALAH TTD,


. TGL NAMA
1. 31/05/22 DS :-Pasien merasakan Hipertensi Resiko perfusi Ajeng
kepala pusing serebral d.d Aisyah
DO : TTV hipertensi Anggun
TD : 150/90 mmHg Sukma
N : 84 x/menit Tabita
2. 01/06/22 DS :-Pasien mengatakan Gangguan Gangguan Ajeng
mata buram dan berkabut penglihatan persepsi Aisyah
DS :-Pasien sadar sensorik Anggun
-KU baik Sukma
-pasien kooperatif Tabita

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX
D.001 Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d lanjut usia d.d hipertensi
7
D.008 Gangguan persepsi sensorik b.d gangguan penglihatan d.d katarak
5

VII. INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
D.0017 Resiko perfusi Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama :
serebral tidak efektif keperawatan selama 4x24 jam I.09325
b.d lanjut usia d.d diharapkan : Manajemen peningkatan
hipertensi. Luaran utama : tekanan intrakranial
L.02014 Perfusi serebral Tindakan
Kriteria hasil : Observasi :
1.Tingkat kesadaran menurun 1.Identifikasi penyebab
(1) menjadi menigkat (5) peningkatan TIK
2.Tekanan kranial menurun (1) (mis.gangguan
menjadi meningkat (5) metabolisme,edema serebral)
3.Sakit kepala menurun (1) 2.Monitor tanda/gejala
menjadi meningkat (5) peningkatan TIK (mis.tekanan
4.Tekanan darah distol darah meningkat,tekanan nadi
memburuk (1) menjadi membaik melebar)
(5) 3.Monitor MAP (Mean Arterial
Pressure)
Terapeutik
1.Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
2.Berikan posisi semi fowler
3.Pertahankan suhu tubuh
normal

Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian sedasi
dan anti konvulsan ,jika perlu
D.0085 Gangguan Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama :
persepsi sensorik b.d keperawatan selama 4x24 jam I.08241
gangguan penglihatan diharapkan : Minimalisasi rangsangan
d.d katarak Luaran utama : Tindakan :
Pcersepsi sensori Observasi
Kriteria hasil : -Periksa status sensori ,dan
- Verbalisasi melihat bayangan tingkat kenyamanan
menurun (1) menjadi meningkat (mis.nyeri,kelelahan)
( 5)
Terapeutik
-Diskusikan tingkat toleransi
terhadap beban sensori
(mis.bising,terlalu terang)
-Batasi stimulus lingkungan
(mis.cahaya,,aktivitas)
-Jadwalkan aktivitas harian dan
waktu istirahat

Edukasi
-Ajarkan cara meminimalkan
stimulus(mis.mengatur
pencahayaan
ruangan,membatasi
pengunjung)

Kolaborasi
-kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
VIII. IMPLEMENTASI
Tanggal DK Jam Implemetasi Respon pasien TTD
31/05/22 1 08.00 -Mengidentifikasi penyebab DS :-Pasien mengatakan
tekanan darah mengeluh pusing
DO :-Pasien tampak lemas
09.30 -Memonitor tekanan darah DS :-pasien mengeluh
nyeri kepala
DO :-TTV
TD :150/90 mmHg
N :84 x/menit
RR : 27 x/menit
S :36,2 C
10.00 -Memposisikan pasien semi
fowler DS :-Pasien mengatakan
nyaman
DO :-pasien diposisikan
13.00 -Memberikan lingkungan yang semi fowler
tenang
DS :-keluarga pasien akan
membatasi pengunjung
14.00 DO :-Pasien tampak tidur
-Memonitor keadaan umum
pasien
DS :-pasien mengatakan
sedikit pusing
DO :-KU
baik,composmetis

01/06/22 1 08.00 -Monitor tekanan darah DS :-pasien mengatakan


masih nyeri tengkuk
DO : TTV
TD :160/80 mmHg
N :84 x/menit
RR :27 x/menit
S : 36,2 C
10.00 -Memeriksa keadaan umum
pasien DS :-Pasien mengatakan
pandangan kabut dan
berkaca
DO :-KU
11.00 -Membantu mobilisasi pasien baik ,composmetis

DS :-
DO :-pasien pindah ke
2 bed ,pasien tampak
13.00 -Melakukan pemeriksaan status
nyaman
sensori
DS :-pasien mengatakan
mata kanan buram
berkabut ,punya Riwayat
DM kurang lebih 4 tahun
meminum obat rutin
DO :-Infus terpasang
NaCL

02/06/22 08.00 -Monitor keadaan umum pasien DS :-pasien mengatakan


mata buram berkabut
DO :-KU
baik,composmetis
09.30 -Menganjurkan pasien untuk
DS :-pasien mengatakan
puasa persiapan operasi
paham
DO :-pasien koperatif
10.00 -Mengirim pasien keruang IBS
DS :-
DO :-pasien sadar ,KU
baik
11.00 -Menjemput pasien dari ruang
IBS DS :-
DO :-Pasien tampak
13.00 -Mengajarkan Teknik relaksasi tertidur efek bius

DS :-pasien mengatakan
dapat mengontrol nyeri
bekas luka operasi
DO :-pasien tampak
nyaman
03/06/22 08.00 - Periksa status sensori ,dan tingkat DS :-pasien mengatakan
kenyamanan mata sebelah kanan sudah
tidak buram,masih sedikit
luka bekas operasi
DO :-pasien tampak
sudah nyaman
09.30 - Diskusikan tingkat toleransi
terhadap beban sensori cahaya DS :-pasien mengatakan
paham untuk mengontrol
cahaya masuk
DO :-pasien tampak
10.00 - Jadwalkan aktivitas harian dan paham
waktu istirahat DS :-pasien mengatakan
sudah bisa melihat dengan
baik
DO :-pasien dapat
11.30 mengikuti arahan
- Ajarkan cara meminimalkan
stimulus
DS :-pasien mengatakan
bisa meminimalkan
pencahyaan
13.00 DO :-pasien tampak
-Monitor keadaan umum pasien paham

DS:-Pasien mengatakan
mata kanan sudah tidak
kabur dan berkaca,sudah
tidak pusing
DO :-KU
baik,composmetis

IX. EVALUASI KEPERAWATAN


Tanggal DK Catatan perkembangan (Evaluasi) TTD
31/05/2022 S :pasien mengatakan kepala pusing
O :TTV
TD :150/90 mmHg
Riwayat DM + ht
A :Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d hipertensi
P : lanjutkan intervensi
-mengidentifikasi penyebab tekanan darah
-memonitor teknan darah
-memposisikan pasien semi fowler
-memberikan lingkungan yang tenang
-memonitor keadaan umum pasien
01/06/2022 S :pasien mengatakan pusing berkurang
O : pasien tampak nyaman
TD :130/90 mmHg
A :Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d hipertensi
P :intervensi dihentikan

02/06/2022 S :pasien mengatakan mata kanan buram


O :KU sedang ,tampak lemas
A :gangguan persepsi sensori :penglihatan
P :lanjutkan intervensi
-monitor keadaan umum pasien
-menganjurkan pasien untuk puasa persiapan operasi
-mengirim pasien ke ruang IBS
-menjemput pasien dari ruang IBS
-mengajarkan teknik relaksasj
03/06/2022 S :pasien mengatakan tidak nyaman dengan balutan
O :pasien tampak mata balutan bekas operasi
TD :120/80 mmHg
N :80 x/menit
S :36 c
A :gangguan persepsi sensori :penglihatan
P : lanjutkan intervensi
-periksa status sensori dan tingkat kenyamanan
-diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori cahaya
-jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
-ajarkan cara meminimalkan stimulus
-monitor keadaan umum pasien

BAB 4

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai