1 Tn. J KK L 60 SD wiraswasta Y -
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor
keturunan. Padahal setiap orang dapat mengidap diabetes mellitus, baik tua
maupun muda. Diabetes mellitus adalah kondisi yang kronis, dimana tubuh
ini berasosiasi dengan komplikasi yang terjadi dalam jangka waktu yang
juta orang (DetikNews, 15 April 2007). Hal ini berdasarkan laporan dari
WHO, dimana pada jumlah diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2000
adalah 8,4 juta orang setelah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta) dan Amerika
Serikat (17,7 juta). Diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat pada tahun
2030, India (79,4 juta), Cina (42,3 juta), Amerika Serikat (30,3 juta) dan
(Riskesdas) tahun 2007, dari 24417 responden berusia >15 tahun, 10,2%
setelah puasa selama 14 jam dan diberi glukosa oral 75 gram). Sebanyak
2
1,5% mengalami diabetes mellitus yang terdiagnosis dan 4,2% mengalami
diabetes melitus yang tidak terdiagnosis. Baik DM maupun TGT lebih banyak
ditemukan pada wanita dibandingkan pria, dan lebih sering pada golongan
dengan tingkat pendidikan dan status sosial rendah. Daerah dengan angka
penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat dan Maluku Utara yaitu
tahun yaitu 13,5%. Beberapa hal yang dihubungkan dengan risiko terkena
menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula
hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita
3
Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka
ancaman serius. Penyakit ini membunuh 3,8 juta orang per tahun dan dalam
B. TUJUAN
melakukan berbagai tahapan dan prosedur kegiatan kunjungan rumah (home visit)
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Ruang Lingkup kegiatan pada
kunjungan rumah adalah untuk lebih mengenal kehidupan pasien serta lingkungan
hidupnya (fisik, sosial dan biologis) bila perlu melakukan pertolongan kedokteran
4
D. MACAM KUNJUNGAN RUMAH
menjadi 3, yaitu :
pertolongan.
E. MANFAAT
5
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB I
STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
gejala dan tatalaksana penyakit DM tersebut. Oleh karena itu penting kiranya bagi
B. IDENTITAS PENDERITA
Umur : 57 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
blok JJ/8 RT 04 RW 06
6
Suku : Jawa
C. ANAMNESIS
mengeluh sering kencing mulai 7 tahun yang lalu, terutama malam hari
penderita bisa 3x-4x ke kamar kecil dan disertai banyak minum. Awal
mula penderita merasa nafsu makan meningkat, lambat laun nafsu makan
5. Riwayat Kebiasaan
tahun dari tahun 1990 - 1995 seperti teh manis dapat habis 1 botol
7
- Riwayat merokok :-
Suami beserta anak penderita yang terakhir yang masih sekolah dikelas 3
hasil menjahit. Untuk keperluan sehari hari pas-pasan, cukup untuk makan
7. Riwayat Gizi.
Makan sehari 3x-4x, Sering minum teh manis sehari 3 gelas besar. Saat ini
jika obat habis dan penderita belum kontrol, penderita mengubah pola
hanya minum air putih, serta membeli obat sendiri di apotik. Penderita
sebelum sakit memiliki berat tubuh 65 kg dan tinggi badan 155 cm dengan
indeks massa tubuh sebesar 24,97 ( kelebihan berat badan resiko obesitas).
8. Riwayat Pengobatan
8
- Berobat tidak rutin, berobat ke puskesmas bila terasa badan lemah.
500mg 3x1.
D. ANAMNESIS SISTEM
2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,
kabur (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), batuk darah (-)
10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun
11. Genitourinaria : BAK 3-4 kali pada malam hari warna dan jumlah biasa
13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri kaki (-), kesemutan pada kaki (-)
9
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan
cukup.
Tanda Vital
Pernafasan : 21 x/menit
Suhu : 36,1 oC
BB : 60 kg
TB : 155 cm
IMT = BB = 60 = 24,97
(TB)2 (1,55) 2
Kepala : Bentuk bulat simetris, tidak ada luka, rambut tidak mudah
3. Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
10
4. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-)
5. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)
6. Telinga
Sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal
7. Tenggorokan
8. Leher
9. Thoraks
- Pulmo:
P : sonor/sonor
- Abdomen
11
P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P : timpani
11. Ektremitas: palmar eritema(-/-) hiperemi pada jari (-), krepitasi (+)
+ + - -
- - - -
Fungsi motorik :
K 5 5 T N N RF 2 2 RP : - -
5 5 N N 2 2 - -
Afek : normal
12
Psikomotor : normoaktif
arus : koheren
Insight : baik
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. RESUME
tahun yang lalu, sering kencing mulai 7 tahun yang lalu, terutama malam hari
penderita bisa 3x-4x ke kamar kecil dan disertai banyak minum. Awal mula 7
tahun yang lalu nafsu makan meningkat, lambat laun nafsu makan penderita
biasa, berat badan yang menurun dari 65 kg menjadi 60 kg selama 7 tahun ini.
Penderita pertama kali berobat ke puskesmas pada tahun 2008 dan diberi obat
metformin dan glibenclamide, pasien tidak rutin kontrol pasien lebih sering
mentis, status gizi kesan normal. Tanda vital T:130/80 mmHg, N: 83x/menit,
RR: 21 x/menit, S: 36,10C, BB: 60 kg, TB:155 cm, status gizi overweight.
13
H. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1) Diagnosis Biologis
2) Diagnosis Psikologis
I. PENATALAKSANAAN
persyaratannya yaitu :
= 55 kg – 5,5 kg
= 49,5 kg
= ( 60 kg : 49,5 ) x 100 %
14
= 121,2 %
= 321 kalori
- Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita 1606 kalori + 321
kalori = 1927 terdiri dari karbohidrat 68%, protein 12% dan lemak
Pagi : 150g Nasi putih 262 kalori, 100g cah kacang panjang 72
Siang : 200g Nasi putih 350 kalori, 120g tumis daun singkong
151 kalori, 25g sambal goreng tempe 58 kalori, 50g ikan lele
15
Malam : 150g Nasi putih 262 kalori, 100g tumis kacang
2. Olah raga
sekitar.
bincang atau bermain dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
lutut dalam waktu lama, tidak terlalu lama diam, menggunakan tongkat
Medikamentosa
16
b. Non-sulphonylureas
dibagi menjadi:
a. Thiazolidinediones
b. Non-TZDa
c. Metaglidasen
d. Biguanides : metformin
J. FOLLOW UP
S : Badan terasa lemas dan cepat capek (+), kencing malam hari 3x ke kamar
kecil (+), banyak minum (+), nafsu makan penderita biasa, tangan susah
diangkat (+), BAB (+) biasa, periksa ke posyandu lansia GDA : 253 dan
pasien membeli obat sendiri yaitu glibenclamide diminum malam hari dan
N : 83 x/menit S : 36,1 0C
17
Extremitas atas/ bawah : akral dingin -, odem -
P : Terapi non medika mentosa selain itu juga dilakukan patient centered
pada keluarga dan edukasi penderita yaitu Untuk mengurangi nyeri pada
lengan yaitu hindari aktifitas berat, olahraga teratur dan lakukan aktivitas
Pagi : 150g Nasi putih 262 kalori, 50g sayur bening 18 kalori, 25g tahu
56 kalori, 70g ayam panggang 144 kalori, dan 100g jus tomat 20
kalori dengan jumlah 511 kalori ( selingan pagi 160g buah apel 92
Siang : 200g Nasi putih 350 kalori, 100g tumis sayur asam 88 kalori,
25g sambal goreng tempe 58 kalori, 80g kakap goreng tepung 119
kalori, 100g pepaya 46 kalori dengan jumlah 661 kalori ( selingan sore
Malam : 150g Nasi putih 262 kalori, 100g sop jagung 113 kalori, 25g
tahu 56 kalori, 100g ikan baronang goreng 87 kalori, 100g jus tomat 20
18
S : badan terasa lemas (+) kencing malam hari 4x ke kamar kecil (+), banyak
minum (+), nafsu makan penderita biasa, , BAB (+), minum obat teratur, obat
tersisa 1x minum untuk malam hari. Kesemutan pada kedua kaki (-).
N : 76 x/menit S : 36,3 0C
atau layanan kesehatan terdekat selain itu juga dilakukan patient centered
Pagi : 150g Nasi putih 262 kalori, 50g sop bayam 78 kalori, 30g tahu
selingan pagi 160g buah apel 92 kalori, 50g klepon 57 kalori dengan
19
Siang : 200g Nasi putih 350 kalori, 100g tumis sayur asam 88 kalori,
25g sambal goreng tempe 58 kalori, 50g kakap goreng tepung 123
kalori, 100g pepaya 46 kalori dengan jumlah 665 kalori ( selingan sore
Malam : 150g Nasi putih 262 kalori, 100g sop jagung 113 kalori, 25g
tahu 56 kalori, 100g ikan tengiri goreng 85 kalori, 100g jus tomat 20
S : sering kencing malam hari 4x ke kamar kecil (+), banyak minum (+),
nafsu makan penderita biasa, BAB (+) biasa, minum obat teratur (+) kontrol
hanya disuruh minum dan makan manis. GDA = 55 mg/dl. Sampai saat ini
belum kontrol penderita hanya membeli obat di apotik dekat rumah penderita.
N : 72x/menit S : 36,5 0C
20
P : Terapi medikamentosa berupa Glibenclamide 0-0-1, metformin 500mg
3x1, non medika mentosa selain itu juga dilakukan patient centered
lansia dan posbindu yang diadakan agar dapat berkonsultasi dengan tenaga
yang ada, dan edukasi penderita yaitu kurangi makan manis dan olah raga
Pagi : 150g Nasi putih 262 kalori, 50g sayur bening 18 kalori, 25g tahu
56 kalori, 70g ayam panggang 144 kalori, dan 100g jus tomat 20
kalori dengan jumlah 511 kalori ( selingan pagi 160g buah apel 92
Siang : 200g Nasi putih 350 kalori, 100g tumis sayur asam 88 kalori,
25g sambal goreng tempe 58 kalori, 80g kakap goreng tepung 119
kalori, 100g pepaya 46 kalori dengan jumlah 661 kalori ( selingan sore
Malam : 150g Nasi putih 262 kalori, 100g sop jagung 113 kalori, 25g
tahu 56 kalori, 100g ikan baronang goreng 87 kalori, 100g jus tomat 20
FLOW SHEET
Nama : Ny. M
21
NO T Tensi BB TB Status GDP KET
G mm Gizi
L Hg Kg Cm
+ metformin
+ metformin
dilakukan + metformin
+ metformin
22
BAB II
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis.
2. Fungsi Psikologis.
3. Fungsi Sosial
juga tidak suka bergaul dengan masyarakat setempat, lebih suka di rumah
untuk menjahit.
23
minum,atau iuran membayar listrik. Untuk kebutuhan air dengan
menggunakan pompa air. Serta untuk memasak memakai kompor gas. Makan
sehari-hari dengan nasi, lauk pauk lebih sering tahu, tempe, kadang daging,
buah dan frekuensi makan 2-3 kali kadang bisa lebih. Jika ada anggota
keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas atau rumah sakit dan
B. APGAR SCORE
ADAPTATION
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, penderita selalu pertama kali
kadang tidak merespon. Pada saat kambuh penyakitnya selalu mengganggu aktivitas
PARTNERSHIP
Ny.M mengerti bahwa ia adalah bagian penting keluarga. Selain itu Suami dan
GROWTH
24
Ny.M sadar bahwa ia harus bersabar dan taat dalam menghadapi penyakitnya
AFFECTION
Ny.M merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan Suami dan anak
cukup meskipun akhir-akhir ini ia sering menderita sakit tetapi perhatian yang
RESOLVE
Ny.M merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan dari
25
APGAR Ny.M Terhadap Keluarga Sering/ Kadang- Jarang/tidak
selalu kadang
perhatian dll
Anak kurang
selalu kadang
26
G Saya puas dengan cara keluarga saya
perhatian dll
dirumah.
Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Ny.M adalah 13,
sehingga rata-rata APGAR dari keluarga Ny.M adalah 6,5. Hal ini
C. SCREEM
keterbatasan.
27
dilihat dari komunikasi sehari-hari dalam
menolong.
pengalaman spiritual yang baik dapat dilihat dari Pasien dan anggota
28
Keterangan :
kedua tamatan S1, anak ketiga tamatan SMA, anak keempat masih
penyakit DM.
Alamat lengkap : Pondok Tanggulangin Asri blok JJ/8 RT.04 RW 06, Desa
kalitengah Tanggulangin
Tn.J NY.M
Sdr. S
29
Sumber : Data Primer, 30 Mei 2015
Keterangan :
Ny. M : Penderita
Tn. J Ny. M
Sdr. S
baik.
Hubungan antara Tn. J dengan istri, anak ke 4 dekat, namun dengan anak 1,2,3
hubungan keluarga ini kurang dekat diantara ketiga anak keluarga ini tidak peduli
bahkan sangat jarang mengunjungi rumah orangtuanya. Dalam keluarga ini terjadi
30
31
F. Pertanyaan Sirkuler
1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh Suami?
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
5. Selanjutnya siapa ?
Jawab :
Jawab :
Anak 1,2,dan ke 3
32
7. Siapa yang selalu tidak setuju dengan penderita?
Jawab :
Tidak ada.
Jawab :
Tidak ada
33
BAB III
KESEHATAN
adalah keadaan bebas dari sakit, yaitu keadaan yang menghalangi aktivitas
mereka sakit, hal itu akan mengganggu pekerjaan dan menjadi beban di
bukan dari guna-guna, sihir, atau supranatural/ takhayul. Mereka tidak terlalu
Walaupun perabot rumah tidak tertata dengan rapi namun keluarga ini
menyapu rumah dan halaman paling tidak sehari dua kali, pagi dan sore.
sehingga apabila ingin MCK ( mandi, cuci, kakus) sudah tersedia dirumah.
Untuk melakukan cuci dan kakus kadang digunakan air dari sumur, namun
untuk mandi serta memasak air digunakan sumber air dari PDAM.
34
2. Faktor Non Perilaku
di belakang rumah. Fasilitas kesehatan yang dikunjungi oleh keluarga ini jika
Gambaran Lingkungan
memiliki pagar pembatas. Terdiri dari ruang tamu yang digunakan untuk
menerima tamu. 2 kamar tidur,1 kamar utuk menjahit 1 kamar makan dan
dapur dan 1 kamar mandi yang juga sebagai jamban keluarga. Terdiri
dari 1 pintu keluar, yaitu pintu depan. Jendela ada 2 buah, yaitu di ruang
rumah sebagian besar terbuat dari semen dan sudah di keramik. Ventilasi
dan penerangan rumah cukup. Atap rumah tersusun dari genteng dan
Dipan. Dinding rumah terbuat dari batubata dan sudah dicat. Perabotan
35
keluarga ini menggunakan PDAM. Secara keseluruhan kebersihan rumah
Denah Rumah :
Keterangan :
Pintu :
Jendela/ventilasi :
Pagar :
Sumur :
36
BAB IV
DAFTAR MASALAH
1. Masalah aktif :
2. Faktor resiko :
a. Usia
b. Makanan
1. Makanan 2. Perekonomian
yang tidak Ny.M keluarga yang
terjaga 57 th cukup
DM
3. Pengetahuan
keluarga masih kurang
37
BAB V
PATIENT MANAGEMENT
1. Dukungan Psikologis
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada
yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi
2. Penentraman Hati
psikologis antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang
38
Faktor yang paling penting untuk kesembuhannya adalah ketekunan
dan merugikan bisa dihilangkan. Hal ini bisa dilakukan melalui konseling
setiap kali penderita kontrol dan melalui kunjungan rumah baik oleh dokter
diberi penjelasan tentang pentingnya menjaga diet yang benar dalam rangka
mencapai berat badan ideal, pentingnya olah raga yang teratur dan
sebagainya.
39
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
Selain itu juga ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai
dianjurkan dan hal-hal yang perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.
5. Pengobatan
cukup dan kebersihan lingkungan rumah dan luar rumah yang bersih
pola makan dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara diet
makanan bergizi sesuai anjuran dokter dan olah raga yang teratur serta
diluruskan.
40
B. PREVENSI BEBAS DM UNTUK KELUARGA LAINNYA (SUAMI
DAN ANAK )
dengan prevensi bebas DM untuk penderita, namun dalam hal ini diutamakan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya dengan cara sebagai berikut :
4. Olahraga teratur.
41
5. Diadakan posyandu lansia yaitu pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakan
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
kader.
42
BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELLITUS
A. LATAR BELAKANG
diabetes mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada
urutan ke-4 terbesar di dunia. Diabetes mellitus merupakan salah satu contoh
B. DEFINISI
sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya
“disfungsi” sel beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer, atau
keduanya( pada DM- Tipe 2) atau kurang nya insulin absolut (pada DM-Tipe
1).
C. KLASIFIKASI
(ADA).
43
Klasifikasi Etiologi DM (ADA 2006):
absolut):
Autoimun
Idiopatik
d. Endokrinopati
f. Infeksi
DM
D. EPIDEMIOLOGI
diabetes mellitus-nya terbanyak setelah India, China, Uni Soviet, Jepang, dan
44
mencapai 5 juta dengan peningkatan sebanyak 230.000 penderita diabetes per
penderita. Kenaikan ini antara lain karena usia harapan hidup semakin
(Soegondo,1999).
E. ETIOLOGI
insulin) dan kemudian disusul dengan sel Beta pancreas (defek pada fase
1. Sekresi insulin oleh pancreas mungkin cukup atau kurang, namn terdapat
diabsorbsi masuk darah tetapi jumlah insulin yang efektif belum memasai.
3. Jumlah reseptor cukup, tetapi ualitas reseptor jelek, sehingga kerja insulin
tidak efektif
intraseluloer terganggu.
F. GEJALA
badan naik (Fase Kompensasi). Apa bila gejala ini tidak segera diobati maka
disebut gejala klasik DM, yaitu poliuria, polidipsi, dan berat badan menurun.
45
Ketiga gejala klasik tersebut diatas disebut piila “TRIAS SINDROM
Ketoasidosis Diabetik.
1. Penjamu / Host
menyerang manusia dan hewan. Pada manusia, tingkat kejadian akan lebih
tinggi pada individu yang mempunyai riwayat keturunan, dan individu yang
2. Agent
bukan penyakit menular yang disebabkan oleh satu agent yang pasti. Yang
kurangnya aktivitas fisik atau tidak berolah raga, hal ini membuat kadar gula
46
Gangguan pankreas maupun resistiensi insulin
bisa saja karena adanya virus yang mempengaruhi dan merusak sel – sel beta
pada pankreas yang berfungsi untuk menghaslikan insulin. Virus yang diduga
akan diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Resistensi insulin dapat
terjadi dimana konsentrasi insulin dalam tubuh yang sangat tinggi namun
karena kelainan insulin, dan biasanya keadaan ini bukan sifat bawaan dari
orang tua melainkan lebih sering terjadi akibat obesitas dan bisa juga karena
pengaruh dari obat – obatan yang memicu penurunan sistem kerja insulin.
Obat yang diduga dapat memicu diabetes mellitus Pentamidin dan Vacor atau
Lingkungan
berasal dari kondisi sosial ekonomi yang baik. Hal ini kemungkinan dikaitkan
yang tinggi juga ditunjukkan oleh penderita wanita dari pada pria, dan
komplikasi lebih sering terjadi pada penderita usia dewasa dari pada anak –
anak. Faktor kebudayaan juga dapat memicu timbulnya diabetes seperti pada
47
budaya timur yang cenderung banyak mengonsumsi makanan berkarbohidrat
H. PENEMUAN PENDERITA DM
dengan catatan kegiatan active case finding lebih mel ibatkan peran serta
I. DIAGNOSIS
- Anamnesa
- Laboratorium
Darah :
48
antara 100 dan 126 mg/dl disebut Gula Darah Puasa
J. PENGOBATAN
medik, kegiatan jasmani dan penurunan berat badan bila didapat berat badan
obat.
1. Terapi Primer
1. Diit
49
Adanya serat (sayur, buah dan kacangan) memperlambat absorbsi
glukosa, sehingga dapat ikut berperan mengatur gula darah dan memperlambat
kenaikan gula darah, makanan yang cepat dirombak dan juga cepat diserap dapat
meningkatkan kadar gula darah, sedangkan makanan yang lambat dirombak dan
2. Latihan fisik
glikogen baru dan mencegah komplikasi lebih lanjut, olah raga meliputi empat
prinsip jenis olah raga dinamis yaitu memenuhi frekuensi, intensitas, time
Frekuensi : jumlah olah raga perminggu sebaiknya dilakukan teratur 3-5 kali
Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60-70% MHR ( Maximun Heart Rate )
3. Terapi Sekunder
1) Sulphonylureas
2) Non-sulphonylureas
50
Insulin Sensitizer, yaitu OHO yang memperbaiki sensitivitas insulin,
dibagi menjadi:
1) Thiazolidinediones
2) Non-TZDa
3) Metaglidasen
4) Biguanides
K. PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
yang berisi informasi yang jelas dan benar tentang diabetes melitus
Pemeriksaan dini dan proteksi dini, dengan memeriksa kadar gula darah
posbindu.
51
2. Pencegahan Sekunder
meliputi:
Sering melakukan kontrol gula darah, atau kontrol kolesterol yang dapat
penyakit jantung.
Tetap melakukan aktivitas fisik berupa olah raga dan istirahat yang
cukup.
3. Pencegahan Tersier
berkelanjutan
52
Terapi insulin
53
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis :
overweight
2. Segi Psikologis :
3. Segi Sosial :
4. Segi fisik :
B. SARAN
posbindu.
54
b. Promotif : edukasi penderita dan keluarga mengenai Diabetes
yang menangani.
2. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat
dilakukan langkah-langkah :
dibersihkan.
langkah :
55
DAFTAR PUSTAKA
Simadibrata K.,
4. Altman 1991 Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. edisi IV. Jakarta:
http://mki.idionline.org/index.php?uPage=mki.mki_dl&smod=mki&sp=pu
http://www.dkk-
bpp.com/index.php?option=com_content&task=view&id=214
56
9. Drake R.L., Vogl W., Mitchell A.D. 2005. Gray’s anatomy for student.
http://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Alstonia_scholaris_%28Saptaparni%29_in_Hyderabad,_AP_W_IMG
http://www.isfinational.or.id/pt-isfi-penerbitan/126/476-fitokimia-
14. Guyton A.C., Hall J.E. 2007. Buku ajar fisiologi kedokteran. edisi 11.
15. Gustaviani, R., 2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Buku
19. Felson, 2006. Penyakit pada lansia. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
57
Lampiran foto
Teras rumah
58