PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi pada masyarakat terutama di kota-
kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya prevalensi penyakit
degeneratif, juga sebagai penyebab kematian. Salah satu yang harus diwaspadai
adalah diabetes mellitus.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada Ny. E, sebagai penderita,
anggota keluarga dan anggota masyarakat dengan memperhatikan faktor-
faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya keluarga maupun masyarakat
sekitar.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi penyakit pasien.
b. Mengidentifikasi metode penanganan/manajemen pasien.
c. Mengidentifikasi fungsi faktor keluarga dan fungsi faktor lingkungannya.
d. Menganalisis dan membahas (memecahkan masalah/faktor risiko) yang
dihadapi pasien (diilustrasikan dengan diagram Blum).
e. Menyimpulkan masalah pasien, keluarga dan lingkungannya serta
memberi saran terhadap pasien, keluarga dan lingkungannya.
D. Manfaat
A. Identitas Penderita
Nama : Ny. E
Umur : 46 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Dusun Kedungbulus, Desa Watesprojo Kab. Mojokerto
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 05 Mei 2020
B. Anamnesis
1. Keluhan utama : Badan lemas
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke puskesmas Kedungsari dengan keluhan badan lemas dan
tidak dapat beraktivitas seperti biasa sejak kurang lebih 5 hari yang lalu.
Tiga tahun yang lalu, pasien mengaku banyak makan dan minum namun
tidak disertai dengan peningkatan berat badan yang sesuai dan tidak ada
penurunan berat badan. Buang air kecil sering terutama pada malam hari ± 5
kali. Buang air besar tidak ada keluhan. Terkadang pasien juga merasakan
kesemutan pada kedua kakinya yang dirasakan hilang timbul. Pasien
mengaku jarang berolahraga dan hanya beraktivitas biasa dirumah. Sejak
kurang lebih 3 tahun yang lalu pasien berobat ke Puskesmas Kedungsari dan
dinyatakan kencing manis dengan gula darah tertinggi 300g/dl. Oleh karena
itu, sebulan sekali pasien kontrol untuk pemeriksaan gula darah.
3. Riwayat penyakit dahulu:
a. Riwayat Hipertensi : Tidak ada
b. Riwayat Asma : Tidak ada
c. Riwayat Alergi Obat : Ada tapi pasien lupa nama obatnya
i. Kadiovaskuler :
Akral : Hangat
j. Gastrointestinal :
Nafsu makan : baik
Mulut :
l. Neuropsikiatri :
Neurologik : tidak ada kejang
Psikiatrik : tidak ada cemas dan stress
m. Muskuloskeletal dan integument :
Kemampuan pergerakan sendi : bebas tidak terbatas
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit : lembab tidak kering dan tidak ada eksoriasis
Turgor : baik
1. Keadaan umum
Kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup.
2. Tanda vital dan status gizi
Tanda Vital
Nadi : 90 x/menit, regular, sis cukup, simetris
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,60C
Tensi : 120/80 mmHg
Status gizi ( Kurva NCHS ) :
BB : 49 kg
TB : 163 cm
BB/(TB)2 = 49/(1.63)2 = 18,5
BMI < 18,5 = Kurang
BMI 18,5 – 23,9 = Normal
BMI 25 – 26,9 = Gemuk (gizi lebih)
BMI ≥27 = Obesitas
Status Gizi Normal
3. Kulit
Warna :Sawo matang tidak ikterik dan sianosis
Kepala :Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut,
tidak ditemukan atrofi m. temporalis, makula, papula, nodula, kelainan
mimik wajah/bells palsy
4. Mata
Conjunctiva tidak ada anemis, tidak ditemukan sklera ikterik, pupil isokor
(3mm/3mm)Normal , reflek kornea kanan dan kiri baik, wama kelopak
(coklat kekitaman), tidak ada katarak dan tidak ditemukan
radang/conjunctivitis/uveitis
5. Hidung
Nafas cuping hidung tidak ada, sekret tidak ada, epistaksls tidak ada,
deformitas hidung tidak ada, hiperpigmentasi tidak ada, sadle nose tidak ada
7. Telinga
Nyeri tekan pada mastoid tidak ditemukan, secret tidak ada, pendengaran
berkurang, cuping telinga dalam batas normal
8. Tenggorokan
Tonsil tidak mengalami pembesaran, pharing hiperemis tidak ada
9. Leher
Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, pembesaran kelenjar
limfe tidak ada, lesi pada kulit tidak ada
10. Thoraks
Simetris, tidak ditemukan retraksi intercostal dan retraksi subkostal
Cor :
I : ictus cordis tak tampak
P: ictus cordis tak kuat angkat
P: batas kiri atas : SIC U 1 cm lateral LPSS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
A: BJ I-II intensitas normal, regular, tidak ada bising
Pulmo : Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler normal
suara tambahan RBK tidak ada, whezing tidak tidak didengar
Dinamis (depan dan belakang)
11. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi tidak ada
Fungsi motorik
E. Resume
Dari hasil anamnesis didapatkan :
Seorang pasien wanita 46th dengan keluhan badan lemas dan tidak dapat
beraktivitas seperti biasa sejak kurang lebih 5 hari yang lalu. Buang air kecil
sering terutama pada malam hari ± 5 kali.. Terkadang pasien juga
merasakan kesemutan pada kedua kakinya yang dirasakan hilang timbul.
Pasien mengaku jarang berolahraga dan hanya beraktivitas biasa dirumah.
Sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu pasien berobat ke Puskesmas
Kedungsari dan dinyatakan kencing manis dengan gula darah tertinggi
300g/dl. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit
ringan, compos mentis. Tanda vital T:120/80 mmhg, N: 90 x/menit, RR: 20
x/menit, S:36,6°C, BB: 49 kg, TB: 163 cm, status gizi normal.
1. Diagnosis Biofisik : Diabetes Melitus Tipe 2
2. Diagnosis Psikologis : Afek emosi dalam batas normal
F. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan penderita adalah:
1. Non medika mentosa
a. Jika terdapat keluhan, segera periksa kembali ke puskesmas/RS agar
segera mendapatkan penanganan.
b. Edukasi kepada pasien tentang kepatuhan minum obat.
c. Edukasi kepada pasien tentang terapi nutrisi/diet pada diabetes.
d. Olahraga secara teratur yang disesuaikan dengan kondisi tubuh.
e. Edukasi tentang penyulit/komplikasi diabetes melitus
2. Medikamentosa
Pendekatan terapeutik
- Glibenclamide 5mg 1x sehari pagi hari sebelum makan.
PENGELOLAAN PASIEN
(PATIENT MANAGEMENT)
Medikamentosa
Pendekatan terapeutik
Pemberian Glibenclamide 5mg 1x sehari pagi hari sebelum makan.
Non medikamentosa
1. Rencana promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan kepada
keluarga
a. Memberikan motivasi kepada keluarga untuk memperbaiki pola makan
dan kurangi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula
b. Memberikan motivasi kepada pasien untuk keteraturan meminum obat
c. Memberikan motivasi kepada pasien untuk rajin berolahraga
2. Baik dokter maupun keluarga harus memberikan motivasi sehingga mental
pasien menjadi lebih kuat dalam menghadapi penyakitnya
3. Rencana edukasi penyakit kepada pasien dan keluarga
a. Menjelaskan dan memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit
diabetes mellitus dan komplikasinya.
b. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa untuk mencegah
penyakit ini dengan pola hidup sehat seperti rutin minum obat, rajin
berolahraga, kurangi makan dan minum yang mengandung banyak gula
c. Harus minum obat dengan benar.
A. Faktor Keluarga
1. Struktur keluarga
Keluarga Ny. E termasuk keluarga patriakal dimana yang dominan dan
memegang kekuasaan dalam keluarga adalah suami Ny. E.
2. Bentuk keluarga
Bentuk Keluarga : Nuclear family
Alamat lengkap : Dusun Kedungbulus, Desa Watesprojo Kecamatan
Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
Genogram Keluarga Ny. E (Lihat Gambar IV.2)
Ny. E (46) adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Kedua orang tuanya sudah
meninggal dunia. Hidup dengan suami yang dikaruniai dua orang anak, satu
anak laki-laki yang telah menikah dan satu perempuan. Dalam satu rumah
tinggal 3 orang anggota keluarga yaitu suami dan 1 orang anak perempuan.
Istri (pasien)
Keterangan :
: Hubungan baik
(1) Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh keluarganya ?
Jawab :
Keluarga pasien langsung mengantarkan pasien berobat ke tenaga
kesehatan terdekat (bidan desa) atau ke puskesmas.
(2) Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
Jawab:
Ikut mendukung dan membantu apa yang telah diputuskan. Bila perlu
ikut ke Puskesmas menemani dan menjaga pasien.
Kesimpulan:
Keluarga pasien selalu mendukung hal-hal yang positif dan tidak setuju
apabila ada hal-hal negatif dan mengganggu kesehatan keluarganya.
Hubungan antara Ny. E dan keluarganya baik dan dekat.
Dari informasi Ny. E diperoleh keterangan bahwa ada anggota keluarga atau
famili terdekat (Ibu pasien) yang menderita Diabetes Melitus (Lihat Gambar
IV.2) .
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
Gambar IV.2: Genogram Keluarga Ny. E (46) (Sumber: Keterangan Ny. E., 2020)
Contoh:
Tabel IV.1: APGAR tentang Adaptation (Pernyataan Anggota
Keluarga thd Keadaan dan Perilaku Ny. E.)
No. Pernyataan anggota keluarga thd keadaan dan perilaku Ya Ka- Tdk
Ny. E. dang2
1. Ikhlas menerima atas beban akibat Ny E sakit DM √
2 Memotivasi Ny E dalam hal mengurangi konsumsi √
karbohidrat.
3 Memotivasi Ny. E dalam hal mengatur frekuensi makan. √
4 Memotivasi Ny. E dalam beraktivitas fisik. √
5 Mengingatkan Ny. E. untuk rutin minum obat √
6 Memotivasi Ny. E bila waktunya kontrol ke yankes. √
7 Bersedia mengantar Ny. E untuk kontrol ke yankes √
8 Menerima bila Ny. E mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Tidak menerima keluhan bila Ny.E bosan minum obat. √
10 Tidak menerima keluhan saat Ny. E malas beraktivitas √
fisik
Skor total 14 3
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =17 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan Ny. E.
(Nilai Adaptation = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)
Contoh:
Tabel IV.3: APGAR tentang Growth (Pernyataan Kedewasaan/
kesabaran Anggota Keluarga terhadap Perilaku Ny. E).
No. Pernyataan kedewasaan/kesabaran anggota keluarga Ya Ka- Tdk
terhadap perilaku Ny. E. dang2
1. Tidak terganggu atas beban akibat Ny E sakit DM √
2 Memahami saat Ny E tidak mampu mengurangi √
konsumsi karbohidrat.
3 Memahami saat Ny. E tidak bisa mengatur frekuensi √
makan.
4 Memahami saat Ny. E tidak rajin beraktivitas fisik. √
5 Memahami saat Ny. E. tidak rutin minum obat √
6 Memahami saat Ny. E malas kontrol ke yankes. √
7 Memahami saat Ny. E tidak kontrol ke yankes √
8 Memahami saat Ny. E mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Memahami saat Ny. E bosan minum obat. √
10 Memahami saat Ny. E menolak anjuran beraktivitas fisik √
Skor total 4 6 0
(4) Affection (hubungan kasih sayang) yaitu tingkat hubungan kasih sayang dalam
berinteraksi antara anggota keluarga dalam menghadapi perilaku Ny. E.
Contoh:
Tabel IV.4: APGAR tentang Affection (Pernyataan Kasih Sayang
Anggota Keluarga terhadap Perilaku Ny. E).
No. Pernyataan kasih sayang anggota keluarga terhadap perilaku Ny. Ya Ka- Tdk
E. dang2
1. Sering menghibur atas keluhan akibat Ny E sakit DM √
2 Sering menasihati bila Ny E tidak mampu mengurangi konsumsi √
karbohidrat.
3 Sering menasihati bila Ny. E tidak bisa mengatur frekuensi √
makan.
4 Sering mengingatkan dan mendorong bila Ny. E tidak rajin √
beraktivitas fisik.
5 Sering mengingatkan bila Ny. E. tidak rutin minum obat √
6 Sering mengingatkan bila Ny. E malas kontrol ke yankes. √
7 Sering mengingatkan Ny. E bila sudah waktunya kontrol ke √
yankes
8 Sering menasihati bila Ny. E mengeluh karena makanan dibatasi √
9 Sering mengingatkan bila Ny.E bosan minum obat. √
10 Sering memotivasi dan mendorong saat Ny. E malas beraktivitas √
fisik
Skor total 16 2 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (kasih sayang) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang kasih sayang) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sayang) (<60%)
Skor total = 18 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap kasih dan sayang
menghadapi perilaku Ny. E. (berilah nilai affection = 2 pada Tabel IV.6)
Tabel IV.6: Temuan dan Nilai Fungsi Keluarga Ny. E menurut Metode
APGAR.
Skor
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Bagaimana dukungan dari
keluarga apabila ada salah
seorang anggota keluarga
mengalami masalah,
terutama untuk masalah Anggota keluarga
Adaptation √
kesehatan. Adakah saling menerima keluhan Ny. E.
keterbukaan di dalam
keluarga tersebut
(Notoatmodjo, 2003).
Total dari nilai APGAR keluarga Ny. E adalah 8. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis keluarga Ny. E dalam keadaan baik dan tidak perlu
intervensi. Namun ada beberapa catatan yang terkait dengan perilaku Pasien
Ny. E sebagai berikut:
(2) APGAR tentang growth anggota keluarga kurang sabar terhadap sikap
Ny. E. yang tidak mau mengerti cara mencegah penyakitnya agar tidak
mengalami komplikasi yang secara rinci adalah:
(a) Pola makan yang tidak baik
(b)Aktivitas fisik yang sangat kurang
(c) Tidak teratur minum obat (kadang lupa untuk meminum obat)
(d)Sering terlambat dalam pemeriksaan kesehatan (kontrol kesehatan).
Hasil Analisis
Pasien dan keluarga yang tinggal di Desa Watesprojo Kecamatan Kemlagi
Kab. Mojokerto merasakan mendapat tekanan dalam menghadapi fungsi
patologi sosial terutama yang menyangkut masalah edukasi. Tingkat
pendidikan yang rendah dari Suami dan Ny. E sendiri menyebabkan rasa
rendah diri dalam pergaulan. Namun didukung oleh intensitas pergaulan
sosial yang menjadi budaya masyarakat setempat maupun dalam
menjalankan ibadah secara berjemaah keterbatasan-keterbatasan tersebut
tidak begitu dirasakan tertutama dalam mengatasi masalah penyakit yang di
derita Ny. E.
D. Faktor Lingkungan
Keterangan :
G
A : Ruang tamu
F
B : Kamar tidur
D
E C : Tempat shalat
C
D : Dapur
E : Gudang
B
F : Kamar mandi
B
G : WC
1. Aspek pelayanan
Tentang aspek pelayanan kesehatan, Ny. E masih menemui beberapa
kendala diantaranya adalah:
a. Kurangnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien
b. Kunjungan rumah belum optimal
c. Kurangnya komunikasi petugas kesehatan dan pasien
d. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan
A. Temuan Masalah
B. Analisis
Faktor Lingkungan
Tingkat pendidikan
masyarakat yang rendah
Kurangnya pengetahuan
keluarga dan masyarakat
tentang penyakit Diabetes
Mellitus dan komplikasinya
Dukungan dari keluarga dan
masyarakat yang masih belum
optimal untuk menjaga pola
hidup sehat
Gambar V.1: Diagram Faktor Risiko Penyakit Diabetes Melitus dari Ny. E.
(Modifikasi Diagram Blum).
1. Faktor lingkungan
2. Faktor perilaku
a. Faktor perlaku dilatar belakangi oleh faktor pendidikan pasien yang
kurang. Pendidikan Ny. E dan keluarga rata-rata hanya hingga sekolah
menengah atas, hal ini menyebabkan kurangnya informasi terkait dengan
ilmu kesehatan yang didapatkan oleh pasien dan keluarga.
b. Pengetahuan yang rendah tentang penyakit DM dan komplikasinya
ditunjukan dengan perilaku pasien yang tidak teratur minum obat
(kadang lupa untuk meminum obat) dan gaya hidup yang tidak sehat
seperti tidak rajin berolah raga. Hal demikian akan membawa pasien
kepada risiko terjadinya komplikasi terhadap penyakitnya.
c. Motivasi diri untuk sehat yang kurang. Motivasi terhadap kepentingan
kesehatan apalagi apabila mengetahui risiko yang sangat membahayakan
jiwanya apabila terjadi komplikasi yang rendah.
d. Pola hidup yang tidak sehat seperti kurangnya berolah raga, tidak
mengatur pola makan dengan baik menyebabkan penyakitnya tidak
terkendali dengan baik sehingga lebih berisiko terjadinya komplikasi.
4. Faktor Genetik
a. Pola makan
2. Mengendalikan penyakit DM
2) Terapi insulin
b. Mengubah sikap
Tingkah laku tentang pola makan yang tidak sehat, tidak rutin
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan ketidak patuhan minum
obat merupakan gambaran betapa masih rendahnya tingkat pengetahuan
dan pemahaman mengenai penyakit DM yang diderita. Bahwa kebiasaan
tersebut tidak pernah akan membawa penyakitnya kearah lebih baik sama
sekali belum disadari. Sekali lagi faktor pendampingan keluarga untuk
terus-menerus rutin memeriksakan diri ke Puskesmas, minum obat teratur
dan beraktivitas fisik secara cukup harus diupayakan menjadi perilaku
yang mutlak dilakukan secara berkesinambungan.
A. KESIMPULAN
Secara prinsip kesimpulan adalah menjawab tujuan khusus, agar terjadi suatu
laporan yang unity/utuh, coherence/adanya keterpautan, dan emphasis/
penekanan pada kasus.
b. Ada faktor keturunan dari penyakit Diabetes Melitus yang diderita oleh
Ny. E. yaitu ibu dari Ny. E juga menderita penyakit yang sama.
d. Secara umum kondisi fisik tempat tinggal keluarga pasien sudah cukup
memenuhi syarat sanitasi sepenuhnya. Lingkungan sosial ekonomi
keluarga Ny. E termasuk lingkungan klas menengah.
B. Saran-saran
Ada beberapa langkah dalam membantu memecahkan masalah keluarga Ny. E
diantaranya:
1. Mengatur pola hidup untuk mencegah DM dan komplikasi DM, yang
menyangkut pola makan, aktivitas fisik dan rutin berolah raga.
2. Mengendalikan penyakit DM untuk pasien dengan meminum obat atau
terapi lain secara teratur dan rutin untuk memeriksakan penyakitnya di
Puskesmas.
3. Edukasi pasien dan keluarganya
Perubahan sikap dan perilaku pasien sangat membutuhkan pendampingan
agar pasien mampu mandiri dalam mengatasi masalah penyakitnya serta
mampu menghindari terjadinya komplikasi.
4. Edukasi masyarakat sekitar tempat tinggal pasien
Pentingnya mencegah DM sebelum menimpa pada diri mereka dengan
mengubah perilaku dan gaya hidup sehat dengan pola makan dan
berkegiatan fisik atau olah raga secara cukup yang menjadi kebutuhan hidup
mereka.
Boedisantoso, R.A., Soegondo, S., Suyono, S., Waspadji, S., Yulia, Tambunan
dan Gultom. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
FKUI.