Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA


DIAGNOSIS KELUARGA DAN KOMUNITAS
PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Pembimbing :
Dr. Attariq Wahab, MPH

Oleh :
Inez Hanindra Halim (2013730055)

UPT. PUSKESMAS PONDOK BETUNG – TANGGERANG SELATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
2019

0
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar
kita Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan IKAKOM 2 kami sebagai Dokter
Muda diharapkan agar bisa memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik
kedokteran setelah menyelesaikan masa pendidikan di kepaniteraan.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
sendiri dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa
setiap pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan
pekerjaan diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa
dampak penyakit dimasa mendatang.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu di fakultas kedokteran Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

Tanggerang Selatan, Januari 2019

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi perubahan pola
penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit degeneratif) seperti
penyakit jantung, DM, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak terjadi
di masyarakat. Penyakit-penyakit diatas digolongkan kedalam penyakit tidak menular
yang frekuensi kejadiannya mulai meningkat seiring dengan perkembangan teknologi,
perubahan pola makan, gaya hidup serta kemajuan ekonomi bangsa.
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit
kronik yang serius di Indonesia saat ini. Prevalensi penyakit diabetes meningkat
karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah kalori yang dimakan,
kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah populasi manusia usia lanjut.
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, Diabetes Mellitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Dokter keluarga adalah cabang kedokteran komunitas yang memberi perhatian
khusus terhadap kesehatan keluarga sebagai sebuah unit. Kedokteran Keluarga
merupakan ilmu yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang
personal, primer, komprehensif dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam
hubungannya dengan keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Kedokteran Keluarga
menekankan keluarga sebagai unit sosial yang memberikan dukungan kepada
individu. Masalah kesehatan pasien sering disebabkan oleh masalah pada keluarga
dan masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah kesehatan keluarga.

1.2 Tujuan Kunjungan Kedokteran Keluarga


1.2.1 Tujuan Umum :
Diketahuinya status kesehatan, gambaran karakteristik lingkungan dan
kebiasaan sebuah keluarga dan mencari hubungan dengan terjadinya penyakit
dalam keluarga tersebut, serta mencari faktor resiko dan penanganannya.

2
1.2.2 Tujuan Khusus :
a) Diketahuinya gambaran besaran pengaruh lingkungan sekitar, lingkungan
rumah, dan perilaku keluarga, dengan hubungan terjadinya Diabetes
Mellitus.
b) Diketahuinya gambaran faktor faktor resiko apa saja yang bisa
menyebabkan tercetusnya Diabetes Mellitus.
c) Mendapatkan penilaian dari universitas sebagai tugas akhir stase
IKAKOM II dalam rangka menjalankan kepaniteraan stase IKAKOM II

1.3 Manfaat Kunjungan kedokteran keluarga


1.3.1 Mengetahui status pasien yang dipilih sebagai subjek analisa, dan mengetahui
kondisi kesehatan terakhir pasien.
1.3.2 Dapat melatih dan mempelajari lebih jauh tentang diagnosis komunitas dan
kedokteran kerluarga.
1.3.3 Dapat dijadikan sebagai rujukan subjektif untuk penelitian, diagnosis
komunitas lain, survey daerah, dan referensi keadaan lingkungan
1.3.4 Tinjauan pustaka dapat dijadikan referensi bagi pemda sekitar atau pejabat dan
dinas kesehatan yang berwenang untuk mengevaluasi faktor resiko terkait
masalah lingkungan di daerahnya.

1.4 Metode
Metode yang dipakai adalah studi kasus dimana mahasiswa diharapkan untuk
langsung mengunjungi rumah daripada pasien dan mengambil beberapa keterangan
berikut dengan bukti-bukti seperti foto untuk diteliti dan dikaji dalam sebuah laporan
kasus yang sedemikian akan dilakukan pembahasan.

BAB II
PEMBAHASAN

3
2.1. STATUS KESEHATAN PASIEN
I. Identitas Penderita
Nama : Ny. S
Usia : 46 tahun
Kedudukan dalam keluarga : Istri
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Status Perkawinan : Menikah

II. Riwayat Penyakit


1. Keluhan Utama
Badan terasa lemas sejak 1 hari sebelum datang ke Puskesmas
2. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien merasa lemas ± 1 hari sebelum datang ke Puskesmas, keluhan seperti
ini dirasakan memberat sejak 1 bulan belakangan ini, pasien merasakan berat
badannya menurun. Penurunan berat badan tidak disebabkan oleh terbatasnya
makan dan pasien mengaku tidak sedang banyak pikiran. Pasien juga mengeluh
sering BAK, terutama pada malam hari, ± 4 kali semalam. Nafsu makan
meningkat dan pasien merasa cepat lapar. Pasien juga merasa kakinya sering
kesemutan dan baal, kaki nya sering terasa kering .
Pasien jarang melakukan latihan jasmani untuk aktivitas fisik. Adanya keluhan
mual, muntah, pandangan kabur disangkal. Pasien tidak ada gangguan BAB.
Pasien jarang berobat ke dokter dan puskesmas untuk mengetahuhi kondisi
kesehatannya

3. Riwayat Penyakit Terdahulu :


Pasien mengaku sudah memiliki riwayat penyakit DM sejak 3 tahun yang lalu.
Pasien awalnya tidak berobat dan mulai rutin berobat ke dokter sejak 5 bulan
terakhir karena setelah diperiksa gula darah puasa pasien mencapai 348 mg/dl.
Riwayat hipertensi, asma, penyakit jantung disangkal pasien
4. Riwayat Penyakit Keluarga :

4
Riwayat DM pada keluarga yaitu ayah pasien. Riwayat hipertensi, asma dan
penyakit jantung dalam keluarga disangkal.
5. Riwayat Riwayat Sosial-Ekonomi:
Pasien sehari-harinya adalah seorang wirausaha sebagai wirausaha berdagang
didepan rumahnya. Pasien memiliki 1 orang anak dan saat ini pasien tinggal
hanya bersama satu orang anaknya. Pasien bekerja dari jam 07.00-21.00.
Penghasilan keluarga ± Rp. 7.000.000/bulan. Sosial ekonomi keluarga ini
termasuk keluarga dengan ekonomi menengah.
6. Riwayat Kebiasaan:
Pasien memiliki kebiasaan minum soft drink setiap saat, sehari pasien dapat
menghabiskan 8 botol soft drink dengan beberapa kali minum air putih, pasien
juga tidak ada pantangan dalam makan. Pasien tidak pernah minum minuman
beralkohol. Pasien tidak pernah berolahraga.
III. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg (normal)
- Frekuensi Nadi : 88 kali/menit (normal)
- Frekuensi Nafas : 20 kali/menit (normal)
- Suhu : 36,40 C (normal)
4. Keadaan gizi
- Berat Badan : 98 Kg
- Tinggi Badan : 160 cm
- BMI : BB (kg)/ TB(m)2
98/(1,60)2 = 38,3
Kesan : Obesitas kelas 2

5. Status Generalis
- Kepala : Normocepal, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak
mudah rontok.

5
- Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek cahaya (+/+),
pupil isokor.
- Hidung : Septum deviasi (-), sekret -/-, epistaksis -/-.
- Telinga : Normotia, serumen -/-, otorhea -/-.
- Mulut : Mukosa bibir lembab (+), lidah kotor (-), tremor (-), stomatitis
(-), sianosis (-), perdarahan gusi (-).
- Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-).
- Pulmo :
• Normochest, pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-).
• VBS kanan = kiri, ronki -/-, wheezing -/-.
- Jantung :
• Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula sinistra.
• BJ I dan II murni reguler, gallop (-), murmur (-).
- Abdomen : Bising usus (+) normal. nyeri tekan epigastrium (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-).
- Ekstremitas
• Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-.
• Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-.

IV. Pemeriksaan Penunjang


1. Gula Darah Puasa : 282 mg/dL

V. Diagnosa Kerja
 Diagnosis kerja : Diabetes Mellitus tipe II
 Diagnosis banding : Kanker Paru, Pneumonia, Abses paru
 Diagnosis keluarga :
- Fungsi keluarga yang terganggu :
fungsi biologis, fungsi kesehatan, fungsi pendidikan.
- Faktor yang mempengaruhi : faktor ekonomi, faktor lingkungan
- Faktor yang dipengaruhi : kesehatan, status gizi, lingkungan.

VI. Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa

6
- Melakukan pengaturan pola makan dengan tujuan :
 Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan.
 Mempertahankan kadar gula darah sampai normal atau mendekati
normal.
 Mempertahankan berat badan dalam batas normal.
 Mecegah terjadiya penurunan kesadaran akibat kadar gula darah yang
terlalu redah.
 Mengurangi atau mencegah risiko komplikasi.
- Diet pada pasien :
 Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan
untuk metabolism basal sebesar 25-30 kkal/kgBB normal, ditambah
kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya
kehamilan atau laktasi atau pada keadaan adanya komplikasi.
 Sedangkan makanan yang tidak boleh di konsumsi adalah : gula
pasir/gula merah, makanan olahan dari gula murni, makanan olahan
dari tepung, buah kaleng dana bon. Makanan yang dibatasi adalah
sumber karbohidrat kompleks, lemak jenuh dan lemak tak jenuh
berupa buah sawo, rambutan, durian, anggur, kelengkeng, dan sayur
berupa bayam, buncis, daun singkong, daun papaya, pare, jantung
pisang, kucai, wortel, daun katuk, labu siam dan nangka. Dinajurkan
untuk makan teratur, selain makanan daftar sayur dan buah yang
dibatasi, jenis lain tidak ada batasan.
- Menganjurkan untuk melakukan olahraga dengan frekuensi minimal 3 kali
dalam seminggu dengan lama latihan minimal 30 menit, yang didahului
dengan pemanasan, olahraga inti dan relaksasi/istirahat setelah berolahraga.
Jenis latihan yang disarankan adalah bersifat aerobik seperti jalan kaki,
bersepeda santai, jogging, dan berenang. Tidak memaksakan diri dan tidak
melakan olahraga berat seperti angkat beban, olahraga
permainan/pertandingan yang keras. Mengurangi aktifitas sedenter seperti
menonton televise, menggunakan internet, bermain videogame. Menerapkan
aktivitas harian yang sehat, seperti berjalan kaki ke pasar tidak menggunakan
kendaraan, menggunakan tangga bukan lift atau escalator, menemui tetangga
tidak menghubungi lewat telefon dan lainnya.

7
- Menganjurkan pasien agar dapat mengendalikan stress dengan cara beribadah
sholat wajib 5 waktu tepat pada waktunya, perbanyak dzikir dan berdoa.
Melakukan relaksasi setelah bekerja, relaksasi, atau melakukan kegiatan yang
merupakan kegemaran pasien minimal sekali seminggu yang tidak berlawanan
dengan saran kesehatan.

2. Medikamentosa

Selain melakukan modifikasi gaya hidup pasien harus mengkonsumsi OHO (Obat
Hiperglikemia Oral) berupa 2 golongan obat kombinasi yaitu :
 Methformin tablet 3x500 mg
 Glimepiride 1x1 mg

VII. Prognosis
Quo Ad Vitam : Dubia ad Bonam

8
Quo Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo Ad Sanactionam : Dubia ad Bonam

2.2. PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR


Profil Keluarga
Jumlah Anggota 2 orang
Keluarga inti
Nama Suami : -
Tn B (Alm)

Istri :
Ny. S (pasien) 46 tahun
(Kepala Keluarga)

Anak :
Tn. D 26 tahun
Pekerjaan Ibu Wirausaha
Anak Tidak Bekerja
Kewarganegaraan WNI
Tempat tinggal Rumah Sendiri dengan Tinggal di rumah
3 pintu dengan dapur sudah 17 tahun
dan kamar atas.

Agama Islam
Pendidikan terakhir Ayah SMA
Ibu SMA
Anak D3 Pariwisata
Pendapatan Rp + 7000.000,-/bulan

Genogram Keluarga

9
Tn.M Ny.H

Tn.M Ny.N Tn.M Ny.N Tn.B Ny.S Tn.F Ny.G An.F


47 46

An.D
Tn.R Tn.R An.N An.A 26 Keterangan

Laki-laki

Perempuan

Pasien

Tinggal satu rumah

Aspek Perumahan
a. Luas tanah : 12 m x 14 m.
b. Luas bangunan : 4 m x 10 m, 1 ruang keluarga, 1 tempat tidur,
1kamar mandi, 1 dapur, dan 1 warung.
c. Lantai : Keramik.
d. Atap : Genteng.
e. Ventilasi : Rumah cenderung berdebu karena sempit dan banyak
barang
f. Pencahayaan : Baik (sinar matahari dapat masuk kedalam rumah).
g. Kelembaban : Lembab.
h. Pembuangan sampah : Ada.
i. Sumber pengadaan air: Pompa air listrik dengan satu penampungan air.
j. Saluran air dialirkan ke got didepan rumah.
k. Kebersihan dan kerapihan cukup.
2.3. POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA

No Indikator Pertanyaan Keterangan Jawaban

10
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
Tidak merokok
1 Ada yang memiliki kebiasaan Anak pasien memiliki √
merokok kebiasaan merokok
Persalinan
Apakah Ibu melakukan
2 Persalian ditolong oleh √
persalinan di fasilitas
bidan
kesehatan
Imunisasi
3 Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak √
imunisasi lengkap lengkap
Balita di timbang
4 Apakah balita ibu sering √
Di timbang di Posyandu
ditimbang? Dimana?

Sarapan pagi
Setiap anggota memiliki
Apakah seluruh anggota
5 kebiasaan makan pagi √
keluarga memiliki kebiasaan
sebelum memulai
sarapan pagi?
aktivitas
Dana sehat / Askes

6 Apakah ibu ikut menjadi
peserta jaminan kesehatan BPJS
Cuci tangan
Apakah seluruh anggota
Seluruh keluarga selalu
keluarga mempunyai
mencuci tangan dengan
7 kebiasaan mencuci tangan √
air dan sabun sebelum
menggunakan sabun sebelum
makan dan mengolah
makan dan sesudah buang air
makanan
besar?

Sikat gigi
Seluruh anggota keluarga
Apakah anggota keluarga
8 melakukan kebiasaan √
memiliki kebiasaan gosok
menggosok gigi dengan
gigi menggunakan odol?
odol
9 Aktivitas fisik/olahraga √

11
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
melakukan aktivitas fisik atau jarang melakukan
olahraga teratur olahraga
B. Lingkungan Sehat

Jamban
Rumah memiliki 1 buah
Apakah di rumah tersedia
1 kloset (WC) yang
jamban dan seluruh keluarga √
digabung dengan kamar
menggunakannya
mandi
Air bersih dan bebas jentik
Di rumah menggunakan
Apakah dirumah tersedia air
2 sumber air berasal dari air
bersih dengan tempat/tendon √
PAM dan tertutup
air tidak ada jentik?
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Rumah terlihat
3 tempat sampah? Dan di bersih/bebas sampah dan √
lingkungan sekitar rumah tersedia tempat sampah
tidak ada sampah berserakan? didalam/diluar rumah

SPAL
Lingkungan yang bersih
4 Apakah ada/tersedia SPAL di
tidak ada air limbah yang √
sekitar rumah
menggenang

Ventilasi
Ukuran ventilasi lebih
5 Apakah ada pertukaran udara √
kurang 1/10 luas lantai
didalam rumah
untuk tiap ruangan

Kepadatan Pengukuran kepadatan


Apakah ada kesesuaian dimana 1 orang penghuni
6
rumah dengan jumlah membutuhkan 2 x 2 x 2
anggota keluarga? meter √

Lantai
Lantai rumah sebagian
7 Apakah lantai bukan dari
besar adalah keramik dan √
tanah?
tidak ada lantai tanah
C. Indikator tambahan

12
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
Anaknya konsumsi asi
1 bulan hanya mendapat ASI √
dan susu formula sejak
saja sejak lahir sampai 6
lahir sampai usia 6 bulan
bulan
Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu
Semua anggota keluarga
2 terakhir anggota keluarga
mengkonsumsi sayur dan
mengkonsumsi buah dan √
buah
sayur?
Jumlah 15

Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (Merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 15 pertanyaan yang berarti
identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam klasifikasi
SEHAT III.
2.4. Potensial Terjadinya Penyakit

GAYA HIDUP
- Asupan makanan tidak
seimbang
KOMUNITAS - Kurangnya waktu untuk
Tidak ada latihan jasmani

PERILAKU KESEHATAN LINGKUNGAN PSIKOSOSIO-


- Higiens pribadi dan EKONOMI
lingkungan baik FAMILY - Pendapatan keluarga
- Berobat hanya jika cukup baik
sakit parah - Kehidupan sosial
dengan lingkungan baik

13

NY. SI
- DM, 3 tahun terakhir
PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
2.5. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DI KELUARGA
1. Masalah dalam organisasi keluarga: Dalam struktur keluarga kepala keluarga adalah
suami yang saat ini bekerja sebagai wiraswasta dan istri sebagai ibu rumah tangga.
Status ekonomi pasien termasuk golongan menengah karena pasien bekerja sebagai
wiraswasta dan ojek online cukup untuk mencukupi kebutuhan istri dan kedua
anaknya Kerukunan antar anggota keluarga terjalin dengan baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita penyakit DM
kemungkinan karena pola hidup pasien yang menunjang faktor resiko terjadinya
penyakit Diabetes Melitus. Kebiasaan makan sehari-hari pasien banyak mengkonsumsi
makanan tinggi karbohidrat dan gula.
3. Masalah perilaku kesehatan : Pasien cukup mengerti akan pentingnya kesehatan
dan pemeliharaan kesehatan. Namun usaha dalam merubah pola makan masih
kurang. Selain itu, pasien juga jarang berolahraga.

2.6. DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)


1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan dapat berkurang
dengan bantuan dokter. Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya dapat menjadi
lebih buruk dan menjadi beban di keluarga.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik di dapatkan gejala klasik polidipsi,
poliuri dan penurunan BB serta hasil pemeriksan gula darah puasa terakhir pasien 287
mg/dL sehingga didapatkan diagnosis Diabetes Mellitus tipe II.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Pasien jarang kontrol ke puskesmas/rumah sakit. Pasien baru berobat apabila
keluhannya sudah memburuk. Pasien juga masih sering mengkonsumsi makanan yang
tinggi karbohidrat. Pasien mengaku kurang paham dengan diet untuk penderita DM.
Pasien juga jarang berolahraga.
4. Aspek psikososial: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Keluarga biasanya mengingatkan pasien untuk berobat, namun karena masing-masing
anggota keluarga sudah sibuk kuliah dan sekolah, jadi tidak ada yang mengantar

14
pasien untuk berobat. Selain itu keluarga juga kurang memperhatikan pola makan
pasien.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik
didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental).
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri

2.7. RENCANA PENATALAKSANAAN


Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil Keterangan
diharapkan
Aspek Menjelaskan Pasien Pada saat Pemahaman Bersedia
personal kepada pasien dan kunjungan pasien tentang
tentang penyakit keluarga ke penyakit yang
DM puskesmas dideritanya dan
membutuhkan pasien mau terus
pengobatan yang berobat
berkelanjutan dan
memerlukan
ketekunan
berobat
Aspek Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien mampu Bersedia
klinik DM : kunjungan meminum obat
Metformin 500 ke DM secara
mg 3 x 1, puskesmas teratur hingga
Glimepiride 1x1 mencapai gula
mg darah stabil dan
dan mencegah
menjelaskan komplikasi
fungsi obat dan
cara konsumsinya
Menyarakan Pasien Pada saat Dapat Bersedia
kepada pasien kujungan mengetahui
untuk melakukan ke fungsi organ
pemeriksaan puskesmas hepar dan ginjal

15
fungsi hepar terhadap efek
(SGOT, SGPT) samping
dan fungsi ginjal pengobatan dan
(ureum, mencegah
kreatinin), komplikasi
tekanan darah penyakit yang
rutin dan profil sudah diderita
lipid. selama 3 tahun.
Menyarankan Pasien Pada saat Kadar gula
untuk melakukan kunjungan darah pasien
pemeriksaan puskesmas dalam batas
glukosa darah normal.
rutin minimal 1
bulan/kali jika
terkontrol atau
setiap obat habis
untuk mengontrol
keberhasilan
pengobatan atau
melakukan
pemeriksaan
HbA1C setiap 2-
3 bulan sekali.
Aspek - Menganjurkan Pasien Pada saat Pasien Bersedia
risiko pasien merubah dan kunjungan menghindari
internal pola makan keluarga ke rumah makanan
dengan pasien penyebab
memberitahukan meningkatnya
makanan apa kadar gula darah
yang boleh
dimakan sesuai
kebutuhan kalori
pasien.
- Menganjurkan

16
pasien agar dapat
mengendalikan
stress.
- Menganjurkan
untuk latihan
jasmani
Aspek - Menganjurkan Pasien Saat Keluarga Bersedia
psikososial keluarga memberi dan kunjungan memberi
dukungan kepada keluarga ke rumah perhatian lebih
pasien agar selalu pasien kepada pasien
menjaga
kesehatannya dan
selalu
mengingatkan
pasien untuk
kontrol berobat.
- Menganjurkan
keluarga
memberikan
perhatian kepada
pasien untuk
mengurangi
beban pikirannya
Aspek Menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia
fungsional pasien untuk dan kunjungan pasien lebih
latihan jasmani keluarga ke rumah sehat dan kuat,
untuk penyakit pasien mencegah
DM: CRIPE serta komplikasi
rajin beribadah

BAB III
KESIMPULAN & SARAN

3.1. Kesimpulan

17
Diabetes Melitus masih merupakan masalah yang ditemukan di UPT Puskesmas
Pondok Betung. Berdasarkan pembahasan di atas, terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya Diabetes Melitus pada pasien, yaitu: faktor perilaku, faktor
lingkungan.

3.2. Saran
 Mahasiswa
- Lebih memahami dan aktif dalam menganalisa permasalahan kesehatan baik pada
keluarga maupun lingkungannya.
- Lebih sering berhubungan dengan masyarakat khususnya dalam keluarga untuk
menindak lanjuti suatu penyakit yang dialami oleh keluarga tersebut.
 Puskesmas
- Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui
penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan
masyarakat khususnya penyakit menular dan penyakit yang tergolong berat.
 Penderita
- Membicarakan masalahnya kepada orang terdekat atau orang yang dipercaya,
sehingga mengurangi beban pikirannya.
- Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya.
- Tetap rajin mengontrol kesehatannya ke pelayanan kesehatan masyarakat terdekat.

18
LAMPIRAN

19
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association; Standards of Medical Care in Diabetes 2014.


American Diabetes Association (ADA) Diabetes Guidelines Summary Recommendations
from NDEI. 2016.
Foster DW, et al. Diabetes melitus. Dalam: Harrison Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam.
Asdie, A, editor. Volume 5. Jakarta : EGC, 2000; 2196.
Gustaviani R. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk, editor. Jilid III. Edisi V. Jakarta : balai
penerbit FKUI, 2009.
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia.
2011. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Jakarta. 2011.

20

Anda mungkin juga menyukai