Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN HASIL

KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA


PADA PASIEN SEQUEL STROKE NONHEMORAGIK DAN HIPERTENSI

Penguji:
Dr. dr. Farsida, MPH

Pembimbing:
dr. Ria Tahoma Siboro

Disusun oleh:
Alifa Sarah Safira
2016730112

UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU – TANGERANG SELATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat hidayah dan
karunia-Nya sehingga laporan hasil kedokteran keluarga ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga, dosen-dosen pembimbing, dan
sahabat-sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Puskesmas Rawa
Buntu Tangerang Selatan atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan dalam penyusunan
laporan ini. Laporan ini merupakan bagian dari tugas Pendidikan kepaniteraan klinik pada bagian
Kedokteran Komunitas 2 di Puskesmas Rawa Buntu.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Karena itu, kamu
mengharapkan kritik yang membangun dan saran agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi
dalam penulisan selanjutnya. Semoga laporan hasil kegiatan kedokteran keluarga ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan informasi tambahan mengenai kasus stroke dan
hipertensi, yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.

Tangerang Selatan, Juni 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A) PENDAHULUAN
Stroke, menurut World Health Organization (WHO), adalah suatu keadaan dimana
ditemukannya tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologis fokal dan
global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih, atau dapat
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas, selain vaskuler. Stroke
merupakan bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam
penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. Penyakit
stroke dapat menyebabkan kecacatan permanen yang tentunya memengaruhi produktivitas
penderitanya. (1)
Penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas
ketiga di dunia. Data World Stroke Organization menunjukkan bahwa setiap tahunnya, ada
13,7 juta kasus baru stroke, dan kurang lebih 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit
stroke. Sekitar 70% kejadian penyakit stroke dan 87% angka kematian dan disabilitas
akibat stroke terjadi pada negara berpendapatan rendah dan menengah. Lebih dari empat
decade terakhir, kejadian stroke pada negara berpendapatan rendah dan menengah
meningkat lebih dari dua kali lipat. (1)
Secara nasional, prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk usia ≥ 15 tahun adalah sebesar 10,9%, atau diperkirakan sebanyak
2.120.362 orang. Provinsi Kalimantan Timur (14,7%) dan DI Yogyakarta (14,6)
merupakan provinsi dengan prevalensi tertinggi stroke di Indonesia. Sedangkan prevalensi
stroke di Provinsi Banten adalah sebesar 11,0%. Proporsi kepatuhan kontrol stroke ke
fasilitas pelayanan kesehatan secara nasional adalah sebagai berikut: penderita yang
berobat rutin sebesar 39,4%, tidak rutin/kadang-kadang sebesar 38,7%, dan penderita yang
tidak memeriksakan ulang sebesar 21,9%. Provinsi Banten memiliki proporsi penderita
stroke yang berobat rutin sebesar 43,9%, tidak rutin/kadang-kadang sebesar 27,2%, dan
tidak memeriksakan ulang sebesar 28,9%. Proporsi penderita stroke yang tidak
memeriksakan ulang penyakitnya di Provinsi Banten terbilang cukup tinggi, dimana
Provinsi Papua Barat memiliki proporsi tertinggi dalam kategori tersebut, yaitu 33,5%. (1)
B) TUJUAN
a. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi tingkat kesehatan pada
salah satu keluarga di daerah tersebut.
b. Merencanakan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf kesehatan
bagi keluarga tersebut.
c. Memenuhi sebagian syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Jakarta.
d. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai bentuk pelayanan kedokteran
dengan pendekatan kedokteran keluarga pada penderita dan keluarganya, dengan
cara melakukan analisis mengenai penyebab timbulnya penyakit tersebut dan juga
melihat apakah perilaku atau gaya hidup penderita sudah mendukung pengobatan
farmakologis atau tidak.

C) MANFAAT
a. Diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi kesehatan di salah satu
keluarga tersebut
b. Diketahui hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf
kesehatan bagi keluarga tersebut
c. Diketahui informasi serta pengetahuan mengenai bentuk pelayanan kedokteran
dengan pendekatan kedokteran keluarga pada penderita dan keluarganya, dengan
cara melakukan analisis mengenai penyebab timbulnya penyakit dan juga melihat
apakah perilaku atau gaya hidup penderita sudah mendukung pengobatan
farmakologis atau tidak
BAB II
STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : perempuan
Usia : 64 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Rawabuntu, Serpong, Tangerang Selatan
Tanggal periksa : 13 Juni 2022

B. ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Lemah anggota gerak sebelah kanan.
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami lemah anggota gerak sebelah kanan. Keluhan ini berawal sejak
kurang lebih 6 tahun lalu, dimana keluarga pasien menemukan pasien sudah
terjatuh di lantai dan tidak sadar. Pasien dibawa berobat ke dokter dan didiagnosis
mengalami stroke. Saat itu, pasien mengalami lumpuh keempat anggota gerak dan
tidak bisa berbicara. Kemudian, pasien menjalani pengobatan dan rajin kontrol
selama kurang lebih dua tahun hingga keluhan pasien membaik, dimana pasien
dapat menggerakkan tangan dan kaki kirinya. Setelah pengobatan selama dua tahun
tersebut, pasien tidak rutin kontrol lagi dan tidak rutin minum obat.
Keluhan saat ini, yaitu lemah anggota gerak kanan, disertai dengan adanya bicara
pelo. Pasien masih dapat mengerti pembicaraan yang didengar oleh pasien.
Keluhan sakit kepala, muntah, dan penurunan kesadaran disangkal.
Pasien memiliki penyakit hipertensi sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu. Pasien
tidak rutin minum obat darah tinggi.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Riwayat diabetes melitus dan penyakit
jantung disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung. Keluarga pasien
tidak ada yang memiliki riwayat diabetes melitus dan stroke.
• Riwayat Psikososial
Pasien tinggal dengan keluarga anak perempuannya di satu rumah. Keluarga
tersebut terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak. Anak pasien bekerja sebagai
buruh cuci lepas. Menantu pasien bekerja sebagai pedagang di daerah Tanah Abang
dan jarang pulang ke rumah. Namun ketika pulang, kadang menantu pasien
merokok di rumah. Pasien sudah tidak bekerja. Sehari-hari pasien hanya
beristirahat di rumah (duduk di teras rumah atau berbaring). Pasien makan 3 kali
sehari; sering makan sayur, tapi jarang makan buah. Pasien sudah tidak terlalu
sering makan makanan yang asin.
Rumah pasien adalah rumah kontrakan petak yang bergabung dengan kontrakan
lain (kurang lebih 4 rumah). Keluarga pasien akrab bersosialisasi dengan penghuni
setempat.
• Riwayat Pengobatan
Pasien sempat mengonsumsi obat antihipertensi, tapi tidak rutin.
• Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap debu, makanan, atau pun obat-
obatan.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lumpuh
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Frekuensi nadi : 90x/menit
Frekuensi napas: 21x/menit
Temperatur : 36,9°C

Status gizi

Berat badan: 64 kg
Tinggi badan: 158 cm
IMT: 25,4
Kesan: overweight

Status generalisata
Kepala : normocephal, distribusi rambut merata
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), RCL (+/+), pupil isokor (d = 3
cm), pergerakan mata ke segala arah baik
Hidung : deviasi septum (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), PCH (-)
Telinga : normotia, nyeri tekan daun telinga (-/-), serumen (-/-)
Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), perdarahan gusi (-), faring hiperemis (-
), tonsil T1 – T1
Leher : pembesaran KGB/tiroid (-), JVP tidak meningkat
Toraks : dinding dada simetris
• Pulmo: retraksi dinding dada (-/-), VBS (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Cor: ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis tidak teraba, BJ I – II regular, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen : tampak datar, distensi (-), bising usus (+) 13x/menit, perkusi timpani,
nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat (+/+/+/+), edema (-/-/-/-), CRT < 2”

Status neurologis
a. Pemeriksaan rangang meningeal
• Kaku kuduk (-)
• Brudzinski I/II/III (-/-/-)
• Kernig’s sign (-)
• Lasegue sign (-)
b. Pemeriksaan nervus kranial
Nervus Pemeriksaan Hasil (kanan/kiri)
N. I olfaktorius Daya penghidu (+/+)
N. II optikus Daya penglihatan (+/+)
Refleks cahaya direk (+/+)
Lapang pandang Baik ke segala arah
N. III oculomotor Ptosis (-/-)
Gerakan mata ke medial (+/+)
Gerakan mata ke atas (+/+)
Gerakan mata ke bawah (+/+)
Ukuran dan bentuk pupil Isokor 3 mm, bulat
Refleks cahaya indirek Tidak dilakukan
N. IV troklearis Strabismus divergen (-/-)
Gerakan mata ke medial bawah (+/+)
Strabismus konvergen (-/-)
N. V trigeminus Menggigit (+)
Membuka mulut (+)
Sensibilitas wajah Tidak dilakukan
Refleks kornea Tidak dilakukan
N. VI abdusen Gerakan mata ke lateral (+/+)
N.. VII fasialis Kedipan mata (+/+)
Mengangkat alis (-/+)
Menutup mata (+/+)
Menyeringai (-/+)
N. VIII Mendengar suara bisik Tidak dilakukan
vestibulokoklearis Tes Rinne Tidak dilakukan
Tes Swabach Tidak dilakukan
N. IX Refleks menelan (+)
glossofaringeus Refleks muntah (+)
Posisi uvula Di tengah
N. X vagus Denyut nadi 90x/menit
N. XI aksesorius Memalingkan kepala (+/+)
Mengangkat bahu (-/+)
N. XII hipoglosus Artikulasi Disartria
Fasikulasi lidah (-)
Menjulurkan lidah (-/+)
Atrofi lidah (-)
Tremor lidah (-)

c. Pemeriksaan motorik
Ekstremitas atas Hasil (dextra/sinistra)
Bentuk Tidak ada deformitas
Kontur otot Eutrofi
Kekuatan 0/5

Ekstremitas bawah Hasil (dextra/sinistra)


Bentuk Tidak ada deformitas
Kontur otot Eutrofi
Kekuatan 0/5
d. Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis
Refleks fisiologis Hasil (dextra/sinistra)
Biseps ++ / ++
Triseps ++ / ++
Patella ++ / ++
Achilles ++ / ++

Refleks patologis Hasil (dextra/sinistra)


Babinski (-/-)
Chaddock (-/-)
Oppenheim (-/-)
Gordon (-/-)

e. Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan Hasil (dextra/sinistra)
Ekstremitas atas Rasa raba + normal / + normal
Nyeri + normal / + normal
Suhu + normal / + normal
Ekstremitas bawah Rasa raba + normal / + normal
Nyeri + normal / + normal
Suhu + normal / + normal

f. Pemeriksaan koordinasi
Tes Romberg Tidak dilakukan
Stepping test Tidak dilakukan
Tes jari – hidung Tidak dilakukan
Tes pronasi – supinasi Tidak dilakukan

g. Pemeriksaan fungsi luhur


• Fungsi bahasa : normal
• Fungsi orientasi : baik
• Fungsi memori : baik

Siriraj stroke score

• (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan


diastolik) – (3 x petanda ateroma) – 12

Perhitungan SSS
(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 90) – (3 x 0) – 12 = -3
Kesimpulan: Stroke infark

D. RESUME
Pasien mengeluhkan mengalami lemah anggota gerak sebelah kanan, yang dirasakan sejak
kurang lebih 6 tahun yang lalu, disertai dengan adanya bicara pelo. Pasien masih dapat
mengerti pembicaraan yang didengar oleh pasien. Keluhan sakit kepala, muntah, dan
penurunan kesadaran disangkal. Pasien memiliki penyakit hipertensi sejak kurang lebih 10
tahun yang lalu. Pasien tidak rutin minum obat darah tinggi.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan pasien mengalami darah tinggi dan status gizi
overweight. Pasien mengalami parese nervus VII dan nervus XII dextra. Dilakukan
penghitungan dengan Siriraj Stroke Score dengan hasil -3 dengan interpretasi stroke infark.

E. SARAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


‐ Pemeriksaan kimia darah (kolesterol, gula darah, asam urat, dll)

F. DIAGNOSIS KERJA
Sequel stroke nonhemoragik (infark)
Hipertensi

G. PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa
• Memberikan penjelasan mengenai penyakit yang sedang diderita oleh pasien dan
komplikasinya kepada pasien.
• Memberikan penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan tekanan darah dan
minum obat antihipertensi secara rutin.
• Memberikan edukasi mengenai pencegahan terjadinya stroke berulang.
• Memberikan motivasi kepada pasien untuk minum obat secara kontinu,
mengambil obat antihipertensi dan mengontrol tekanan darah, juga untuk kembali
kontrol ke dokter spesialis saraf.
• Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien mengenai fisioterapi yang dapat
dilakukan di rumah
• Memberikan edukasi mengenai cara merawat pasien di rumah (edukasi caregiver)
• Menganjurkan untuk melakukan intervensi pola hidup dengan cara: (2)
- Membatasi konsumsi garam, dimana kadar konsumsi garam dapur adalah
sebanyak 5 – 6 gram perhari, yang setara dengan 1 sendok teh garam dapur.
- Menganjurkan pola makan seimbang yang mengandung sayuran, kacang –
kacangan, buah – buahan segar, produk susu rendah lemak, gandum, ikan,
serta membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh, sesuai yang
dianjurkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 168.
َ ‫شي ْٰط ِن اِنَّه لَ ُك ْم‬
‫عدُو ُّم ِبيْن‬ َّ ‫ت ال‬
ِ ‫ط ٰو‬ َ ‫ض َح ٰل ًل‬
ُ ‫ط ِيبًا َّۖو َل تَت َّ ِبعُ ْوا ُخ‬ ُ َّ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الن‬
َ ْ ‫اس ُكلُ ْوا مِ َّما فِى‬
ِ ‫ال ْر‬
yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā tattabi'ụ
khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn
Artinya: Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
- Menurunkan berat badan dan menjaga berat badan ideal, yang dapat dilihat
dari IMT dan lingkar pinggang (< 80 cm pada perempuan).

Medikamentosa
• Amlodipine 1x10 mg
• Vitamin B complex 2x1 tab

H. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA

i. IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA


Anak pasien
Nama : Ny. I
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : buruh cuci lepas
Pendidikan : SMP

Menantu pasien
Nama : Tn. A
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : pedagang
Pendidikan : SMA

Cucu pasien – 1
Nama : An. R
Umur : 16 tahun
Pekerjaan : pelajar
Pendidikan : SMA

Cucu pasien – 2
Nama : An. S
Umur : 3 tahun
ii. GENOGRAM KELUARGA

Pasien Meninggal

Tinggal serumah Riwayat hipertensi dan penyakit jantung

iii. PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR

Jumlah anggota keluarga 5 orang


Nama Ny. N Pasien
Ny. I Anak
Tn. A Menantu
An. R Cucu pertama
An. S Cucu kedua
Pekerjaan Ny. N Tidak bekerja
Ny. I Buruh cuci lepas
Tn. A Pedagang
An. R Pelajar
An. S -
Kewarganegaraan WNI
Tempat tinggal Rumah dengan 3 kamar Sudah tinggal di rumah
tidur, 1 kamar mandi, dan tersebut sejak kurang lebih
1 dapur 10 tahun yang lalu
Agama Islam
Pendidikan terakhir Ny. N SMP
Ny. I SMP
Tn. A SMA
An. R SMA
An. S -
Pendapatan Rp 1.500.000 – 5.000.000 per bulan

iv. ASPEK PERUMAHAN


1. Luas tanah : 5 x 5 m2
2. Lantai : keramik
3. Dinding : tembok bata berlapis cat
4. Atap : genteng tanah liat
5. Ventilasi : kurang
6. Pencahayaan : kurang (sinar matahari tidak dapat masuk ke seluruh rumah)
7. Temperatur : sejuk
8. Kelembapan : lembab
9. Kebisingan : tidak bising
10. Fasilitas dalam rumah sehat
Fasilitas Ya Tidak
PAM 
Pembuangan tinja 
Pembuangan air limbah 
Pembuangan sampah 
Fasilitas dapur 
Ruang keluarga 
11. Denah rumah

Kamar
Dapur mandi

Tempat cuci

Kamar 2

Kamar 1
Kamar 3

Teras

Pintu depan

Jendela
v. ASPEK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Indikator PHBS Ya Tidak
Menggunakan air bersih 
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 
Menggunakan jamban sehat 
Makan buah dan sayur setiap hari 
Melakukan aktivitas fisik setiap hari 
Tidak merokok di dalam rumah 
Mengonsumsi garam dengan jumlah cukup 
Mengonsumsi minyak dalam makanan dengan jumlah cukup 
vi. MANDALA OF HEALTH
vii. DIAGNOSIS KELUARGA
INPUT → PROSES → OUTPUT → OUTCOME
• Keluarga inti • Perhatian • Daya tahan • Derajat
berisikan ibu keluarga tubuh pasien kesehatan
dan keluarga menjadi kurang kurang kurang optimal
anaknya (anak, dalam sehingga mudah
menantu, dan kesehatan terserang
kedua anak) • Upaya penyakit
• Status ekonomi pencegahan • Rumah
rendah penyakit kurang berhimpit,
• Pendidikan kurang ventilasi
keluarga dan sinar
rendah matahari
• Hygiene kurang
baik

viii. DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)


1. Aspek personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Idea: pasien mengeluhkan lemah anggota gerak sebelah kanan dan hipertensi, adanya
BPJS yang memudahkan pengobatan
Concern: pasien sulit melakukan aktivitas fisik dan tidak rutin kontrol darah tinggi
Expectancy: pasien dan anak pasien mempunyai harapan agar penyakit pasien dapat
dikontrol dengan baik sehingga tidak bertambah parah
Anxiety: pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya bertambah parah dan
memengaruhi kehidupannya menjadi lebih buruk.
2. Aspek klinis (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan status neurologi, pasien mengalami
sequel stroke nonhemoragik dan hipertensi.
3. Aspek risiko internal (faktor-faktor internal yang memengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Pasien cukup mengetahui penyakit yang dialaminya karena sebelumnya sempat rutin
kontrol berobat ke dokter. Sehari-hari pasien makan sehari tiga kali dengan komposisi
makanan yang kurang memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Usia pasien tergolong tua dan
pasien mengalami stroke sehingga terdapat penurunan fungsi tubuh, daya tahan tubuh,
dan dapat terjadi penurunan daya ingat. Anak pasien masih bekerja sehingga dapat
memengaruhi pasien dalam segi kepatuhan obat dan kontrol ke dokter.
4. Aspek risiko eksternal dan psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang
memengaruhi masalah kesehatan pasien)
Faktor pendukung kesehatan pasien berasal dari keluarganya, yang cukup mengetahui
penyakit pasien dan memberikan dukungan agar pasien berobat rutin dan
memeriksakan kesehatannya. Penyakit yang dialami pasien kemungkinan dipengaruhi
oleh gaya hidup pasien yang kurang baik. Jarak ke pelayanan kesehatan cukup dekat,
tapi tidak ada yang mengantar.
5. Derajat fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
baik di dalam maupun di luar rumah, baik fisik maupun mental)
• Derajat 1: tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri
• Derajat 2: pasien mengalami sedikit kesulitan
• Derajat 3: ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa dilakukan, hanya
dapat melalukan pekerjaan ringan
• Derajat 4: banyak kesulitan, tidak dapat melakukan aktivitas kerja, bergantung
pada keluarga
• Derajat 5: tidak dapat melakukan kegiatan
ix. PENATALAKSANAAN

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan


Aspek Menjelaskan kepada Pasien dan Pada saat Pasien dapat Bersedia
personal pasien mengenai keluarga kunjungan termotivasi untuk mendengarkan
penyakit stroke dan di rumah kembali rutin kontrol nasihat yang
hipertensi; bahwa pasien kesehatan dan diberikan agar
penyakit hipertensi mengambil obat di berobat dan
tidak hanya dikontrol puskesmas, menjaga berupaya agar
dengan obat-obatan pola makan, keluhan tidak
saja, perlu pola hidup menghindari stres, bertambah parah
yang sehat dan pola keluarga memberikan dan tidak timbul
makan yang baik dukungan pada stroke berulang
pasien untuk
melanjutkan
pengobatan
Aspek Menganjurkan pasien Pasien dan Pada saat Pasien rutin Bersedia
klinis untuk kontrol lagi ke keluarga kunjungan meminum obat sesuai meminum obat
dokter spesialis saraf. di rumah aturan yang secara teratur
Memberikan edukasi pasien dianjurkan. sesuai anjuran
pada pasien untuk dokter.
minum obat secara
rutin, menjaga pola
makan dan hidup
sehat.

Memberikan edukasi
mengenai komplikasi
lain yang dapat terjadi
pada pasien stroke dan
hipertensi.
Memberikan edukasi
mengenai PHBS
Aspek Menganjurkan pasien Pasien dan Pada saat Pasien rutin Bersedia
risiko untuk mengonsumsi kelaurga kunjungan mengonsumsi menjaga pola
internal makanan yang sehat, di rumah makanan sehat, makan,
mengonsumsi obat pasien mengonsumsi obat mengonsumsi
secara teratur, dan secara rutin dan sesua obat sesuai
rutin kontrol ke anjuran dokter, serta anjuran dokter,
dokter. kembali kontrol. dan kembali
kontrol.
Aspek Menganjurkan Pasien dan Pada saat Keluarga memberi Bersedia
risiko keluarga untuk keluarga kunjungan perhatian lebih memberikan
eksternal memberikan di rumah kepada pasien. perhatian lebih
dukungan dan pasien kepada pasien
perhatian kepada dan bekerja sama
pasien agar selalu dalam
minum obat secara meningkatkan
rutin dan membantu taraf kesehatan
pasien dalam pasien.
melakukan aktivitas
fisik dan kebersihan
diri.

Memberikan edukasi Keluarga pasien


mengenai fisioterapi mengerti tentang
yang dapat dilakukan fisioterapi dan
di rumah dan oleh manfaatnya bagi
keluarga pasien.

Memberikan edukasi Keluarga pasien


mengenai cara mengerti cara
merawat pasien di merawat pasien di
rumah (caregiver) rumah dengan benar
untuk mencegah
Memberikan komplikasi yang
penjelasan mengenai dapat terjadi.
pentingnya imunisasi
untuk cucu pasien. Keluarga pasien
paham mengenai
Memberikan pentingnya imunisasi
penjelasan mengenai
PHBS.

Menganjurkan untuk Keluarga pasien


membuka pintu dan membuka pintu dan
jendela rumah agar jendela rumah setiap
cahaya matahari dapat hari
masuk dan ventilasi
Aspek Menganjurkan pasien Pasien dan Pada saat Kondisi tubuh pasien Bersedia
fungsional untuk menjaga pola keluarga kunjungan lebih sehat menjaga pola
makan sehat di rumah makan sehat dan
pasien menerapkan
Menganjurkan pasien PHBS
dan keluarga pasien
untuk menerapkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Keluarga Ny. N memiliki tingkat kesehatan dan pemahaman mengenai kesehatan yang
kurang baik. Dilihat dari gaya hidup yang dijalani dan keadaan sekitar rumah yang baik,
seperti pola makan yang tidak seimbang, jarang berolahraga, jarang mencuci tangan
dengan sabun, dan tidak memberikan imunisasi pada balita sesuai jadwal. Keluarga ini
memiliki rumah yang belum sesuai dengan kriteria. Rumah pasien kurang ventilasi dan
sinar matahari. Perekonomian termasuk menengah ke bawah.

B. SARAN
1. Sebagai dokter layanan primer sebaiknya dapat lebih memperhatikan keadaan
masyarakat binaannya serta meningkatkan mutu kesehatan bukan hanya sekedar
dengan edukasi saja, namun kita juga harus dapat memberikan solusi bagi setiap
permasalahan yang ada pada masyarakat tersebut serta lingkungannya, sehingga
kualitas kesehatan yang diharapkan akan tercapai dengan baik.
2. Untuk keluarga Ny. N, perlunya pemberian penyuluhan atau edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai penyebab, tanda dan gejala serta penanganan dan pencegahan
stroke berulang. Juga perlu diberikannya edukasi mengenai hipertensi, penanganan
hipertensi, dan apa saja komplikasinya jika tidak dikontrol dengan baik. Edukasi
lainnya yang perlu diberikan adalah mengenai fisioterapi dan bagaimana cara merawat
pasien di rumah dengan benar (caregiver) untuk mencegah komplikasi yang dapat
terjadi akibat penyakit yang dialami pasien.
3. Beberapa anjuran yang diberikan pada pasien dan keluarganya adalah sebagai berikut.
a. Menganjurkan untuk minum obat secara rutin dan teratur
b. Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dengan pola makan yang
seimbang
c. Menganjurkan keluarga untuk senantiasa membantu pasien dalam melakukan
kegiatan fisik dan perawatan diri
d. Menganjurkan untuk dilakukannya pemeriksaan rutin tiap bulan dan imunisasi
terhadap balita yang ada di rumah
e. Menganjurkan keluarga pasien untuk lebih memahami kebutuhan pasien
dengan memahami bagaimana cara merawat pasien dengan benar di rumah
(caregiver)
f. Menganjurkan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat; juga
membersihkan dan membuka jendela dan pintu secara rutin setiap hari sebagai
ventilasi rumah dan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah
DAFTAR PUSTAKA

1. Aprianda R. Stroke: Don’t Be The One [Internet]. Widiantini W, editor. Jakarta Selatan:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019. Available from:
https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
stroke-dont-be-the-one.pdf

2. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2021:


Update Konsensus PERHI 2019. Perhimpun Dr Hipertens Indones. 2021;1–46.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai