Anda di halaman 1dari 3

Laporan Skill Lab Family Folder Blok 26

Minati Puspawardani

(102014149)

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 1151

Pendahuluan

Family Folder merupakan dokumen lengkap suatu keluarga terutama dalam hubungannya
dengan derajat kesehatan. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama menurut
Blum, keempat faktor tersebut adalah genetik, pelayanan kesehatan, perilaku manusia, dan
lingkungan. a) Faktor genetik: Paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau
masyarakat dibanding ketiga faktor yang lainnya. b) Faktor pelayanan kesehatan: Ketersediaan
sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan yang berkualitas akan
berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat. c) Faktor perilaku: Perilaku individu / kelompok
masyarakat yang kurang sehat akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan
timbulnya suatu penyakit. d) Faktor lingkungan: Lingkungan yang terkendali akibat sikap hidup
dan perilaku masyarakat yang baik akan menekan berkembangnya masalah kesehatan.

Isi Laporan
Pada hari Selasa, 18 Juli 2017, saya berserta kelompok skill lab saya diberi tugas
melakukan kunjungan rumah pasien Puskesmas Sukabumi Utara didampingi dosen pembimbing
kami yaitu dr. Marchel Antoni. Pasien yang saya temukan bernama Ibu Sukarti berusia 67 tahun
yang datang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan karena
beliau sering merasa linu di kedua lutut. Pemeriksaan ini baru pertama kali dilakukan dan hasil
laboratorium menyatakan kadar kolesterol total 240 mg/dl dan asam urat 5,8 mg/dl.
Pasien juga mengaku memiliki riwayat darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu, pasien
mengetahuinya karena sering pusing dan nyeri di tengkuk, kemudian pasien datang berobat ke
puskesmas, dan didiagnosis darah tinggi oleh dokter. Pasien mengaku meminum obat darah
tingginya dengan teratur. Tekanan darah pasien satu tahun yang lalu adalah 160/90 mmHg dan
saat ini 150/90. Selain darah tinggi, pasien pernah mengalami stroke pada bagian kanan 2 tahun
yang lalu, namun sekarang sudah sembuh dan dapat beraktifitas seperti biasa. Selain itu pasien
menderita katarak pada mata kiri. Saat ingin di lakukan operasi tekanan darahnya tinggi,
sehingga operasi tidak dapat dilakukan dan sampai sekarang mata kirinya tidak bisa melihat.
Pola makan pasien tidak teratur, selalu masak sendiri dan makanan yang dikonsumsi
biasanya tahu, tempe, telor, sop ayam. Mecuci tangan sebelum dan sesudah makan biasa
dilakukan. Pola istirahatnya cukup tetapi pasien tidak pernah lagi berolahraga karena harus
mengantar cucunya yang baru masuk sekolah. Tidak punya kebiasaan merokok dan minum
minuman beralkohol.
Pasien dan anggota keluarga memiliki hubungan yang baik, dapat dilihat dari dukungan
keluarga kepada pasien yang berhasil sembuh dari stroke nya dan kini dapat jalan dan
beraktifitas dengan normal. Perhatian pasien cukup baik akan keadaan kesehatannya, dapat
dilihat dari kepatuhan pasien minum obat hipertensi secara rutin dan rutin melakukan
pemeriksaan kesehatan di Puskesmas. Hubungan pasien dengan tetangganya juga baik. Pasien
aktif mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya seperti arisan dan pengajian. Ditinjau dari
spiritual keluarga, keluarga pasien merupakan keluarga yang cukup taat beribadah beragama
Islam.
Ibu Sukarti memiliki seorang suami dan tiga orang anak, namun sekarang pasien tinggal
satu rumah dengan suami, satu orang anak dan dua orang cucu. Suami pasien menderita katarak
pada mata kanan, sudah dua kali operasi tetapi tetap tidak bisa melihat. Anak dan cucu pasien
dalam keadaan sehat. Tidak ada riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular dari
keluarganya. Dengan jumlah anggota keluarga 5 orang harus tinggal di rumah yang luasnya 10
m2 terdiri dari dua lantai. Di lantai bawah terdapat satu kamar mandi dengan jamban pribadi, satu
dapur dan satu ruang tamu. Sedangkan di lantai atas dijadikan kamar, gudang dan jemuran di
bagian luarnya. Penerangan tiap ruangan cukup baik, dengan lantai keramik, kebersihan dalam
rumah dan sanitasi lingkungan rumah bersih namun tidak ada tempat untuk dijadikan
pekarangan, dan tidak ada aliran got di depan rumah. Ada petugas kebersihan khusus untuk
membuang sampah dari tiap rumah. Sumber air untuk keperluan harian menggunakan sumur
sehingga airnya sering berwarna merah sedangkan air ini dipakai untuk mandi, cuci baju
sekaligus cuci peralatan makan. Limbah air sabun bekas mandi, cuci baju dan piring dibuang
langsung di kamar mandi. Sumber air minum yang di pakai adalah dari air galon.
Selain pengobatan secara medis, untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih optimal
hendaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang lebih sehat, kebersihan diri yang lebih baik,
cukupnya asupan gizi, serta mengontrol pola makan dan berolah raga secara teratur. Faktor yang
tidak bisa dihindarkan adalah usia dimana dengan bertambahnya usia juga terjadi penurunan
elastisitas arteri sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan perifer. Pasien mengontrol
tekanan darahnya secara rutin ke puskesmas dan rutin mengkonsumsi obat hipertensi.

Penutup
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 18 Juli 2017, didapatkan
bahwa pasien adalah penderita hiperkolesterolemia dan hipertensi. Pada pasien
hiperkolesterolemia dan hipertensi, perlu dilakukan pencegahan sekunder untuk mencegah
komplikasi yang dapat timbul dengan minum obat secara teratur, kontrol tekanan darah dan
kolesterol secara rutin minimal 1 bulan sekali dan olahraga secara teratur, tetap mempertahankan
pola makan sehat dan melakukan hal-hal yang terdapat dalam perilaku hidup sehat. Tetapi pasien
sudah terjadi komplikasi dari hipertensi yaitu stroke dua tahun lalu dan sekarang sudah sembuh.
Konsumsi obat untuk mencegah supaya stroke tidak terulang lagi. Sedangkan keluarga pasien
sebagai kelompok beresiko tinggi, dianjurkan untuk berperilaku hidup sehat sedini mungkin dan
mengontrol tekanan darah secara teratur dan hidup dengan pola makan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai