Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus
Abstrak
Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada kelompok usia 65-74 tahun meningkat sesuai dengan pertambahan usia.
Hiperkolesterolemia dapat menimbulkan terjadinya penyakit kardiovaskular dan metabolik. Kejadian hiperkolesterolemia
berhubungan dengan faktor risiko akibat adanya gaya hidup yang tidak baik. Tujuan penelitian ini adalah menerapan
pelayanan dokter keluarga berbasis evidence based medicine dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta
penatalaksanaan pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien dengan pendekatan patient centered dan family
approach. Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penujang dan kunjungan ke rumah untuk menilai lingkungan fisik. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses,
dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Pasien mengeluhkan tengkuk terasa pegal sejak 1 minggu yang lalu dan makin
memberat sehingga menghambat pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Secara klinis pasien didiagnosis dengan
hiperkolesterolemia (ICD 10: E78.00). Pada penilaian pengetahuan didapatkan skor sebelum intervensi sebesar 50 (rendah)
dan setelah intervensi menjadi 90 (tinggi). Pada aspek pola makan terjadi perubahan jenis makanan yang sesuai. Pada aspek
aktivitas fisik terjadi perubahan aktivitas fisik olahraga selama 30 menit. Setelah dilakukan tatalaksana holistik dan
komprehensif pasien dan keluarga mengalami peningkatan pengetahuan mengenai penyakit yang diderita pasien sebesar 40
poin dan perubahan pola makan dan aktivitas fisik.
Korespondensi: Khoirun Nisa, alamat Jl. Dr. sutomo, No.35, Penengahan, Kedaton, Bandar Lampung HP 082269176794, e-
mail nisya1khoirun@gmail.com.
tidak merokok ataupun mengkonsumsi alkohol. beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dan
Pasien merupakan suku Jawa, tinggal dengan tukang pijat. Pasien gemar mengkonsumsi
suami (Tn.S, 72 tahun) dan anak bungsunya makanan yang diolah dengan santan. Pasien
(Tn.St, 42 tahun). Pasien memiliki 5 orang anak, jarang berolahraga dan tidak minum minuman
anak pertama sampai anak ke-4 sudah beralkohol dan merokok.
berkeluarga dan tidak tinggal dengan pasien.
Hubungan pasien dengan keluarga dan Pemeriksaan Fisik
lingkungan sekitar baik dan harmonis. Pasien Keadaaan umum: tampak sakit ringan;
sering mengikuti kegiatan sosial di luar rumah. suhu: 36,5oC; tekanan darah: 120/80 mmHg;
Upaya menjaga kesehatan pasien dan frekuensi nadi: 81x/ menit; frek. nafas:
keluarganya masih kurang karena pola 20x/menit; berat badan: 50 kg; tinggi badan:
pengobatan hanya saat ada keluhan , tidak 156 cm. IMT: 20,5 kg/m2, status gizi normal.
pernah sekedar memeriksakan kesehatan.
Pasien mengatakan selama ini jika sakit, pasien Status generalis :
berobat ke Puskesmas Rawat Inap Kemiling dan Bentuk kepala bulat, rambut panjang,
biasanya pergi sendiri. Keluarga pasien kurang hitam, tidak mudah dicabut, dan tumbuh
mengawasi makanan yang dikonsumsi pasien merata. Mata, telinga, hidung, dan leher kesan
dan tidak tau apa komplikasi penyakit jika dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru,
dibiarkan. Pasien dan keluarganya telah gerak dada dan fremitus taktil simetris, tidak
memiliki asuransi kesehatan. Pasien memiliki didapatkan rhonki dan wheezing, kesan dalam
keinginan untuk sembuh. Pasien juga khawatir batas normal. Pada pemeriksaan jantung, tidak
jika penyakit yang dideritanya menjadi terdapat pelebaran, auskultasi dalam batas
semakin parah. Pasien tidak mengetahui normal. Abdomen datar, tidak didapatkan nyeri
penyebab, faktor risiko, upaya yang harus tekan, tidak didapatkan organomegali maupun
dilakukan untuk membantu penyembuhan asites, kesan dalam batas normal. Ekstremitas
penyakit, serta cara pencegahan dan tidak didapatkan edema, akral hangat, kesan
komplikasi. dalam batas normal.
Keluarga dengan
anak remaja
waktu bersama
Gambar 2. Family map Keluarga Ny. K
Total 6
Familly Life Cycle Adaptation :1
Partnership :1
Siklus hidup keluarga Ny.K dapat dilihat Growth :2
bahwa keluarga Ny. K berada dalam tahap Affection :1
keluarga usia pertengahan. Resolve :1
Total Family Apgar score 7 (nilai 4-7, fungsi
keluarga disfungsi sedang)
Rencana Intervensi
Intervensi yang diberikan pada pasien
Gudang
ini adalah pemberian edukasi dan konseling
7 meter
Kamar 2
- Edukasi kepada keluarga mengenai atas dasar keluhan tengkuk terasa pegal sudah
pentingnya monitoring kadar kolesterol 1 minggu. Sebenarnya keluhan ini sudah sering
pasien dirasakan sejak beberapa bulan yang lalu tetapi
hilang timbul. Keluhan dirasakan makin
Diagnostik Holistik Akhir memberat dalam 1 minggu terakhir dan
1. Aspek personal mengganggu aktivitas pasien. Kunjungan rumah
- Alasan Kedatangan: keluhan tengkuk dilakukan untuk anamnesis, pemeriksaan fisik,
yang terasa pegal sudah mulai berkurang pemeriksaan kadar koleterol, intervensi secara
- Kekhawatiran: Kekhawatiran pasien tatap muka, dan evaluasi.
berkurang dengan meningkatnya Keluhan tengkuk terasa pegal dirasakan
pengetahuan pasien tentang penyakit sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan
yang diderita oleh pasien hilang timbul dan membaik pada saat pasien
- Persepsi: Pasien telah mengetahui istirahat. Keluhan sudah dirasakan sejak
bahwa keluhan tengkuk yang terasa beberapa bulan yang lalu. Pasien pernah
pegal disebabkan oleh kadar kolesterol berobata ke puskesmas dengan keluhan yang
yang tinggi dan keluhan dapat sama kemudian diberikan obat dna keluhan
dikendalikan jika pasien melakukan membaik. Namun sekarang pasien kembali
modifikasi gaya hidup, patuh dalam merasakan keluhan yang sama. Pasien makan 2-
pengobatan dan memeriksakan 3 kali sehari dan gemar mengkonsumsi makanan
kesehatan secara teratur meskipun tidak yang diolah dengan santan. Pasien jarang
ada keluhan. berolahraga dan tidak minum minuman
- Harapan: Keluhan hilang dan pasien beralkohol serta merokok.
dapat beraktivitas seperti biasa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
suhu: 36,5oC; tekanan darah: 120/80 mmHg;
2. Aspek Klinis frekuensi nadi: 81x/ menit; frek. nafas:
- Hypercholesterolemia (ICD 10: E78.00) 20x/menit; berat badan: 50 kg; tinggi badan:
156 cm. IMT: 20,5 kg/m2, status gizi normal.
3. Aspek Risiko Internal Kadar kolesterol ketika dilakukan kunjungan
- Peningkatan pengetahuan pasien rumah yaitu sebesar 257 mg/dL
terhadap penyakit yang pasien derita. Sebagian besar hiperkolesterol tidak
- Peningkatan aktivitas fisik, berupa rutin menimbulkan gejala. Kadar kolesterol yang
berjalan pagi tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental
- Pasien berusaha mengurangi konsumsi sehingga oksigen menjadi kurang, sehingga
makanan bersantan gejala yang timbul adalah gejala kurang oksigen
seperti sakit kepala, pegal–pegal pada
4. Aspek Risiko Eksternal tengkuk.12 Oleh karena gejalanya yang tidak
- Meningkatnya pengetahuan keluarga khas bahkan tidak menimbulkan gejala,
tentang penyakit yang diderita pasien. disarankan untuk sering memeriksakan
- Meningkatnya dukungan dan kesehatan minimal satu kali dalam setahun.16
pengawasan keluarga terhadap pola Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
makan pasien kondisi hiperkolesterolemia sedini mungkin
sehingga dapat mencegah risiko terjadinya
5. Derajat Fungsional penyakit kardiovaskular.
Derajat satu yaitu mampu melakukan Kolesterol yang berlebihan di dalam
aktivitas seperti sebelum sakit (tidak ada darah, atau yang disebut juga
kesulitan). hiperkolesterolemia, dapat membentuk plak
pada dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan penyempitan lumen yang
Pembahasan dinamakan aterosklerosis. Keadaan ini akan
Studi kasus dilakukan pada pasien mengakibatkan terjadinya penyakit
wanita berusia 67 tahun yang terdiagnosa kardiovaskular.13 Menurut data Riskesdas 2018,
hiperkolesterolemia. Diputuskan untuk proporsi penduduk Indonesia yang memiliki
dilakukan binaan terhadap pasien dan keluarga
kadar kolestrol tinggi pada perempuan yaitu dan hanya minum obat jika ada keluhan.
9.9% dan pada laki-laki 5.4%. Presentasi
penduduk Indonesia yang memiliki kolestrol
tinggi pada kelompok umur 65-74 tahun
sebesar 18.8% sedangkan pada kelompok umur
75 tahun keatas sebesar 21.4%.4
Faktor risiko yang dapat menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol dalam darah
bersifat multifaktorial, seperti umur, jenis
kelamin, aktivitas fisik, keturunan atau riwayat
keluarga, berat badan dan konsumsi lemak
jenuh yang berlebihan serta kurangnya asupan
serat.5 Seseorang yang kurang mengkonsumsi
serat (<29 g/hari) mempunyai risiko 38% lebih
tinggi untuk mengalami hiperkolesterolemia
dan 43% mempunyai kadar LDL yang tinggi
dibanding dengan yang mengkonsumsi serat
(>29 g/hari).14 Sifat fisik kimia dari serat Gambar 5. Mandala of Health
mengubah jalur metabolisme kolesterol hati
dan metabolisme lipoprotein, yang Personal behavior, kebiasaan pasien
mengakibatkan penurunan kolesterol LDL yang sering makan makanan berlemak
plasma.18 terutama makanan bersantan dan kurang
Penatalaksanaan pasien ini dilakukan beraktivitas fisik.
dengan pendekatan kedokteran keluarga Psychosocial environment, keluarga
melalui pembinaan dan intervensi. Pada pasien pasien masih malas datang ke puskesmas untuk
ini dilakukan kunjungan rumah sebanyak 3 kali. memeriksa kesehatan dan terkadang tidak
Pada pertemuan pertama tanggal 17 januari mengantarkan pasien ke fasilitas kesehatan.
2022 dilakukan informed consent kepada pasien Dalam hal keuangan keluarga pasien termasuk
dan untuk meminta persetujuan melakukan dalam golongan kelas menengah yang dapat
pembinaan keluarga terkait penyakit yang memenuhi kebutuhan primer dan sekunder
dialami dan pasien menyetujui secara lisan. Physical environment, saat ini pasien
Pada pertemuan ini juga dilakukan anamnesis merupakan ibu rumah tangga dengan kebiasaan
termasuk didalamnya mengidentifikasi family memasak, mencuci pakaian, menyapu dan
map, fungsi biologis, psikososial, ekonomi, kebiasaan rumah lainnya. Pasien juga seorang
perilaku kesehatan, sarana dan prasarana tukang pijat.
kesehatan dan lingkungan rumah serta Kunjungan kedua dilaksanakan tgl 22
dilakukan juga pemeriksaan fisik pada pasien. januari 2022 untuk melakukan intervensi
Dari hasil kunjungan tersebut, sesuai terhadap pasien dengan menggunakan
konsep mandala of health pasien memiliki media presentasi powerpoint dan posteryang
pengetahuan yang kurang mengenai penyakit menerangkan tentang penyakit pasien yaitu
yang ia derita. Sistem pelayanan kesehatan target kolesterol, penyebab hiperkolesterol,
terjangkau baik dari segi biaya maupun lokasi. komplikasi, cara pencegahan hiperkolesterol,
Namun pasien hanya melakukan pengobatan dan pentingnya kontrol kadar kolesterol di
bila ada keluhan saja setelah itu pasien tidak fasilitas kesehatan. Pada kunjungan kedua ini
rutin kontrol penyakitnya. juga dilakukan pemeriksaan fisik dan
Human biology, pasien merasakan didapatkan hasil TD: 130/80 mmHg, HR: 83
penyakit yang dideritanya menimbulkan x/m, RR: 20 x/menit, T: 36,4oC, Hasil kolestrol
keluhan yang mengganggu aktivitasnya. Pasien adalah 257 mg/dl. Pada kunjungan kedua juga
merasakan penyakit yang di deritanya semakin dilakukan penatalaksanaan berupa edukasi
memberat. Pasien berharap keluhannya dapat pada pasien dan keluarga pasien.
membaik. Pasien mengatakan bahwa pasien Edukasi yang diberikan berupa
jarang kontrol rutin memeriksakan peyakitnya penjelasan mengenai definisi