Anda di halaman 1dari 10

Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E.

Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

Penatalaksanaan pada Wanita Usia 67 Tahun dengan


Hiperkolesterolemia Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga:
Laporan Kasus
Khoirun Nisa1, Indira Malahayati1, R.E. Rizal Effendi2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada kelompok usia 65-74 tahun meningkat sesuai dengan pertambahan usia.
Hiperkolesterolemia dapat menimbulkan terjadinya penyakit kardiovaskular dan metabolik. Kejadian hiperkolesterolemia
berhubungan dengan faktor risiko akibat adanya gaya hidup yang tidak baik. Tujuan penelitian ini adalah menerapan
pelayanan dokter keluarga berbasis evidence based medicine dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta
penatalaksanaan pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien dengan pendekatan patient centered dan family
approach. Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penujang dan kunjungan ke rumah untuk menilai lingkungan fisik. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses,
dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Pasien mengeluhkan tengkuk terasa pegal sejak 1 minggu yang lalu dan makin
memberat sehingga menghambat pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Secara klinis pasien didiagnosis dengan
hiperkolesterolemia (ICD 10: E78.00). Pada penilaian pengetahuan didapatkan skor sebelum intervensi sebesar 50 (rendah)
dan setelah intervensi menjadi 90 (tinggi). Pada aspek pola makan terjadi perubahan jenis makanan yang sesuai. Pada aspek
aktivitas fisik terjadi perubahan aktivitas fisik olahraga selama 30 menit. Setelah dilakukan tatalaksana holistik dan
komprehensif pasien dan keluarga mengalami peningkatan pengetahuan mengenai penyakit yang diderita pasien sebesar 40
poin dan perubahan pola makan dan aktivitas fisik.

Kata kunci: Dokter keluarga, hiperkolesterolemia.

Management in 67 Years Old Woman with Hypercolesterolemia


Through the Family Doctor Approach: Case Report
Abstract
The prevalence of hypercholesterolemia in Indonesia in the 65-74 year age group increases with age up to 18.8 %.
Hypercholesterolemia can cause cardiovascular and metabolic diseases. The incidence of hypercholesterolemia is associated
with risk factors due to unhealthy lifestyle. Application of evidence-based medicine for family doctors by identifying risk
factors, clinical problems, and patient management based on the framework for solving patient problems with a patient
centered and family approach. This study is a case report. Primary data were obtained through history taking, physical
examination, supporting examination and home visits to assess the physical environment. Assessment based on a holistic
diagnosis from the beginning, process, and end of the study qualitatively and quantitatively. The patient complained of
soreness in the neck since 1 weeks ago and gotten worse so that it interferes with patients to carry out daily activities.
Clinically the patient was diagnosed with hypercholesterolemia (ICD 10:E78.00). In the knowledge assessment, the score
before the intervention was 50 (low) and after the intervention it was 90 (high). In the aspect of diet there is a change in the
type of food that is appropriate. In the aspect of physical activity there is a change in physical activity for 30 minutes. After
the holistic and comprehensive management, patient and families gained an increase in knowledge about the
disease that suffered by patients by 30 points and changes in diet and physical activity .

Keywords: Family doctor, hypercolesterolemia

Korespondensi: Khoirun Nisa, alamat Jl. Dr. sutomo, No.35, Penengahan, Kedaton, Bandar Lampung HP 082269176794, e-
mail nisya1khoirun@gmail.com.

Pendahuluan makan rendah serat, pola makan tinggi lemak,


Hiperkolestrolemia merupakan suatu kebiasaan merokok, jenis kelamin, obesitas dan
kondisi metabolik umum dengan karakteristik aktivitas fisik.11 Kenaikan tingkat kolesterol telah
tingkat kolesterol dalam plasma melebihi nilai terbukti dapat mengganggu dan mengubah
normal yaitu >200 mg/dl.1 Beberapa faktor yang struktur pembuluh darah sehingga dapat
memengaruhi kadar kolesterol total adalah pola menyebabkan berbagai gangguan pada sel

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 436


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

endotel pembuluh darah dengan membentuk Ilustrasi Kasus


lesi, plak, oklusi, atau emboli. Selain itu Pasien Ny.K berumur 67 tahun datang
kolesterol juga diduga berperan dalam ke Puskesmas Rawat Inap Kemiling pada tanggal
terjadinya stres oksidatif.13 12 januari 2022 dengan keluhan tengkuk terasa
Global Health Observatory (GHO) pegal sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan
menyebutkan bahwa hiperkolesterolemia dirasakan hilang timbul dan terkadang membaik
dapat menjadi faktor risiko terjadinya heart pada saat pasien istirahat. Awalnya pasien
disease dan stroke.2 Hiperkolesterolemia sudah mulai merasakan keluhan tersebut sejak
tersebut dapat juga menimbulkan terjadinya beberapa bulan yang lalu dan dirasakan masih
penyakit kardiovaskular dan metabolik seperti ringan namun sekarang keluhan dirasakan
aterosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke makin memberat dan terkadang pasien harus
dan sindrom metabolic.1 Hiperkolestrolemia berhenti sejenak dari aktivitas untuk
dan aterosklerosis dapat menyebabkan meredakan keluhan. Pasien juga merasa
komplikasi seperti infark miokard, keluhan tersebut mengganggu aktivitas pasien,
kardiomiopati iskemik, henti jantung dimana selain mengerjakan aktivitas rumah
mendadak, stroke iskemik, disfungsi ereksi, dan tangga pasien juga merupakan seorang tukang
acute limb ischemia.3,4 Penyakit kardiovaskular pijat.
akibat aterosklerosis dinding pembuluh darah Pasien mengatakan bahwa 1 bulan yang
dan trombosis merupakan penyebab utama lalu pernah berobat ke puskesmas dengan
kematian di dunia. Penyakit kardiovaskular keluhan yang sama kemudian diberikan obat
termasuk dalam Penyakit Tidak Menular dan keluhan dirasakan membaik. Namun,
(PTM).6 beberapa minggu setelah obat habis pasien
Proporsi kematian akibat PTM tertinggi kembali merasakan keluhan yang sama
pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, sehingga pasien kembali berobat ke Puskesmas
yaitu penyakit kardiovaskular (39%), diikuti Rawat Inap Kemiling dan disarankan untuk
kanker (27%), PTM lainnya (30%) dan akibat memeriksakan kadar kolestrolnya. Hasilnya
Diabetes Mellitus (DM) (4%).10 Meningkatnya didapatkan bahwa kadar kolestrol pasien tinggi
penyakit tidak menular terutama didorong oleh yaitu 250 mg/dL. Pasien kemudian diberikan
empat faktor risiko utama yaitu pola makan obat penurun kadar kolestrol. Ketika ditanyakan
yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, pasien mengatakan tidak mengetahui pasti
penggunaan tembakau, dan penggunaan penyebab kolestrolnya tinggi, pasien
alkohol yang berbahaya (profil kesehatan mengatakan kemungkinan karena makan
indonesia, 2020). Menurut WHO, pada tahun bersantan dan kurang istirahat . Pasien juga
2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian tidak mengetahui pasti angka kadar kolestrol
per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 yang normal.
juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini.6,7,8 Pasien makan 2-3 kali dalam sehari.
Menurut data Riskesdas 2018, proporsi Pasien mengatakan pasien hanya memasak
penduduk Indonesia yang memiliki kadar dipagi hari saja sehingga makanan yang
kolestrol tinggi pada perempuan yaitu 9.9% dan dimakan dalam 1 hari sama. Dalam satu kali
pada laki-laki 5.4%. Presentasi penduduk makan, pasien mengambil 1-2 centong nasi, 1-2
Indonesia yang memiliki kolestrol tinggi pada lauk berupa tempe, tahu, telur atau ikan yang
kelompok umur 65-74 tahun sebesar 18.8% biasanya digoreng, serta 1 sendok sayur.
sedangkan pada kelompok umur 75 tahun Terkadang pasien juga diberi makanan oleh
keatas sebesar 21.4%.4 orang yang dipijat. Pasien suka mengkonsumsi
Penelitian ini bertujuan untuk makanan yang diolah dengan santan. Pasien
menerapan pelayanan dokter keluarga berbasis juga minum 2 cangkir kopi dalam sehari.
evidence based medicine pada pasien dengan Aktivitas sehari-hari pasien yaitu melakukan
mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu,
serta penatalaksanaan pasien berdasarkan mencuci piring serta baju dan terkadang pasien
kerangka penyelesaian masalah pasien dengan keluar rumah untuk memijat orang. Pasien
pendekatan patient centred dan family mengatakan tidak pernah berolahraga karena
approach.15 tidak memiliki waktu untuk olahraga. Pasien

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 437


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

tidak merokok ataupun mengkonsumsi alkohol. beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dan
Pasien merupakan suku Jawa, tinggal dengan tukang pijat. Pasien gemar mengkonsumsi
suami (Tn.S, 72 tahun) dan anak bungsunya makanan yang diolah dengan santan. Pasien
(Tn.St, 42 tahun). Pasien memiliki 5 orang anak, jarang berolahraga dan tidak minum minuman
anak pertama sampai anak ke-4 sudah beralkohol dan merokok.
berkeluarga dan tidak tinggal dengan pasien.
Hubungan pasien dengan keluarga dan Pemeriksaan Fisik
lingkungan sekitar baik dan harmonis. Pasien Keadaaan umum: tampak sakit ringan;
sering mengikuti kegiatan sosial di luar rumah. suhu: 36,5oC; tekanan darah: 120/80 mmHg;
Upaya menjaga kesehatan pasien dan frekuensi nadi: 81x/ menit; frek. nafas:
keluarganya masih kurang karena pola 20x/menit; berat badan: 50 kg; tinggi badan:
pengobatan hanya saat ada keluhan , tidak 156 cm. IMT: 20,5 kg/m2, status gizi normal.
pernah sekedar memeriksakan kesehatan.
Pasien mengatakan selama ini jika sakit, pasien Status generalis :
berobat ke Puskesmas Rawat Inap Kemiling dan Bentuk kepala bulat, rambut panjang,
biasanya pergi sendiri. Keluarga pasien kurang hitam, tidak mudah dicabut, dan tumbuh
mengawasi makanan yang dikonsumsi pasien merata. Mata, telinga, hidung, dan leher kesan
dan tidak tau apa komplikasi penyakit jika dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru,
dibiarkan. Pasien dan keluarganya telah gerak dada dan fremitus taktil simetris, tidak
memiliki asuransi kesehatan. Pasien memiliki didapatkan rhonki dan wheezing, kesan dalam
keinginan untuk sembuh. Pasien juga khawatir batas normal. Pada pemeriksaan jantung, tidak
jika penyakit yang dideritanya menjadi terdapat pelebaran, auskultasi dalam batas
semakin parah. Pasien tidak mengetahui normal. Abdomen datar, tidak didapatkan nyeri
penyebab, faktor risiko, upaya yang harus tekan, tidak didapatkan organomegali maupun
dilakukan untuk membantu penyembuhan asites, kesan dalam batas normal. Ekstremitas
penyakit, serta cara pencegahan dan tidak didapatkan edema, akral hangat, kesan
komplikasi. dalam batas normal.

Metode Pemeriksaan Penunjang


Studi ini merupakan laporan kasus. Data  Kolestrol Total (22 Januari 2022): 257
primer diperoleh melalui anamnesis mg/dL
(autoanamnesis), pemeriksaan fisik dan  Kolestrol Total (29 Januari 2022): 239
kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat mg/Dl
dari rekam medis pasien. Penilaian berdasarkan
diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir Data Keluarga
studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Pasien merupakan anak pertama dari
empat bersaudara. Kedua orang tua pasien
Hasil sudah meninggal. Suami pasien merupakan
Data Klinis anak pertama dari enam saudara. Pasien
Ny.K usia 67 tahun datang dengan memiliki 5 orang anak yang berusia 49 tahun, 47
keluhan tengkuk terasa pegal sejak 1 minggu tahun, 45 tahun, 43 tahun dan 42 tahun. Saat ini
yang lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul dan pasien tinggal bersama suami dan anak bungsu
membaik pada saat pasien istirahat. Keluhan pasien. Bentuk keluarga pasien adalah keluarga
sudah dirasakan sejak beberapa bulan yang lalu inti.
dan 1 bulan yang lalu pasien pernah berobat ke Pemecahan masalah diputuskan oleh
puskesmas dengan keluhan yang sama suami pasien dan terkadang dimusyawarahkan
kemudian diberikan obat dan keluhan dirasakan bersama antara pasien dan suaminya.
membaik. Namun, beberapa minggu setelah Komunikasi dalam keluarga cukup baik.
obat habis pasien kembali merasakan keluhan Pemenuhan kebutuhan materi sehari-hari
yang sama sehingga pasien kembali berobat ke pasien diperoleh dari pendapatan pasien yang
Puskesmas Rawat Inap. Pasien masih bisa bekerja sebagai tukang pijat dan suami pasien
beraktivitas dan saat ini sehari-hari pasien yang bekerja sebagai buruh tani. Perilaku

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 438


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

berobat masih mengutamakan kuratif yakni


Keluarga pemula
memeriksakan diri ke layanan kesehatan
apabila ada keluhan yang mengganggu kegiatan Keluarga lanjut usia
Keluarga child
hearing
sehari-hari. Jarak rumah ke puskesmas yaitu 1.5
kilometer.
Genogram
Keluarga usia Keluarga dengan
pertengahan anak prasekolah

Keluarga dengan Keluarga dengan


anak dewasa anak usia sekolah

Keluarga dengan
anak remaja

Gambar 3. Family Life Cycle Ny. K

Family Apgar Score

Tabel 1 Family apgar score


Gambar 1. Genogram Keluarga Ny. K
APGAR Skor
Saya merasa puas karena saya 1
Adaptation

Family Map dapat meminta pertolongan


kepada keluarga saya ketika saya
menghadapi permasalahan

Saya merasa puas dengan cara 1


Partnership

keluarga saya membahas berbagai


hal dengan saya dan berbagi
masalah dengan saya

Saya merasa puas karena keluarga 2


saya menerima dan mendukung
Growth

keinginan-keinginan saya untuk


memulai kegiatan atau tujuan baru
dalam hidup saya
Saya merasa puas dengan cara 1
keluarga saya mengungkapkan
Affection

kasih sayang dan menanggapi


perasaan-perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan dan cinta
Saya merasa puas dengan cara 1
keluarga saya dan saya berbagi
Resolve

waktu bersama
Gambar 2. Family map Keluarga Ny. K
Total 6
Familly Life Cycle Adaptation :1
Partnership :1
Siklus hidup keluarga Ny.K dapat dilihat Growth :2
bahwa keluarga Ny. K berada dalam tahap Affection :1
keluarga usia pertengahan. Resolve :1
Total Family Apgar score 7 (nilai 4-7, fungsi
keluarga disfungsi sedang)

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 439


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

Family SCREEM anggota


keluarga
M1 Bantuan medis √
Tabel 2 Family SCREEM sudah tersedia
Ketika seseorang Sangat Setuju Tidak Sangat di komunitas
didalam anggota setuju setuju tidak kami
keluarga ada yang setuju M2 Dokter, √
sakit perawat dan /
S1 Kami √ atau petugas
membantu kesehatan di
satu sama lain komunitas
dalam kami
keluarga kami membantu
S2 Teman teman √ keluarga kami
dan tetangga
sekitar kami TOTAL 22
membantu
keluarga kami
C1 Budaya kami √
memberi Dari hasil skoring SCREEM didapatkan total 22,
kekuatan dan sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi
keberanian
keluarga kami
keluarga Ny. K cukup
C2 Budaya √
menolong, Data Lingkungan Rumah
peduli, dan
perhatian
Pasien tinggal di rumah milik sendiri.
dalam Jarak antara rumah ke puskesmas sekitar dua
komunitas kita kilometer. Lingkungan tempat tinggal pasien
sangat
membantu dikelilingi oleh rumah tetangga. Jarak antara
keluarga kita rumah pasien dengan rumah lainnya sangat
R1 Iman dan √ berhimpitan. Rumah pasien berukuran 7 x 7 m
agama yang
kami anut dan terdiri dari satu lantai, memiliki ruang tamu,
sangat 2 kamar tidur, 1 gudang dapur dan kamar
membantu
dalam
mandi. Lantai rumah berupa semen, dinding
keluarga kami tebuat dari papan, dengan atap seng.
R2 Tokoh agama √ Penerangan dan ventilasi dirasa kurang dimana
atau kelompok
agama
hanya terdapat 1 jendela diruang tamu yang
membantu sering dibuka sehingga minim sirkulasi udara
keluarga kami dan kurangnya pencahayaan. Kebersihan di
E1 Tabungan √
keluarga kami dalam rumah kurang terawat dengan
cukup untuk penempatan perabotan yang berhimpitan dan
kebutuhan berserakan. Rumah sudah menggunakan listrik.
kami
E2 Penghasilan √ Jarak antara rumah pasien dengan rumah
keluarga kami lainnya saling berdekatan. Kamar mandi pasien
mencukupi
kebutuhan
ada satu dengan jamban jongkok dan terletak di
kami belakang rumah. Dinding kamar mandi berupa
papan kayu dan lantai kamar mandi hanya
E’1 Pengetahuan √
dan
berlapis semen.
pendidikan Sumber air berasal dari sumur bor dan
kami cukup digunakan untuk mandi serta mencuci. Air
bagi kami
untuk minum berasal dari galon yang biasanya di isi
memahami ulang. Lingkungan tempat tinggal pasien cukup
informasi padat. Rumah berada di pinggir jalan (gang
tentang
penyakit kecil) yang hanya bisa dilewati maksimal 2
E’2 Pengetahuan √ motor.
dan
pendidikan
kita cukup bagi
kita untuk
merawat
penyakit kita

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 440


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

Tempat Kamar aktivitas seperti sebelum sakit (tidak ada


cuci Mandi
Dapur
kesulitan).

Rencana Intervensi
Intervensi yang diberikan pada pasien
Gudang
ini adalah pemberian edukasi dan konseling

7 meter
Kamar 2

kepada pasien dan anggota keluarga lainnya


mengenai penyakit hiperkolesterolemia mulai
dari penyebab hingga pencegahan dan
Ruang tamu Kamar 1
komplikasi yang dapat terjadi. Intervensi
bertujuan untuk memperbaiki pola hidup
pasien dan menjaga kadar kolesterol darah
Pintu
tetap dalam kadar normal. Akan dilakukan tiga
Jendela
kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah
7 meter untuk melengkapi data pasien yang dilakukan
saat kunjungan pasien ke puskesmas dan
Gambar 4. Denah rumah Ny. K dilanjutkan kunjungan ke rumah pasien.
Pertemuan kedua untuk melakukan intervensi
secara tatap muka dan pertemuan ketiga
Diagnostik Holistik Awal
adalah untuk mengevaluasi intervensi yang
1. Aspek Personal telah dilakukan. Intervensi yang dilakukan
- Alasan Kedatangan: Tengkuk pegal–pegal
terbagi atas patient center dan family focused.
sejak satu minggu yang lalu.
- Kekhawatiran: Pasien khawatir penyakit
pasien makin parah. Patient Center
- Persepsi: Pasien menganggap keluhan Non-Farmakologi:
yang dirasakan karena makanan - Edukasi pasien mengenai target kolesterol
bersantan dan kurang istirahat. Pasien normal dalam darah.
juga menganggap bahwa ia hanya perlu - Edukasi mengenai penyebab, pencegahan,
minum obat dan memeriksakan makanan yang harus dihindari, dan
kesehatan apabila ada keluhan. komplikasi dari hiperkolesterolemia yang
- Harapan: Pasien berharap agar mungkin terjadi.
keluhannya hilang sehingga pasien dapat - Edukasi mengenai kegiatan olahraga rutin
beraktivitas seperti biasa. yang dapat dilakukan pasien
2. Aspek Klinis - Edukasi pasien untuk kontrol kolesterol
Hypercholesterolemia (ICD 10: E78.00) teratur ke fasilitas kesehatan.
3. Aspek Risiko Internal
Farmakologi
- Pengetahuan masih kurang mengenai
- Simvastatin tablet, 1 x 10 mg per hari
kadar kolesterol normal, penyebab, serta
cara pencegahan dan komplikasi Family Focused
- Jarang berolahraga dan beraktivitas fisik - Edukasi kepada keluarga mengenai
- Kebiasaan pasien mengkonsumsi penyakit hiperkolesterolemia serta peran
makanan bersantan keluarga dalam terapi penyakit pasien.
- Jarang memeriksakan kesehatan ke - Edukasi kepada keluarga untuk berperan
fasilitas kesehatan dalam mengingatkan pasien mengenai
4. Aspek Risiko Eksternal aktivitas fisik yang sesuai untuk pasien.
- Pengetahuan keluarga kurang mengenai - Edukasi kepada keluarga untuk mengawasi
pencegahan dan komplikasi dari penyakit makan pasien
yang diderita pasien - Edukasi kepada keluarga mengenai
- Kurangnya pengawasan terhadap pola pentingnya kontrol teratur ke tenaga
makan pasien. kesehatan agar penyakit pasien dapat
5. Derajat Fungsional terkontrol dan mengurangi timbulnya
Derajat satu yaitu mampu melakukan komplikasi.

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 441


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

- Edukasi kepada keluarga mengenai atas dasar keluhan tengkuk terasa pegal sudah
pentingnya monitoring kadar kolesterol 1 minggu. Sebenarnya keluhan ini sudah sering
pasien dirasakan sejak beberapa bulan yang lalu tetapi
hilang timbul. Keluhan dirasakan makin
Diagnostik Holistik Akhir memberat dalam 1 minggu terakhir dan
1. Aspek personal mengganggu aktivitas pasien. Kunjungan rumah
- Alasan Kedatangan: keluhan tengkuk dilakukan untuk anamnesis, pemeriksaan fisik,
yang terasa pegal sudah mulai berkurang pemeriksaan kadar koleterol, intervensi secara
- Kekhawatiran: Kekhawatiran pasien tatap muka, dan evaluasi.
berkurang dengan meningkatnya Keluhan tengkuk terasa pegal dirasakan
pengetahuan pasien tentang penyakit sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan
yang diderita oleh pasien hilang timbul dan membaik pada saat pasien
- Persepsi: Pasien telah mengetahui istirahat. Keluhan sudah dirasakan sejak
bahwa keluhan tengkuk yang terasa beberapa bulan yang lalu. Pasien pernah
pegal disebabkan oleh kadar kolesterol berobata ke puskesmas dengan keluhan yang
yang tinggi dan keluhan dapat sama kemudian diberikan obat dna keluhan
dikendalikan jika pasien melakukan membaik. Namun sekarang pasien kembali
modifikasi gaya hidup, patuh dalam merasakan keluhan yang sama. Pasien makan 2-
pengobatan dan memeriksakan 3 kali sehari dan gemar mengkonsumsi makanan
kesehatan secara teratur meskipun tidak yang diolah dengan santan. Pasien jarang
ada keluhan. berolahraga dan tidak minum minuman
- Harapan: Keluhan hilang dan pasien beralkohol serta merokok.
dapat beraktivitas seperti biasa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
suhu: 36,5oC; tekanan darah: 120/80 mmHg;
2. Aspek Klinis frekuensi nadi: 81x/ menit; frek. nafas:
- Hypercholesterolemia (ICD 10: E78.00) 20x/menit; berat badan: 50 kg; tinggi badan:
156 cm. IMT: 20,5 kg/m2, status gizi normal.
3. Aspek Risiko Internal Kadar kolesterol ketika dilakukan kunjungan
- Peningkatan pengetahuan pasien rumah yaitu sebesar 257 mg/dL
terhadap penyakit yang pasien derita. Sebagian besar hiperkolesterol tidak
- Peningkatan aktivitas fisik, berupa rutin menimbulkan gejala. Kadar kolesterol yang
berjalan pagi tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental
- Pasien berusaha mengurangi konsumsi sehingga oksigen menjadi kurang, sehingga
makanan bersantan gejala yang timbul adalah gejala kurang oksigen
seperti sakit kepala, pegal–pegal pada
4. Aspek Risiko Eksternal tengkuk.12 Oleh karena gejalanya yang tidak
- Meningkatnya pengetahuan keluarga khas bahkan tidak menimbulkan gejala,
tentang penyakit yang diderita pasien. disarankan untuk sering memeriksakan
- Meningkatnya dukungan dan kesehatan minimal satu kali dalam setahun.16
pengawasan keluarga terhadap pola Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
makan pasien kondisi hiperkolesterolemia sedini mungkin
sehingga dapat mencegah risiko terjadinya
5. Derajat Fungsional penyakit kardiovaskular.
Derajat satu yaitu mampu melakukan Kolesterol yang berlebihan di dalam
aktivitas seperti sebelum sakit (tidak ada darah, atau yang disebut juga
kesulitan). hiperkolesterolemia, dapat membentuk plak
pada dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan penyempitan lumen yang
Pembahasan dinamakan aterosklerosis. Keadaan ini akan
Studi kasus dilakukan pada pasien mengakibatkan terjadinya penyakit
wanita berusia 67 tahun yang terdiagnosa kardiovaskular.13 Menurut data Riskesdas 2018,
hiperkolesterolemia. Diputuskan untuk proporsi penduduk Indonesia yang memiliki
dilakukan binaan terhadap pasien dan keluarga

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 442


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

kadar kolestrol tinggi pada perempuan yaitu dan hanya minum obat jika ada keluhan.
9.9% dan pada laki-laki 5.4%. Presentasi
penduduk Indonesia yang memiliki kolestrol
tinggi pada kelompok umur 65-74 tahun
sebesar 18.8% sedangkan pada kelompok umur
75 tahun keatas sebesar 21.4%.4
Faktor risiko yang dapat menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol dalam darah
bersifat multifaktorial, seperti umur, jenis
kelamin, aktivitas fisik, keturunan atau riwayat
keluarga, berat badan dan konsumsi lemak
jenuh yang berlebihan serta kurangnya asupan
serat.5 Seseorang yang kurang mengkonsumsi
serat (<29 g/hari) mempunyai risiko 38% lebih
tinggi untuk mengalami hiperkolesterolemia
dan 43% mempunyai kadar LDL yang tinggi
dibanding dengan yang mengkonsumsi serat
(>29 g/hari).14 Sifat fisik kimia dari serat Gambar 5. Mandala of Health
mengubah jalur metabolisme kolesterol hati
dan metabolisme lipoprotein, yang Personal behavior, kebiasaan pasien
mengakibatkan penurunan kolesterol LDL yang sering makan makanan berlemak
plasma.18 terutama makanan bersantan dan kurang
Penatalaksanaan pasien ini dilakukan beraktivitas fisik.
dengan pendekatan kedokteran keluarga Psychosocial environment, keluarga
melalui pembinaan dan intervensi. Pada pasien pasien masih malas datang ke puskesmas untuk
ini dilakukan kunjungan rumah sebanyak 3 kali. memeriksa kesehatan dan terkadang tidak
Pada pertemuan pertama tanggal 17 januari mengantarkan pasien ke fasilitas kesehatan.
2022 dilakukan informed consent kepada pasien Dalam hal keuangan keluarga pasien termasuk
dan untuk meminta persetujuan melakukan dalam golongan kelas menengah yang dapat
pembinaan keluarga terkait penyakit yang memenuhi kebutuhan primer dan sekunder
dialami dan pasien menyetujui secara lisan. Physical environment, saat ini pasien
Pada pertemuan ini juga dilakukan anamnesis merupakan ibu rumah tangga dengan kebiasaan
termasuk didalamnya mengidentifikasi family memasak, mencuci pakaian, menyapu dan
map, fungsi biologis, psikososial, ekonomi, kebiasaan rumah lainnya. Pasien juga seorang
perilaku kesehatan, sarana dan prasarana tukang pijat.
kesehatan dan lingkungan rumah serta Kunjungan kedua dilaksanakan tgl 22
dilakukan juga pemeriksaan fisik pada pasien. januari 2022 untuk melakukan intervensi
Dari hasil kunjungan tersebut, sesuai terhadap pasien dengan menggunakan
konsep mandala of health pasien memiliki media presentasi powerpoint dan posteryang
pengetahuan yang kurang mengenai penyakit menerangkan tentang penyakit pasien yaitu
yang ia derita. Sistem pelayanan kesehatan target kolesterol, penyebab hiperkolesterol,
terjangkau baik dari segi biaya maupun lokasi. komplikasi, cara pencegahan hiperkolesterol,
Namun pasien hanya melakukan pengobatan dan pentingnya kontrol kadar kolesterol di
bila ada keluhan saja setelah itu pasien tidak fasilitas kesehatan. Pada kunjungan kedua ini
rutin kontrol penyakitnya. juga dilakukan pemeriksaan fisik dan
Human biology, pasien merasakan didapatkan hasil TD: 130/80 mmHg, HR: 83
penyakit yang dideritanya menimbulkan x/m, RR: 20 x/menit, T: 36,4oC, Hasil kolestrol
keluhan yang mengganggu aktivitasnya. Pasien adalah 257 mg/dl. Pada kunjungan kedua juga
merasakan penyakit yang di deritanya semakin dilakukan penatalaksanaan berupa edukasi
memberat. Pasien berharap keluhannya dapat pada pasien dan keluarga pasien.
membaik. Pasien mengatakan bahwa pasien Edukasi yang diberikan berupa
jarang kontrol rutin memeriksakan peyakitnya penjelasan mengenai definisi

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 443


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

hiperkolesterolemia, keadaan kolesterol yang dikontrol. Namun, dengan berbagai kelebihan


disebut hiper/berlebih, faktor risiko dan tersebut simvastatin tetap memiliki efek
penyebab, pencegahan melalui perubahan samping. Efek samping simvastatin yang tidak
pola hidup (pola diet pasien, berolahraga diharapkan di antaranya yaitu adanya miositis
rutin, hindari merokok dan alkohol, makan yang ditandai dengan nyeri otot/myalgia,
buah dan sayur), komplikasi, dan jadwal miopati dengan CK yang meningkat,
kontrol kolesterol ke fasilitas kesehatan.9 rhabdomyolysis, penurunan massa dan
Pengetahuan pasien dan keluarga mengenai kekuatan otot dan timbulnya gangguan fungsi
penyakit tersebut merupakan sarana yang hati. Oleh karena itu, penting untuk memantau
membantu pasien dalam menangani masalah fungsi hati dalam masa terapi farmakologis. 17
kesehatannya, sehingga pasien semakin
mengerti bagaimana harus mengubah Tabel 3. Hasil Pretest dan Posttest
perilakunya dan alasan mengapa hal tersebut Variabel Pre Post Δ Skor
perlu dilakukan. Pasien dianjurkan untuk Test test
tetap memeriksakan diri setiap obat telah Pengetahuan 50 90 Terdapat
habis dan apabila ada gejala lain yang peningkatan
pengetahuan
mengganggu pasien dapat langsung ke
sebesar 40
puskesmas dan mengikuti saran serta poin
anjuran yang diberikan
Tatalaksana yang diberikan berupa Kegiatan evaluasi dilakukan pada
medikamentosa dan non medikamentosa tanggal 29 januari 2022 bertujuan untuk
terkait penyakit yang diderita pasien. menilai apakah target yang diharapkan dari
Tatalaksana medikamentosa yang diberikan ke kegiatan intervensi tercapai. Dilakukan
pasien adalah simvastatin 1x10 mg. Dosis yang anamnesis ulang kepada pasien dan
diberikan mulai dari intensitas rendah, yaitu 10 didapatkan hasil bahwa keluhan tengkuk
mg sekali sehari. Bila dosis tersebut belum dapat terasa pegal sudah berkurang. Hasil
menurunkan target kadar LDL sebesar <30% pemeriksaan didapatkan kadar kolesterol
maka dapat dinaikkan dengan dosis intensitas adalah 239 mg/dl Setelah dilakukan intervensi
menengah sebesar 20–40 mg satu kali dalam dan di evaluasi di dapatkan perubahan
sehari dan bila masih intoleran bisa diberikan pengetahuan yang sudah jauh lebih baik pada
intensitas tinggi sebesar 80 mg sekali sehari pasien dan keluarganya mengenai
setiap malam.17 Prinsip dasar dalam terapi hiperkolesterolemia. Berdasarkan 10
farmakologi untuk adalah untuk menurunkan pertanyaan yang diajukan setelah intervensi,
risiko terkena penyakit kardiovaskular. 16 pasien menjawab 9 pertanyaan dengan benar
Simvastatin merupakan salah satu golongan dan hasil tersebut memuaskan. Pasien sudah
obat statin. Tujuan pemberian simvastatin mulai berolahraga rutin setiap paginya, yakni
adalah menurunkan jumlah kolesterol dengan melakukan jalan santai mengelilingi kompleks
cara menurunkan sintesis kolesterol di hati. rumah selama 30 menit. Keluarga pasien juga
Statin menghambat secara kompetitif koenzim sudah mulai mengingatkan pasien untuk
HMG-CoA reduktase, yakni enzim yang menjaga pola makan pasien. Pasien sudah
berperan pada sintesis kolesterol, terutama mulai mengatur pola makanan dan
dalam hati. Penghambatan enzim ini menghindari makanan yang mengandung
menyebabkan penurunan konsentrasi lemak dan kolesterol tinggi. Kekhawatiran
kolesterol seluler sementara di intraseluler, pasien akan penyakitnya sudah mulai
yang akan menyebabkan peningkatan ekspresi berkurang dengan meningkatnya pengetahuan
reseptor LDL pada permukaan hepatosit yang pasien tentang penyakit yang diderita. Pada
berakibat meningkatnya pengeluaran K-LDL persepsi, pasien telah mengetahui bahwa
dari darah dan penurunan konsentrasi dari K- tengkuk terasa pegal yang dideritanya
LDL dan lipoprotein apo-B lainnya termasuk berkaitan dengan kadar kolesterol yang tinggi.
trigliserid. Statin merupakan obat yang cocok Harapan pasien terhadap nyeri kepala
untuk pasien dengan masalah berkurang dan harapan penyakitnya dapat
hiperkolesterolemia yang lama dan sulit dikontrol dan penyakit tidak semakin

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 444


Khoirun nisa, Indira malahayati, R.E. Rizal effendi|Penatalaksanaan pada wanita usia 67 tahun dengan hiperkolestrolemia melalui pendekatan
kedokteran keluarga: Laporan Kasus

memburuk sebagian telah tercapai. Triglyceride Level is A Risk Factor for


. Cardiovascular Disease Independent of
Simpulan High-Density Lipoprotein Cholesterol
1. Pasien wanita usia 67 tahun, pengetahuan Level: A Meta-analysis of Population-Based
kurang mengenai hiperkolesterolemia, Prospective Studies. Journal Cardiovasc
pola makan berlemak berlebih dan Risk. 2017; 3(2):213-9
aktivitas fisik kurang. Keluarga kurang 6. Kementerian Kesehatan Republik
berperan dalam mendukung upaya Indonesia. Profil Kesehatan Dasar Tahun
pencegahan dan pengobatan penyakit 2014 . Jakarta: Kemenkes RI; 2015
pasien. 7. Kementerian Kesehatan Republik
2. Telah dilakukan anamnesis dan Indonesia. Laporan Nasional RISKESDAS
pemeriksaan didapatkan faktor risiko 2019. Jakarta: Kemenkes RI; 2019
berupa pola makan pasien yang tidak sesuai 8. Kementerian Kesehatan Republik
dan seimbang. Indonesia. Survei Kesehatan Rumah
3. Telah dilakukan intervensi berupa edukasi Tangga. Jakarta: Badan Litbangkes
dengan media poster dan power point Kemenkes RI; 2015
dengan materi definisi 9. Mannul GS, Zaman MJS, Gupta A, et al.
hiperkolesterolemia, keadaan kolesterol Evidence of Lifestyle Modification in the
yang disebut hiper/berlebih, penyebab, Management of Hypercholesterolemia.
pencegahan melalui perubahan pola hidup Bentham Science Publishers. 2013; 9(1):2–
(pola diet pasien, berolahraga rutin, 14.
hindari merokok dan alkohol, makan buah 10. Kementerian Kesehatan Republik
dan sayur), komplikasi, dan jadwal kontrol Indonesia. Survei Kesehatan Rumah
kolesterol ke fasilitas kesehatan. Tangga. Jakarta: Badan Litbangkes
4. Dari hasil evaluasi intervensi yang telah Kemenkes RI; 2004
dilakukan, dapat dilihat bahwa keluhan 11. Pischon T, et al. General and Abdominal
yang dirasakan sudah berkurang, Adiposity and Risk of Death in Europe. N
kepatuhan Ny. K dalam mengikuti anjuran Engl J Med. 2008; 359(20):2105–20.
terapi farmakologi maupun non 12. Fernandez ML. Soluble Fiber and Non
farmakologi sudah baik. Disgestible Carbohydrate Effect on Plasma
Lipid and Cardiovascular Risk. Curr Opin
Daftar Pustaka Lipidol. 2001; 12(1):35-40.
1. Stapleton PA, Goodwill AG, James ME, 13. Soeharto I. Serangan Jantung dan Stroke
Brock RW, Frisbee J.m Hubungannya dengan Lemak dan
Hypercholesterolemia and microvascular Kolesterol. Jakarta: Gramedia; 2004
dysfunction: interventional strategies. 14. Hokanson J E, Austin MA. Plasma
Journal of Inflammation; 2010 Triglyceride Level is A Risk Factor for
2. Global Health Observatory (GHO) data. Cardiovascular Disease Independent of
Raised cholesterol [Internet]. US: Word High-Density Lipoprotein Cholesterol
Health Organization, 2018 Level: A Meta-analysis of Population-Based
3. Hokanson J E, Austin MA. Plasma Prospective Studies. J Cardiovasc Risk.
Triglyceride Level is A Risk Factor for 1996; 3(2):213-9.
Cardiovascular Disease Independent of 15. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan
High-Density Lipoprotein Cholesterol Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2017
Level: A Meta-analysis of Population-Based 16. Annies. Kolesterol dan Penyakit Jantung
Prospective Studies. Journal Cardiovasc Koroner. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media; 2015
Risk. 2017; 3(2):213-9 17. PERKI. Pedoman Tatalaksana Dislipidemia
4. Laporan hasil riset kesehatan dasar Edisi 1. Jakarta: Centra Communications;
(Riskesdas) Indonesia. Jakarta: 2013
Departemen kesehatan republik Indonesia; 18. Triana V. Macam-Macam Vitamin dan
2018 Fungsinya dalam Tubuh Manusia. Jurnal
5. Hokanson J E, Austin MA. Plasma Kesehatan Masyarakat. 2001; 1(1):41–47.

Medula| Volume 13 | Nomor 3 | Maret 2023| 445

Anda mungkin juga menyukai