Anda di halaman 1dari 10

Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II


dan Osteoartritis
Minerva Nadia Putri A.T1, Diana Mayasari1, Eka Cania B1, Indriasari Nurul Putri1
1
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Prevalensi penderita hipertensi di Lampung mencapai 24,7% dari jumlah penduduk. Faktor resiko hipertensi salah satunya
ialah obesitas. Selain hipertensi, penyakit degeneratif lain yang dapat timbul akibat obesitas adalah osteoartritis. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mengontrol kedua penyakit degeneratif tersebut adalah menghilangkan faktor risiko
yang dapat dimodifikasi. Analisis studi ini adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis (autoanamnesis
dan alloanamnesis dari pasien dan anggota keluarganya), pemeriksaan fisik dan kunjungan rumah untuk melengkapi data
keluarga, data psikososial dan lingkungan. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir
studi secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien memiliki derajat fungsional 2 dengan hipertensi grade II, osteoartritis dan
obesitas. Memiliki faktor resiko internal usia 54 tahun, IMT 37,2 (obesitas II), aktivitas tergolong ringan, gaya hidup kuran g
baik, kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya, memiliki faktor stressor dan memiliki pola pengobatan kuratif.
Penatalaksanaan medikamentosa dan non medikamentosa dilakukan berdasarkan prinsip pelayanan kedokteran keluarga,
serta edukasi terhadap pasien dan keluarganya tentang upaya mengubah gaya hidup, mengonsumsi obat dan kontrol
secara teratur bagi pasien dan melakukan upaya pencegahan pada anggota keluarga yang berisiko. Kemudian, dilakukan
evaluasi untuk menilai perubahan yang terjadi dari sebelum dilakukan intervensi. Pada evaluasi didapatkan penurunan
tekanan darah namun tetap dalam kategori hipertensi grade II dan berkurangnya frekuensi nyeri pada kedua sendi lutut.

Kata Kunci: Hipertensi, Obesitas, Osteoartritis, Pelayanan Kedokteran Keluarga

Holistic Management in Obese Women with Hypertension Grade II


and Osteoarthritis
Abstract
Prevalence of hypertension in Lampung province is 24.7% of the population. One of the risk factors of hypertension is
obesity. In addition to hypertension, other degenerative diseases that occur by the state of obesity is osteoarthritis. One
way that can be used to control both degenerative diseases is to eliminate the risk factors that can be modified. Analysis of
this study is a case report. The primary data obtained through anamnesis (autoanamnesis and alloanamnesis of patient
and her family members), physical examination and home visits , to complete the family data, the data psychosocial and
environmental. Assessment is based upon a holistic diagnosis of early, process, and the final quantitative and qualitative
studies. The patient has a functional degree 2 with stage II hypertension, osteoarthritis and obesity. Has an internal risk
factor of 54 years old, body mass index 37.2 (obesity II), mild activity, poor lifestyle, lack of knowledge about the disease,
has a stressor factor and has a curative treatment pattern. Medical and nonmedical management is performed based on
family medical service, as well as educating patients and their families about changing lifestyles, taking medication and
regular controls for patients and preventing family members at risk. Then, an evaluation is conducted to assess the
changes that occurred prior to the intervention. The evaluation showed a decrease in blood pressure but remained in the
category of stage II hypertension and reduced frequency of pain in both knee joints.

Keywords: Family Medicine Service, Hypertension, Obesity, Osteoarthritis

Korespondensi :Minerva Nadia Putri, SKM, M.K.M, alamat Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1, HP 0858844241, e-mail
minervanadia@mail.com

Pendahuluan Untuk Kabupaten Lampung Selatan Kecamatan


Hipertensi atau yang lebih dikenal Jati Mulyo dalam cakupan wilayah kerja
dengan istilah penyakit darah tinggi adalah Puskesmas Karang Anyar prevalensi hipertensi
suatu keadaan tekanan darah seseorang semakin tahun semakin menurun. Pada tahun
melebihi 140 mmHg untuk sistolik dan 90 2015 menunjukan hasil sebanyak 7,2% (1.724
mmHg untuk diastolik.1 Prevalensi hipertensi jiwa) menurun dari jumlah tahun sebelumnya
pada umur lebih dari 18 tahun di Indonesia yaitu 10,78% (2013) dan 10% (2014).4
pada tahun 2013 sebesar 26,5%. Provinsi Faktor risiko yang menyebabkan
Lampung sendiri menunjukan prevalensi terjadinya hipertensi ada yang bisa
hipertensi sebanyak 24,7% dari jumlah dikendalikan dan ada yang tidak bisa
penduduk yang berarti terjadi peningkatan dikendalikan. Faktor resiko yang tidak bisa
jumlah dari hasil sebelumnya yaitu 24,1%.2,3 dikendalikan yaitu umur, jenis kelamin, riwayat

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 563


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

keluarga dan faktor genetik. Sedangkan faktor Kasus


yang bisa diubah/dikendalikan seperti gaya Anamnesis: Pasien Ny. S, seorang ibu
hidup, obesitas, faktor stress, kehamilan dan rumah tangga berusia 54 tahun datang dengan
penggunaan estrogen.5 Faktor gizi sangat keluhan nyeri kepala sejak 2 bulan yang lalu
berhubungan dengan terjadinya hipertensi. semakin memberat 4 hari hari sebelum ke
Masalah gizi klinis merupakan faktor risiko puskemas disertai dengan pandangan yang
terjadinya penyakit kardiovaskuler, perlu sesekali kabur. Nyeri kepala terutama
dicegah dan diobati dengan mengubah pola dirasakan pada bagian tengkuk dan menjalar
makan menjadi makanan sehat yang ke leher sehingga tengkuk pasien terasa berat.
berpedoman pada aneka ragam makanan yang Nyeri kepala dirasakan hilang timbul. Pasien
memenuhi gizi seimbang.6 Selain itu penderita juga mengeluhkan nyeri pada kedua sendi
hipertensi juga harus mempunyai pengetahuan lututnya dan sekarang juga dirasakan pada
dan sikap kepatuhan untuk dapat pinggang kanan. Keluhan ini sudah dirasakan
menyesuaikan penatalaksanaan hipertensi sejak 2 tahun terakhir dan sudah mulai
dalam kehidupan sehari- hari.5,6,7 Komplikasi mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk
yang dapat terjadi akibat hipertensi antara lain keluhan kepala sakit dan pandangan kabur
penyakit jantung koroner (PJK), gagal ginjal dan pasien telah memeriksakan diri ke mantri dan
stroke yang masing-masing prevalensinya didapatkan tekanan darah 240/140 mmHg dan
sebanyak 1,5%, 0,2%, dan 12,1% pada tahun pasien disarankan untuk ke RS agar dilakukan
2013. pengobatan intensif. Pasien memang sudah
Osteoartisis (OA) merupakan penyakit terdiagnosis menderita hipertensi sejak 6 bulan
degenerasi pada sendi yang melibatkan yang lalu namun pasien masih belum
kartilago, lapisan sendi, ligamen dan tulang menghiraukan keadaannya dan hanya
sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan melakukan pengobatan apabila ada keluhan
pada sendi.8 Penyebab OA belum diketahui serta tidak pernah kontrol setelahnya. Pasien
pasti, tetapi usia, jenis kelamin, ras, riwayat sudah mengetahui jelas bahwa ada riwayat
keluarga yang menderita OA, obesitas, riwayat hipertensi di keluarganya bahkan ibu dan
cedera dan aktivitas fisik yang berlebihan kedua kakak kandung pasien meninggal akibat
merupakan faktor risiko terjadinya OA.9 stroke. Oleh karena itu pasien khawatir ia juga
Intensitas nyeri dan kekakuan yang dirasakan mengalami hal yang sama. Dan ia juga
memiliki pengaruh yang signifikan kualitas mendatangi puskesmas dengan harapan ia
hidup penderita OA.10 dapat diobati tanpa harus dirawat di RS.
Salah satu cara yang dapat digunakan Pasien mengaku belum mengetahui
untuk mengontrol penyakit degeneratif seperti banyak mengenai hipertensi dan selama ini ia
hipertensi dan OA adalah menghilangkan hanya datang berobat apabila ada keluhan dan
faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Hal ini saat diperiksa didapatkan tekanan darah yang
menjadi alasan mengapa dilakukan pembinaan tinggi. Pasien belum mengontrol pola makan
dan penatalaksanaan secara menyeluruh pada ataupun aktivitas sehari-hari. Pasien biasanya
pasien hipertensi dengan OA sehingga makan tiga kali sehari. Makanan yang dimakan
mencegah dampak serius yang dapat timbul cukup bervariasi. Penggunaan garam dalam
bagi kesehatan penderita dan akan masakan juga masih belum dapat dikendalikan,
mempengaruhi kualitas hidup penderita baik sehari-hari pasien bisa menggunakan garam ≥ 5
dalam keluarga maupun di masyarakat. Data gram (setara dengan 1 sendok teh). Makanan
primer diperoleh melalui anamnesis berlemak tidak terlalu sering. Asupan serat
(autoanamnesis dan alloanamnesis dari pasien juga masih tergolong rendah, dalam
anggota keluarga), pemeriksaan fisik dan sehari pasien hanya memasak satu porsi sayur
kunjungan rumah, untuk melengkapi data untuk dimakan satu keluarga. Begitu pula
keluarga, data psikososial dan lingkungan. dengan asupan kalsium, pasien mengaku sejak
Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis muda ia tidak menyukai susu ataupun
holistik dari awal, proses, dan akhir studi olahannya, namun sumber kalsium lain seperti
secara kuantitatif dan kualitatif. ikan, kacang-kacangan, sayur seperti bayam,
kol, kangkung masih dikonsumsi namun tidak
dalam intensitas yang sering. Semua kegiatan

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 564


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

rumah tangga dikerjakannya seorang diri selain darah: 170/100 mmHg; frekuensi nadi: 85
mengurus suami serta kedua cucunya namun kali/menit; frekuensi nafas: 15 kali/menit;
aktivitas fisik pasien masih tergolong aktivitas berat badan: 79 kg; tinggi badan: 152 cm. IMT:
ringan. Pasien tidak pernah berolahraga dan 37,2 kg/m2 (obesitas II). Lingkar perut 115 cm.
mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol Status generalis: mata tidak ditemukan
ataupun merokok. adanya kekeruhan lensa, telinga, hidung, kesan
Pasien tinggal bersama suaminya Tn. U dalam batas normal. Leher, JVP tidak
(70 tahun), cucunya an. D (4 tahun) dan an. V meningkat, kesan dalam batas normal. Paru,
(2 tahun). Pasien merasa cukup sulit untuk gerak dada dan fremitus taktil simetris, tidak
mengurus kedua cucunya, pasien mengaku didapatkan rhonki dan wheezing, kesan dalam
tidak memiliki waktu untuk beristirahat batas normal. Jantung, bunyi jantung I dan
ataupun meluangkan sedikit waktu untuk bunyi jantung II regular, tidak ada bunyi
sekedar mengaji karena kedua cucunya tidak jantung tambahan. Abdomen, supel, tidak
dapat dibiarkan sendiri. Aktivitas sehari-hari didapatkan organomegali ataupun asites,
yang hampir seluruhnya dihabiskan di rumah kesan dalam batas normal. Muskuloskeletal
membuat pasien jarang untuk berjalan terlalu dan status neurologis kesan dalam batas
jauh, aktivitas sehari-hari yang juga dilakukan normal.Status lokalis: Ekstremitas tidak
seperti memasak dilakukan dengan berdiri, didapatkan edema, kesan dalam batas normal.
mencuci pakaian karena masih secara manual Patela dextra et sinistra tidak ditemukan
dilakukan sambil duduk menggunakan kursi adanya tanda inflamasi seperti bengkak,
kayu sejajar dengan lantai, jamban masih kemerahan, teraba nyeri atau panas. Hasil
menggunakan jamban jongkok, tidak adanya pemeriksaan ROM kedua sendi lutut dapat
kursi di ruang keluarga sehingga aktivitas melakukan flexi dan ekstensi dalam posisi
dilakukan secara lesehan, ditambah keharusan duduk di kursi tanpa keterbatasan, rotasi
menggendong cucu saat mereka rewel eksternal dan internal, namun pasien
merupakan gambaran aktivitas fisik pasien. mengalami kesulitan saat diminta berdiri dari
Pasien mengaku nyeri sendi lututnya akan posisi duduk dilantai.
muncul saat pasien melakukan aktivitas dan Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan
berkurang setelah beristirahat. Pasien dan kolesterol total 192 mg/dl.
suaminya sudah tidak bekerja lagi dan kondisi Data Keluarga: Bentuk keluarga pada
keuangan sepenuhnya bergantung dengan pasien ini adalah keluarga Ekstended. Menurut
anak-anaknya. Banyak hal yang harus siklus Duvall, siklus keluarga ini berada pada
dipikirkan dan diurus menjadi beban tersendiri tahap VII, dimana keluarga dalam usia
bagi pasien, baik secara mental maupun fisik. pertengahan. Tidak terdapat gangguan pada
Pemeriksaan Fisik: Keadaaan umum: fungsi keluarga.
tampak sakit ringan; suhu: 36,4 oC; tekanan
D. 1999 D. 1990 D. 2001 D. 2014

H S J M

1947 D. 2013 D. 2015 1963 1966


70 54 51

U T K S M

1979 1986 1987 1990 1992 1995 1999


38 31 30 27 25 22 18

B H C S R W A

Gambar 1. Genogram Keluarga Ny. S

Genogram
Berikut adalah identitas Genogram di atas:
Judul : Genogram keluarga Ny. S
Oleh : Indriasari Nurul Putri
Tanggal pembuatan : 8 Maret 2017

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 565


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

Family Map sendi lutut yang sudah mulai


Tn. U/ 70 thn Ny. S/ 54 thn
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kepala keluarga Istri - pasien - Harapan: ia tidak perlu melakukan
pengobatan hingga di rawat di RS dan
bisa mengontrol tekanan darahnya
dengan pengobatan di puskesmas dan
jangan sampai mengalami komplikasi
yang membahayakan dirinya.
An. D / 4 thn An. V / 2 thn 2. Aspek Klinik
Cucu kedua
Cucu pertama - Hipertensi grade II (ICD10-I10)
- Osteoarthritis (ICD10-M17)
- Obesitas (ICD1-Z68.37)
Gambar 2. Family Mapping Keluarga Ny. S
3. Aspek Risiko Internal
Family Apgar Score: - Faktor usia
Adaptation :2 - Indeks Massa Tubuh termasuk golongan
Partnership :1 obesitas II yaitu 37,2 kg/m2 (ICD10-
Growth :2 Z68.37)
Affection :2 - Aktivitas fisik tergolong ringan
Resolve :1 - Kurangnya pengetahuan pasien
Total Family Apgar score 8 (nilai 8-10, fungsi mengenai hipertensi. (ICD10-Z81.0)
keluarga baik) - Faktor riwayat keluarga hipertensi dan
stroke. (ICD10-Z82.3)
Data Lingkungan Rumah - Pasien memiliki gaya hidup yang kurang
Rumah berukuran 8 m x 10 m tidak baik. Pasien belum memperhatikan pola
bertingkat, memiliki 2 buah kamar tidur, ruang makan seperti makan masih rendah
keluarga, dan dapur. Lantai rumah dilapisi serat dan menggunakan garam yang
semen, dinding terbuat dari tembok namun berlebihan. Selain itu pasien juga tidak
sebagian belum dilapisi plester. Penerangan pernah berolahraga. (ICD10-Z91.11)
dan ventilasi kurang baik. Rumah tampak - Pola pengobatan secara kuratif. (ICD10-
cukup bersih walaupun beberapa perabotan Z92.3)
dan pada kamar tampak cukup berantakan. - Stresor baik fisik maupun mental yang
Rumah sudah menggunakan listrik, jendela didapat dari aktivitas mengurus cucu
cukup pada masing-masing ruangan memiliki yang masih dalam fase aktif dan
satu jendela. Rumah berada di lingkungan yang pertumbuhan. (ICD10-Z63.79)
cukup bersih. Sumber air berasal dari PDAM,
digunakan untuk minum, mandi dan mencuci. 4. Aspek Psikososial Keluarga
Limbah dialirkan ke selokan, memiliki 1 kamar - Kurangnya pengetahuan yang dimiliki
mandi dan jamban dengan bentuk jamban keluarga mengenai hipertensi,
jongkok. Kamar mandi dan dapur berantakan komplikasi dan cara mencegah
tapi lantai tidak licin. komplikasi lanjutan.
- Keluarga tidak selalu memiliki waktu
untuk menemani dan mengajak pasien
Diagnostik Holistik Awal untuk kontrol ke pelayanan kesehatan.
1. Aspek Personal 5. Derajat Fungsional: 2 (dua) yaitu mampu
- Alasan kedatangan: nyeri kepala sampai melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di
leher, pandangan terkadang kabur, hasil dalam dan luar rumah (mulai mengurangi
pemeriksaan mantri tekanan darah aktivitas kerja).
sangat tinggi. Nyeri pada kedua sendi
lutut dan pinggang kanan. Intervensi
− Kekhawatiran: pasien khawatir tekanan Intervensi yang diberikan pada pasien ini
darah tinggi dapat membahayakan berupa pencegahan sekunder dan tersier.
kesehatannya seperti yang terjadi pada Pencegahan sekunder dilakukan untuk
ibu dan saudaranya. Serta nyeri pada menatalaksana kondisi hipertensi pasien agar

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 566


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

tidak terjadi komplikasi menjadi penyakit pengontrolannya sebagai upaya


kardivaskular lainnya seperti stroke, gagal pencegahan risiko tinggi.
ginjal ataupun hypertension heart disease.
Pencegahan tersier dilakukan pada pasien Medikamentosa:
untuk mencegah penurunan fungsi pada 1. Amlodipin 1 x 10 mg (JNC 8)
osteoartritis yang telah diderita oleh pasien. 2. Captopril 2 x 25 mg (JNC 8)
Dilakukan intervensi terhadap faktor internal 3. Natrium diklofenak 3 x 50 mg
dan eksternal, dengan melakukan 3 kali
kunjungan rumah. Intervensi dilakukan pada Family Focus:
patient center, family focus dan community 1. Edukasi kepada keluarga mengenai
oriented. penyakit hipertensi, komplikasi, rencana
tatalaksananya dan pencegahannya.
Patient Center 2. Edukasi kepada anggota keluarga
Non medikamentosa mengenai faktor risiko yang ada pada
1. Memberikan penjelasan mengenai penyakit mereka dan pentingnya melakukan deteksi
yang sedang diderita oleh pasien dan dini antara lain pemeriksaan tekanan darah
komplikasinya menggunakan leaflet. rutin.
2. Mengurangi berat badan secara bertahap 3. Memberikan edukasi kepada keluarga
menuju IMT yang lebih baik dengan cara: untuk berperan dalam mengingatkan
a. Mengatur pola makan dengan gizi pasien dengan pola makan dan gaya hidup,
seimbang: menambah jumlah porsi serta rutinitas minum obat.
serat, mengurangi garam, menghindari 4. Meminta anggota keluarga untuk
makanan tinggi lemak, mengurangi menyediakan bahan-bahan makanan yang
jumlah makanan tinggi karbohidrat akan dikonsumsi pasien dalam penerapan
(dijelaskan dengan tabel makanan yang program menurunkan berat badan.
perlu dihindari atau dikurangi, jumlah 5. Edukasi dan motivasi mengenai perlunya
porsi dan frekuensi, dievaluasi dengan perhatian dukungan dari semua anggota
food record). keluarga terhadap perbaikan penyakit
b. Melakukan aktivitas latihan fisik minimal pasien.
30 menit per hari sebanyak 2-3 kali
seminggu. Community Oriented:
Kemudian dilakukan evaluasi berat badan. 1. Memberikan edukasi mengenai kegiatan
3. Memberikan saran untuk mengurangi Posbindu dan Prolanis terutama pada
derajat nyeri osteoartritis seperti stakeholder seperti ketua RT sehingga
menghindari jalan terlalu jauh, dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
menggunakan sandal yang memiliki alas
lembut dengan tinggi sekitar 1-3 cm, Diagnostik Holistik Akhir Studi
menghindari kegiatan naik-turun tangga 1. Aspek Personal
terlalu sering, hindari duduk di lantai, − Keluhan nyeri kepala dan pandangan
usahakan duduk di kursi, menggunakan kabur sudah tidak dirasakan. Nyeri pada
tempat tidur yang memiliki dipan, mencuci kedua sendi lutut sudah sedikit
pakaian dan piring dengan meluruskan berkurang.
kedua lutut jangan ditekuk, dan mengurangi − Kekhawatiran pasien terhadap
intensitas menggendong cucu. penyakitnya sudah mulai berkurang
4. Memberikan motivasi untuk minum obat dengan melihat hasil tekanan darah
secara kontinu dan mengambil obat sudah tidak terlalu tinggi.
sekaligus mengontrol tekanan darah setiap − Harapan pasien terhadap penyakit yang
obat mau habis. dideritanya semakin membaik. Persepsi
5. Menyarankan pasien untuk mengikuti pasien terhadap penyakitnya adalah
program pengelolaan penyakit kronis dengan mengontrol pola hidup baik
(Prolanis). aktivitas fisik, menurunkan berat badan
6. Memberikan edukasi mengenai ataupun pola makan, rutin
hiperkolesterolemia secara singkat dan memeriksakan diri dan rutin

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 567


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

mengonsumsi obat dapat mencegah dan keluarga serta menerangkan maksud dan
terjadinya komplikasi. tujuan kedatangan, diikuti dengan identifikasi
keadaan serta faktor risiko kesehatan yang ada
2. Aspek Klinik dalam keluarga. Diagnosis hipertensi grade II
− Hipertensi grade II (ICD10-I10) pada pasien ditegakkan berdasarkan keluhan
− Osteoarthritis (ICD10-M17) nyeri kepala yang menjalar ke leher sehingga
− Obesitas (ICD1-Z68.37) tengkuk terasa berat serta pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 170/100 mmHg. Dari
3. Aspek Resiko Internal kunjungan pertama juga ditemukan beberapa
− Pengetahuan yang lebih baik tentang faktor resiko hipertensi pada pasien ini, yaitu
hipertensi. faktor keturunan, gaya hidup dan stres. Ibu dan
− Sudah mulai menerapkan pola diet tiga saudara kandung pasien menderita
hipertensi. hipertensi dan 3 diantaranya meninggal dunia
− Pasien mulai sering memeriksakan diri karena stroke. Adanya riwayat keluarga dekat
ke puskesmas dan masih mengonsumsi yang menderita hipertensi meningkatkan risiko
rutin obat yang diberikan. terkena hipertensi, terutama pada hipertensi
primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan
4. Aspek Psikososial Keluarga penyakit jantung meningkatkan risiko
− Meningkatnya pengetahuan, aspek sikap hipertensi 2-5 kali lipat. Jika kedua orang tua
dan tindakan keluarga mengenai mempunyai hipertensi, kemungkinan
penyakit yang diderita pasien dalam hal mendapat penyakit tersebut 60%.11 Pada
memberi dukungan dan perhatian. faktor usia, semakin tua usia seseorang
− Meningkatnya kesadaran keluarga semakin besar resiko terserang hipertensi
terhadap pencegahan penyakit karena arteri semakin kehilangan
hipertensi yang mungkin diturunkan elastisitasnya. Hipertensi paling sering dijumpai
kepada generasi selanjutnya dari pasien. pada orang berusia 35 tahun atau lebih.12
Selain faktor keturunan, pasien juga memiliki
5. Derajat Fungsional : 2, yaitu mampu gaya hidup yang kurang baik dan aktivitas fisik
melakukan aktivitas ringan sehari-hari di pasien juga masih tergolong aktivitas ringan.
dalam dan di luar rumah Pola makan terutama asupan lemak dan
natrium serta aktivitas fisik memiliki hubungan
Pembahasan yang signifikan terhadap kejadian hipertensi
Pembinaan dilakukan sebagai bentuk dan berisiko meningkatkan kejadian hipertensi
pelayanan kedokteran keluarga terhadap Ny. S masing-masing sebanyak 6,1 kali dan 3,5 kali
berusia 54 tahun dengan diagnosis klinis lebih besar. 13
hipertensi grade II, osteoartritis dan obesitas. Hal lain yang menyebabkan hipertensi
Pentingnya pendekatan kedokteran keluarga adalah stress terutama beban psikologis.
pada pasien ini karena penyakit pada pasien Pasien mengasuh kedua cucunya yang masih
tergolong penyakit menahun dan dipengaruhi dalam usia pertumbuhan dan hal inilah yang
oleh berbagai faktor serta komplikasi yang bisa diakui pasien menjadi stresornya saat ini.
ditimbulkan bila penyakit ini tidak ditangani. Berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam
Selain itu keberhasilan pengobatan yang belum keseharian individu dapat menimbulkan stres
tampak walaupun pasien sudah melakukan dan memicu terjadinya hipertensi essensial.14
pengobatan. Keberhasilan dari Reaksi pembuluh darah jantung akan
penatalaksanaan tidak hanya bergantung pada mengalami peningkatan sehingga sistem
pasien dan tenaga kesehatan, tapi peran diastolik dan sistolik yang ada pada jantung
keluarga juga dibutuhkan. Oleh karenanya menjadi tidak stabil.15
perlu dilakukan pendekatan kedokteran Selama ini pasien belum menghiraukan
keluarga agar penyakit pasien bisa dikelola keluhan yang ia rasakan, hanya melakukan
dengan baik. pengobatan apabila ada keluhan dan tidak
Penatalaksanaan dengan pendekatan pernah kontrol setelahnya. Hal ini
kedokteran keluarga pada pasien dilakukan mengakibatkan hipertensi yang telah ia derita
dalam beberapa kunjungan. Kunjungan selama enam bulan menjadi tidak terkontrol.
pertama adalah perkenalan terhadap pasien Hipertensi yang tidak diobati akan

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 568


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

mempengaruhi semua sistem organ dan membutuhkan banyak mobilisasi juga


akhirnya menurunkan harapan hidup sebesar memperberat nyeri sendinya. Keluhan nyeri
10-20 tahun.16 Mortalitas pada pasien sendi terutama saat sendi bergerak atau
hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya menanggung beban dan berkurang saat
tidak terkontrol dan telah menimbulkan istirahat yang dirasakan pasien mengarah pada
komplikasi ke berbagai organ vital seperti otak, diagnosis osteoartritis lutut sesuai dengan
jantung dan ginjal. Sebab kematian yang sering kriteria dignosis berdasarkan American Collage
terjadi adalah penyakit jantung dengan atau of Rheumatology sebagai berikut:18,19
tanpa disertai stroke dan gagal ginjal.17
Selain mempengaruhi hipertensi pasien,
aktivitas sehari-harinya yang tergolong

Tabel 1. Kriteria Osteoartritis Lutut


Klinik dan laboratorik Klinik dan radiografik Klinik
Nyeri lutut + minimal 5 dari 9 kriteria berikut: Nyeri lutut + minimal 1 Nyeri lutut + minimal 3 dari 6
- Umur > 50 tahun dari 3 kriteria berikut: kriteria berikut:
- Kaku pagi <30 menit - Umur > 50 tahun - Umur > 50 tahun
- Krepitus - Kaku pagi <30 menit - Kaku pagi <30 menit
- Nyeri tekan - Krepitus - Krepitus
- Pembesaran tulang - Nyeri tekan
- Tidak panas pada perabaan - Pembesaran tulang
- LED < 40 mm/jam + - Tidak panas pada perabaan
- RF < 1:40
- Analisis cairan sendi normal OSTEOFIT
kunjungan pertama, dirasa perlu untuk
Seringkali penderita merasakan nyeri dilakukan intervensi pada pasien ini. Intervensi
pada sendi asimetris yang meningkat secara kemudian dilakukan di kunjungan kedua.
bertahap selama beberapa tahun. Nyeri pada Pada kunjungan kedua dilakukan
pergerakan dapat timbul akibat iritasi kapsul intervensi dengan cara memberikan edukasi
sendi, periostitis, dan spasme periartikular.18,20 kepada pasien dan keluarga mengenai
Indeks massa tubuh pasien 37,2 kg/m2 hipertensi dengan menggunakan media leaflet,
termasuk kategori obesitas II menurut tabel diet hipertensi, memberikan food record
klasifikasi IMT Asia Pasifik.21 Keadaan obesitas yang akan diisi satu minggu kedepan,
inilah yang sangat berpengaruh pada kondisi menyarankan cara untuk meringkankan derajat
kesehatan pasien yaitu hipertensi dan nyeri akibat osteoartritis dan tanya jawab.
osteoartritis. Risiko terjadinya hipertensi Edukasi yang diberikan berupa hal-hal yang
meningkat empat kali lipat pada wanita yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
obesitas.22 Hal ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan darah mulai dari
resistensi insulin, peningkatan kadar leptin, pengaturan pola makan dan mengurangi berat
peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, badan, meningkatkan aktivitas fisik, dan
peningkatan aktivitas sistem renin-angiotensin mengelola stress. Modifikasi gaya hidup
aldosteron, dan peningkatan reabsorbsi merupakan pengobatan yang diperlukan untuk
sodium renal pada individu yang obesitas.23 mencegah atau bahkan mengobati bentuk
Begitu pula dengan hubungan obesitas ringan dari hipertensi. Selain itu juga diberikan
terhadap kejadian dan perkembangan edukasi tentang pentingnya memeriksakan diri
osteoartritis dengan hubungan yang paling atau melakukan kontrol tekanan darah secara
signifikan terkait pada sendi lutut. Mekanisme rutin ke pelayanan kesehatan. Materi ini
yang mendasari kejadian tersebut adalah disajikan dalam media leaflet dan kemudian
masalah beban sendi yang berlebihan, diberikan kepada pasien. Leaflet berisi
hormonal dan disregulasi sitokin.24 Kepada berbagai informasi dasar yang penting
pasien dan keluarga juga dilakukan pengukuran diketahui pasien mengenai penyakitnya
aspek pengetahuan, sikap dan tindakan sedangkan tabel diet hipertensi berisi panduan
terhadap penyakit yang diderita pasien, serta makan pasien hipertensi berdasarkan Depkes.
penilaian aktivitas fisik dengan menggunakan Penatalaksanaan non medikamentosa
kuesioner. Dari hasil pemeriksaan pada terhadap Ny. S meliputi upaya pengubahan

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 569


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

gaya hidup dengan tujuan menurunkan berat dapat menurunkan tekanan darah seperti
badan. Hal yang dapat dilakukan yaitu tomat, jus seledri, pisang dan pepaya yang
mengatur pola makan dengan gizi seimbang. tinggi kalium, mengurangi jumlah porsi dan
Pola makan memiliki peranan besar terhadap frekuensi makan nasi, mengurangi penggunaan
kejadian hipertensi sehingga dengan garam pada masakan dan digantikan dengan
mengubah pola makan diharapkan dapat bumbu dapur alami seperti bawang putih.
menurunkan risiko hipertensi sebanyak 6 kali.13 Pasien juga sudah mulai mengatur aktivitas
Aktivitas fisik juga memiliki peranan yang tidak fisiknya dengan diberi jeda antar aktivitas
kalah besar. Aktivitas fisik seperti olahraga sehingga tidak terlalu melelahkan dan
mempunyai manfaat yang besar karena dapat menghindari kegiatan yang memperberat nyeri
meningkatkan unsur-unsur kesegaran jasmani, kedua lutut. Namun pasien belum
yaitu sistem jantung dan pernapasan, melaksanakan anjuran untuk berolahraga
kelenturan sendi dan kekuatan otot-otot secara rutin. Pasien beralasan belum sempat
tertentu. Olahraga dapat mengurangi kejadian dan merasa belum terbiasa untuk melakukan
serta keparahan penyakit jantung dan olahraga. Untuk pengobatan pasien sudah dua
pembuluh darah, obesitas, hipertensi, diabetes kali kembali ke puskesmas untuk kontrol ulang
mellitus dan beberapa kelainan sendi, otot, serta menebus obat setelah dilakukan
tulang dan juga stres.25 Edukasi ini juga diikuti kunjugan pertama. Diharapkan pasien dapat
oleh anggota keluarga Ny. S. Ini bertujuan agar kontrol rutin di puskesmas dan tidak putus
keluarga juga memahami tentang penyakit obat.28,29
hipertensi dan dapat berperan dalam usaha Dari pemeriksaan fisik, didapatkan
pengelolaan penyakit Ny. S. Dukungan tekanan darah pasien 160/90 mmHg. Angka ini
emosional keluarga mempengaruhi status alam menunjukkan bahwa target tekanan darah
perasaan dan motivasi diri dalam mengikuti pada pasien ini belum tercapai. Pasien tetap
program terapi.26 Jadi keberhasilan dari dianjurkan untuk meneruskan pengobatan
pengelolaan penyakit pasien juga bergantung seperti sebelumnya dan kontrol rutin ke
dari peran serta anggota keluarga. Selain fungsi pelayanan kesehatan. Pada kunjungan ini tetap
dukungan keluarga, intervensi ini juga diberikan motivasi dan edukasi kepada pasien
bertujuan memberikan kesadaran bagi dan anggota keluarga agar pengobatan
keluarga bahwa merekapun memiliki resiko hipertensi pada pasien mendapatkan hasil yang
untuk menderita hipertensi sehingga lebih baik. Pasien juga sudah mulai
diharapkan dapat melakukan deteksi dan menerapkan cara-cara agar keluhan nyeri
pencegahan sedini mungkin. sendinya dapat berkurang. Dari pengamatan
Pada kunjungan kedua ini juga dilakukan diatas maka sesuai dengan teori bloom tentang
intervensi secara farmakologis dengan target mengadopsi perilaku, pasien telah mencapai
TD terapi untuk sistolik <150 mmHg dan tahap trial, yaitu mulai melakukan apa yang
diastolik < 90 mmHg. Pada pasien diberikan dikehendaki oleh stimulus.30
Amlodipin 1x10 mg dan Captopril 1x25 mg Ada beberapa faktor yang menyebabkan
sebagai terapi inisial untuk menurunkan belum tercapainya target tekanan darah pada
tekanan darah pasien, kemudian dititrasi pasien ini. Faktor pertama yaitu pasien belum
hingga target tekanan darah tercapai. Setelah sepenuhnya mengubah gaya hidup dan pola
target tercapai terapi dilanjutkan sesuai dosis makan yang terlihat dari hasil food record,
efektif terakhir dan dimonitoring.27 belum menurunnya berat badan, dan faktor
Setelah intervensi dilaksanakan, stres yang belum sepenuhnya bisa dihilangkan.
kemudian dilakukan evaluasi 1 minggu Kedua, dibutuhkan waktu terapi yang lebih
berikutnya. Dari hasil anamnesis, keluhan nyeri panjang untuk mendapatkan hasil yang lebih
kepala dan nyeri kedua lutut sudah mulai baik. Selanjutnya peran serta anggota keluarga
berkurang meskipun masih sering muncul. dalam pemberian dukungan dan pengelolaan
Pasien sudah rutin meminum obat yang penyakit pasien masih terus perlu ditingkatkan.
diberikan dan sudah mulai rutin memeriksakan Evaluasi intervensi mengenai
diri ke puskesmas. Pasien juga sudah mencoba pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap
mengatur jenis makanan yang dikonsumsi penyakit hipertensi kepada pasien dan
dengan menambah jumlah porsi serat, keluarga dilakukan dengan menggunakan
mengonsumsi sayur dan buah yang dianggap kuesioner dengan hasil ≤ 55% tergolong

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 570


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

rendah, 56-75% sedang dan > 75% tinggi. 8. Center for disease control and
Kuesioner diberikan pre dan post intervensi prevention(CDC): Osteoarthritis [internet].
dan didapatkan hasil yang memuaskan. [disitasi tanggal 10 Maret 2017]. Tersedia
Pengetahuan pasien dan keluarga yang pada dari: http://www.cdc.gov/arthritis/basics/
awalnya masih tergolong rendah sudah orteoarthritis.htm.
mengalami peningkatan menjadi tinggi (mean: 9. Sambrook P, Schrieber L, Taylor T, Ellis A.
44,3% menjadi 89,23%). Perubahan juga The musculoskeletal system basic science
terlihat pada kedua aspek lainnya yaitu and clinical condition. USA: Churchill
peningkatan sikap dari sedang menjadi tinggi Livingstone Elsevier; 2010.
(66,21% menjadi 81,29%), dan tindakan dari 10. Ismail A. Evaluasi kualitas hidup penderita
rendah menjadi sedang (50% menjadi 60%). osteoartritis di Instalasi Rawat Jalan RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta periode Februari-
Simpulan Mei 2013. [Tesis]. Universitas Gadjah
Kedua penyakit yang diderita pasien erat Mada; 2013.
hubungannya dengan kondisi obesitas sehingga 11. Yogiantoro M. Ilmu penyakit Dalam.
perlunya manajemen penurunan berat badan Jakarta: Fakultas Kedokertan Universitas
disamping upaya mengontrol dan Indonesia. 2006
menghilangkan keluhan masing-masing 12. A. Tjokronegoro dan H. Utama. Buku Ajar
penyakit. Peningkatan pengetahuan pasien Ilmu Penyakit Dalam II. In : E. Susalit,
terhadap penyakit yang dideritanya membuat E.J.Kapojos, dan H.R Lubis ed. Hipertensi.
pasien menjalankan pola hidup yang sehat dan Jakarta: Gaya Baru.2001
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan 13. Solehatul M, Taufiq M, Firlia AA & Ubnu
secara rutin. Pentingnya fungsi dan dukungan M. Hubungan gaya hidup dan pola makan
keluarga agar dapat memberikan hasil yang dengan kejadian hipertensi pada lansia di
baik terhadap pengobatan dan perjalanan Kelurahan Sawangan Baru. Biomedika.
penyakit. 2015; 7(2):43-51.
14. Davison, G. C., Neale, M. Abnormal
Psychology. John Willey And Sons. 2001
Daftar Pustaka 15. Stewart, J. C., Janicki, D. L., and Kamarck,
1. Bell K, Twiggs J, Olin BR. Hypertension: T. W. Cardiovascular reactivity to and
The Silent Killer: Update JNC-8 Guideline recovery from psychologycal challenge as
Recommendations. Alabama Pharmacy predictors of 3 year change in blood
Association. 2015. pressure. Health Psychology.2006;1:111-
2. Badan Penelitian dan Pengembangan 18.
Kesehatan RI. Laporan riset Kesehatan 16. Cardiology Channel. Hypertension (High
Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Blood Pressure)[internet]. [disitasi 10
Balitbangkes; 2014. November 2014]. Tersedia dari:
3. Badan Penelitian dan Pengembangan http://www.Cardiologychannel.com
Kesehatan RI. Laporan riset Kesehatan 17. Hoeymans N, Smit HA, Verkleij H,
Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Kromhout D. Cardiovascular Risk Factors
Balitbangkes; 2008. in Netherlands. Eur Heart , 1999.p:520.
4. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) 18. Marsland, Daniel, Sabrina Kapoor. Crash
UPT Puskesmas Karang Anyar. Sepuluh course rheumatology and orthopaedics
besar penyakit puskesmas Karang Anyar 2nd edition. Philadelphia: Elsevier; 2008.
Tahun 2013 sd 2015. 19. Price, Sylvia A, Lorraine M. Wilson.
5. Sudoyo W. Buku ajar ilmu penyakit dalam Patofisiologi konsep klinis prosesproses
jilid 1. Edisi ke-5. Jakarta: Interna penyakit edisi 6. Jakarta: EGC; 2003.
Publishing; 2010. 20. Wahyuningsih, Nur Aini Sri. Hubungan
6. Kurniawan A. Gizi seimbang untuk obesitas dengan osteoartritis lutut pada
mencegah hipertensi. Jakarta: Direktorat lansia di Kelurahan Puncangsawit
Gizi Masyarakat; 2012. Kecamatan Jebres Surakarta. Surakarta:
7. Hull A. Penyakit jantung, hipertensi dan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
nutrisi. Jakarta: Sinar Grafika Offset; 2009. Maret Surakarta; 2009.

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 571


Minerva Nadia dkk l Penatalaksanaan Holistik pada Wanita Obesitas dengan Hipertensi Grade II dan Osteoartritis

21. WHO. Appropriate body-mass index for 26. Bomar PJ. Promoting health in families :
Asian populations and its implications for Applying family research and theory. W.B
policy and intervention strategies. Public Saunders Company. Philadelphia; 2004.
Health. 2004;363:157-63. 27. James PA. Evidence-based guideline for
22. Wang S-K, Ma W, Wang S, Yi X-R, Jia H-Y, the mmanagement of high blood pressure
et al. Obesity and Its Relationship with in adults. Report from the Panel Members
Hypertension among Adults 50 Years and Appointed to the Eighth Joint National
Older in Jinan, China. PLoS ONE Committee (JNC 8). American Medical
9(12):2014. e114424. doi:10. Association; 2014.
1371/journal.pone.0114424 28. Herlinah L. Hubungan dukungan keluarga
23. Lewis LMD, Louis J, Aronne MD, Lawrence dengan perilaku lansia dalam
J, Beilin MB, Valerie BMD, et al. Obesity- pengendalian hipertensi. Universitas
related hypertension: pathogenesis, Muhammadiyah Jakarta. Jakarta; 2013.
cardiovascular risk and treatment. J Clin 29. Friedman MM. Family care: Research
Hypertens. 2013;15(1):14-33. theory & practice. Prentice Hall: New
24. Lauren KK, Lyn M and Ananthila A. Obesity Jersey; 2003.
and osteoarthritis. Indian J Med Res. 30. Soekidjo N. Pendidikan dan perilaku
2013;138(2):185-93. kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
25. Lionakis N. et. al. Hypertension in the
elderly. World J Cardiol. 2012;4(5):135-47.

JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017 | 572

Anda mungkin juga menyukai