Y | Dysarthria Post Stroke Attack with Uncontrolled Hypertension and Obesity On A Housewife
[LAPORAN KASUS]
Abstract
Disarthria (slurred speech) is the symptom that can be seen from a stroke. This occur 15% incidence of the stroke.
Hypertension, as a stroke risk factor is still not well controlled. It increase from 7,6% (2007) to 9,5% (2013) in
Indonesia. Mrs. U, 55 years, BMI (Body Mass Index): 25.88 kg / m 2, BP (Blood Pressure): 180/100 mmHg have the
history of recurrent stroke attack as much as twice with sequele of disarthria. The other identified risk factors in this
patient are uncontrolled hypertension, bad habit, lack of physical exercise and unsupported to control the BP by her
family members. Patient was treatment with antihypertension drug, education obout control the hypertension, did
the ‘lifestyle modification Program’ and support her family members to control the blood pressure. In the metabolic
disease intervention, the doctor not only look the clinical symptoms but also look the psychosocial in our patient. So
that we need the holistic, comprehensive and sustainable in examination and treatment for the patient.
Abstrak
Disartria (bicara pelo atau cadel) merupakan gejala yang dapat terlihat dari stroke. Gejala ini terjadi 15% dari
kejadian stroke. Hipertensi sebagai faktor resiko stroke belum dapat terkendali dengan baik. Hipertensi meningkat
dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% tahun 2013 di Indonesia. Ny. U, 55 tahun, IMT (Index Massa Tubuh): 25,88
kg/m2, TD (Tekanan Darah): 180/100 mmHg memiliki riwayat serangan stroke berulang sebanyak dua kali dengan
gejala sisa disarthria. Faktor resiko lain yang teridentifikasi pada pasien yaitu hipertensi tidak terkontrol, lifestyle
yang buruk, kurangnya latihan fisik dan kurangnya dukungan anggota keluarga dalam mengontrol TD. Pasien
diberikan tatalaksana dengan pemberian obat antihipertensi (OAH), edukasi mengenai pengontrolan hipertensi,
melaksanakan Lifestyle Modification Program dan dukungan anggota keluarga untuk mengontrol TD. Dalam
intervensi suatu penyakit metabolik, seorang dokter tidak hanya memandang dalam hal klinis tetapi juga terhadap
psikososialnya. Oleh karenanya diperlukan pemeriksaan dan penanganan yang holistik, komprehensif dan
berkesinambungan.
...
Korespondensi : Ghina Yona Nurmufthi |ghina.yona@gmail.com
Pendahuluan
Stroke adalah sindrom yang menggiring kearah morbiditas,
disebabkan oleh gangguan peredaran mortalitas, dan pemakaian sumber
darah otak (GPDO) dengan awitan akut, daya kesehatan secara substansial.(6)
disertai manifestasi klinis berupa defisit George Engel memperkenalkan
neurologis dan bukan sebagai akibat suatu konsep dalam penanganan
tumor, trauma, ataupun infeksi gangguan medis yaitu konsep
susunan saraf pusat.(1) Menurut World biopsikososial. Konsep ini melibatkan
Health Organization (WHO), stroke interaksi antara faktor biologis,
memiliki gejala mayor dan minor psikologis dan sosial dalam upaya
dengan gejala mayor dapat berupa memahami proses penyakit dan
gangguan motorik unilateral / bilateral sakitnya seseorang yang memandang
(termasuk berkurangnya koordinasi), pikiran dan tubuh sebagai satu
gangguan sensorik unilateral / bilateral, kesatuan. Interaksi antara komunitas
Afasia/ disfasia (bicara yang terganggu) sosial dan keluarga dengan bantuan
dan hemianopia (gangguan pada lingkungan komunitasnya sangat
separuh sisi lapang pandang). Gejala membantu menyelesaikan masalah
minor dapat berupa disartria (bicara klinis dan psikososial pasien.(7)
pelo atau cadel), pusing, vertigo, Dokter keluarga terutama
diplopia dan kejang.(2,3) bertugas meningkatkan taraf kesehatan
Stroke merupakan masalah pasien dengan mencegah timbulnya
kesehatan yang cukup besar di penyakit, segera membuat diagnosis
Indonesia. Diperkirakan bahwa setiap dan mengobati penyakit yang
tahun kurang lebih 500.000 penduduk ditemukan, mencegah timbulnya
mengalami serangan stroke, dengan kecacatan serta mengatasi
jumlah kematian sekitar 2,5 % atau keterbatasan akibat penyakit
125.000 orang dengan gejala sisa tersebut. (8) Untuk itu pentingnya
meliputi cacat ringan maupun berat. penatalaksanaan suatu penyakit yang
Jumlah penderita stroke cenderung berdasarkan pada patient centered dan
terus meningkat setiap tahun. Secara family approach sesuai dengan
ekonomi, dampak yang ditimbulkan penerapan prinsip kedokteran
dari stroke akan memberikan pengaruh keluarga.
terhadap menurunnya produktivitas.(4)
Di Amerika Serikat (AS), Kasus
terdapat 77.9 juta jiwa yang menderita Ny. U, berusia 55 tahun, datang
hipertensi sedangkan di Indonesia ke Puskesmas Kota Panjang dengan
terjadi peningkatan prevalensi stroke keluhan nyeri kepala sejak 1 hari yang
dari 8,3 persen tahun 2007 menjadi lalu, nyeri kepala dirasakan di daerah
12,1 persen tahun 2013.(3,5) kepala bagian belakang dekat tengkuk.
Hipertensi ini masih belum Nyeri kepala tidak berkurang dengan
dapat terkendali dengan baik. Hanya istirahat dan cukup mengganggu
19-27% kasus hipertensi yang aktifitas. Pasien mengeluh jika sakit
terkontrol di AS. Meskipun dikenal kepala ini sering kambuh-kambuhan
secara umum terapi yang efektif, dan jika gejala timbul pasien baru
hipertensi sering tidak terkontrol lalu memeriksakan diri ke puskesmas. Nyeri
kepala tanpa disertai rasa mual dan tinggi garam, karbohidrat namun jarang
muntah ataupun sensasi berputar. mengkonsumsi sayur-sayuran. Pasien
Riwayat hipertensi (+), asam juga jarang berolahraga.
urat (+) dan serangan stroke sebanyak Pasien tinggal serumah hanya
2 kali disertai gejala sisa berupa bicara berdua dengan suami, TN. M.Y, yang
pelo / cadel. Pasien mengetahui menderita penyakit Diabetes Mellitus
terkena hipertensi dikarenakan 5 tahun (DM) sejak 15 tahun dan memiliki
yang lalu pasien mengalami serangan kebiasaan merokok 8 batang/ hari sejak
stroke pertama kali dengan kelemahan 30 tahun yang lalu. Dukungan keluarga
pada sisi tubuh sebelah kiri dan mulut untuk mengingatkan pasien kontrol
yang mencong ke kanan dan pelo tanpa berobat tidak ada.
penurunan kesadaran, muntah/nyeri Selama ini, pasien tidak rutin
kepala hebat (-). Seminggu sejak awal mengontrolkan TD ke dokter. Pasien
serangan pertama, gejala kelemahan datang berobat hanya jika ada keluhan
dan bicara pelo mulai berkurang namun jika persediaan obat yang
sehingga akhirnya pasien dapat dikonsumsi akan habis pasien tidak
berbicara normal dan beraktivitas segera berobat.
seperti biasa. Sejak kejadian tersebut Hasil pemeriksaan didapatkan
pasien tetap tidak rutin untuk kesadaran kompos mentis, TD: 180/100
mengontrolkan penyakitnya ke mmHg, frek. nadi: 72x/menit, frek.
pelayanan kesehatan dan mengukur TD nafas: 20 x/menit, suhu: 36,2 oC, berat
sehingga 6 bulan yang lalu serangan badan: 60 kg, tinggi badan: 154 cm dan
stroke kedua timbul dengan gejala status gizi: obesitas (IMT: 25,88).(3) Pada
berupa tidak dapat berbicara pemeriksaan neurologis didapatkan
(walaupun pasien paham akan kelainan pada N. XII deviasi ke arah
pertanyaan orang lain) dan timbul kanan dengan reflek fisiologis normal
kelemahan pada sisi tubuh sebelah dan tidak didapatkan tanda-tanda
kanan. Setelah pasien berobat jalan ke rangsang meningeal. Kekuatan motorik
klinik dokter X, esok harinya pasien 5 (dapat melawan tahanan yang
mulai dapat mengeluarkan suara diberikan) pada keempat ekstrimitas
namun tetap kesulitan berbicara jelas dan kekuatan sensorik tidak didapatkan
seperti orang normal hingga saat ini. kelainan.
Riwayat keluarga yang terkena Pengobatan yang didapat oleh
hipertensi, asam urat, stroke dan PPOK Ny.U post serangan stroke selama di
ada dan penyakit jantung, ginjal tidak puskesmas X adalah antihipertensi
ada. golongan ACEI (captopril 2x25 mg),
Aktivitas sehari-hari pasien NSAID (Ibuprofen 3x400mg) dan
sebagai ibu rumah tangga (pasien tidak antiplatelet (asam salisilat 1x100 mg).
berdagang lagi setelah terkena
serangan stroke kedua) dengan Pembahasan
perilaku kesehatan pribadi yang kuratif Diagnosa hipertensi ditegakkan
disertai pengetahuan tentang apabila TD lebih tinggi atau sama
hipertensi dan gejala stroke yang dengan 140/90 mmHg, yang menetap
kurang. Pasien juga memiliki kesukaan pada pengukuran berulang minimal dua
mengkonsumsi makanan tinggi lemak, kali selama beberapa minggu, kecuali
bila TD sangat tinggi yang memerlukan
CCB tidak dipengaruhi asupan garam /NINDS (2003), disartria sebagai gejala
sehingga berguna bagi orang yang tidak sisa yang muncul pada pasien ini
mematuhi diet garam.(17) merupakan suatu bentuk defisit bahasa
Pada penelitian Kwon et al. yang ditandai gangguan pada artikulasi
(2013) dalam penelitian RCT nya dan pengucapan kata sedangkan
mengenai perbandingan losartan dan gramatika (tata bahasa), komprehensi
amlodipin, didapatkan hasil terjadi dan pemilihan kata tidak terganggu. Hal
penurunan TD variasi diurnal pada ini biasanya berarti kesulitan dalam
kelompok yang menggunakan menggerakkan palatum, lidah dan bibir
amlodipin dibandingkan losartan. Efek sewaktu berbicara.(1,23)
penurunan TD variasi diurnal ini Disartria merupakan motor speech
berpengaruh mencegah stroke pada disorder. Otot-otot mulut, wajah, dan
pasien hipertensi.(18) sistem pernapasan menjadi lemah, sulit
Pengaruh berat badan pada digerakkan, atau dapat tidak berfungsi
pengobatan hipertensi menurut sama sekali setelah kejadian stroke
penelitian Weber et al. (2013) melalui atau cedera otak lainnya. Jenis dan
penelitian RCT didapatkan hasil bahwa beratnya disartria tergantung pada
golongan amlodipin mempunyai daerah mana dari sistem saraf
efektivitas yang sama dalam dipengaruhi. Beberapa penyebab dari
menurunkan TD dimana dapat dysarthria diantaranya stroke, cedera
diaplikasikan untuk semua klasifikasi kepala, cerebral palsy, dan distrofi
grup sesuai IMT namun mempunyai otot.(24)
efek yang lebih besar pada penderita Seorang Speech - Language
non-obese hipertensi.(19) Pathologist (SLP) / ahli patologi wicara-
Pada perencanaan diet bahasa dapat mengevaluasi orang
makanan, dipilih diet stroke IIC dimana dengan kesulitan berbicara,
pasien dapat makan biasa dengan menentukan sifat dan tingkat
jumlah kalori maksimal 2100 kal. Pasien keparahan masalah. SLP akan melihat
juga dijelaskan beberapa pantangan gerakan bibir, lidah, wajah, serta breath
makanan yang tidak boleh sesuai support untuk berbicara, kualitas suara,
kandungannya masing-masing.(20) Selain dan banyak lagi. Gangguan motor
itu juga diberikan edukasi mengenai speech disorder lain adalah apraksia.
jadwal kontrol pengobatan di Peran penting dari SLP adalah untuk
puskesmas, jadwal berolahraga dan menentukan apakah masalah berbicara
kepada anggota keluarga diberikan seseorang dikarenakan disartria,
edukasi mengenai pentingnya apraksia (ketidakmampuan melakukan
dukungan dari anggota keluarga gerakan terampil dari otot wajah dan
sebagai aspek eksternal perilaku otot berbicara sedangkan tenaga otot
kesehatan bagi pasien. (7,21) dan koordinasi otot normal), atau
Pada pasien ini terdapat riwayat keduanya.(24)
stroke yang timbul sebanyak dua kali Pengobatan tergantung pada
dan merupakan serangan berulang penyebab, jenis, dan keparahan gejala.
sesuai dengan kriteria menurut Sebuah SLP memberikan terapi pada
WHO.(3,22) Menurut National Institute of individu untuk meningkatkan
Neurological Disorders and Stroke kemampuan komunikasi. Tujuan dari
3. WHO. WHO Reference 2007 for Child and 16. On YK, kim CH, sohn DW, oh BH, Lee MM,
Adolescent. Geneva: WHO; 2007. Park YB. Improvement of Endothelial
4. Yayasan Stroke Indonesia. Tangani Function by Amlodipine and Vitamin C in
Masalah Stroke di Indonesia. 2012 [cited Essential Hypertension. Korean J Intern
2014 March 20]. Available from: Med. 2002;17(2):131-7.
http://www.yastroki.or.id/read.php?id=4 17. Ong HT. Are Angiotensin-Converting
5. American Heart Association and American Enzyme Inhibitors and Angiotensin
Stroke Association. Statistical Fact Sheet Receptor Blockers Especially Useful for
2013 Update. 2013 [cited 2014 March 20]. Cardiovascular Protection?. J Am Board
Available from: www.heart.org/statistics Fam Med. 2009; 22(6):686-97.
6. Khan AN, McAlister AF, Rabkin WS. 18. Kwon H, Shin J, Lim J, Hong Y, Lee Y, Nam
Hypertension Education Program H. 2013. Comparison of the Effects of
Recommendations for the Management Amlodipine and Losartan on Blood
of Hypertension: Part II – Therapy. Can J Pressure and Diurnal Variation in
Cardiol. 2005; 22(7):583–593. Hypertensive Stroke Patients: A
7. Andri. Konsep Biopsikososial pada Prospective, Randomized, Double-Blind,
Keluhan Psikosomatik. J Indon Med Assoc. Comparative Parallel Study. Clin
2011; 61(9):259-264. Therapeutics. 2013; 35(12): 1975–1982.
8. Novack DH, Cameron O, Epel E, Ader R, 19. Weber M A, Jamerson K, Bakris GL, Weir
Waldstein SR, Levenstein S. MR Zappe D, Zhang Y, Dahlof B, Velazquez
Psychosomatic Medicine: The Scientific E, Pitt B. Effects of Body Size and
Foundation of The Biopsychosocial Model. Hypertension Treatments on
Academic Psychiatry. 2007; 31:388-401. Cardiovascular Event Rates: Subanalysis of
9. Aziza L. Peran Antagonis Kalsium dalam The Accomplish Randomised Controlled
Penatalaksanaan Hipertensi. Maj Kedokt Trial. The Lancet. 2013; 381(9866): 537-
Indon. 2007 August; 57(8):259-264. 545.
10. Chobanian A, Bakris G, Black. The Seventh 20. Almatsier S. Penuntun Diet. Jakarta:
Report of the Joint National Committee on percetakan PT SUN; 2010.
Prevention, Detection, Evaluation, and 21. Cramer H, Lauche R, Haller H, Steckhan N,
Treatment of High Blood Pressure. The Michalsen A, Dobos G. Effects of Yoga on
JNC 7 Report. JAMA. 2003; 289(19):2561- Cardiovascular Disease Risk Factors: A
2570. Systematic Review and Meta-Analysis. Int
11. Wolf Maier K, Cooper RS, Kramer H et al; J Cardiology. 2014; 173(2):170-183.
2004. Hypertension Treatment and 22. Yani FIA. Perbedaan Skor Kualitas Hidup
Control in The Five European Countries, Terkait Kesehatan antara Pasien Stroke
Canada and the United States. Iskemik Serangan Pertama dan Berulang.
Hypertension. 2004; 43(1):10-17. Surakarta: Universitas Sebelas Maret;
12. James A Paul, Oparil S. 2014. Evidence- 2010.
Based Guideline for the Management of 23. National Institute of Neurological Disorder
High Blood Pressure in Adults. Joint and Stroke. Stroke: Hope Through
National Committee (JNC8). JAMA. Research. 2013 [cited 2014 March 20].
2014;311(5):507-520. Available from:
13. Bosch J, Yusuf S, Pogue J. HOPE http://www.ninds.nih.gov/disorders/strok
Investigators Use of Ramipril in Preventing e/detail_stroke.htm.
Stroke : Double Blind Randomized Trial. 24. American Speech- Language- Hearing
BMJ. 2002;324:1-5. Association. Dysarthri. 2014 [cited 2014
14. Pedelty L, Gorelick PB. Update on Agust 18] Available from:
Management of Hypertension to Prevent http://www.asha.org/public/speech/disor
Stroke. Current Treatm Options in Neuro. ders/dysarthria/
2006;8:486-495. 25. Skov J, Persson F, Frøkiær J, Christiansen J
15. Basjiruddin A. The Management of S. Tissue Renin–Angiotensin Systems: A
Hypertension to Prevent Stroke. Dept. of Unifying Hypothesis of Metabolic Disease.
Neurology Medical Faculty. Padang: Front. Endocrinol. 2014 Feb; 5:23.
University of Andalas; 2008.