Di Poli Saraf Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi Tahun 2017
ABSTRAK
Stroke adalah tanda yang menyebabkan hilangnya fungsi sistem saraf pusat
yang berkembang cepat dalam hitungan menit atau detik yang dapat menyebabkan
kerusakan di bagian otak yang disebabkan karena terganggunya penyediaan darah
atau salah satu pembuluh darah di bagian otak pecah, yang faktor resiko berupa
hipertensi, DM, dan obesitas. Stroke merupakan salah satu sindroma yang banyak
ditemukan dan mengancam masyarakat terutama yang berusia di atas 45 tahun,
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang
utama di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain case control
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi, obestitas dan diabetes
mellitus dengan kejadian Stroke di Poli Saraf di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kasus dan control. Jumlah
sampel berjumlah 108 orang yang terdiri dari 54 kasus dan 54 kontrol dengan
matching yaitu usia dan jenis kelamin. Pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling yang dilakukan pada tanggal dengan cara menggunakan data sekunder
dan melihat status pasien di rekam medik. Pengolahan data dilakukan secara
univariat dan bivariat.
Hasil analisis diketahui dari 108 responden sebanyak 54 (50%) responden
yang mengalami kejadian stroke. Sebagian besar sebanyak 65 (60,2%) responden
dengan hipertensi meningkat tinggi, sebagian besar sebanyak 64 (59,3%)
mengalami obestitas dan sebagian besar sebanyak 62 (57,4%) beresiko mengalami
diabetes mellitus.
Disarankan perlu adanya pemberian informasi yang jelas dari perawat pada
pasien untuk selalu berusaha menjaga kesehatan secara rutin sehingga dengan
demikian pasien memiliki gaya hidup sehat. Selain itu, pasien hendaknya juga tetap
menjaga dan mengontrol tekanan darah, menerapkan diet yang baik dan
menghindari resiko timbulnya diabetes militus.
PENDAHULUAN
Sasaran utama pembangunan dapat segera meniru kebiasaan
kesehatan adalah perilaku hidup Negara barat
sehat, manajemen pembangunan yang di anggap cermin pola hidup
kesehatan dan derajat kesehatan modern. Sejumlah perilaku seperti
masyarakat pada saat ini diharapkan mengkonsumsi makanan siap saji (fast
adalah bersifat proaktif untuk food) yang mengandung kadar lemak
memelihara dan meningkatkan
jenuh tinggi, kebiasaan merokok,
kesehatan, mencegah resiko terjadi
minuman beralkohol, kerja berlebihan,
penyakit serta melindungi diri dari
kurang berolahraga dan stres, telah
ancaman penyakit serta berpartisipasi
menjadi gaya hidup menusia terutama
aktif dalam kesehatan masyarakat di perkotaan. padahal kesemua
(Depkes RI, 2010). perilaku tersebut dapat merupakan
Kesehatan dilihat sebagai faktor-faktor penyebab penyakit
sesuatu yang dihasilkan gaya hidup berbahaya seperti jantung dan stroke
yang diorientasikan menuju (Smeltzer & Bare, 2001).
kesejahteraan. Kesejahteraan telah
didefinisikan sama dengan kesehatan. Stroke adalah tanda yang
Tujuan dari pemberi pelayanan menyebabkan hilangnya fungsi sistem
kesehatan adalah untuk meningkatkan saraf pusat yang berkembang cepat
perubahan positif yang ditujukan pada dalam hitungan menit atau detik yang
kesehatan dan kesejahteraan. Salah dapat menyebabkan kerusakan di
satu upaya untuk meningkatkan bagian otak yang di sebabkan karena
derajat kesehatan adalah dengan cara terganggunya penyediaan darah atau
salah satu pembuluh darah di bagian
otak pecah. Faktor resiko terpenting
menurunkan jumlah penyakit yang adalah hipertensi, akibat dari
dapat menimbulkan masalah hipertensi adalah aterosklerosis dan
kesehatan yang berdampak pada akhirnya dapat menyebabkan stroke
produktivitas dan dapat menurunkan (Ginsebrg,L, 2007).
sumber daya manusia seperti stroke Stroke merupakan salah satu
(Smeltzer & Bare, 2001). sindroma yang banyak ditemukan dan
Penyakit serebrovaskuler telah mengancam masyarakat terutama
diketahui sejak dahulu kala seperti yang berusia di atas 45 tahun.
telah dicantumkan pada kitab - kitab Sindroma stroke terjadi mendadak dan
perjanjian lama raja - raja yang tanda dapat berakhir dengan kematian atau
dan gejalanya merupakan gambaran kecacatan yang menetap, sehingga
khas pada penyakit serebrovaskuler produktivitas dan kualitas hidup pasien
tertentu, yang semuanya akan menurun, bahkan pasien akan
dikelompokkan dalam istilah yaitu menjadi sangat bergantung pada
stroke (Price A. Sylvia, 2005). keluarga atau orang-orang di dekatnya
Ketika era globalisasi (Ginsebrg,L. 2007:90).
menyebabkan informasi semakin Gangguan serebrovaskular
mudah diperoleh, Negara berkembang adalah penyebab kematian ketiga di
Amerika Serikat dan sekitar 164.000 apa dan tidak sakit (Smeltzer & Bare,
kematian pertahun. Diperkirakan 2001).
550.000 orang mengalami stroke Kegemukan (obesitas), yang
setiap tahun. Stroke adalah lebih cepat menjadi masalah utama
penyebab utama kecatatan orang stroke dengan dibuktikan baru-baru ini
dewasa dan diagnosis utama merupakan faktor independen untuk
terkemuka untuk jangka panjang stroke. Dengan menggunakan indeks
perawatan. Lebih dari empat juta massa tubuh (IMT) sebagai variabel,
penderita stroke yang hidup dengan para peneliti mendapatkan bahwa
berbagai tingkat kecacatan di Amerika subjek yang ikut serta dalam the US
Serikat (Black, 2009:720). Physicians Health Study dengan IMT
Stroke merupakan salah satu lebih besar dari pada 27,8 kg memiliki
penyebab kematian dan kecacatan resiko yang lebih besar bermakna
neurologis yang utama di Indonesia. untuk stroke iskemik dan hemoragik.
Di Indonesia, hipertensi juga Dengan demikian kegemukan
merupakan masalah kesehatan yang merupakan salah satu faktor utama
perlu diperhatikan oleh dokter yang penting untuk stroke (Price A. Sylvia,
bekerja pada pelayanan kesehatan 2005).
karena angka prevelensinya yang Sebanyak 60% sampai 65%
tinggi dan akibat jangka panjang yang pasien dengan DM mengalami
ditimbulkannya. Faktor - faktor hipertensi. Hipertensi pada pasien
individual terhadap stroke sudah lama dengan DM tipe satu menunjukkan
diketahui. Pencegahan primer penyakit ginjal, proteinuria. Pada
mungkin diarahkan pada memodifikasi pasien denagn DM tipe dua.
faktor - faktor resiko ini, faktor resiko Hipertensi bisa menjadi hipertensi
yang memodifikasi seperti diabetes esensial dan jika tidak dikontrol bisa
mellitus, hipertensi, kecanduan menyebabkan kejadian stroke karena
alkohol, merokok dan obesitas tekanan darah yang tinggi
(kegemukan) (Price A. Sylvia, 2005). menyebabkan pecahnya pembuluh
Hipertensi adalah tekanan darah darah di otak. Hipertensi harus
persisten dimana tekanan sistoliknya secepat mungkin diketahui dan
di atas 140 mmHg dan tekanan ditangani secara agresif karena bisa
diastolik di atas 90 mmHg. Jika memperberat retinopati, nefropati dan
penderita hipertensi menaati aturan penyakit makrovaskular (Baradero.M,
atau rutinitas seperti minum obat, rutin dkk, 2009:112).
berolahraga, diet hipertensi, dan
mengontrol tekanan darah yang di Berdasarkan uraian di atas, di
anjurkan dokter, maka hipertensi ketahui bahwa jumlah kasus stroke
dapat diatasi tanpa menimbulkan meningkat pada tahun ketahun dan
komplikasi, seperti stroke, dan penulis tertarik untuk melakukan
penyakit jantung. Sayang masih SHQHOLWLDQ OHELK ODQMXW WHQWDQJ ³
banyak pasien yang sulit di bujuk Hubungan Hipertensi, Obesitas dan
untuk di siplin minum obatnya ketika Diabetes Militus Dengan Kejadian
mereka tidak mengalami gejala apa- Stroke Di Poli Saraf Rumah Sakit