Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

FAMILY HEALTH CARE PROJECT

Hipertensi tidak terkontrol dan TTH pada Laki-laki Usia 55 Tahun


dengan Faktor Resiko Post-stroke, Diet dan Dukungan Keluarga
yang Kurang

Oleh :
Ditra Tryasniansa 180070200011205

Periode
14 September – 25 September 2020

Pembimbing:
dr. Nurul Hidayati, M.Sc., Sp.D.L.P

DEPARTEMEN KEDOKTERAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

SEPTEMBER 2020
LEMBAR PENGESAHAN
FAMILY HEALTH CARE PROJECT
Hipertensi tidak terkontrol dan TTH pada Laki-laki Usia 55 Tahun
dengan Faktor Resiko Post-stroke, Diet dan Dukungan Keluarga
yang Kurang

Oleh :

Nama : Ditra Tryasniansa

Nim : 180070200011205

Periode Rotasi : 14 September – 25 September 2020

Dokumen laporan ini telah diperiksa dan mendapat


persetujuan untuk diujikan.

Malang, 24 September 2020


Pembimbing Kasus

dr. Nurul Hidayati, M.Sc., Sp.D.L.P


NIK. 197707062005012001
DAFTAR HADIR BIMBINGAN
TELAAH KASUS FAMILY HEALTH CARE PROJECT
ROTASI KLINIK ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
Nama : Ditra Tryasniansa
NIM 180070200011205
Periode : 14 September – 25 September 2020
Pembimbing : dr. Nurul Hidayati, M.Sc., Sp.D.L.P

Tanggal Tanda Tangan


No. Topik Keterangan
Bimbingan Koas

24 Deskripsi
1 September Via Daring
kasus
2020

Malang, September 2020


Mengetahui pembimbing,

dr. Nurul Hidayati, M. Sc., Sp.D.L.P


NIK. 197707062005012001
Abstrak

Pendahuluan: Sakit kepala merupakan salah satu gejala dari hipertensi esensial.
Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor
risikonya antara lain adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, diet tinggi garam
dan lemak, aktifitas fisik kurang, obesitas dan dislipidimia. Dengan peningkatan
tekanan darah keluhan yang dialami bisa bervariasi tergantung organ. Hipertensi
esensial dapat dikontrol untuk mencegah keluhan dan komplikasi dari modifikasi
faktor risiko dan medikamentosa.
Diskusi kasus: Pasien laki-laki, 55 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala yang
menyebar ke pundak. Dilakukan pendekatan diagnosis secara holistik dan
komprehensif yang mengarahkan diagnosis pasien pada komplikasi dari hipertensi
esensial beserta tension headache. Selain tatalaksana medikamentosa, pasien
dapat diedukasi untuk rutin kontrol, menurunkan berat badan, dan menjalankan diet
yang sehat. Keluarga pasien diedukasi untuk mendukung dan mendampingi pasien
agar dapat menngontrol penyakit pasien dan mencegah komplikasi.
Kata kunci: sakit kepala, hipertensi, Tension Headache, dokter keluarga

Pendahuluan Faktor resiko terjadinya hipertensi


juga beragam, mulai dari usia, jenis
Hipertensi esensial merupakan
kelamin, genetis, konsumsi garam dan
hipertensi yang tidak diketahui
lemak berlebih, konsumsi alkohol,
penyababnya. Hipertensi menjadi
aktifitas fisik kurang, kebiasaan merokok,
masalah karena meningkatnya
obesitas, diabetes melitus dan stress.
prevalensi, masih banyak pasien yang
TTH sendiri disebabkan oleh
belum mendapat pengobatan, maupun
banyak faktor meliputi genetik dan
yang telah mendapat terapi tetapi target
lingkungan. Mekanisme pasti terjadinya
tekanan darah belum tercapai serta
TTH sendiri masih belum diketahui.
adanya penyakit penyerta dan
Mekanisme nyeri perifer sangat
komplikasi yang dapat meningkatkan
berperan pada TTH akut sedangkan
morbiditas dan mortalitas1.
mekanisme nyeri sentral pada TTH
Mekanisme hipertensi diduga
kronik3. Kejadian terjadinya TTH juga
multifaktorial. Mekanisme tersebut bisa
dapat disebabkan oleh adanya
berasal dari neural, renal, vaskuler, dan
kecemasan atau depresi4.
hormonal maka dari itu gejala yang
muncul juga beragam. Sakit kepala Pasien datang dengan keluhan
dapat muncul diakibatkan adanya nyeri yang tersebar secara difus dan
disfungsi endotel pada cerebrovaskuler sifat nyerinya mulai dari ringan hingga
dengan mekanisme yang mirip dengan sedang. Nyeri kepala tegang otot
migren2. biasanya berlangsung selama 30 menit
hingga 1 minggu penuh. Nyeri bisa tetapi jangan digunakan lebih dari 2
dirasakan kadang-kadang atau terus hari dalam seminggu dan
menerus. Nyeri pada awalnya penggunaannya harus diawasi oleh
dirasakan pasien pada leher bagian dokter.
belakang kemudian menjalar ke bagian
Deskripsi Kasus
depan. Selain itu, nyeri ini juga dapat
menjalar ke bahu5. Seorang laki-laki, Tn. E, 55
tahun, datang ke poli Puskesmas
Penilaian adanya kecemasan
Kedungkandang dengan keluhan sakit
atau depresi dapat dilakukan.
kepala yang menjalar hingga pundak
Sebagian pasien mengerti bahwa
sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
sakit kepalanya berkaitan dengan
muncul baik saat pasien sedang tidur
keadaan depresinya dan bersedia ikut
dan kegiatan. Keluhan sakit kepala
program pengobatan sedangkan
dirasakan hilang dan timbul secara
pasien lain cenderung
konsisten selama 3 hari ini. Sakit
menyangkalnya. Oleh sebab itu,
kepala memberat dengan aktivitas
pengobatannya mengikuti penyakit
sehingga menggangu aktivitas pasien
yang mendasari. Dengan obat serta
sehari-hari.
modifikasi pola hidup yang salah.
sekitar 3 tahun yang lalu, pasien
Saat nyeri timbul dapat
telah diserang stroke perdarahan.
diberikan beberapa obat untuk
Pasien pada waktu itu hanya
menghentikan atau mengurangi sakit
beristirahat capek pulang setelah
yang dirasakan saat serangan
pulang nyetir antar pulau. Pasien
muncul. Penghilang sakit yang sering
mengeluh adanya sakit kepala
digunakan adalah: acetaminophen
mendadak dan muntah menyemprot,
dan NSAID seperti Aspirin, Ibuprofen,
bicaranya menjadi pelat dan tangan
Naproxen, dan Ketoprofen.
kaki sebelah kiri lemas. Pasien segera
Pengobatan kombinasi antara
dibawa ke RSSA dan disana pasien
acetaminophen atau aspirin dengan
telah didiagnosa stroke iskemik dengan
kafein atau obat sedatif biasa
tensi 200/140 mmHg. Pasien
digunakan bersamaan. Cara ini lebih
mengamar di RSSA selama 1 bulan
efektif untuk menghilangkan sakitnya,
dan telah diberikan banyak obat- dan saat itu nilai kolesterol pasien
obatan. Pasien diberi 3 jenis obat mencapai 220. Kemudian pasien diberi
untuk mengurangkan tekanan obat simvastatin 10 mg diminum sehari
darahnya dan juga obat antistroke sekali.
namun pasien tidak rutin kontrol
Pada December 2016 pasien ini
karena ketidakpahaman pasien
periksa lagi ke puskesmas dengan
tentang penyakitnya, serta tidak ada
keluhan sakit kepala, kemudian karena
yang menemani pasien untuk kontrol
sudah 2 bulan tidak kontrol pasien di
ke RSSA. Akhirnya pasien hanya
periksakan lagi kolesterol dan tekanan
kontrol di Puskesmas 2 bulan sekali.
darahnya pada waktu itu adalah
Pihak puskesmas sudah mengedukasi
160/90. Kolesterol total hasilnya
pasien, namun pasien tetap datang 2
adalah 263. Kemudian pasien
bulan sekali dan mengatakan bahawa
mendapat obat anti hipertensinya
pasien beli obat dari apotek luar untuk
mendapat Amlodipin
tekanan darahnya.
(1x10mg),captopril 2x25mg, asetosal
sekitar 2 tahun yang lalu 1x80mg dan untuk dislipidemianya
pasien mengecek kadar kolesterol mendapat simvastatin (1x10mg).

Gambar 1. Family Genogram Pasien


Pasien memiliki riwayat merasa itu sudah cukup untuk
keluarga penderita stroke yaitu ibu kebutuhan sehari-hari.
pasien dan salah satu kakak pasien.
Dari pemeriksaan fisik,
Selain itu ibu dan ayah pasien juga
didapatkan keadaan umum pasien
menderita hipertensi. Ayah dan ibu
terlihat sakit ringan, tekanan darah
pasien meninggal akibat penyakit
pasien 160/90 mmHg, dengan nadi
jantung dan stroke. Pasien tinggal
96x/menit reguler kuat, laju pernapasan
serumah hanya dengan isteri pasien
18 x/menit, dan suhu 36,6oC. Pasien
dan anak laki ketiga. Sehari-hari
memiliki tinggi badan 150 cm dan berat
pasien sudah tidak bekerja, aktivitas
badan 60 kg, dengan IMT 26,6 kg/m2
pasien hanya tinggal di rumah dan
(overweight). Dari pemeriksaan status
menonton tv. Pasien memiliki 3 anak
neurologis pada NVII didapatkan alis
laki-laki, anak laki pertama telah
tidak simetris dan parese sebelah
menikah dengan orang Jember dan
sinistra. Pemeriksaan motorik
tinggal bersama isterinya. Anak pasien
ektremitas superior dan inferior pasien
jarang berkunjung ke Malang dengan
didapatkan nilai 3 dengan penurunan
alasan kesibukan namun setiap bulan
tonus otot. Hasil pemeriksaan darah,
mengirimkan uang untuk pasien untuk
didapatkan kolesterol 263 mg/dL
biaya kehidupan sehari-hari pasien.
Anak laki kedua sudah menikah dan Pada kunjungan rumah,

tinggal di Surabaya dan hanya ke sini didapatkan pasien tinggal bersama

pada pada hari raya. Hanya anak laki dengan istri dan anak ketiga pasien.

yang ketiga yang tinggal serumah. Pasien tinggal dalam rumah 1 lantai,
berukuran 7 x 12 m2, yang berisikan 1
Istri pasien cenderung tidak
kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang
begitu perduli mengenai keadaan
tamu, dan dapur. Rumah tidak lembab
pasien. Pasien memiliki riwayat diet
dan cukup bersih. Ekonomi keluarga
yang tidak baik karena masih
pasien termasuk dalam golongan
memakan makanan berlemak dan
menengah kebawah.
asin. Pasien merasa bosan,
dikarenakan aktivitas yang dilakukan Untuk family assessment,

setiap hari sama saja. Pasien dapat menurut Duvall’s Eight Stage Family

bersosialisasi dengan teman-teman Life Cycle, keluarga pasien ini ada pada

lewat acara-acara di RW nya. Biaya tahap VI, di mana anak terakhir

hidup pasien dan keluarga saat ini berumur 23 tahun masih tinggal

hanya lewat uang yang dikirimkan oleh bersama ayah ibunya sedangkan anak

anaknya setiap bulan. Namun pasien pertama dan kedua telah tinggal di luar
kota.

Bentuk keluarga pasien adalah


keluarga inti (nuclear family), yang
terdiri dari pasien, istri, dan anak
ketiga pasien dalam satu rumah. Dari
Family APGAR, didapatkan skor 5,
atau fungsi keluarga kurang baik.

Pasien merasa tidak bisa


menceritakan masalah karena anak
pasien tinggal jauh. Sehingga pasien
merasa sulit untuk bermusyawarah,
kurang memiliki kesempatan tumbuh
sesuai arah kehidupan yang diinginkan
pasien dan tidak cukup waktu yang
terbagi antara keluarga. Tetapi pasien
merasa puas dengan kasih sayang
yang terjalin diantara keluiarga.

Dari Family SCREEM, di aspek


sosial didapatkan bahwa pasien jarang
berinteraksi dengan anak- anak
pasien, karena anak pasien tinggal
jauh dan sudah mempunyai keluarga
sendiri sehingga pasien sulit untuk
bercerita bila ada masalah jarang
berinteraksi dengan anak- anak
pasien, karena anak pasien tinggal
jauh dan sudah mempunyai keluarga
sendiri sehingga pasien sulit untuk
bercerita bila ada masalah. Untuk
aspek ekonomi pasien diberi uang
bulanan dari anaknya sekitar 1,5-2
juta. Tingkat pendidikan terakhir
pasien adalah SD. Dari sisi medis
pasien tidak kontrol rutin karena sikap
pasien yang malas.
Diskusi Selain itu faktor stress pada
pasien dapat memperberat hipertensi
Ditinjau dari deskripsi kasus,
yang dialami pasien. Keadaan pasien
dapat dilihat bahwa keluhan pasien
saat ini yang memasuki usia tua sudah
muncul karena hipertensi yang tidak
tidak lagi bekerja. Serangan stroke
terkontrol. Terlihat dari riwayat kontrol
pada tahun 2013 juga membuat
terakhir 2 bulan yang lalu pasien
setengah badan bagian kiri melemah.
sudah tidak pernah minum obat
Selain itu anak-anak pasien telah
kembali. Sakit kepala yang dialami
menikah dan bekerja jauh sehingga
pasien merupakan keluhan yang
jarang berinteraksi. Pasien merasa
muncul dari hipertensi yang tidak
tidak bisa bercerita bila ada masalah.
terkontrol. Disfungsi endotel berperan
Hal-hal diatas ini juga dapat
pada regulasi vaskuler pada kepala
memunculkan diagnosis ganda dengan
yang kemudain dapat menyebabkan
tension headache
sakit kepala.

Pasien tidak rutin kontrol karena


pemahaman tentang penyakitnya kurang

Gambar 2. Mandala of Health pasien


Berdasarkan faktor risiko yang
Tabel 1. Diagnosis Holistik berdasarkan faktor resiko
ada pada pasien, dapat ditentukan
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS HOLISTIK
HOLISTIK
diagnosis pada pasien secara
Aspek
Aspek 11 :: ASPEK
ASPEK PERSONAL
PERSONAL
menyeluruh dari berbagai aspek pada
-- Alasan
Alasan kedatangan
kedatangan pasien
pasien
tabel 1.
adalah
adalah karena
karena pasien
pasien
Terapi dan Manajemen merasakan
merasakan sakit
sakit kepala
kepala selama
selama 33
hari dan
hari dan tidak
tidak membaik.
membaik.
1. Aksis 1 : Intervensi Aspek Personal
-- Harapan
Harapan pasien
pasien adalah
adalah pasien
pasien
Pada intervensi aspek personal, ingin menghilangkan
ingin menghilangkan sakit sakit
kepala.
dokter mengapresiasi pasien yang kepala.
- Persepsi pasien tidak diketahui
- Persepsi
dikarenakanpasien
tidakkurang
dieskplorasi.
segera datang ke puskesmas. Dapat
mengetahui tentang penyakitnya
dijelaskan pada pasien, bahwa sakit Tabel 1.
- Diagnosis
Upaya yangHolistikdilakukan
berdasarkanpasien
faktor resiko
kepala bisa hilang apabila pasien untuk mengurangi nyeri adalah
mengerti akan penyakitnya dan dengan datang ke puskesmas
untuk diobati sakit kepalanya
dilakukan terapi didampingi dengan
Aspek 2 : ASPEK KLINIS
rutin kontrol
- Diagnosis 1 : Hipertensi
2. Aksis 2 : Intervensi Aspek Klinis - Diagnosis 2 : tension headache

Obat yang diberikan akan - Diagnosis 3 : Cluster Headache

menyesuaikan serta modifikasi pola Aspek 3 : RISIKO INTERNAL

hidup. Untuk mengurangi sakit kepala - Kebiasaan pasien yang tidak


rutin kontrol dengan penyakit saat ini
pasien karena disebabkan oleh
yaitu dislipidemia, HT stage 2, post
hipertensi yang tidak terkontrol maka stroke
diberikan kombinasi obat golongan - Diet pasien yang masih tidak
sehat dengan mengonsumsi
diuretik dan ACE Inhibitor, Furesemid
makanan berlemak dan asin
40 mg diminum bersamaan dengan - Riwayat ayah dan ibu pasien
Captopril 25 mg 2 kali sehari selama menderita hipertensi dan stroke
seminggu. Obat untuk sakit kepala - Pasien memiliki beban pikiran
tentang keluarganya
yang dialami oleh pasien diberikan obat
Aspek 4 : RISIKO EKSTERNAL
golongan NSAID, seperti Asam
- Istri dan Anak-anak pasien tidak
Mefenamat 3 x 500 mg selama 7 hari menghiraukan kondisi pasien
diminum ketika terasa sakit. Tidak - Keadaan ekonomi menengah
kebawah membuat pasien
menutup kemungkinan sakit kepala
mengabaikan penyakitnya
yang dialami pasien adalah Tension - Petugas kesehatan kurang
headache, maka dapat diberikan obat mendalami permasalahan pasien
amitriptyline 25 mg sekali sehari pada Aspek 5 : DERAJAT FUNGSIONAL

malam hari untuk membantu pasien - Skor 2, pasien merasa sakit


sehingga menganggu aktivitas
beristirahat.
sehari-hari
3. Aksis 3 : Intervensi Faktor Risiko dan dijelaskan mengenai penyakit
Internal yang diderita oleh pasien. Keluarga
perlu mendukung pasien untuk rutin
Untuk tekanan darah tinggi pasien,
kontrol mengenai penyakitnya. Selain
diedukasi mengenai pentingnya rutin
itu Keluarga juga dapat membantu
kontrol. Karena dengan rutin kontrol
mengurangi rasa cemas ataupun
dapat mencegah secara dini
depresi pada pasien dengan lebih
komplikasi hipertensi Modifikasi gaya
meluangkan waktu untuk pulang ke
hidup merupakan manajemen utama.
rumah menghabiskan waktu bersama.
Modifikasi yang dapat dilakukan ialah
mengurangi konsumsi garam, diet dan Petugas kesehatan diharapkan
minum yang sehat, pengurangan berat lebih jeli dan perduli tentang kesehatan
badan, dan melakukan aktivitas fisik pasien hingga segala sesuatu yang
yang teratur. Anjuran diatas dapat mempengaruhinya. Petugas kesehatan
menurunkan tekanan darah tanpa dapat membantu memberikan solusi
harus menggunakan obat. terhadap permasalahan pasien
sehingga memotivasi pasien untuk
Pasien diedukasi mengenai pola
menjaga kesehatannya.
makan yang benar. Program diet
DASH terbukti dapat menurunkan 5. Aksis 5 : Intervensi Derajat
tekanan darah hingga 8-14 mmHg. Fungsional
Program diet ini memerlukan pasien
Pasien memiliki skor fungsional 2,
untuk lebih banyak mengonsumsi
yaitu pasien merasa sakit sehingga
buah, sayur dan produk makanan
mengganggu aktivitas sehari-hari.
dengan rendah lemak.
Pasien diberi arahan bahwa dengan
Ada beberapa cara yang dapat mematuhi saran tenaga kesehatan,
dilakukan pasien untuk mengatasi meminum obat, mengendalikan faktor
stress yang dirasakan pasien. Mulai risiko internal maupun eksternal,
dari mengisi kegiatan positif yang pasien dapat meningkatkan skor ini ke
dapat mengalihkan pikiran dari stress, nilai 1.
terbuka pada keluarga juga membantu
Family Focussed
memperoleh dukungan dari keluarga.
Dapat dilakukan edukasi pada
Konseling bisa disarankan jika pasien
keluarga, bahwa pasien memiliki faktor
membutuhkan.
risiko yang berhubungan dengan
4. Aksis 4 : Intervensi Faktor Risiko penyakit pasien, sehingga dukungan
Eksternal dari keluarga diperlukan untuk
kesembuhan pasien. Dapat diedukasi
Keluarga dan pasien dipertemukan
pada keluarga untuk mendampingi untuk diagnosis terhadap pasien.
pasien, seperti sering berkomunikasi, Selain tatalaksana medikamentosa,
melakukan kegiatan positif bersama Keluarga pasien diedukasi untuk
seperti olahraga atau berwisata. Anak mendampingi dan membantu pasien
pasien juga disarankan untuk lebih agar dapat menunjukkan perbaikan
sering pulang dan mengunjungi orang yang optimal.
tuanya.

Community Oriented Referensi


Sebagai tenaga kesehatan, penting 1. Pengurus Besar Ikatan Dokter
untuk mengedukasi pada komunitas, Indonesia. 2017. Panduan Praktik
bahwa hipertensi dan tension headache Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
merupakan penyakit dengan banyak Pelayanan Kesehatan Tingkat
faktor risiko. Faktor risiko tersebut Pertama. Ikatan Dokter Indonesia.
dapat dimodifikasi dengan gaya hidup
2. Finocchi, C., Sassos, D. Headache
sehat sehingga penyakit tersebut dapat
and arterial hypertension. Neurol
dicegah.
Sci 38, 67–72 (2017).
https://doi.org/10.1007/s10072-017-
Kesimpulan 2893-x
Pasien merupakan laki-laki
3. Headache Classification Committee
berumur 55 tahun dengan diagnosis
of the International Headache
hipertensi stage 2 dan tension
Society (IHS) The International
headache. Gejala yang muncul pada
Classification of Headache
pasien adalah keluhan sakit kepala
Disorders, 3rd edition.
yang menjalar pundak mendadak saat
(2018). Cephalalgia, 38(1), 1–
tidur dan hilang timbul sejak 3 hari
211. doi:10.1177/033310241773820
yang lalu. Sakit kepala memberat
2
dengan aktivitas sehingga menggangu
aktivitas pasien sehari-hari. Faktor 4. Song, T.-J., Cho, S.-J., Kim, W.-J.,

risiko yang ada pada pasien antara Yang, K. I., Yun, C.-H., & Chu, M. K.

lain hipertensi tidak terkontrol, kondisi (2016). Anxiety and Depression in

keluarga yang jauh, beban penyakit Tension-Type Headache: A

post stroke, diet makanan yang kurang Population-Based Study. PLOS

sehat, kondisi ekonomi menengah ONE, 11(10),

kebawah membuat pasien cenderung e0165316. doi:10.1371/journal.pone.

mengabaikan penyakitnya. Dilakukan 0165316

pendekatan holistik dan komprehensif 5. PERDOSSI. 2016. Panduan Praktik

Anda mungkin juga menyukai