Anda di halaman 1dari 20

Tugas mata kuliah : GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen : Dr. Eha Sumantri, M.Kes

DIET VEGETARIAN UNTUK PENYAKIT DEGENERATIF

HERNAWATI 
019140056 

PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) 

YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA MAKASSAR 

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Diet vegetarian

untuk Penyakit Degeneratif  ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata

kuliah Gizi Kesehatan Masyarakat Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang Penyakit degeneratif  bagi para pembaca dan juga bagi

penulis.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terkena berbagai

macam penyakit, termasuk penyakit degeneratif. Anda perlu menerapkan gaya

hidup sehat sedini mungkin untuk menghindari penyakit tersebut. Penyakit

degeneratif umumnya diakibatkan oleh penurunan kinerja secara bertahap pada sel-

sel tubuh yang kemudian berdampak kepada fungsi organ secara umum. Sebagian

besar penyakit degeneratif muncul akibat pertambahan usia, bukan akibat virus atau

bakteri. gaya hidup yang buruk juga turut meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.

Penyakit degeneratif jangan diabaikan karena dapat berkembang menjadi

penyakit kritis jika gaya hidup tidak segera diperbaiki. Penyakit degeneratif dapat

menyerang siapa saja karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran untuk

mempraktikkan gaya hidup sehat. Penyakit ini bermula dari gaya hidup yang tidak

sehat karena sering terjebak dalam rutinitas. Gaya hidup yang buruk, di antaranya

seperti kurang beristirahat, minum air kurang dari 2 liter sehari, mengonsumsi

makanan cepat saji, kurang berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman

alkohol secara berlebihan. Akibatnya, penyakit-penyakit degenegeratif pun

mengintai, seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, dan stroke

semakin meningkat. Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Alergi Imunologi

RS Premier, dr. Prasna Pramitha, SpPD, K-AI,FINASIM, MARS, dalam acara halal

bihalal Sequis Q Infinite MedCare (SQIMC) dengan media pada Selasa (18/6/2019)

di Jakarta, memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat, manfaat medical check-
up (MCU), dan informasi mengenai penyakit autoimun. Ia mengatakan, penyakit

degeneratif jangan diabaikan karena dapat berkembang menjadi penyakit kritis jika

gaya hidup tidak segera diperbaiki. "Misalnya, kurang istirahat dapat menyebabkan

darah tinggi. Ini bisa menjadi pencetus terjadinya stroke dan penyumbatan kemudian

penyumbatan itu juga berpotensi menyebabkan terjadinya kelumpuhan," tambahnya,

melalui rilis tertulis SQIMC yang diterima Tirto, Rabu (19/6/2019). Menurut dr.

Prasna, makanan biasanya menjadi pemicu yang sering bagi penyakit degeneratif.

Misalnya saja di tempat kerja, biasanya lebih memilih jajan sehingga yang

dikonsumsi pastinya makanan yang tidak sehat, seperti gorengan. "Padahal

alangkah lebih baik bila menyiapkan sendiri bekal dari rumah seperti sandwhich,

buah dan jika ingin kudapan kecil pilihlah yang bernutrisi atau rendah kalori,"

jelasnya. Meski demikian, sambungnya, gaya hidup sehat tidak hanya soal makanan

bergizi, tetapi juga pola hidup, seperti cukup tidur, rutin berolahraga minimal 30

menit sehari, dan mampu mengelola stres. Selain soal gaya hidup dan pola makan,

dr. Prasna menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan kerja dan

tempat tinggal. Katanya, sekalipun sudah didukung dengan pola makan yang

bernutrisi dan rutin berolahraga, tetapi bila lingkungan tidak bersih, berpotensi

menurunnya sistem pertahanan tubuh dan akan mudah terserang penyakit. Baca

juga: Lima Kudapan Sehat untuk Menambah Energi Saat Bekerja Ia mengimbau

agar masyarakat mulai disiplin untuk hidup sehat dan waspada pada penyakit akibat

gaya hidup yang buruk, salah satunya dengan melakukan kontrol kesehatan. “Jika

kita sudah terdeteksi mengidap darah tinggi atau diabetes maka otomatis harus rajin

kontrol ke dokter, mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter, dan menjalani gaya
hidup sehat," ujarnya. "Jangan takut melakukan check-up ke dokter karena khawatir

akan hasilnya. Walaupun penyakit seperti darah tinggi dan diabetes tidak bisa

disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan cara tersebut," tambahnya lagi. Ia

menganjurkan agar masyarakat rajin mengontrol kesehatan secara medis, yaitu

dengan MCU ke dokter terutama bagi yang sudah berusia 35 tahun ke atas, minimal

sekali dalam setahun. Jika sudah berusia 50 tahun ke atas, ia mengimbau sebaiknya

melakukan MCU 6 bulan sekali dan harus rutin kontrol teratur ke dokter. "Pasien

juga jangan menunggu hingga obat rutin yang harus dikonsumsi habis baru kontrol

ke dokter karena beberapa penyakit penyakit, seperti darah tinggi diharuskan rutin

mengonsumsi obat resep dokter," jelasnya. Mengenai MCU, dr. Prasna

menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap, urine, fungsi hati,

asam urat, profil lipid, elektrolit, ginjal, dan kadar vitamin D. "Sekalipun Anda sudah

pernah mendapatkan vaksin ketika balita, beberapa vaksin tetap membutuhkan

booster yang perlu diulang setiap tahun seperti vaksin influenza yang harus

diantisipasi sebelum musim flu datang. Vaksin yang diperlukan orang dewasa,

seperti vaksin influenza, pneumonia, dan kanker serviks," tutup dr. Prasna.

B. RUMUSAN MASAALAH

Faktor gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif

tergolong beragam. Anda yang gemar mengonsumsi makanan tidak sehat, malas

bergerak atau berolahraga, dan memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan,

lebih berisiko untuk terkena penyakit degeneratif. beralkohol secara berlebihan.

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :


1. apa yang dimaksud dengan penyakit degeneratif

2. Penyakit apa saja yang dimaksud penyakit degeneratif

3. Bagaimana cara penanggulangan penyakit degenerativf

C. TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan dari Pembahasan itu Bagaimana pembaca dapat memahami apa

yang dimaksud penyakit degeneratif, apa penyebanya ,apa saja yang termasuk

penyakit degenerative dan bagaimana cara penangannya


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Penyakit Degeneratif 

Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan

Penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif adalah penyakit

akibat penurunan fungsi organ/ alat tubuh. Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim

& hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid, kerusakan sel (DNA), pembuluh darah,

jaringan protein & kulit (ketuaan). Ada sekitar 50 penyakit degeneratif,

diantaranya penyakIT jantung, diabetes, stroke dan osteoporosis.

“Gaya hidup yang kurang sehat dengan mobilitas tinggi serta pola makan yang

salah mendorong masyarakat perkotaan rentan terkena penyakit degeneratif. Bahkan,

perilaku makan yang salah, ternyata juga menjadi penyumbang terbesar sebagai

penyebab munculnya penyakit tersebut.

Menurut Ahli Teknologi Pangan A&M Texas University, Nur Mahmudi Ismail,

penyakit degeneratif justru menyedot biaya publik jauh lebih besar daripada penyakit

lain. Umumnya, kata beliau, masyarakat perkotaan, tidak memiliki kecukupan sumber

pangan dari produksi sendiri, namun pada waktu yang sama mempunyai buying

power cukup tinggi.

1. Macam-macam Penyakit Degeneratif dan Faktor-faktor Penyebabnya. Berikut

dijelaskan beberapa macam penyakit degeneratif beserta penyebabnya.


1.1  Penyakit Jantung

Serangan jantung adalah terhentinya aliran darah, meskipun hanya sesaat, yang

menuju ke jantung, dan mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati. Ada

beberapa gejala spesifik dari serangan jantung, antara lain:

1)      Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang

disebut iskemi[3]), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang

berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada

atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan

darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada

setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak

merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia);

2)      Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak

merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti

pulmoner atau edema pulmoner);

3)      Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah

ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa

lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita

biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai

bagian dari penuaan;

4)      Palpitasi (jantung berdebar-debar);      Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah

karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa

yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.


1.2  Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus, yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing

manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor,

dengan simtoma[4]  berupa hiperglikemia[5]  kronis dan gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:

defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya; defisiensi transporter

glukosa.Kedua penyebab penyakit diabetes mellitus tersebut dapat terjadi secara

bersamaan atau hanya salah satu saja. Akibatnya kadar gula darah menjadi meningkat

drastis.

1.3  Stroke

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu

bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah

menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau

mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya

fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang

ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat

diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya,

hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan

ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah

dikenal luas, "serangan jantung".  Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah

terhambat oleh emboli.[6] Emboli bisa berupa kolesterol atau udara. 

1.4  Osteoporosis 
Pada osteoporosis, kualitas dan kepadatan jaringan tulang di dalam tulang akan

memburuk, sehingga terdapat lebih banyak ruang kosong di dalamnya dan tulang

menjadi lebih rapuh. Masalah utama bila kita memiliki tulang yang rapuh adalah tulang

tersebut lebih mudah patah daripada yang seharusnya. Hal ini berarti bahwa

kecelakaan atau jatuh ringan yang secara normal tidak menyebabkan patah pada tulang

yang sehat akan dapat menyebabkan patah tulang yang nyeri dan melemahkan.

Bahkan batuk yang keras dapat menyebabkan patah tulang belakang.

Beberapa faktor penyebab osteoporosis yakni peningkatan usia, menopause,

kadar testosterone rendah pada pria, kecenderungan genetic, penyakit lain misalnya

gagal ginjal dan penyakit hati, obat-obatan, berat badan rendah, pola makan buruk,

merokok atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan, dan kurang olahraga.

1.5 Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi secara umum didefinisikan sebagai

tekanan sistolik[7] lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik[8] lebih dari 90 mmHg.

Tekanan darah tinggi jarang menimbulkan gejala dan cara satu-satunya untuk

mengetahui apakah kita menyandangnya adalah dengan mengukur tekanan darah.

Oleh karena itu, seperti yang direkomendasikan panduan yang dikeluarkan oleh British

Hypertension Society, sebaiknya dilakukan pengukuran tekanan darah setidaknya

sekali dalam 5 tahun, bahkan lebih sering bila memungkinkan.

Bila tekanan darah tidak terkontrol dan menjadi sangat tinggi (keadaan ini

disebut hipertensi berat atau hipertensi maligna), maka mungkin akan timbul gejala


seperti pusing, pandangan kabur, sakit kepala, kebingungan, mengantuk, dan sulit

bernapas.

Pada sebagian besar kasus, penyebab tekanan darah tinggi tidak diketahui. Hal

ini terutama terjadi pada hipertensi esensial. Walaupun demikian, terdapat beberapa

faktor risiko yang dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, meliputi kelebihan berat

badan, kurang berolahraga, mengons

2. Pencegahan Penyakit Degeneratif dengan Pola Makan Vegetarian

Protein adalah zat pembangun yang paling penting dan berhubungan dengan

proses kehidupan. Kebutuhan protein pada anak-anak 2-3 gram/hari, sedangkan orang

dewasa kurang lebih 46 gram/hari. Kelebihan protein akibat mengonsumsi daging

hewani berpengaruh buruk terutama pada hati dan ginjal juga dapat menyebabkan

kegemukan meskipun protein hewani itu nilai gizinya lebih tinggi daripada nabati.

Sekarang ini protein nabati secara internasional dikelompokan sebagai kelas utama

dianjurkan ada dalam setiap makanan.

2.2 Pencegahan pada Penyakit Osteoporosis 

Terapkan pola makan yang menunjang tulang. Seperti yang telah diketahui

semua orang, sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.

Panduan yang dibuat untuk dokter merekomendasikan bahwa dari seluruh asupan

kalori harian anda, 50-60% harus berasal dari karbohidrat yang dapat ditemukan dalam

makanan seperti nasi, sereal, roti, buah, sayur, dan pasta.


Food Standard Agency dari pemerintah Inggris (www.food.gov.uk) telah

menghasilkan panduan makan yang disebut Balance of Good Health yang menunjukan

beberapa porsi yang harus dikonsumsi dari  kelompok makanan utama:

1)      roti, sereal dan kentang;

2)      buah dan sayur;

3)      susu dan makanan produk susu; serta

4)      makanan berlemak dan bergula (lemak terutama harus berupa lemak tidak jenuh

seperti yang ditemukan dalam kacang-kacangan, minyak zaitun, dan alpukat; daripada

lemak jenuh yang ditemukan dalam makanan seperti daging berlemak dan keju).

2.3   Pencegahan pada Tekanan Darah Tinggi

Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.

Meningkatkan asupan buah dan sayuran segar dapat menurunkan tekanan darah.

Menerapkan pola makan yang rendah lemak jenuh, kolesterol, dan total lemak, serta

kaya akan buah, sayur, serta produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis

dapat menurunkan tekanan darah. Pola makan tersebut sebaiknya juga menyertakan

produk gandum, kacang-kacangan, serta mengurangi jumlah daging merah, makanan

manis, dan minuman yang mengandung gula.

Untuk mengotrol tekanan darah agar tidak mengalami kenaikan yang signifikan,

maka makanlah setidaknya lima porsi buah dan sayuran segar setiap hari, produk susu

rendah lemak secara teratur.

2.4   Pencegahan pada Kolesterol


Orang yang paling berisiko memiliki kadar kolesterol tinggi adalah mereka yang

menerapkan pola makan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi. Lemak jenuh

(ditemukan pada daging, mentega, keju, dan krim) meningkatkan kadar kolesterol LDL

dalam darah. Namun, pola makan yang sehat dapat menurunkan kadar kolesterol

sekitar 5-10%, bahkan lebih. Mengurangi asupan lemak jenuh dan makan lebih banyak

buah, sayuran, salad, sterol tumbuhan, dan kedelai juga dapat membantu.

3. Pola Makan Vegetarian

 1.1  Jenis-jenis Vegetarian

Tipe-tipe vegetarian tidak didefinisikan berdasarkan motivasi atau alasan yang

mendasari seseorang untuk menjalaninya, melainkan didefinisikan berdasarkan jenis

makanan yang dikonsumsi dan dipantang dalam pola makan sehari-hari. Terdapat 3

jenis vegetarian yang kerap dijumpai yakni vegan, lacto-vegetarian, dan lacto-ovo-

vegetarian.

1.1  Vegan

Tipe vegetarian ini sering disebut dengan vegetarian murni atau vegetarian total.

Seorang vegan hanya mengonsumsi makanan dari tumbuhan, dan sama sekali tidak

mengonsumsi bahan makanan yang berasal dari binatang termasuk daging, ayam, ikan,

susu, telur, dan seafood.

Menjadi vegetarian murni memiliki keuntungan dan kerugian. Karena tidak

mengonsumsi produk hewani, diet seorang vegetarian murni sangat rendah kolesterol.

Tapi, seorang vegan selalu mewaspadai kekurangan beberapa jenis zat gizi termasuk
protein, zat besi, dan vitamin B12. Kandungan ketiga zat gizi tersebut dalam tumbuhan

lebih rendah dibandingkan dengan produk hewani seperti daging, susu, dan telur.

Bahkan, vitamin B12 sangat jarang ditemukan pada tumbuh-tumbuhan.

1.2  Lacto-vegetarian

Lacto berarti susu. Karena itu, tipe vegetarian ini didefinisiskan sebagai

vegetarian yang juga mengonsumsi susu dan produk olahan susu seperti keju

dan yoghurt dalam keseharian mereka namun tidak mengonsumsi daging sapi, daging

kambing, ayam, ikan, telur, dan seafood.

Menjadi seorang lacto-vegetarian akan memberikan lebih banyak keuntungan

karena kolesterol dalam susu tidak terlalu tinggi. Kandungan protein, vitamin, dan

mineral yang terdapat di dalamnya mampu melengkapi kebutuhan yang kurang

tercukupi dari makanan nabati.

1.3  Lacto-ovo-vegetarian

Vegetarian lacto-ovo adalah vegetarian yang mengonsumsi makanan nabati,

susu, dan telur untuk makanan sehari-hari mereka. Namun, mereka tetap tidak

mengonsumsi daging sapi, daging kambing, ayam, ikan, dan seafood. Para vegetarian

yang melakukan diet ini tidak perlu khawatir akan kekurangan protein. Kualitas protein

dari susu dan telur sangat baik karena tidak hanya mudah diserap, protein dari kedua

jenis bahan makanan tersebut juga mengandung asam amino yang lengkap.

1.4 Zat-zat Gizi Penting pada Diet Vegetarian


Diet vegetarian cenderung kaya akan zat-zat yang terkandung dalam biji-bijian,

sayuran, serta buah-buahan. Oleh karena itu, diet ini kaya akan karbohidrat, omega-6

fatty acid, dietary fibre, carotenoids, folic acid, vitamin C, vitamin E, potassium, dan

magnesium.

1.5  Kedelai

Kedelai merupakan jenis leguminosa/ kacang-kacangan yang umumnya sebagai

sumber protein nabati yang cukup populer di semua kalangan (kalangan bawah

ataupun menengah ke atas). Kedelai merupakan sumber protein utama diet vegetarian.

Di Indonesia, kedelai sebagai sumber makanan dapat diolah dalam bermacam olahan,

seperti kecap, tahu, tempe, taoco, bahan makanan campuran untuk bayi, kembang tahu

(yoba), roti, kue-kue, serta susu kedelai.

Beberapa fungsi kedelai untuk kesehatan, sebagai berikut.

a)      Fungsi Kognitif

b)      Fungsi pada Peradangan

c)      Fungsi pada Kanker Payudara

d)     Fungsi pada Penyakit Jantung Koroner

1.6   Fitokimia pada Sayur dan Buah

Fitokimia merupakan senyawa yang bermanfaat sebagai antioksidan dan mampu

mencegah kanker. Ada beberapa fitokimia yang sudah diketahui terdapat dalam

sayuran dan buah-buahan antara lain sebagai berikut.


a)      Karotenoid

Karotenoid adalah pigmen pemberi warna pada buah dan

sayuran. Karotenoid bermanfaat mencegah beberapa jenis kanker terutama karena

fungsinya sebagai penangkal radikal bebas atau anti-oksidan. Dengan perlindungan

dari radikal bebas, kemungkinan kerusakan DNA akan berkurang.

b)      Lycopene

Lycopene adalah senyawa karoten non-provitamin A. Senyawa ini terdapat

dalam buah tomat, paprika, semangka, dan wortel. Mengonsumsi makanan yang kaya

akan lycopene sangat dianjurkan karena dapat menurunkan risiko kanker prostat.

c)      Flavonoid

Flavonoid merupakan antioksidan yang menetralisir radikal bebas yang

menyerang sel-sel tubuh kita. Flavonoid banyak ditemukan pada jeruk, apel, kiwi,

anggur merah, brokoli, dan teh hijau.

d)      Sulforafen

Sulforafen berfungsi mencegah risiko kanker usus besar. Sulforafen terdapat

pada sayuran  crucifera seperti kembang kol, brokoli, kubis, dan bokchoy.

e)      Limonen

Limonen adalah fitokimia yang ditentukan pada bagian kulit dan selaput putih

buah dalam kelompok jeruk seperti jeruk orange, mandarin, limau, lemon, jeruk

nipis. Limonen melindungi paru-paru dan menurunkan risiko beberapa jenis kanker.


f). Asam ellagat

Asam ellagat adalah senyawa fenolat yang bisa menurunkan risiko beberapa

jenis kanker dan menurunkan kadar kolesterol. Asam ellagat dijumpai pada anggur

merah, kiwi, dan strawberi.


BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan beberapa ulasan di  halaman sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa pola makan vegetarian merupakan salah satu diet yang

menyehatkan tubuh dan merupakan pola makan pencegah penyakit degeneratif yang

mana penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia.

Dengan adanya pola makan vegetarian atau pola makan nabati ini, semoga

masyarakat dapat terhindar dari penyakit-penyakit degeneratif, terutama penyakit

kanker, jantung koroner, diabetes mellitus, dan lain sebagainya; sehingga terciptalah

masyarakat yang sehat dan memiliki kualitas hidup yang tinggi serta dapat hidup lebih

produktif.

 
 

DAFTAR PUSTAKA 

Bangun, A. P. 2003. Vegetarian: Pola Hidup Sehat Berpantang Daging. Jakarta:


Agromedia Pustaka

Brudenell, Michael dan Marjorie Doddridge. 1996. Diabetic Pregnancy. Jakarta:   EGC

Brown, Pam dan Rebecca Fox-Spencer. 2007. Osteoporosis. Jakarta: Erlangga (alih


bahasa Juwalita Surapsari, editor Rina Astikawati dan Amalia Safitri)

Kusharisupeni. 2010. Vegetarian, Gaya Hidup Sehat Masa Kini. Yogyakarta: ANDI

Muhammad, H.F.L dan Prima O.H. 2010. Bebas Kanker Tanpa Daging. Yogyakarta:      
Jogja GREAT

Palmer, Anna dan Bryan Williams. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga
(alih bahasa Elizabeth Yasmine, editor Rina Astikawati dan Amalia Safitri)

Sumber Situs 

Anonim,”Nutrisi pada Diet Vegetarian”, diakses dari http://www.mediahindu.net/berita-


dan-artikel/artikel-umum/133-ahli-diet-menunjukkan-makanan-vegetarian-tidak-
kekurangan-nutrisi.html, pada tanggal 28 Desember 2013 pukul 12.55

Anonim,”Konsumsi Daging dan Penyakit Risiko Kanker”, diakses


pada http://www.infovegetarian.net/kesehatan/konsumsi-daging-dan-risiko-kanker.htm,
pada tanggal 28 Desember 2013 pukul 12.45

Anonim,”Manfaat Menjadi Vegetarian”, diakses


dari http://www.moveondiet.com/healthy-diets/manfaat-menjadi-vegetarian-pencegahan-
dari-penyakit-degeneratif-benarkah/, pada tanggal 28 Desember 2013 pukul 14.00

A.P. Bangun,” Vegetarian: Pola Hidup Sehat Berpantang Daging”, diakses dari

http://books.google.co.id/books?
id=4y89MMN9qb4C&pg=PA31&lpg=PA31&dq=VEGETARIAN+dan+penyakit+degenera
tif&source=bl&ots=RzvrvWRUe4&sig=OGGe5JNX_PWSqKsHhFZkgNQtz34&hl=id&sa=
X&ei=9FeUtKWCMGPrgfAgYHoAw&redir_esc=y#v=onepage&q=VEGETARIAN%20dan
%20penyakit%20degeneratif&f=false, pada tanggal 28 Desember 2013 pukul 13.50 

Hariyono,” Dampak Makanan pada Penyakit Degeneratif”, diakses dari


http://kesehatanvegan.com/tag/penyakit-degeneratif/, pada 28 Desember 2013 pukul
13.45

Ismaya Indri Astuti,”Manfaat Menjadi Vegetarian”, diakses


dari http://www.vemale.com/topik/perawatan-tubuh/34870-manfaat-menjadi-
vegetarian.html, pada tanggal 28 Desember 2013 pukul 13.00

Nancy Junita,”Diet Vegetarian Kurangi Risiko Kematian”, diakses


dari http://m.kabar24.com/health/read/20130608/52/192927/diet-vegetarian-kurangi-
risiko-kematian/, pada tanggal 28 Desember 2013 pukul 12.50

Unoviana Kartika,” Bagaimana Daging Merah Merusak Jantung”, diakses


dari http://health.kompas.com/read/2013/04/08/11515921/Bagaimana.Daging.Merah.Me
rusak.Jantung, pada tanggal 28 Desember 2013 pukul 13.50

Wisnu,”Pro dan Kontra Vegetarian di Kemenkes”, diakses


dari http://wisnuvegetarianorganic.wordpress.com/2013/07/08/seminar-pro-dan-kontra-
vegetarian-di-kemenkes/, pada 28 Desember 2013 pukul 13.15

artikel terkait DEGENERATIF Ibnu Azis (tirto.id - Kesehatan)


Sumber:Siaran Pers Penulis: Ibnu Azis Editor: Agung DH
di artikel "Waspada Penyakit Degeneratif dan Pencegahannya", https://tirto.id/ecF7
Ditinjau oleh: dr. Allert Benedicto Ieuan Noya

Anda mungkin juga menyukai