Anda di halaman 1dari 5

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Fatacha Syifa Muflicha
NPM : 130110200209
Dengan ini menyatakan :
1. Sesuai dengan pedoman pelaksanaan ujian di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dengan ini
saya menyatakan bahwa saya tidak akan melakukan praktik plagiarisme dalam proses assessment ini.

2. Saya memahami bahwa pelanggaran aturan pelaksanaan ujian ini dapat mengakibatkan saya
dinyatakan gagal (mendapat nilai E) dalam ujian ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kekuatan lahir dan batin untuk mewujudkan
Pakta Integritas ini.

Banyuwangi, 02 April 2021

Fatacha Syifa Muflicha

Nama : Fatacha Syifa Muflicha


NPM : 130110200209
Prodi : Pendidikan Dokter
Tugas : Essay ”Gagasan/ide penyelesaian masalah kesehatan/kedokteran yang teridentifikasi dalam Blok
Neurobehavior and Special Sense System”

Strategi Penanggulangan Demensia Alzheimer Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif

Demensia adalah penyakit otak kronis dan dikategorikan dalam neurodegenerative disease
(ditandai dengan hilangnya neuron secara progresif, biasanya mempengaruhi kelompok neuron dengan
interkoneksi fungsional), gejala umumnya adalah penurunan fungsi memori, penurunan fungsi kognitif
seperti cara berpikir, kemampuan bersosialisasi, perilaku gaya hidup, hingga aktivitas sehari-hari,
Demensia meningkat secara eksponensial seiring meningkatnya usia, setelah usia 60 tahun, di setiap
pertambahan usia 5 tahun prevalensinya meningkat dua kali lipat.
Demensia atau penurunan kognitif terdapat beberapa klasifikasi, seperti demensia alzheimer,
demensia vaskuler, demensia frontotemporal, lewy bodies demensia, & demensia Parkinson. Namun,
Demensia Alzheimer adalah tipe demensia yang paling umum & terbanyak, sekitar 60 sampai 70%.
Demensia Alzheimer sendiri yaitu penyakit fisik yang merusak otak secara bertahap seiring berjalannya
waktu, progresif, & menyebabkan bagian otak yang mengalami rusak lebih banyak. Oleh sebab itu
symptoms yang muncul menjadi lebih parah.
Data jumlah penderita demensia diproyeksikan mencapai 8jt pada tahun 2030 dan 12jt pada tahun
2050. WHO (World Health Organization) memprediksi kasus di Indonesia pada tahun 2011 berjumlah 1
juta orang, namun kondisi ini tetap terus bertambah seiring berjalannya waktu, dibuktikan dengan
meningkat di tahun 2013 menjadi 1,8 juta, pada tahun 2030 akan menjadi 3,9 juta dan di tahun 2050 akan
semakin banyak lagi. Peneliti mengatakan 1 orang di dunia mengalami demensia setiap 3 detik,
Diperkirakan sekitar 1jt warga Indonesia menderita Alzheimer, sebagai contoh perbandingan
lanjut usia di wilayah (Jawa Barat, DKI Jakarta, & Jawa Tengah) yang terjadi penurunan fungsi kognitif
berkisar 38,9% dan pengidap demensia sekitar 4%
Ahli saraf Jerman, Alois Alzheim pertama kali menjelaskan mengenai Penyakit Demensia
Alzheimer, Demensia Alzheimer merupakan penyakit fisik yang dapat mempengaruhi kinerja otak.
Penyakit protein serat & plak yang berbelit juga berkembang dalam struktur otak yang dapat
menyebabkan kematian sel-sel otak seiring berjalannya waktu. Orang dengan Demensia Alzheimer juga
memiliki kekurangan beberapa neurotransmitter penting dalam otak mereka. Neurotransmitter ini terlibat
dengan pengiriman pesan dalam otak.
Data Riskesdas 2010 juga menunjukkan gambaran risk fact disease baik secara langsung maupun
tidak langsung, hal tersebut menjadi penyebab turunnya fungsi kognitif seperti transports injuries,
nutritional deficiencies, maternal disorder, mental & behavioral, dan yang paling sering yaitu hypertensi,
stroke & diabetes mellitus. Gizi yang buruk pada 1000 Hari pertama kehidupan dapat menentukan atau
mempengaruhi terjadinya perkembangan otak yang pesat & sangat berpengaruh terhadap terjadinya
gangguan kognitif di kemudian hari.
Data di atas memperlihatkan bahwa jumlah usia lanjut sehat & produktif yang semakin hari
semakin meningkat dapat menjadi modal bangsa. Namun, usia lanjut yang kurang mandiri dan kurang
sehat berdampak lebih besar terhadap kondisi ekonomi & social. Sehingga menurut saya diadakannya
strategi yang bertujuan mengendalikan penyakit Demensia Alzheimer itu sangat penting. Strategi
pengendalian penyakit Demensia Alzheimer ini juga mempertimbangkan berbagai kondisi & risk fact
setiap siklus kehidupan, di mana individu diminta dapat menjaga kesehatan dari masa proses reproduksi,
meningkatkan asupan gizi seimbang, menghindari potensi polusi lingkungan, dan melakukan dorongan
bentuk edukasi dalam rangka mengangkat taraf kesehatan. Agar hal itu terealisasikan, perlu dijalin
bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan. Beberapa strategi yang mungkin
dapat di tuangkan sebagai berikut:
 Promosi Gaya Hidup Sehat & Kampanye Kesadaran Publik
Upaya dasar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada demensia alzheimer merupakan
kegiatan yang sangat diperlukan, seperti memberikan adanya akses informasi menuju layanan yang sangat
berkualitas yaitu dengan memberikan info ataupun promosi tentang gaya hidup yang dapat dilakukan
sehari-hari, seperti edukasi tentang aktivitas fisik, mengkonsumsi gizi seimbang, dan sosial. Dari
kampanye tersebut kita meminta untuk dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Namun
dengan adanya akses informasi ini harus ditingkatkan agar informasi layanan multidisiplin ini dapat
dijangkau oleh semua masyarakat public.
Selanjutnya promosi penerapan gaya hidup yang sehat, salah satunya dengan senam. senam
merupakan serangkaian gerakan yang sangat sederhana juga menyenangkan yang mudah diikuti dan
digunakan dari usia muda hingga tua. Senam ini merupakan gerakan yang dapat menjaga keseimbangan
bagian otak, juga dapat membawa tingkat konsentrasi otak & sebagai jalur keluar dari bagian otak yang
terhambat agar berfungsi maksimal.
 Memberikan Pengedukasian Hidup Sehat Terhadap Orang yang Berusia 30-50th
Untuk mengedukasikan kepada orang yang berusia 30 sampai 50 tahun dapat dilakukan dengan
memberikan pengetahuan tentang demensia Alzheimer di beberapa tempat sehat, seperti kader Posyandu
lansia ataupun di daerah melalui kegiatan pemberdayaan & penerangan. Di sini masyarakat setempat
harus diberikan pengedukasian tentang penyakit demesia agar melakukan pencegahan yang aman dan
cukup, untuk cara mendeteksi pada usia lansia. Kader posyandu ataupun keluarga harus mengambil
langkah awal untuk pencegahan. Posyandu ini merupakan salah satu upaya edukasi penyadaran
masyarakat usia lansia akan pentingnya prevention demensia Alzheimer dan juga peningkatan kualitas
hidup. Lalu dengan mengadakan Program Aksi Kesenjangan Kesehatan Mental WHO, yaitu memberikan
rekomendasi berbasis bukti tentang intervensi untuk mengurangi risk fact yang dapat diubah, seperti
aktivitas fisik, serta mengendalikan kondisi medis yang terkait dengan demensia alzheimer, termasuk
hipertensi dan diabetes. Membuat kebijakan & peneliti untuk memfasilitasi pemantauan dan berbagi
informasi tentang kebijakan, pemberian layanan, epidemiologi, dan penelitian. Juga mengembangkan
platform pertukaran pengetahuan untuk memfasilitasi pertukaran praktik yang baik di bidang demensia
alzheimer ini
 Diagnosis, Deteksi Dini, & Tata Laksana Holistik Masalah Kognitif
Informasi deteksi dini dapat dicegah dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
keluarga. Mendeteksi dini ini dapat dilakukan kerja sama dengan pihak puskesmas agar dapat
memberikan perhatian masalah penyuluhan. Early diagnosis dengan memberikan MMSE (Mini Mental
State Exam) di mana seseorang akan dilakukan pemeriksaan kognitif untuk menegakkan diagnosis.
Pemahaman ini dapat dilakukan cukup agar dapat mendeteksinya.
Demensia Alzheimer yang wajib dimiliki oleh kader-kader penyuluhan di Kelurahan ataupun di
lingkungan keluarga dalam peningkatan kualitas pelayanan untuk mendeteksi dini penyakit demensia
alzheimer dapat dilaksanakan dalam holistik fasilitas layanan primer atau sekunder. Kasus ini perlu
adanya perawatan dalam jangka panjang, seperti pendampingan pasien demensia alzheimer. Hal lain yang
dapat dilakukan untuk pencegahan sejak dini yaitu dengan berolahraga teratur, mengontrol berat bada
agar tetap seimbang, menjaga kolestrol, tekanan darah, kadar gula darah yang sehat, berhenti merokok
atau tidak merokok, menjauhi meminum alkohol yang mengandung tinggi, mengkonsimsi buah-buahan
dan berbahaya, dan makan makanan yang sehat

Beberapa paparan di atas, secara harfiah berisi tentang penyuluhan/edukasi, promosi, dan juga
deteksi dini yang mungkin dapat dituangkan guna mengurangi neurodegenerative disease di kalangan
masyarakat.
DAFTAR ISI
Indonesia, a. A. (2001). Pengenalan dan penatalaksanaan demensia . Edisi 1 jakarta: konsesus nasional.
Kesehatan, p. I. (2013). Gaya hidup otak sehat (brain healthy life style). Jakarta: kementrian kesehatan
republik indonesia.
Kushariyadi. (2010). Asuhan keperawatan klien lanjut usia dengan demensia pada pasien home care.
Jakarta: viewartikel.
Polidori, m. N. (2010). Prevetion of demensia:focous on lifestyle. Internasional jounal of alzheimer's
disease, 1-9.
Turana y, m. A. (2013). Penanggulangan masalah kesehhatan intelegensia pada lansia. Journal healty,
152-8.

Anda mungkin juga menyukai