Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA STROKE

BERULANG PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUANG MAWAR


RSUD UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH
Factors Associated with the Occurrence of Recurrent Stroke in Post-Stroke Patients in the Mawar
Room Undata Hospital Central Sulawesi Province
Djuwartini1
1
Program Studi Ilmu Keperawatan
2
STIKes Widya Nusantara Palu
Email : djuwartini@stikeswnpalu.ac.id

Abstrak
Stroke berulang merupakan stroke yang terjadi lebih dari satu kali dan hal yang mengkhawatirkan
pasien stroke karena dapat memperburuk keadaan dan meningkatnya biaya perawatan. Bahaya yang
ditimbulkan oleh stroke berulang adalah kecacatan dan bisa mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian
ini untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya stroke berulang pada
penderita pasca stroke di Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis penelitian ini
adalah cross sectional study. Populasi adalah pasien stroke yang berjumlah 43 orang. Jumlah sampel
dihitung menggunakan rumus Slovin. Menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respoden
yang menderita hipertensi berat sebanyak 56,4%. Pola makan tidak sehat sebanyak 48,7%. Obesitas
sebanyak 61,5%. Respoden yang mengalami stres sedang sampai stres berat sebanyak 66,7%. Respoden
yang mengalami serangan stroke > 1 kali sebanyak 66,7% dan mengalami serangan 1 kali sebanyak
33,3%. Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai p: 0,000 (p.value < 0,05 berarti secara statistik ada
hubungan hipertensi, obesitas, pola makan, stres dengan terjadinya stroke berulang pada penderita
pasca stroke. Simpulan ada hubungan hipertensi, obesitas, pola makan, stres dengan terjadinya stroke
berulang pada penderita pasca stroke. Bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah disarankan agar
mempublikasikan ke masyarakat luas tentang dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi yang tidak
ditangani dengan baik dan bagi perawat agar meningkatkan kualitas pelayanan terutama pada pasien
hipertensi melalui edukasi tentang diet hipertensi dan pengobatan hipertensi, edukasi tentang upaya
menurunkan berat badan sebagai upaya menjaga agar tekanan darah tetap stabil sehingga stroke
berulang tidak terjadi.
Kata kunci : hipertensi, obesitas, pola makan, stres, stroke.

Abstract
Recurrent stroke is a stroke that occurs more than once and is a matter of concern for stroke
patients because it can worsen the situation and increase the cost of care. The danger posed by
repeated strokes is disability and can result in death. The purpose of this study was to analyze what
factors related to the occurrence of recurrent stroke in post-stroke patients in the Mawar Room of
Undata Hospital, Central Sulawesi Province. This type of research is a cross sectional study. The
population is stroke patients, amounting to 43 people. The number of samples is calculated using the
Slovin formula. Using purposive sampling technique. The results of the study were analyzed using
univariate and bivariate analysis. The results showed that respondents who suffered from severe
hypertension were 56.4%. Unhealthy diet is 48.7%. Obesity is 61.5%. Respoden who experienced
moderate to severe stress as much as 66.7%. Respoden who suffered a stroke> 1 time as much as
66.7% and experienced an attack 1 time as much as 33.3%. Based on the test results of "Chi Square" p:
0.000 (p. Value <0.05 means that there is a statistically significant relationship between hypertension,
obesity, diet, stress with recurrent stroke in post-stroke patients. Conclusion there is a relationship
between hypertension, obesity, diet , stress with the occurrence of recurrent strokes in post-stroke
patients. For Undata Hospital, Central Sulawesi Province, it is suggested that publish to the general
public about the impact caused by hypertension that is not handled properly and for nurses to improve
the quality of service especially in hypertensive patients through education about hypertension diet and
treatment of hypertension, education about efforts to lose weight in an effort to keep blood pressure
stable so that repeated strokes do not occur.
Keywords: hypertension, obesity, diet, stress, stroke.
1

PENDAHULUAN fisik/olahraga, kepatuhan kontrol, obesitas,


Perjalanan penyakit stroke beragam, ada konsumsi alkohol, dan diet. Menurut penelitian
yang pulih sempurna, ada yang sembuh dengan bahwa butuh waktu pemulihan stroke secara
cacat ringan sampai dengan berat. Bahkan pada keseluruhan dalam enam bulan pertama dan
kasus yang berat dapat terjadi kematian. Pada keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
kasus yang dapat bertahan hidup beberapa yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.5
kemungkinan bisa terjadi seperti stroke berulang. Stres dapat merangsang pelepasan hormon
Kejadian stroke berulang sebenarnya bisa ditekan adrenalin dan memacu jantung untuk berdetak
dengan melakukan penanganan secara khusus dan lebih cepat dan lebih kuat, sehingga tekanan darah
intensif dengan memperhatikan faktor resikonya akan meningkat. Upaya menangani stress dapat
yaitu hipertensi, kadar kolesterol, diabetes memengaruhi hal lainnya, termasuk risiko
mellitus, obesitas.1 hipertensi, penyakit jantung dan stroke.6
Menurut World Health Organization Pengenalan dini terhadap hipertensi serta
(WHO) pada tahun 2016 di Amerika Serikat ada penanggulangannya akan dapat menurunkan angka
sekitar 175.000 penderita stroke setiap tahunnya kematian tersebut. Tetapi masyarakat sering
dan setiap 3 menit 1 orang menderita stroke. mengabaikan hipertensi karena gejalanya sendiri
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko kurang bermakna. Selain itu pengetahuan tentang
yang paling besar berkontribusi terhadap kejadian pengendalian hipertensi masih sangat minim,
stroke sekitar 50% dari semua stroke. Stroke sebab hal ini juga yang dapat menjadi salah satu
menyebabkan sekitar 7% kematian pada pria dan faktor yang mempengaruhi meningkatnya angka
10% kematian pada wanita.2 kejadian hipertensi.7
Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 Hasil observasi awal yang peneliti lakukan
jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia pada tanggal 9 Oktober 2017 di Ruang Mawar
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, dari 5
diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7,0‰), pasien stroke, kejadian stroke berulang disebabkan
sedangkan berdasarkan diagnosis Nakes/gejala oleh hipertensi yang tidak terkontrol, obesitas,
diperkirakan sebanyak 2.137.941 orang (12,1‰). gaya hidup yang tidak terkontrol dimana pasien
Provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah masih mengkonsumsi makanan instan seperti
penderita terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang supermi, gorengan, hal ini terkait juga dengan
(7,4‰) dan 533.895 orang (16,6‰), sedangkan kurangnya perhatian keluarganya. Melihat dari
Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita data, dan kajian teori yang ada, penybab stroke
paling sedikit yaitu sebanyak 2.007 orang (3,6‰) sangat sesuai dengan masalah yang peneliti
dan 2.955 orang (5,3%).3 temukan dilapangan dan data penderita stroke dari
Jumlah penderita stroke cenderung terus tahun 2015 sampai tahun 2017 mengalami
meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang peningkatan untuk kasus stroke baru sebanyak
penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka 17,5% dan kasus stroke berulang mengalami
yang berusia muda dan produktif. Kondisi ini peningkatan 23,4%.
dapat terjadi karena adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat METODE PENELITIAN
perkotaan dan adanya perubahan pola makan. Peneliti menggunakan desain penelitian
Perubahan pola makan ke arah tinggi lemak analitik dengan rancangan penelitian survei cross
(misalnya fast food) berakibat pada peningkatan sectional. Penelian ini dilaksanakan pada bulan
kadar kolesterol dalam darah atau Oktober 2017-Januari 2018. Populasi dalam
hiperkolesterolemia.4 penelitian ini adalah rata-rata kunjungan setiap
Stroke berulang merupakan stroke yang bulan pasien stroke berulang yang dirawat di
terjadi lebih dari satu kali dan hal yang Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi
mengkhawatirkan pasien stroke karena dapat Tengah di tahun 2016 yang berjumlah 43 orang.
memperburuk keadaan dan meningkatnya biaya Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
perawatan. Bahaya yang ditimbulkan oleh stroke dihitung menggunakan rumus Slovin berjumlah 39
berulang adalah kecacatan dan bisa orang. Tehnik pengambilan sampel yang
mengakibatkan kematian. Faktor yang digunakan yaitu dengan cara purposive sampling.
mempengaruhi terjadinya stroke berulang Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
diantaranya faktor yang tidak dapat diubah seperti analisis univariat dan bivariat.
usia, jenis kelamin, ras, keturunan dan faktor yang
dapat diubah seperti hipertensi, diabetes mellitus,
kelainan jantung, merokok, aktivitas
2

HASIL PENELITIAN 3. Analisis Bivariat


1. Analisis Univariat Tabel 2 Hubungan hipertensi, obesitas, pola
Tabel 1 Distribusi hipertensi, pola makan, makan dan stres dengan terjadinya
obesitas dan stres serta kejadian stroke stroke berulang pada penderita pasca
berulang di ruang Mawar RSUD stroke di ruang Mawar RSUD Undata
Undata Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Sulawesi Tengah
Variabel Penelitian Frekuensi Persentase Kejadian Stroke Berulang

(f) (%) Kejadian Serangan > 1 Seragan stroke Total P OR


Hipertensi
Hipertensi kali 1 kali (f) value (95%)
Berat 22 56,4 f % f %
Ringan 17 43,6 Berat 21 95,5 1 4,5 22

Jumlah 39 100 Ringan 5 29,4 12 70,6 17 0,000 50.400


Jumlah 26 66,7 13 33,3 39
Pola Makan
Kejadian Stroke Berulang
Tidak sehat 19 48,7 P OR
Pola Serangan > 1 Seragan Stroke Total
value (95%)
Sehat 20 51,3 makan kali 1 kali (f)
f % f %
Jumlah 39 100
Tidak sehat 18 94,7 1 5,7 19
Obesitas Sehat 8 40 12 60 20 0,000 27.000
Obesitas 24 61,5 Jumlah 26 66,7 13 33,3 39

Ideal 15 38,4 Kejadian Stroke Berulang


P
Serangan > 1 Seragan Stroke Total OR
Jumlah 39 100 Obesitas valu
kali 1 kali (f) (95%)
Stres e
f % f %
Stres sedang sampai Obesitas 22 91,6 2 8,4 24
26 66,7
stres berat Ideal 4 26,7 11 73,3 15 0,000 30.250
Tidak stres sampai Jumlah 26 66,7 13 33,3 39
13 33,3
stres ringan Kejadian Stroke Berulang
Jumlah 39 100 Serangan > 1 Seragan Stroke Total P OR
Stres
Stroke kali 1 kali (f) value (95%)
f % f %
Mengalami serangan
26 66,7 Stres
> 1 kali
Mengalami serangan sedang 24 92,3 2 7,6 26
13 33,3 /berat
1 kali 0,000 66.000
Tidak stres/
Jumlah 39 100 2 15,4 11 84,6 13
stres ringan
Sumber: Data Primer, 2018.
Jumlah 26 66,7 13 33,3 39
Sumber: Data Primer, 2018.
Berdasarkan tabel 1. di atas, dari 39
respoden yang menderita hipertensi berat Berdasarkan tabel 2. di atas, responden
sebanyak 22 responden (56,4%) dan hipertensi yang mengalami hipertensi berat sebanyak 22
ringan sebanyak 17 responden (43,6%). Pola responden dimana sebanyak 21 responden
makan tidak sehat sebanyak 19 responden (95,5%) mengalami serangan stroke > 1 kali
(48,7%) dan pola makan sehat sebanyak 20 dan 1 responden (4,5%) mengalami serangan
responden (51,3%). Obesitas sebanyak 24 stroke =1 kali. Hipertensi ringan sebanyak 17
responden (61,5%) dan ideal sebanyak 15 responden dimana 5 responden (29,4%)
responden (38,4%). Respoden yang mengalami mengalami serangan stroke > 1 kali dan 12
stres sedang sampai stres berat sebanyak 26 responden (70,6%) mengalami serangan stroke
responden (66,7%) dan tidak stres sampai stres = 1 kali.
ringan sebanyak 13 responden (33,3%). Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai
Respoden yang mengalami serangan stroke > 1 p: 0,000 (p.value< 0,05). Berarti secara statistik
kali sebanyak 26 responden (66,7%) dan ada hubungan hipertensi dengan terjadinya
mengalami serangan 1 kali sebanyak 13 stroke berulang pada penderita pasca stroke.
responden (33,3%). Pola makan tidak sehat sebanyak 19
responden, dimana sebanyak 18 responden
(94,7%) mengalami mengalami serangan > 1
kali dan 1 responden (5,3%) mengalami
serangan 1 kali. Pola makan sehat sebanyak 16
3

responden, dimana sebanyak 4 responden memiliki kecenderungan mengalami stroke


(25%) mengalami serangan >1 kali dan 12 dibandingkan dengan orang yang mengalami
responden (75%) mengalami serangan = 1 kali. hipertensi ringan.
Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai Hal ini terjadi karena pada penderita
p: 0,000 (p.value< 0,05). Berarti secara statistik hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah
ada hubungan pola makan dengan terjadinya tubuh yaitu diameter pembuluh darah akan
stroke berulang pada penderita pasca stroke. mengecil sehingga darah yang mengalir ke
dengan nilai Odds Ratio (OR) = 26 yang otakpun akan berkurang, dengan pengurangan
artinya pola makan yang tidak sehat aliran darah otak, maka otak akan kekurangan
mempunyai peluang 26 kali menyebabkan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan
terjadinya serangan stroke > 1 kali. otak lama-lama akan mati. Tekanan darah
Obesitas sebanyak 24 responden, dimana tinggi (hipertensi) dapat mempercepat
sebanyak 22 responden (91,6%) mengalami pengerasan dinding pembuluh darah arteri dan
serangan > 1 kali dan 2 responden (8,4%) mengakibatkan penghancuran lemak pada sel
mengalami serangan = 1 kali. Berat badan ideal otot polos sehingga dapat mempercepat proses
sebanyak 15 responden, dimana sebanyak 4 aterosklerosis melalui efek penekanan pada sel
responden (26,7%) mengalami serangan >1 endotel/lapisan dalam dinding arteri yang
kalidan 11 responden (73,3%) mengalami berakibat pembentukan plak pembuluh darah
serangan = 1 kali. semakin cepat. Semakin tinggi tekanan darah
Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai pasien kemungkinan stroke akan semakin
p: 0,000 (p.value < 0,05). Berarti secara besar. Jika serangan stroke terjadi berkali-kali,
statistik ada hubungan obesitas dengan maka kemungkinan untuk sembuh dan bertahan
terjadinya stroke berulang pada penderita pasca hidup akan semakin kecil.8
stroke. Hipertensi menyebabkan stroke berulang
Responden yang mengalami stres karena tekanan darah yang tinggi pada
sebanyak 26 responden, dimana sebanyak 24 hipertensi akan memicu pecahnya pembuluh
responden (92,3%) mengalami serangan > 1 darah otak. Pada masanya, jaringan otak akan
kali dan 2 responden (7,6%) mengalami rusak dan timbul gejala-gejala stroke. Ini
serangan = 1 kali. Responden yang tidak stres berhubungan dengan hipertensi mempercepat
sebanyak 13 responden, dimana sebanyak 2 terjadinya aterosklerosis (penumpukan
responden (15,4%) mengalami serangan > 1 kolesterol di dalam dinding pembuluh darah
kali dan 11 responden (84,6%) mengalami arteri) yaitu dengan cara menyebabkan
serangan = 1 kali. perlukaan secara mekanis pada sel endotel
Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai (dinding pembuluh darah) ditempat yang
p: 0,000 (p.value < 0,05). Berarti secara mengalami tekanan tinggi akan merangsang
statistik ada hubungan stres dengan terjadinya pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh
stroke berulang pada penderita pasca stroke. arteri dan arteriol (cabang kecil pembuluh
darah arteri) dalam otak serta menginduksi
PEMBAHASAN lipohialinosis (kerusakan vaskuler yang
ditandai dengan hilangnya struktur arteri yang
1. Hubungan Hipertensi dengan Terjadinya
normal, sel busa dan adanya neksrosis fibrinoid
Stroke Berulang Pada Penderita Pasca
dinding pembuluh darah) di pembuluh ganglia
Stroke
basal, hingga menyebabkan infark lakunal atau
Hasil analisis univariat responden yang
perdarahan otak. Hipertensi menyebabkan
mengalami hipertensi berat sebanyak 22
stroke, hipertensi yang tidak terkontrol dapat
responden dimana sebanyak 21 responden
menyebabkan stroke yang dapat menjurus pada
(95,5%) mengalami serangan stroke > 1 kali
kerusakan otak dan saraf. Stroke umumnya
dan 1 responden (4,5%) mengalami serangan
disebabkan oleh kebocoran darah atau suatu
stroke =1 kali. Hipertensi ringan sebanyak 17
gumpalan darah dari pembuluh-pembuluh
responden dimana 5 responden (29,4%)
darah yang mensuplai darah ke otak.
mengalami serangan stroke > 1 kali dan 12
Pencegahan yang paling baik untuk
responden (70,6%) mengalami serangan stroke
komplikasi-komplikasi hipertensi adalah
= 1 kali. Berdasarkan hasil uji “Chi Square”
mengontrol tekanan darah.9
nilai p : 0,000 (p.value< 0,05). Berarti secara
statistik ada hubungan hipertensi dengan
terjadinya stroke berulang pada penderita pasca
stroke. Orang yang mengalami hipertensi berat
4

2. Hubungan Pola Makan dengan Terjadinya liter/24 jam dan rutin olahraga minimal 10-15
Stroke Berulang Pada Penderita Pasca menit setiap pagi agar sirkulasi darah menjadi
Stroke baik. Makanan yang sehat dapat memberikan
Hasil analisis univariat pola makan tidak maanfaat bagi pembuluh darah dan hormon
sehat sebanyak 19 responden, dimana sebanyak menjadi stabil. Kelenjar adrenal,
18 responden (94,7%) mengalami mengalami aldosteronisme dan kelenjar tiroid dilepaskan
serangan > 1 kali dan 1 responden (5,3%) dalam jumlah normal. Kelanjar adrenal, yang
mengalami serangan 1 kali. Pola makan sehat duduk di atas ginjal dapat menghasilkan
sebanyak 20 responden, dimana sebanyak 8 hormon yang mempengaruhi tekanan darah.
responden (40,0%) mengalami serangan >1 kali Dalam aldosteronisme, mereka melepaskan
dan 12 responden (60,0%) mengalami serangan terlalu banyak aldosteron, yang mempengaruhi
1 kali. Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai fungsi ginjal.11
p : 0,000 (p.value< 0,05). Berarti secara
statistik ada hubungan pola makan dengan 3. Hubungan Obesitas dengan Terjadinya
terjadinya stroke berulang pada penderita pasca Stroke Berulang pada Penderita Pasca
stroke. Stroke
Patogenesis hipertensi esensial dapat Hasil analisis univariat obesitas sebanyak
dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor 24 responden, dimana sebanyak 22 responden
genetik, asupan garam dalam diet. Perjalanan (91,6%) mengalami serangan > 1 kali dan 2
penyakit hipertensi esensial berkembang dari responden (8,4%) mengalami serangan = 1 kali.
hipertensi yang kadang-kadang muncul menjadi Berat badan ideal sebanyak 15 responden,
hipertensi yang persisten. Setelah periode dimana sebanyak 4 responden (26,7%)
asimtomatik yang lama, hipertensi persisten mengalami serangan >1 kali dan 11 responden
berkembang menjadi hipertensi dengan (73,3%) mengalami serangan = 1 kali.
komplikasi, dimana kerusakan organ target di Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai p :
aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan 0,005 (p.value< 0,05). Berarti secara statistik
susunan saraf pusat.10 ada hubungan obesitas dengan terjadinya stroke
Syarat-syarat pengaturan makan untuk berulang pada penderita pasca stroke.
penderita hipertensi adalah membatasi asupan Mekanisme terjadinya hipertensi pada
natrium, baik yang berasal dari garam dapur kasus obesitas pada obesitas terdapat
maupun dari bahan makanan yang mengandung peningkatan volume plasma dan curah jantung
kolesterol, memperbanyak mengkonsumsi yang akan meningkatkan tekanan darah.
bahan makanan yang mengandung serta Obesitas sangat erat berkaitan dengan gaya
makanan, pengaturan makanan ini secara hidup, latihan jasmani, diet dan penggunaan
popular disebut diet rendah garam, rendah obat anti obesitas. Penatalaksanaan pasien
kolesterol, tinggi serat.11 hipertensi dengan obesitas lebih memfokuskan
Mekanisme pola makan yang tinggi lemak penanganan non farmakologi untuk
dapat meningkatkan plak dalam darah sehingga menurunkan berat badan. Bila responden lebih
aliran darah menjadi menyempit dan fokus pada penatalaksanaan terapi maka
meningkatkan tekanan jantung untuk peningkatan volume plasma dan curah jantung
memompakan darah agar bisa sampai ke organ akan terus terjadi akibat penyempitan
target. Keadaan ini jika berlangsung lama akan pembuluh darah oleh timbunan lemak.12
menyebabkan hipertensi. Pola makan yang Rekomendasi World Health Organisation
gemar mengkonsumsi alkohol juga dapat International Society of Hypertension (2009)
mempengaruhi kejadian hipertensi. Alkohol untuk hipertensi juga memfokuskan pada
juga memiliki efek yang hampir sama dengan penurunan berat badan sebagai penanganan
karbonmonoksida, yaitu dapat meningkatkan utama untuk pasien obesitastanpa memberikan
keasaman darah. Darah menjadi lebih kental rekomendasi yang spesifik untuk obat anti
dan jantung dipaksa untuk memompa darah hipertensi sebagaipenanganan farmakologi.
lebih kuat agar darah yang sampai ke jaringan Penderita obesitas umumnya sering mengalami
jumlahnya mencukupi.12 kesulitan dan kegagalan untuk menurunkan
Solusi yang dapat dilakukan responden berat badan.2
yang menderita hipertensi adalah dengan Obesitas merupakan salah satu faktor
mengkonsumsi makanan sehat seperti risiko terjadinya hipertensi.Studi klinis dan
mengkonsumsi buah sebaiknya sebelum penelitian pada hewan percobaan telah
makan, sayur, air putih ± 1.500-2.000 mili mengonfi rmasi adanya hubungan yang kuat
5

antara kedua hal tersebut. Obesitas berulang secara intermiten. Begitupula stres
berhubungan erat dengan kejadian hipertensi yang dialami penderita hipertensi, makaakan
dan terdapat beberapa mekanisme patofi siologi mempengaruhi peningkatan tekanan darahnya
hipertensi pada penderita obesitas. Mekanisme yang cenderung menetap atau bahkan dapat
tersebut melibatkan aktivasi sistem saraf bertambah tinggi sehingga menyebabkan
simpatis dan sistem renin-angiotensin- kondisi hipertensinya menjadi lebih berat.16
aldosteron. Selain mekanisme tersebut, Stres adalah reaksi atau respon tubuh
disfungsi endotel dan abnormalitas fungsi terhadap stressor psikososial berupa tekanan
ginjal juga menjadi faktor yang perlu mental atau beban kehidupan. Stres merupakan
diperhitungkan dalam perkembangan hipertensi reaksi psikis yang timbul akibat adanya
pada penderita obesitas.13 tekanan, baik internal maupun eksternal. Stres
Orang yang kelebihan berat badan atau yang tidak segera ditangani akan berdampak
obesitas, tubuhnya bekerja keras untuk buruk bagi kita, terutama pada kesehatan.
membakar kelebihan kalori yang masuk. Selain itu, stres yang terus menerus dan tidak
Pembakaran kalori ini memerlukan suplai mendapatkan perawatan dan penanganan
oksigen dalam darah yang cukup. Semakin semestinya dapat menyebabkan penderitanya
banyak kalori yang dibakar, semakin banyak mengalami kegilaan secara permanen.17
pula pasokan oksigen dalam darah. Banyaknya Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan,
pasokan darah tentu menjadikan jantung murung, rasa marah, dendam rasa takut) dapat
bekerja lebih keras. Dampaknya tekanan darah merangsang belajar anak ginjal melepaskan
orang yang obesitas cenderung tinggi.14 hormon adrenalin dan memacu jantung
Angka prevalensi hipertensi pada pria berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
obesitas (IMT ≥30) adalah sebesar 42%,11 tekanan darah akan meningkat, jika stres
lebih tinggi jika dibandingkan dengan berlangsung cukup lama,tubuh akan berusaha
prevalensi hipertensi pada pria dengan indeks mengadakan penyesuaian sehingga timbul
massa tubuh (IMT) lebih rendah (IMT <25) kelainan organis atau perubahan patologis,
sebesar 15%. Hasil serupa juga ditemukan pada gejala yang muncul dapat berupa hipertensi.18
subjek wanita, wanita obesitas (IMT ≥30) Solusi yang dapat dilakukan mencegah
mempunyai prevalensi hipertensi sebesar 38%, stres agar nantinya responden tidak menderita
sedangkan wanita dengan IMT <25 mempunyai hipertensi berat adalah dengan rekreasi,
angka prevalensi hipertensi lebih kecil, yaitu berolahraga teratur. Selain rekreasi, berolahraga
15%.15 teratur minimal setiap pagi 10-15 menit dapat
membantu menurunkan stres dan melatih otot-
4. Hubungan Stres dengan Terjadinya Stroke otot jantung. Mendengarkan musik
Berulang pada Penderita Pasca Stroke santai selama 20 sampai 30 menit sehari juga
Hasil analisis univariat responden yang dapat dilakukan karena dapat memperlambat
mengalami stres sebanyak 26 responden, denyut jantung dan menurunkan tekanan
dimana sebanyak 24 responden (92,3%) darah.18
mengalami serangan > 1 kali dan 2 responden
(7,6%) mengalami serangan 1 kali. Responden SIMPULAN
yang tidak stres sebanyak 13 responden, Berdasarkan hasil dan pembahasan
dimana sebanyak 2 responden (15,4%) penelitian, maka dapat disimpulkan:
mengalami serangan > 1 kali dan 11 responden 1. Ada hubungan hipertensi dengan terjadinya
(84,6%) mengalami serangan 1 kali. stroke berulang pada penderita pasca stroke di
Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai p : Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi
0,001 (p.value< 0,05). Berarti secara statistik Tengah.
ada hubungan stres dengan terjadinya stroke 2. Ada hubungan obesitas dengan terjadinya
berulang pada penderita pasca stroke. stroke berulang pada penderita pasca stroke di
Kondisi stres yang membuat tubuh Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi
menghasilkan hormon adrenalin lebih banyak, Tengah.
membuat jantung berkerja lebih kuat dan cepat. 3. Ada hubungan pola makan dengan terjadinya
Apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama stroke berulang pada penderita pasca stroke di
maka akan timbul rangkaian reaksi dari organ Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi
tubuh lain. Perubahan fungsional tekanan darah Tengah.
yang disebabkan oleh kondisi stres dapat 4. Ada hubungan stres dengan terjadinya stroke
menyebabkan hipertropi kardiovaskuler bila berulang pada penderita pasca stroke di Ruang
6

Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi 7. Andra. 2010. Hipertensi Menjadi Ancaman
Tengah. Serius Di Indonesia. Jakarta (ID): Rineka
Cipta.
SARAN 8. Nabyl R.A. 2012. Deteksi dini dan gejala dan
1. Bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, pengobatan stroke, solusi hidup sehat
disarankan agar pihak rumah sakit bebas stroke. Yogyakarta (ID). Aulia
mempublikasikan ke masyarakat luas tentang Publishing.
dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi yang 9. Corwin. 2010. Buku Saku Patofisiologi.
tidak ditangani dengan baik yaitu dapat Jakarta (ID): EGC.
mengakibatkan stroke dan bagi perawat agar 10. Soegih et al, 2014. Biokimia Nutrisi dan
meningkatkan kualitas pelayanan terutama pada Metabolisme. Jakarta (ID): Universitas
pasien hipertensi melalui edukasi tentang diet Indonesia.
hipertensi dan pengobatan hipertensi, edukasi 11. Sudoyo, Aru W. 2010. Buku Ajar Ilmu
tentang upaya menurunkan berat badan sebagai Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta (ID):
upaya menjaga agar tekanan darah tetap stabil Interna Publishing.
sehingga stroke berulang tidak terjadi. 12. Julie. 2015. Hidup Tanpa Stres. Jakarta (ID):
2. Bagi STIKes Widaya Nusantara Palu, ketika PT Bhuana Ilmu Populer.
mempelajari mata kuliah asuhan keperawatan 13. Wiryanto. 2014. Awas, Stroke Bisa Mengenai
pada sistem kardiovaskuler dan didalamnya Siapa Saja. Jakarta (ID): Gramedia.
membahas tentang asuhan keperawatan pada 14. Brunner dan Suddarth. 2012. Keperawatan
kasus hipertensi agar lebih diperdalam Medikal-Bedah . Jakarta (ID): EGC.
membahas faktor resiko terjadinya stoke. Bagi 15. Sunaryo. 2014. Psikologi Untuk Keperawatan.
perpustakaan agar bisa memperbaharui buku- Jakarta (ID): EGC.
buku yang terbaru dan mahiswa ditanamkan
budaya membaca di Perpustakaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian
ini dapat dilanjutkan dengan analisis
multifaktorial terhadap faktor risiko stroke.
Penelitian ini juga dapat dilanjutkan dengan
meneliti faktor resiko stroke adalah umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga, genetik, kebiasaan
merokok.

DAFTAR PUSTAKA
1. Price dan Wilson. 2012. Patofisiologi: Konsep
Klinis. Proses-Proses Penyakit. Jakarta (ID):
EGC.
2. WHO. 2016. Prevalence of Overweight and
Obesity Among. Children and Adolescents:
United States. Available from: URL:
HIPERLINK http://www.who.int.
3. [Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2016. Hipertensi. Jakarta
(ID): Kemenkes RI.
4. Tamaroh. 2012. Knowledge, Practices, and
Attitude on Food Safety of Food Handlers in
Catering Establishmen in Yogyakarta. Malang
(ID): Seminar Nasional PAPTI.
5. Satiti. 2013. Mengenal &Mencegah Penyakit
Jantung, Kanker, Stroke.Yogyakarta (ID):
Kirana Publisher.
6. Makmur. 2014.Cara Mudah Memahami dan
Menghindari Hipertensi, Jantung, dan. Stroke.
Yogyakarta (ID): Dianloka Printika.

Anda mungkin juga menyukai