Abstrak
Stroke berulang merupakan stroke yang terjadi lebih dari satu kali dan hal yang mengkhawatirkan
pasien stroke karena dapat memperburuk keadaan dan meningkatnya biaya perawatan. Bahaya yang
ditimbulkan oleh stroke berulang adalah kecacatan dan bisa mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian
ini untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya stroke berulang pada
penderita pasca stroke di Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis penelitian ini
adalah cross sectional study. Populasi adalah pasien stroke yang berjumlah 43 orang. Jumlah sampel
dihitung menggunakan rumus Slovin. Menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respoden
yang menderita hipertensi berat sebanyak 56,4%. Pola makan tidak sehat sebanyak 48,7%. Obesitas
sebanyak 61,5%. Respoden yang mengalami stres sedang sampai stres berat sebanyak 66,7%. Respoden
yang mengalami serangan stroke > 1 kali sebanyak 66,7% dan mengalami serangan 1 kali sebanyak
33,3%. Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai p: 0,000 (p.value < 0,05 berarti secara statistik ada
hubungan hipertensi, obesitas, pola makan, stres dengan terjadinya stroke berulang pada penderita
pasca stroke. Simpulan ada hubungan hipertensi, obesitas, pola makan, stres dengan terjadinya stroke
berulang pada penderita pasca stroke. Bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah disarankan agar
mempublikasikan ke masyarakat luas tentang dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi yang tidak
ditangani dengan baik dan bagi perawat agar meningkatkan kualitas pelayanan terutama pada pasien
hipertensi melalui edukasi tentang diet hipertensi dan pengobatan hipertensi, edukasi tentang upaya
menurunkan berat badan sebagai upaya menjaga agar tekanan darah tetap stabil sehingga stroke
berulang tidak terjadi.
Kata kunci : hipertensi, obesitas, pola makan, stres, stroke.
Abstract
Recurrent stroke is a stroke that occurs more than once and is a matter of concern for stroke
patients because it can worsen the situation and increase the cost of care. The danger posed by
repeated strokes is disability and can result in death. The purpose of this study was to analyze what
factors related to the occurrence of recurrent stroke in post-stroke patients in the Mawar Room of
Undata Hospital, Central Sulawesi Province. This type of research is a cross sectional study. The
population is stroke patients, amounting to 43 people. The number of samples is calculated using the
Slovin formula. Using purposive sampling technique. The results of the study were analyzed using
univariate and bivariate analysis. The results showed that respondents who suffered from severe
hypertension were 56.4%. Unhealthy diet is 48.7%. Obesity is 61.5%. Respoden who experienced
moderate to severe stress as much as 66.7%. Respoden who suffered a stroke> 1 time as much as
66.7% and experienced an attack 1 time as much as 33.3%. Based on the test results of "Chi Square" p:
0.000 (p. Value <0.05 means that there is a statistically significant relationship between hypertension,
obesity, diet, stress with recurrent stroke in post-stroke patients. Conclusion there is a relationship
between hypertension, obesity, diet , stress with the occurrence of recurrent strokes in post-stroke
patients. For Undata Hospital, Central Sulawesi Province, it is suggested that publish to the general
public about the impact caused by hypertension that is not handled properly and for nurses to improve
the quality of service especially in hypertensive patients through education about hypertension diet and
treatment of hypertension, education about efforts to lose weight in an effort to keep blood pressure
stable so that repeated strokes do not occur.
Keywords: hypertension, obesity, diet, stress, stroke.
1
2. Hubungan Pola Makan dengan Terjadinya liter/24 jam dan rutin olahraga minimal 10-15
Stroke Berulang Pada Penderita Pasca menit setiap pagi agar sirkulasi darah menjadi
Stroke baik. Makanan yang sehat dapat memberikan
Hasil analisis univariat pola makan tidak maanfaat bagi pembuluh darah dan hormon
sehat sebanyak 19 responden, dimana sebanyak menjadi stabil. Kelenjar adrenal,
18 responden (94,7%) mengalami mengalami aldosteronisme dan kelenjar tiroid dilepaskan
serangan > 1 kali dan 1 responden (5,3%) dalam jumlah normal. Kelanjar adrenal, yang
mengalami serangan 1 kali. Pola makan sehat duduk di atas ginjal dapat menghasilkan
sebanyak 20 responden, dimana sebanyak 8 hormon yang mempengaruhi tekanan darah.
responden (40,0%) mengalami serangan >1 kali Dalam aldosteronisme, mereka melepaskan
dan 12 responden (60,0%) mengalami serangan terlalu banyak aldosteron, yang mempengaruhi
1 kali. Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai fungsi ginjal.11
p : 0,000 (p.value< 0,05). Berarti secara
statistik ada hubungan pola makan dengan 3. Hubungan Obesitas dengan Terjadinya
terjadinya stroke berulang pada penderita pasca Stroke Berulang pada Penderita Pasca
stroke. Stroke
Patogenesis hipertensi esensial dapat Hasil analisis univariat obesitas sebanyak
dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor 24 responden, dimana sebanyak 22 responden
genetik, asupan garam dalam diet. Perjalanan (91,6%) mengalami serangan > 1 kali dan 2
penyakit hipertensi esensial berkembang dari responden (8,4%) mengalami serangan = 1 kali.
hipertensi yang kadang-kadang muncul menjadi Berat badan ideal sebanyak 15 responden,
hipertensi yang persisten. Setelah periode dimana sebanyak 4 responden (26,7%)
asimtomatik yang lama, hipertensi persisten mengalami serangan >1 kali dan 11 responden
berkembang menjadi hipertensi dengan (73,3%) mengalami serangan = 1 kali.
komplikasi, dimana kerusakan organ target di Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai p :
aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan 0,005 (p.value< 0,05). Berarti secara statistik
susunan saraf pusat.10 ada hubungan obesitas dengan terjadinya stroke
Syarat-syarat pengaturan makan untuk berulang pada penderita pasca stroke.
penderita hipertensi adalah membatasi asupan Mekanisme terjadinya hipertensi pada
natrium, baik yang berasal dari garam dapur kasus obesitas pada obesitas terdapat
maupun dari bahan makanan yang mengandung peningkatan volume plasma dan curah jantung
kolesterol, memperbanyak mengkonsumsi yang akan meningkatkan tekanan darah.
bahan makanan yang mengandung serta Obesitas sangat erat berkaitan dengan gaya
makanan, pengaturan makanan ini secara hidup, latihan jasmani, diet dan penggunaan
popular disebut diet rendah garam, rendah obat anti obesitas. Penatalaksanaan pasien
kolesterol, tinggi serat.11 hipertensi dengan obesitas lebih memfokuskan
Mekanisme pola makan yang tinggi lemak penanganan non farmakologi untuk
dapat meningkatkan plak dalam darah sehingga menurunkan berat badan. Bila responden lebih
aliran darah menjadi menyempit dan fokus pada penatalaksanaan terapi maka
meningkatkan tekanan jantung untuk peningkatan volume plasma dan curah jantung
memompakan darah agar bisa sampai ke organ akan terus terjadi akibat penyempitan
target. Keadaan ini jika berlangsung lama akan pembuluh darah oleh timbunan lemak.12
menyebabkan hipertensi. Pola makan yang Rekomendasi World Health Organisation
gemar mengkonsumsi alkohol juga dapat International Society of Hypertension (2009)
mempengaruhi kejadian hipertensi. Alkohol untuk hipertensi juga memfokuskan pada
juga memiliki efek yang hampir sama dengan penurunan berat badan sebagai penanganan
karbonmonoksida, yaitu dapat meningkatkan utama untuk pasien obesitastanpa memberikan
keasaman darah. Darah menjadi lebih kental rekomendasi yang spesifik untuk obat anti
dan jantung dipaksa untuk memompa darah hipertensi sebagaipenanganan farmakologi.
lebih kuat agar darah yang sampai ke jaringan Penderita obesitas umumnya sering mengalami
jumlahnya mencukupi.12 kesulitan dan kegagalan untuk menurunkan
Solusi yang dapat dilakukan responden berat badan.2
yang menderita hipertensi adalah dengan Obesitas merupakan salah satu faktor
mengkonsumsi makanan sehat seperti risiko terjadinya hipertensi.Studi klinis dan
mengkonsumsi buah sebaiknya sebelum penelitian pada hewan percobaan telah
makan, sayur, air putih ± 1.500-2.000 mili mengonfi rmasi adanya hubungan yang kuat
5
antara kedua hal tersebut. Obesitas berulang secara intermiten. Begitupula stres
berhubungan erat dengan kejadian hipertensi yang dialami penderita hipertensi, makaakan
dan terdapat beberapa mekanisme patofi siologi mempengaruhi peningkatan tekanan darahnya
hipertensi pada penderita obesitas. Mekanisme yang cenderung menetap atau bahkan dapat
tersebut melibatkan aktivasi sistem saraf bertambah tinggi sehingga menyebabkan
simpatis dan sistem renin-angiotensin- kondisi hipertensinya menjadi lebih berat.16
aldosteron. Selain mekanisme tersebut, Stres adalah reaksi atau respon tubuh
disfungsi endotel dan abnormalitas fungsi terhadap stressor psikososial berupa tekanan
ginjal juga menjadi faktor yang perlu mental atau beban kehidupan. Stres merupakan
diperhitungkan dalam perkembangan hipertensi reaksi psikis yang timbul akibat adanya
pada penderita obesitas.13 tekanan, baik internal maupun eksternal. Stres
Orang yang kelebihan berat badan atau yang tidak segera ditangani akan berdampak
obesitas, tubuhnya bekerja keras untuk buruk bagi kita, terutama pada kesehatan.
membakar kelebihan kalori yang masuk. Selain itu, stres yang terus menerus dan tidak
Pembakaran kalori ini memerlukan suplai mendapatkan perawatan dan penanganan
oksigen dalam darah yang cukup. Semakin semestinya dapat menyebabkan penderitanya
banyak kalori yang dibakar, semakin banyak mengalami kegilaan secara permanen.17
pula pasokan oksigen dalam darah. Banyaknya Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan,
pasokan darah tentu menjadikan jantung murung, rasa marah, dendam rasa takut) dapat
bekerja lebih keras. Dampaknya tekanan darah merangsang belajar anak ginjal melepaskan
orang yang obesitas cenderung tinggi.14 hormon adrenalin dan memacu jantung
Angka prevalensi hipertensi pada pria berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
obesitas (IMT ≥30) adalah sebesar 42%,11 tekanan darah akan meningkat, jika stres
lebih tinggi jika dibandingkan dengan berlangsung cukup lama,tubuh akan berusaha
prevalensi hipertensi pada pria dengan indeks mengadakan penyesuaian sehingga timbul
massa tubuh (IMT) lebih rendah (IMT <25) kelainan organis atau perubahan patologis,
sebesar 15%. Hasil serupa juga ditemukan pada gejala yang muncul dapat berupa hipertensi.18
subjek wanita, wanita obesitas (IMT ≥30) Solusi yang dapat dilakukan mencegah
mempunyai prevalensi hipertensi sebesar 38%, stres agar nantinya responden tidak menderita
sedangkan wanita dengan IMT <25 mempunyai hipertensi berat adalah dengan rekreasi,
angka prevalensi hipertensi lebih kecil, yaitu berolahraga teratur. Selain rekreasi, berolahraga
15%.15 teratur minimal setiap pagi 10-15 menit dapat
membantu menurunkan stres dan melatih otot-
4. Hubungan Stres dengan Terjadinya Stroke otot jantung. Mendengarkan musik
Berulang pada Penderita Pasca Stroke santai selama 20 sampai 30 menit sehari juga
Hasil analisis univariat responden yang dapat dilakukan karena dapat memperlambat
mengalami stres sebanyak 26 responden, denyut jantung dan menurunkan tekanan
dimana sebanyak 24 responden (92,3%) darah.18
mengalami serangan > 1 kali dan 2 responden
(7,6%) mengalami serangan 1 kali. Responden SIMPULAN
yang tidak stres sebanyak 13 responden, Berdasarkan hasil dan pembahasan
dimana sebanyak 2 responden (15,4%) penelitian, maka dapat disimpulkan:
mengalami serangan > 1 kali dan 11 responden 1. Ada hubungan hipertensi dengan terjadinya
(84,6%) mengalami serangan 1 kali. stroke berulang pada penderita pasca stroke di
Berdasarkan hasil uji “Chi Square” nilai p : Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi
0,001 (p.value< 0,05). Berarti secara statistik Tengah.
ada hubungan stres dengan terjadinya stroke 2. Ada hubungan obesitas dengan terjadinya
berulang pada penderita pasca stroke. stroke berulang pada penderita pasca stroke di
Kondisi stres yang membuat tubuh Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi
menghasilkan hormon adrenalin lebih banyak, Tengah.
membuat jantung berkerja lebih kuat dan cepat. 3. Ada hubungan pola makan dengan terjadinya
Apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama stroke berulang pada penderita pasca stroke di
maka akan timbul rangkaian reaksi dari organ Ruang Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi
tubuh lain. Perubahan fungsional tekanan darah Tengah.
yang disebabkan oleh kondisi stres dapat 4. Ada hubungan stres dengan terjadinya stroke
menyebabkan hipertropi kardiovaskuler bila berulang pada penderita pasca stroke di Ruang
6
Mawar RSUD Undata Provinsi Sulawesi 7. Andra. 2010. Hipertensi Menjadi Ancaman
Tengah. Serius Di Indonesia. Jakarta (ID): Rineka
Cipta.
SARAN 8. Nabyl R.A. 2012. Deteksi dini dan gejala dan
1. Bagi RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, pengobatan stroke, solusi hidup sehat
disarankan agar pihak rumah sakit bebas stroke. Yogyakarta (ID). Aulia
mempublikasikan ke masyarakat luas tentang Publishing.
dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi yang 9. Corwin. 2010. Buku Saku Patofisiologi.
tidak ditangani dengan baik yaitu dapat Jakarta (ID): EGC.
mengakibatkan stroke dan bagi perawat agar 10. Soegih et al, 2014. Biokimia Nutrisi dan
meningkatkan kualitas pelayanan terutama pada Metabolisme. Jakarta (ID): Universitas
pasien hipertensi melalui edukasi tentang diet Indonesia.
hipertensi dan pengobatan hipertensi, edukasi 11. Sudoyo, Aru W. 2010. Buku Ajar Ilmu
tentang upaya menurunkan berat badan sebagai Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta (ID):
upaya menjaga agar tekanan darah tetap stabil Interna Publishing.
sehingga stroke berulang tidak terjadi. 12. Julie. 2015. Hidup Tanpa Stres. Jakarta (ID):
2. Bagi STIKes Widaya Nusantara Palu, ketika PT Bhuana Ilmu Populer.
mempelajari mata kuliah asuhan keperawatan 13. Wiryanto. 2014. Awas, Stroke Bisa Mengenai
pada sistem kardiovaskuler dan didalamnya Siapa Saja. Jakarta (ID): Gramedia.
membahas tentang asuhan keperawatan pada 14. Brunner dan Suddarth. 2012. Keperawatan
kasus hipertensi agar lebih diperdalam Medikal-Bedah . Jakarta (ID): EGC.
membahas faktor resiko terjadinya stoke. Bagi 15. Sunaryo. 2014. Psikologi Untuk Keperawatan.
perpustakaan agar bisa memperbaharui buku- Jakarta (ID): EGC.
buku yang terbaru dan mahiswa ditanamkan
budaya membaca di Perpustakaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian
ini dapat dilanjutkan dengan analisis
multifaktorial terhadap faktor risiko stroke.
Penelitian ini juga dapat dilanjutkan dengan
meneliti faktor resiko stroke adalah umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga, genetik, kebiasaan
merokok.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price dan Wilson. 2012. Patofisiologi: Konsep
Klinis. Proses-Proses Penyakit. Jakarta (ID):
EGC.
2. WHO. 2016. Prevalence of Overweight and
Obesity Among. Children and Adolescents:
United States. Available from: URL:
HIPERLINK http://www.who.int.
3. [Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2016. Hipertensi. Jakarta
(ID): Kemenkes RI.
4. Tamaroh. 2012. Knowledge, Practices, and
Attitude on Food Safety of Food Handlers in
Catering Establishmen in Yogyakarta. Malang
(ID): Seminar Nasional PAPTI.
5. Satiti. 2013. Mengenal &Mencegah Penyakit
Jantung, Kanker, Stroke.Yogyakarta (ID):
Kirana Publisher.
6. Makmur. 2014.Cara Mudah Memahami dan
Menghindari Hipertensi, Jantung, dan. Stroke.
Yogyakarta (ID): Dianloka Printika.