Anda di halaman 1dari 7

Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta P-ISSN : 2548-6667, E-ISSN : 2775-9032

Vol. 5 Nomor 1, Juni 2021

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI RUANGAN ICCU RUMAH


SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU TAHUN 2020

Muthmainah Tuldjanah1)
1
Prodi DIII Farmasi, STIFA Pelita Mas Palu
1
Jl. Wolter Monginsidi, No. 106A, Palu Selatan, Sulawesi Tengah
Email: muthmainah.tuldjannah@gmail.com

Abstrak

Hipertensi merupakan salah satu mortalitas dan morbalitas di indonesia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengobatan penggunaan obat antihipertensi di Ruang ICCU Rumah Sakit Umum
Anutapura Palu dan melihat kesesuaian terapi obat antihipertensi di Ruang ICCU Rumah Sakit Umum
Anutapura Palu sudah sesuai standar pengobatan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan juli- agustus
2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif secara cross sectional dengan pengambilanan data
secara retrospektif pada data rekam medik pasien hipertensi periode januari 2017- desember 2019.
Teknik pengambilan sampel secara total sampling dan diperoleh sampel sebanyak 50 pasien yang
memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan hasil obat antihipertensi yang paling banyak
furosemide sebanyak (23%) dan untuk obat pendamping yang paling banyak digunakan golongan
antiplatelet sebayak (25%). Evaluasi kerasional penggunaan obat antihipertensi berdasarkan tepat
indikasi sebanyak 100%, tepat pasien sebanyak 100%, tepat obat sebanyak 100% dan tepat dosis
sebanyak 94%.

Kata Kunci: Hipertensi, ICCU, obat yang digunakan, laporan medis, deskriptif

PENDAHULUAN
Hipertensi adalah suatu penyakit yang Asia yang berbeda dengan ras lain di dunia ialah
ditandai kenaikan tekanan darah sistolik lebih peristiwa stroke, terutama stroke hemoragik,
dari 140 mmHg ataupun tekanan diasistolik serta kandas jantung noniskemik lebih kerap
lebih dari 90 mmHg. Hipertensi terjalin akibat ditemui sebagai luaran dari hipertensi- terkait
kenaikan tonus otot polos vascular perifer, yang penyakit kadiovaskular. Tidak hanya itu ikatan
menyebabkan kenaikan resistensi arteriol serta antara tekanan darah serta penyakit
penyusutan kapasitansi sistem vena. Pada kardiovaskular lebih kokoh di Asia dibanding
sebagian besar permasalahan, pemicu kenaikan Negara barat, dan populasi Asia teruji memiliki
tonus vaskular tidak dikenal. Kenaikan tekanan ciri sensitivitas terhadap garam yang lebih
darah ialah kendala yang luar biasa kerap, besar( higher salt sensitivity),apalagi dengan
menimpa dekat 15 persen populasi di amerika kegemukan ringan serta asupan garam yang
serikat( 60 juta orang). Walaupun banyak di lebih banyak. Menurut hasil studi kesehatan
antara orang- orang ini yang tidak bergejala, dasar( RISKESDAS) tahun 2018 menunjukan
hipertensi kronis- baik sistolik ataupun adanya peningkatan prevelensi hipertensi di
diasistolik bisa menimbulkan trauma Indonesia dengan jumlah penduduk dekat 260
serebrovaskular( stroke), kandas jantung juta adalah 34, 1% dibanding 25, 8% pada
kongestif, infrak miokardium, serta kehancuran riskesdas tahun 2013 (Antonia Anna Lukito,
ginjal. Insidensi morbiditas serta mortalitas Eka Harmeiwaty, 2019).
hendak sangat menyusut apabila hipertensi di Intensive coronary care unit (ICCU)
nyatakan dini serta ditangani dengan pas merupakan tempat perawatan jantung intensif
(Hervey.A Richard, 2004). dengan tujuan mengadakan ruangan ICCU
Penindakan hipertensi di negeri-negeri untuk mengurangi angka kematian karena
Asia sangat berarti,karena prevalensi hipertensi serangan penyakit jantung. ICCU memerlukan
terus bertambah,tercantum di Indonesia. Di seorang dokter yang ahli dalam penyakit
sebagian besar negeri Asia Timur, penyakit jantung, mengawasi, mengobati pasien yang
kardiovaskular bagaikan komplikasi hipertensi gawat selama 24 jam. Pada saat ini sulit
terus bertambah. Ciri khusus untuk populasi mendapatkan seorang dokter yang dapat

26
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta P-ISSN : 2548-6667, E-ISSN : 2775-9032
Vol. 5 Nomor 1, Juni 2021

bertugas selama 24 jam dibagian ICCU, maka Tabel 1. Karakteristik Pasien Hipertensi
tugas itu sebagian besar diserahkan kepada Diruang ICCU berdasarkan Jenis kelamin.
perawat. Seorang perawat yang bertugas di Jenis Kelamin Jumlah Presentase
ICCU tidak saja pandai merawat pasien Laki – Laki 33 66%
penyakit jantung tetapi harus pula mempunyai Perempuan 17 34%
pengetahuan tentang penyakit jantung dan
Total 50 100%
mengerti pula dasar- dasar menunggu dokter
Sumber: Data RSU Anutapura Palu Periode
EKG sehingga sambil bila perlu dapat
Januari 2017-Desember 2019
memberikan pertolongan sementara demi
menyelamatkan jiwa pasien (E. OSWARI,
Hasil riset ini dapat dilihat pada Tabel 1
2005).
menunjukan bahwa pasien yang menderita
hipertensi yang paling banyak terdapat pada
METODE PENELITIAN
laki-laki karena jenis kelamin dapat
1. Rancangan Penelitian
mempengaruhi tekanan darah yaitu sebanyak
Riset ini ialah penelitian dengan tata
33 orang dengan presentase( 66%) sedangkan
cara metode deskriptif secara cross sectional
pada perempuan sebanyak 17 orang dengan
dengan pengambilan informasi secara
presentase( 34%). Menurut literature laki- laki
retrospektif pada data rekam medik. Data di
yang paling banyak yang menderita hipertensi
analisis secara deskriptif karena peneliti
disebabkan pria lebih banyak melaksanakan
bertujuan untuk mendeskripsikan kerasionalan
kerutinan hidup yang memunculkan terjadinya
penggunaan obat antihipertensi pada Januari
hipertensi seperti pemarah, mengonsumsi
2017-Desember 2019 di ruang ICCU Rumah
minuman alkohol (Ikhwan, Tinggi and
Sakit Umum Anutapura Palu.
Kesehatan, 2015).
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Tabel 2. Karakteristik Umur Pasien Hipertensi
a. Kriteria Inklusi
di Ruang ICCU Rumah Sakit Anutapura Palu
1) Pasien hipertensi yang ada di ruang
ICCU Umur Jumlah Presentase
2) Pasien dewasa dengan rentang usia 20 30-40 Tahun 6 12%
-80 tahun 41-50 7 14%
b. Kriteria eksklusi >60 37 74%
1) Pasien dengan data rekam medik yang Total 50 100%
tidak lengkap Sumber: Data RSU Anutapura Palu Periode
2) Pasien hipertensi yang mengakhiri Januari 2017-Desember 2019
masa pengobatan di rumah sakit
anutapura palu atas permintaan Pada riset kali ini bisa dilihat pada Tabel
sendiri (Pulang paksa). 2 berdasarkan umur pasien bahwa penderita
hipertensi yang paling banyak yaitu ≥ 60 tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 37 orang dengan presentase (74%) ,
Penelitian mengenai obat antihipertensi umur 30-40 sebanyak 6 orang dengan
telah dilakukan dengan mengumpulkan data presentase (12%), umur 41-50 sebanyak 7 orang
rekam medik pasien periode januari 2017- dengan presentase (14%). dikarenakan apabilah
Desember 2019, pada tanggal 6 juli 2020 di bertambahnya umur maka tekanan akan
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. meningkat dan menurut literature umur ≥ 60
tahun beresiko terjadinya peningkatan tekanan
darah dikarenakan akan terjadi pengapuran
didalam pembuluh darah sehingga elastisitas
dinding pembuluh dapat berkurang dan juga
dimana semakin bertambahnya umur arteri
besar kehilangan kelunturan sehingga tekanan
darah dapat meningkat karena dipaksa melewati
pembuluh darah yang mengecil (Penggunaan et
al., 2019).

27
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta P-ISSN : 2548-6667, E-ISSN : 2775-9032
Vol. 5 Nomor 1, Juni 2021

Tabel 3. Karakteristik Pasien menurut Tekanan Darah


Golongan Tekanan
Tekanan Darah Jumlah Presentase
Darah
Normal TD Sistolik < 120 mmHg 12 24%
TD Diastolik < 80 mmHg 10 20%
TD Sistolik 120 - 139
Pre-Hipertensi mmHg 9 18%
TD Diastolik 80 - 89
mmHg 11 22%
TD Sistolik 140 - 159
Hipertensi Stadium 1 mmHg 14 28%
TD Diastolik 90 - 99
mmHg 9 18%
Hipertensi Stadium 2 TD Sistolik ≥160 mmHg 16 32%
TD Diastolik ≥ 100 mmHg 20 40%
Total Sistolik 50 102%
Total Diastolik 50 100%
Sumber: Data RSU Anutapura Palu Periode Januari 2019-Desember 2019

Penelitian mengenai tekanan darah Hipertensi stadium 1 sebanyak 14 orang dengan


pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum presentase (28%). Pada literature menunjukan
Anutapura Palu pada Ruang ICCU menunjukan bahwa hipertensi stadium 2 lebih banyak hal ini
bahwa pada tekanan darah yang terbanyak yaitu dikarenan tingginya tekanan darah dalam waktu
terdapat pada hipertensi stadium 2 dapat dilihat yang sangat lama hingga akan mengganggu
dari Tabel 3 menunjukan bahwa hipertensi dinding dan dapat membuat dinding arteri
stadium 2 sebnyak 16 orang dengan presentase menjadi lebih mudah melebar, menyempit
(32%), tekanan darah normal sebanyak 11 bahkan dapat pecah (Hartono, Puspitasari and
orang dengan presentase (22%), Pre- Hipertensi Adam, 2019).
sebanyak 9 orang dengan presentase (18%),

Tabel 4. Golongan Obat Antihipertensi Di Ruang ICCU Rumah Sakit Umum Anutapura Palu
Golongan Nama Obat Jumalah Presentase
CCB Amlodipin 25 19%
ARB Candesartan 28 21%
Valsartan 5 4%
Loop Diuretik Furosemide 30 23%
ACEI Lisinopril 7 5%
Ramipril 2 2%
Captopril 2 2%

Antagonis Aldesteron Spironolactone 26 20%


Diuretik Hydrochlorothiazide 3 2%
Beta Bloker Bisoprolol 5 4%
Total 133 100%
Sumber: Data RSU Anutapura Palu Pada Periode Januari 2017- Desember 2019

Penelitian ini mengenai penggunana menunjukan bahwa obat furosemide yang


obat antihipertensi di Ruang ICCU Rumah paling banyak digunakan dikarekan aktivitas
Sakit Umum Anutapura Palu. Pada Tabel 4 diuretic furosemide paling utama dengan jalan
menimpa obat antihipertensi yang paling membatasi absorbsi natrium serta klorida, tidak
banyak digunakan yaitu furosemide obat cuma pada tubulus proksimal dan tubulus
kalangan loop diuretik. Pada literature distilasi tetapi juga pada loop of henle, diuretik

28
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta P-ISSN : 2548-6667, E-ISSN : 2775-9032
Vol. 5 Nomor 1, Juni 2021

merupakan pilihan yang utama untuk dapat juga meringankan gejala edema akibat
pengobatan gagal jantung yang dapat jantung (Istiani et al., 2019).
mengurangi gejala dan pencegahan perawatan,

Tabel 5. Karakteristik golongan obat pendamping Di Ruang ICCU


Golonag Obat Penamping Nama Obat Jumlah Total Presentase
Histamin H2 receptor
antagonist Ranitidin 1 1 1%
Antiplatelet Aspilet 10 48 25%
Clopidogrel 38
Statin Atorvastatin 34 35 18%
Simvastatin 1
Mukolitik Ambroxol 3 4 2%
Acetylsistein 1
Anti inflamasi non steroid Asam Mefenamat 2 3 2%
Natrium Diclofenat 1
Antibiotik Azitromicyin 3 12 6%
Cefixim 9
Antiepilepsi Gabapentin 1 1 1%
Antidiabetes Metformin 2 2 1%
Proton Pum Inhibitor Omeprazole 1 5 3%
Lanzoprazole 4
Analgesik Paracetamol 3 3 2%
Antikoagulan Warfarin 1 1 1%
Vasodilator ISDN 23 36 19%
Nitrokaf 13
Kortikosteroid Methyprednisolone 1 1 1%
Thienopyridine Rincol 3 3 2%
Penghambat xanthine-oxidase Allupurinol 1 1 1%
Urikosurik Recolfar 1 1 1%
Bronodilator Sabultamol 1 1 1%
Benzodiazepin Alprazolam 34 34 18%
Total 192 192 100%
Sumber : Data RSU Anutapura Palu Pada Periode Januari 2017-Desembar 2019

Penelitian mengenai penggunaan obat Aspiren ataupun aspilet bekerja bagaikan


antihipertesni di Ruang ICCU Rumah Sakit antiplatelet dengan membatasi secara
Umum Anutapura Palu. Pada Tabel 5 mengenai irreversible siklooksigenase dimana bisa
jenis obat yaitu clopidogrel, aspilet dan mencegah konversi asam arakhidonat menjadi
golongan obat pendaming yang paling banyak tromboxan A2 yang merupakan vasokonstriktor
yaitu terdapat pada golongan antiplatelet hal ini kokoh agregasi platelet. Dosis efisien aspirin
sejalan dengan literature mengenai kalangan atau aspilet sebagai antiplatelet efeknya pada
obat antiplatelet yang sangat banyak digunakan gastrointestinal, sehingga dosis rendah lebih
dikarekan clopidogrel ini merupakan baik (Handayani and Dominica, 2018)
tienopiridin dengan efek samping yang lebih
rendah.

29
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta P-ISSN : 2548-6667, E-ISSN : 2775-9032
Vol. 5 Nomor 1, Juni 2021

Tabel 6. Evaluasi Ketepatan Indikasi tekanan darah penderita sepanjang di rawat di


Keseuaian Jumlah Presentase ruang ICCU Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu Periode Januari 2017- Desember 2019.
Sesuai 50 100%
Pada penelitian ini di Ruang ICCU
Tidak Sesuai 0 0% Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Dapat
Total 50 100% dilihat dari tentang ketepatan pasien yang
Sumber: Data Rumah Sakit Umum Anutapura terkena hipertensi. Ketepatan Pasien adalah
Palu Periode Januari 2017-Desember 2019 obat yang diberikan yang
mempertimbangankan kondisi pasien sehingga
Tabel 7. Evaluasi Ketepatan Obat tidak memunculkan kontraindikasi kepada
Kesesuaian Jumlah Presentase penderita secara perorang. Evaluasi ketepatan
Sesuai 50 100% penderita ini pada penggunan antihipertensi
Tidak Sesuai 0 0% dicoba dengan menyamakan kontraindikasi
Total 50 100% obat yang diberikan dengan informasi rekam
Sumber: Data Rumah Sakit Umum Anutapura medik pasien hipertesni diperoleh nilai
Palu Periode Januari 2017- Desember 2019 pemakaian obat bersumber pada pas penderita
bernilai 100% sebab seluruh obat yang
Tabel 8. Evaluasi Ketepatan Pasien diresepkan kepada penderita hipertensi di ruang
Kesesuaian Jumlah Presentase ICCU Rumah Sakit Umum Anutapura Palu
Sesuai 50 100% Periode Januari 2017- Desember 2019 dan
Tidak sesuai 0 0% cocok dengan kondisi patologi dan fisiologi
Total 50 100% penderita dan tidak menimbulkan
Sumber: Data Rumah Sakit Umum Anutapura kontraindikasi pada penderita (Untari et al.,
Palu Periode Januari 2107-Desember 2019 2018).
Pada riset ini mengenai pemakaian obat
Tabel 9. Evaluasi Ketepatan Dosis antihipertensi di Ruang ICCU Rumah Sakit
Umum Anutapura Palu. berdasarkan pemilihan
Kesesuaian Jumlah Presantase
obat dapat ditimbang dari ketepatan kelas
Sesuai 47 94%
pengobatan dan tipe obat yang cocok dengan
Tidak Sesuai 3 6%
penaksiran. Tidak hanya itu juga obat wajib
Total 50 100% teruji manfaat serta keamanaanya. Dan obat
Sumber: Data Rumah Sakit Umum Anutapura pula harus ialah tipe yang sangat mudah
Palu Periode Januari 2017- Desember 2019 didapatkan. Tipe obat yang akan digunakan
penderita pula harusnya seminimal bisa jadi.
Pada riset ini mengenai pemakaian obat Pemberian obat ini dikatakan pas apabila tipe
antihipertensi di Ruang ICCU Rumah Sakit obat yang dipilih bersumber pada pertimbangan
Umum Anutapura. Dapat dilihat kalau khasiat dan efek. Penilaian ketepatan obat ini
ketepatan gejala dalam pemakaian obat dapat dimulai bersumber pada kesesuaian
antihipertensi dapat dilihat bahwa ketepatan pemilihan obat dengan memikirkan dengan
memutuskan pemberian obat yang sepenuhnya standar yang digunakan. Pemberian obat pada
bersumber pada alibi kedokteran serta juga penderita hipertensi di ruang ICCU Rumah
terapi farmakologi betul- betul dibutuhkan Sakit Umum Anutapura Palu Periode Januari
(tidak terdapat reaksi terhadap modifikasi gaya 2017- Desember 2019, 100% sesuai dengan
hidup). Dan penilaian ketepatan ini dapat dilihat standar (Joint and Committee, 2016).
butuh tidaknya penderita yang diberikan obat Ketepatan dosis merupakan kesesuaian
antihipertensi bersumber pada tekanan darah. pemberian dosis obat antihipertensi dengan
Dari riset yang dilakukan terhadap 50 informasi rentang dosis pengobatan, ditinjau dari dosis
rekam medik pasien hipertensi di nilai dari pemakaian per hari dengan didasari pada
ketepatan pemakaian obat antihipertensi keadaan spesial penderita. Apabila peresepan
sebesar 100%. Pemakaian obat di kategorikan obat antihipertensi terletak pada rentang dosis
pas gejala apabilah obat yang diresepkan oleh minimun serta dosis per hari yang dianjurkan
dokter cocok dengan diagnosis terdapatnya hingga peresepan dikatakan pas dosis.
penyakit hipertensi bersumber pada pengukuran Dikatakan dosis kurang ataupun dosis terlalu

30
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta P-ISSN : 2548-6667, E-ISSN : 2775-9032
Vol. 5 Nomor 1, Juni 2021

rendah merupakan apabila dosis yang diterima kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum
penderita terletak dibawah rentang dosis terapi Anutapura Palu.
yang sepatutnya diterima penderita, dosis yang
sangat rendah bisa menyebabkan kandungan DAFTAR PUSTAKA
obat dalam darah terletak dibawah kisaran Anggi, V. (2018). Farmasi Rumah Sakit, in, pp.
pengobatan sehingga tidak dapat membagikan 1–5.
reaksi yang diharapkan yaitu luaran pengobatan
Antonia Anna Lukito, Eka Harmeiwaty, N. M.
berbentuk penyusutan tekanan darah tidak
H. (2019). Hipertensievent_Update_
tercapai. Kebalikannya dosis obat yang sangat
konsensus_2019123191’, p. 118.
besar bisa menyebabkan kandungan obat dalam
Availableat: http://www.inash.or.id
darah melebihi kisaran pengobatan
/upload/event/event_Update_konsensu
menimbulkan kondisi munculnya pengaruh
s_2019123191.pdf.
utama antihipertensi yaitu hipotensi serta
mungkin dampak toksisitas yang lain (Untari et Bustan. (2017). Hipertensi Dan
al., 2018). Penatalaksanaannya Oleh dr. I Made
Pada penelitian mengenai penggunaan Sutarga, M.Kes Program Studi
obat antihipertensi di Rumah Sakit Umum Kesehatan Masyarakat Fakultas
Anutapura Palu. Ketepatan dosis penggunaan Kedokteran Universitas Udayana.
obat antihipertensi untuk tepat dosis yang sesuai Joni Tandi, A. (2016). Farmasi Klinik, in Tahir,
sebanyak 94%. Sedangkan yang tidak sesuai M. T. (ed.). palu, pp. 80–84.
6%. Dan hal ini dapat dilihat dari lampiran yaitu
pada penggunaan obat antihipertensi obat E.Oswari. (2005). Bedah Dan Perawatan, in
amlodipine dosis yang diberikan 5 mg 1 kali dr.Hendra Utama, S. (ed.). Jakarta.
sehari sedangkan dosis yang dianjurkan 10mg 1 Handayani, D. and Dominica, D. (2018). Jurnal
kali sehari dan menurut JNC VIII dosis yang Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian
diberikan kurang. Karena pasien yang dirawat Indonesia Vol. 5 No. 1 Juli 2018 36,
menderita hipertensi stadium 2 sehingga dosis 5(1), pp. 36–44.
amlodipine dinaikan. Menurut JNC VIII, dosis
obat antihipertensi diawali dengan dosis dini Hartono, E., Puspitasari, M. and Adam, O.
dan kemudian dinaikkan hingga dosis yang (2019). No Title, 2(1), pp. 1–8.
optimal jika sasaran tekanan darah belum Hervey.A Richard, C. . P. (2004). Farmakologi
tercapai (Joint and Committee, 2016). edisi 4, in Hervey, A. Richard, P. and
Champe.C Pamela, P. . (eds).
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Ihsan Kurniawan, S. (2019). Hubungan
a. Penggunaan obat antihipertensi pada Olahraga, Stress dan Pola Makan
pasien di ruang ICCU yaitu amlodipine dengan Tingkat Hipertensi di Posyandu
(19%), candesartan (21%), Valsartan Lansia di Kelurahan Sudirejo I
(4%), furosemide (23%), lisinopril (5%), Kecamatan Medan Kota, Journal of
captopril (2%), spironolactone (20%), Health Science and Physiotherapy,
hydrochlorothiazide (2%), bisoprolol 1(1), pp. 10–17.
(4%) Ikhwan, M., Tinggi, S. and Kesehatan, I.
b. Evalusi penggunaan obat antihipertensi (2015). Hubungan Faktor Pemicu
pada pasien hipertensi diruang ICCU Hipertensi Dengan Kejadian
sudah sesuai dengan standar yang Hipertensi, 000, pp. 1–11.
dianjurkan pada penelitian ini dengan
presentase tepat indikasi sebesar 100%, Istiani, A. et al. (2019). Evaluation of rationality
tepat pasien 100%, tepat obat 100% dan and quantity of anti-hypertension use in
tepat dosis 94%. heart failure patients in inpatient
2. Saran department of PKU Muhammadiyah
Kepada pasien hipertensi yang berada Gamping Yogyakarta Hospital
di Ruang ICCU Rumah Sakit Umum Anutapura Evaluasi, 15(1), pp. 37–50.
Palu agar mematuhi intruksi yang diberikan Joint, G. and Committee, N. (2016). Analisis
oleh dokter, apoteker, suster dan staf ahli JNC 8 : Evidence-based Guideline

31
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta P-ISSN : 2548-6667, E-ISSN : 2775-9032
Vol. 5 Nomor 1, Juni 2021

Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa, ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan), 10(1),


43(1), pp. 54–59. pp. 77–82.
Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N. and Farmasi, P. Rahardja, D. T. H. T. D. D. K. (2007) ‘Obat-
S. (2016) UIN Syarif Hidayatullah Obat Penting Edisi Vi’, In. Jakarta.
Jakarta Evaluasi, Analisa.
RSU, D. I., Palu, A. and Sulawesi, P. (2019) ‘1*
Khotimah, S. E. Y. N., Musnelina, L. and , 2’, 5(2), pp. 63–71.
Farmasi, P. S. (2015). Evaluasi
Tandi, J. (2019) ‘framsi klinik dasar’, in dr.Ti
Penggunaan Obat Antihipertensi Pada
Miting, M., Muhammad Thamrin, S.
Pasien Hipertensi Primer Usia ≤ 45
Fram., M Farklin., A., and Dermiati T.,
Tahun Di Instalasi Rawat Jalan Rumah
S. Fram., M. Si., A. (eds). palu, pp. 67–
Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Kota
69.
Depok.
Untari, E. K. et al. (2018). Evaluasi Rasionalitas
Penggunaan, P. et al. (2019). Tri Wulandari
Penggunaan Obat Antihipertensi di
Program Studi Sarjana Keperawatan
Puskesmas Siantan Hilir Kota
STIKes Mitra Husada Karanganyar
Pontianak Tahun 2015, Pharmaceutical
Korespondensi :wulaneri123@gmail.c
Sciences and Research (PSR), 5(1), pp.
om Phone : 085728328323. Jurnal
32–39. doi: 10.7454/PSR.V5I1.3870.

32

Anda mungkin juga menyukai