Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

HERNIA

Disusun Oleh :

Minati Puspawardani

112018020

Pembimbing :

dr.Hariatmoko, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN BEDAH


RUMAH SAKIT BETHESDA LEMPUYANGWANGI YOGYAKARTA
PERIODE 11 MARET 2019 – 18 MEI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA 2018
BAB I
PENDAHULUAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin,
kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial
pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang
atau berkelanjutan. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan
hernia dapatan atau akuisita. Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi
anatominya, seperti hernia diafragma, inguinal, umbilikalis, femoralis, dll. Sekitar 75% hernia
terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis.
(Sjamsuhidajat, Jong D. Edisi 4. Vol 2.h.640)

Menurut sifatnya, hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus
keluar saat berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong masuk perut.
Selama hernia masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong
tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel.1

Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis
dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis
medialis. Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis. Hernia ingunalis lebih banyak
ditemukan pada pria daripada wanita. Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis
7:1. 2

Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis karena keluar dari rongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang teletak lateral dari pembuluh epigastrika
inferior. Hernia kemudian masuk ke dalam kanalis inguinalis (kanalis inguinalis berisi funikulus
spermatikus pada laki-laki dan ligamentum rotundum pada perempuan) dan jika cukup panjang,
menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan
sampai ke skrotum sehingga disebut hernia skrotalis.
Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung ke
depan melalui segitiga Hesselbach (Hesselbach, Franz K. 1788-1856, ahli ilmu anatomi,
Jerman). Hernia inguinalis medialis karena tidak keluar keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak
ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh
dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan
dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.7

2.2 Anatomi
STRUKTUR DINDING ANTERIOR ABDOMEN

Lapisan-lapisan dinding abdomen terdiri dari (luar ke dalam):6

1. Kulit

2. Fascia superficialis, terdiri dari fascia camperi dan fascia scarpae

3. Otot dinding anterior abdomen, antara lain: muskulus obliquus externus abdominis,
muskulus obliquus internus abdominis, muskulus transversus abdominis

4. Fascia transversalis

5. Lemak extraperitoneal

6. Peritoneum parietale

Seperti pada gambar dibawah ini


Gambar 2.2.1 Lapisan-lapisan dinding abdomen

Penjelasan:6

1. Kulit

Garis-garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan hampir horizontal di sekitar
tubuh. Secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis lipatan ini akan
sembuh dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi yang menyilang garis-garis ini
akan sembuh dengan jaringan parut yang menonjol

2. Fascia superficialis:

a. Lapisan luar, Panniculus adiposus (fascia camperi): berhubungan dengan lemak


superficial yang meliputi bagian tubuh lain dan mungkin sangat tebal (3 inci
[8cm] atau lebih pada pasien obesitas)

b. Lapisan dalam, Stratum membranosum (fascia scarpae): stratum membranosum


tipis dan menghilang di sisi lateral dan atas. Di bagian inferior, stratum
membranosum berjalan di depan paha dan di sini bersatu dengan fascia profunda
pada satu jari di bawah ligamentum inguinale.

3. Otot dinding anterior abdomen:

a. Musculus obliquus externus abdominis

Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis, dibentuk oleh dua lapisan:
superfisial dan profunda menjadi aponeurosis obliquus externus. Bersama dengan
aponeurosis otot obliqus internus dan transversus abdominis, mereka membentuk
sarung rektus dan akhirnya linea alba. Aponeurosis obliqus eksternus menjadi batas
superfisial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina iliaca
anterior superior ke tuberculum pubicum. Ligamentum inguinale (Poupart)
merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus eksternus.
Terletak mulai dari SIAS sampai ke ramus superior tulang pubis. Lakunare
(Gimbernati) merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari
serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias.5

b. Muskulus obliquus internus abdominis

Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis yang terletak di profunda muskulus
obliquus externus abdominis. Serabut tendon yang terbawah bergabung dengan
serabut-serabut yang sama dari muskulus transversus abdominis membentuk
conjoined tendon.6

c. Muskulus transversus abdominis

Merupakan lembaran otot yang tipis dan terletak di profunda muskulus obliquus
internus abdominis dan serabut-serabutnya berjalan horizontal ke depan. Serabut
tendo yang terbawah bersatu dengan serabut tendo yang sama dari muskulus
obliquus internus abdominis membentuk conjoined tendon.6

4. Fascia transversalis

Merupakan lapisan fascia tipis yang membatasi muskulus transversus abdominis.


Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan:Fascia transversalis
dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit sebelum yang lainnya, bagian
dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon otot transversalis pada bagian
dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris. Ligamentum Cooper
terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus pubis dan fascia.
Ligamentum Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam metode perbaika
laparoscopic sebagaimana pada titik McVay.5

5. Lemak extraperitoneal

Merupakan selapis tipis jaringan ikat yang mengandung lemak dalam jumlah yang
bervariasi dan terletak diantara fascia transversalis dan peritoneum parietale.6

6. Peritoneum parietale

Merupakan membrana serosa tipis (pelapis dinding abdomen) dan melanjutkan diri ke
bawah dengan peritoneum parietale yang melapisi rongga pelvis.6

Saraf-saraf dinding anterior abdomen:6

 Rami anteriores enam nervi thoracici bagian bawah. Berjalan di dalam celah antara
muskulus obliquus internus abdominis dan muskulus transversus abdominis. Saraf
tersebut menyarafi kulit dinding anterior abdomen, otot-otot (termasuk muskulus
rectus abdominis dan muskulus pyramidalis), dan peritoneum parietale. Saraf-saraf
ini berakhir dengan menembus dinding anterior vagina muskuli recti abdominis.

 Nervus lumbalis 1. Punya perjalanan yang sama namun tidak masuk ke vagina
muskuli recti abdominis. Saraf ini berbentuk sebagai nervus iliohypogastricus yang
menembus aponeurosis muskulus obliquus externus abdominis di atas anulus
inguinalis superficialis dan nervus ilioinguinalis yang keluar dari anulus ini. Saraf-
saraf ini berakhir dengan menyarafi kulit tepat di atas ligamentum inguinale dan
symphisis pubica

Arteriae dinding anterior abdomen:6


 Arteri epigastrika superior: merupakan salah satu cabang terminal arteri thoracica
interna. Mendarahi bagian tengah atas dinding anterior abdomen dan
beranastomosis dengan arteria epigastrika inferior

 Arteri epigastrika inferior: merupakan cabang arteria iliaca externa tepat diatas
ligamentum inguinale. Mendarahi bagian tengah bawah dinding abdomen anterior
dan beranastomosis dengan arteria epigastika superior.

 Arteri circumflexa profunda: merupakan cabang arteria iliaca externa tepat diatas
ligamentum inguinale. Mendarahi bagian lateral bawah dinding abdomen.

 Dua arteri intercostales posterior bagian bawah merupakan cabang aorta


descendens dan empat arteri lumbales yang berasal dari aorta abdominalis.
Mendarahi bagian lateral dinding abdomen.

Vena dinding anterior abdomen:6

 Vena epigastrika superior

 Vena epigastrika inferior mengalirkan darah ke vena thoracica

 Vena circumflexa ilium profunda interna dan vena iliaca externa

 Vena intercostales posterior mengalirkan darah ke vena azygos

 Vena lumbales mengalirkan darah ke vena cava inferior

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya hernia:

https://www.academia.edu/36136777/HERNIA 7 Mei 2019

1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup.

2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.

3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat-tempat tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat-
tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0 – 1 tahun) setelah lahir akan terjadi
hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal
(mengejan, batuk, menangis).

4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan
oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain:

a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan
yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang sedikit.
Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaringan
lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes mellitus

PATOFISIOLOGI
1. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step approach).
Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital & Endosurgery Institute.
New Delhi. 2003
2. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-56

Pada bulan ke-8 dari kehamilan, terjadinya desensus testikulorum melalui kanal.
Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus
ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari
yang kanan, maka prosesus vaginalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal,
prosesus yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus tidak berobliterasi maka
akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot
dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh
mengalami proses degenerasi. Pada orang tua prosesus tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intra abdominal meningkat seperti batuk – batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang
– barang berat, mengejan. Prosesus yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.
Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites,
kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. 14,15,16
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat
reproduksi pria dan wanita semasa janin.

EPIDEMIOLOGI
1. Townsend, Courtney M. 2012. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 19th Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-217.
2. Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman. Alih bahasa: Joko Suyono. Edisi ke-7.
Jakarta: EGC, 2000; hal. 304-9

Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul didaerah
sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1, dimana hernia
femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.2,3
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan pria:wanita pada
hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnay di
amerika serikat, dibandingkan dengan 25000 untuk hernia femoralis, 166000 hernia umbilicalis,
97000 hernia post insisi dan 76000 untuk hernia abdomen lainya.3
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi 40% dari itu
muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi. Hernia femoralis lebih
sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia inguinal.. meskipun
kasus hernia femoralis pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis dikalangan
wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dikalagan pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden
hernia inguinalis pada wanita. 2,3

KOMPLIKASI

Komplikasi pada hernia yang tidak diperbaiki adalah:

(Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Hamilton Bailey’s Emergecy surgery. 13th ed. Hodder
Arnold: 2006. )

1. Hernia inkarserasi :7
Isi hernia yang tercekik oleh cincin hernia yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana, menyebabkan gangguan dari pasase usus, mual, dan muntah. Hernia yang
membesar mengakibatkan nyeri dan tegang. Pada hernia inkarserasi, hernia tidak dapat
direposisi.
2. Hernia strangulasi :7
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
permulaan, terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedem organ atau struktur di dalam
hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya oedem menyebabkan jepitan
pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa
cairan serosanguinus.

https://kupdf.net/download/referat-hernia-inguinalis_5a562497e2b6f5d75cbb228c_pdf =
file:///C:/Users/USER/Downloads/kupdf.net_referat-hernia-inguinalis.pdf

Anda mungkin juga menyukai