Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

HERNIA INGUINALIS LATERAL SINISTRA REPONIBLE

Disusun oleh :
Marlina Elviana J500130010
Fathan Mustafid J500130035
Esha Putrinintyas Setiawan J500130051
Baiq Selsilya Prapita Nilda J500130111
Wilda Husaini J500130117

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

1
BAB I
PENDAHULUAN
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong,
dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau
kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Berdasarkan letaknya, hernia
diberi nama sesuai dengan lokasi anatominya, seperti hernia diafragma,
inguinal, umbilikalis, femoralis, dll. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat
paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis.1
Menurut sifatnya, hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat
keluar-masuk. Usus keluar saat berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika
berbaring atau bila didorong masuk perut. Selama hernia masih reponibel,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak
dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia
ireponibel.1
Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia
ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak
dua pertiga dari hernia ingunalis medialis. Sepertiga sisanya adalah hernia
inguinalis medialis. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria
daripada wanita. Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis
7 : 1. 2
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis
karena keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang
teletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior. Hernia kemudian masuk ke
dalam kanalis inguinalis (kanalis inguinalis berisi funikulus spermatikus pada
laki-laki dan ligamentum rotundum pada perempuan) dan jika cukup panjang,
menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut,
tonjolan akan sampai ke skrotum sehingga disebut hernia skrotalis.
Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis,
menonjol langsung ke depan melalui segitiga Hesselbach (Hesselbach,
Franz K. 1788-1856, ahli ilmu anatomi, Jerman). Hernia inguinalis medialis

2
karena tidak keluar keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum,
umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.1

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. EMBRIOLOGI
Pada pria, ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari
pole inferior gonad ke permukaan interna skrotum. Gubernaculum akan
melewati dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi
kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular
peritoneum yang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral. Testis
awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testis akan turun
melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum.
Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang
tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-
laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.3
Testis turun melalui anulus inguinalis dan melintasi tepi atas os
pubikum ke dalam tonjolan skrotum pada saat lahir. Testis kemudian
dibungkus oleh suatu lipatan refleksi prosesus vaginalis. Lapisan peritoneum
yang membungkus testis dikenal sebagai tunika vaginalis testis lamina
viseralis, bagian lain kantong peritoneum membentuk tunika vaginalis testis
lamina parietalis. Saluran sempit yang menghubungkan lumen prosesus
vaginalis dengan rongga peritoneum, menutup pada saat lahir atauu segera
sesudahnya. Disamping dibungkus oleh lapisan-lapisan peritoneum yang
berasal dari prosesus vaginalis, testis juga terbungkus di dalam lapisan-
lapisan yang berasal dari dinding abdomen anterior yang dilewatinya.4
Lapisan prosesus vaginalis secara normal berfusi bersama dan
berobliterasi masuk kedalam saluran inguinal disekitar cincin interna.
Kegagalan obliterasi processus vaginalis oleh tunika vaginalis mengakibatkan
berbagai anomaly inguinal.5

4
Gambar 1. Proses Desensus testis

Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior


menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia
majus. Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan
rongga peritoneal yang melewati cincin interna.

B. ANATOMI
1. Struktur Dinding Anterior Abdomen
Lapisan-lapisan dinding abdomen terdiri dari (luar ke dalam):6
1. Kulit
2. Fascia superficialis, terdiri dari fascia camperi dan fascia scarpae
3. Otot dinding anterior abdomen, antara lain: muskulus obliquus externus
abdominis, muskulus obliquus internus abdominis, muskulus transversus
abdominis
4. Fascia transversalis

5
5. Lemak extraperitoneal
6. Peritoneum parietale

Gambar 2. Lapisan-lapisan dinding abdomen

Penjelasan:6
1. Kulit
Garis-garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan hampir horizontal di
sekitar tubuh. Secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis
lipatan ini akan sembuh dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi
yang menyilang garis-garis ini akan sembuh dengan jaringan parut yang
menonjol
2. Fascia superficialis:
a. Lapisan luar, Panniculus adiposus (fascia camperi): berhubungan
dengan lemak superficial yang meliputi bagian tubuh lain dan
mungkin sangat tebal (3 inci [8cm] atau lebih pada pasien obesitas)
b. Lapisan dalam, Stratum membranosum (fascia scarpae): stratum
membranosum tipis dan menghilang di sisi lateral dan atas. Di bagian

6
inferior, stratum membranosum berjalan di depan paha dan di sini
bersatu dengan fascia profunda pada satu jari di bawah ligamentum
inguinale.
3. Otot dinding anterior abdomen:
a. Musculus obliquus externus abdominis
Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis, dibentuk oleh
dua lapisan: superfisial dan profunda menjadi aponeurosis obliquus
externus. Bersama dengan aponeurosis otot obliqus internus dan
transversus abdominis, mereka membentuk sarung rektus dan
akhirnya linea alba. Aponeurosis obliqus eksternus menjadi batas
superfisial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari
spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum. Ligamentum
inguinale (Poupart) merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis
muskulus obliqus eksternus. Terletak mulai dari SIAS sampai ke
ramus superior tulang pubis. Lakunare (Gimbernati) merupakan paling
bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon
obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias.5
b. Muskulus obliquus internus abdominis
Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis yang terletak di
profunda muskulus obliquus externus abdominis. Serabut tendon yang
terbawah bergabung dengan serabut-serabut yang sama dari muskulus
transversus abdominis membentuk conjoined tendon.6
c. Muskulus transversus abdominis
Merupakan lembaran otot yang tipis dan terletak di profunda
muskulus obliquus internus abdominis dan serabut-serabutnya
berjalan horizontal ke depan. Serabut tendo yang terbawah bersatu
dengan serabut tendo yang sama dari muskulus obliquus internus
abdominis membentuk conjoined tendon.6
4. Fascia transversalis
Merupakan lapisan fascia tipis yang membatasi muskulus transversus
abdominis. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2

7
lapisan:Fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak
sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia
keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic
cord dan berikatan ke linea semulunaris. Ligamentum Cooper terletak
pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus pubis dan
fascia. Ligamentum Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam
metode perbaika laparoscopic sebagaimana pada titik McVay.5
5. Lemak extraperitoneal
Merupakan selapis tipis jaringan ikat yang mengandung lemak dalam
jumlah yang bervariasi dan terletak diantara fascia transversalis dan
peritoneum parietale.6
6. Peritoneum parietale
Merupakan membrana serosa tipis (pelapis dinding abdomen) dan
melanjutkan diri ke bawah dengan peritoneum parietale yang melapisi
rongga pelvis.6

2. Canalis Inguinalis6
Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang mnembus bagian
bawah dinding anterior abdomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin.
Pada laki-laki, saluran ini merupakan tempat lewatnya struktur-struktur
yang berjalan dari testis ke abdomen dan sebaliknya. Pada perempuan,
saluran ini dilalui oleh ligamentum teres uteri (rotundum) yang berjalan
dari uterus ke labium majus pudendi. Selain itu, saluran ini dilewati oleh
nevus ilioinguinalis baik laki-laki maupun perempuan.
Canalis inguinalis panjangnya sekitar 1.5 inci (4cm) pada orang
dewasa dan terbentang dari anulus inguinalis profundus (lubang berbentuk
oval terletak sekitar 1.3cm diatas ligamentum inguinale pada pertengahan
antara sias dan symphisis pubica) pada fascia transversalis, berjalan ke
bawah dan medial sampai anulus inguinalis superficialis (lubang
berbentuk segitiga) pada aponeurosis obliquus externus abdominis.
Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat diatas ligamentum inguinale.

8
Gambar 3. Canalis inguinalis

Dinding canalis inguinalis, terdapat dinding anterior, dinding


posterior, dinding inferior/dasar, dan dinding superior/atap. Dinding
anterior canalis inguinalis dibentuk oleh aponeurosis muskulus obliquus
externus abdominis. Dinding posterior canalis inguinalis dibentuk oleh

9
fascia transversalis. Dinding inferior canalis inguinalis dibentuk oleh
lipatan pinggir bawah aponeurosis muskulus obliquus externus abdominis
yang disebut ligamentum inguinale dan ujung medialnya disebut
ligamentum lacunare. Dinding superior canalis inguinalis dibentuk oleh
serabut-serabut terbawah muskulus obliquus internus abdominis dan
muskulus transversus abdominis yang melengkung.
Fungsi canalis inguinalis, pada laki-laki, memungkinkan struktur-
struktur yang terdapat di dalam funiculus spermaticus berjalan dari atau ke
testis menuju abdomen dan sebaliknya. Pada perempuan, canalis inguinalis
yang lebih kecil memungkinkan ligamentum teres uteri berjalan dari
uterus menuju ke labium majus.

Adanya canalis inguinalis pada bagian bawah dinding anterior


abdomen pada laki-laki dan perempuan merupakan suatu tempat lemah.
Tataletak canalis inguinalis untuk mengatasi kelemahan ini:
1. Dinding anterior canalis inguinalis diperkuat oleh serabut-serabut
muskulus obliquus internus abdominis tepat di depan anulus inguinalis
profundus

2. Dinding posterior canalis inguinalis diperkuat oleh conjoined tendon


tepat di belakang anulus inguinalis superficialis

3. Pada waktu batuk dan mengedan (miksi, defekasi, dan partus),


serabut-serabut paling bawah muskulus obliquus internus abdominis
dan muskulus transversus abdominis yang melengkung berkontraksi
sehingga atap yang melengkung menjadi datar dan turun mendekati
lantai. Atap mungkin menekan isi canalis inguinalis ke arah dasar
sehingga sebenarnya canalis inguinalis menutup.

4. Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi dan


partus, secara alamiah orang cenderung dalam posisi jongkok,
articulatio coxae fleksi, dan permukaan anterior tungkai atas

10
mendekati permukaan anterior dinding abdomen. Dengan cara ini,
bagian bawah dinding anterior abdomen dilindungi oleh tungkai atas.

3. Funikulus Spermatikus6
Funikulus spermatikus berawal pada anulus inguinalis profundus
yang terletak lateral terhadap arteria epigastrica inferior dan berakhir di
testis. Struktur-struktur pada funikulus spermatikus adalah sebagai berikut:
1. Vas deferens, 2. Arteria testikularis, 3. Vena testikularis, 4. Pembuluh
limfatik testis, 5. Saraf-saraf otonom, 6. Prosessus vaginalis (sisa), 7.
Arteria cremasterica, 8. Arteria ductus deferentis, dan 9. Ramus genitalis
nervus genitofemoralis yang menyarafi muskulus cremaster.

Gambar 4. Funikulus spermatikus

11
4. Trigonum Hesselbach
Trigonum Hesselbach merupakan daerah dengan batas:
· Inferior: Ligamentum Inguinale.
· Lateral: Vasa epigastrika inferior.
· Medial: Tepi m. rectus abdominis.
Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat
aponeurosis m.transversus abdominis. Hernia yang melewati trigonum
Hesselbach disebut sebagai hernia direk, sedangkan hernia yang muncul
lateral dari trigonum ini adalah hernia indirek.

Gambar 5. Trigonum hesselbach

C. DEFINISI
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan
isi hernia.1,2.

12
(sumber gambar: www.medicalonline.com)
Gambar 6. Jenis-jenis hernia

D. KLASIFIKASI
1. Menurut waktu
a. Hernia kongenital
Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi
dilahirkan sama sekali tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap
berhubungan dengan rongga tunika vaginalis propria testis. Dengan
demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong
peritoneum tersebut.
b. Hernia akuisita/didapat
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada
suatu bagian saja. Sehingga masih ada kantong peritoneum yang
berasal dari processus vaginalis yang tidak menutup pada waktu bayi
dilahirkan. Sewaktu-waktu kantung peritonei ini dapat terisi dalaman
perut (misalkan pada saat tekanan intra abdomen meningkat)
2. Menurut lokasi/letaknya
a. Hernia inguinalis
1) Hernia inguinalis lateral
2) Hernia inguinalis medial

13
b. Hernia femoralis
Hernia femoralis adalah hernia yang terdapat pada lipat paha
merupakan penonjolan kantong di bawah ligamentum inguinal di
antara ligamentum lakunare di medial dan vena femoralis di lateral.
Hernia ini sering ditemukan pada wanita dibanding laki-laki dengan
perbandingan 2:1 dan pada umumnya mengenai remaja dan sangat
jarang pada anak-anak. Pintu masuk dari hernia inguinalis adalah
anulus femoralis, selanjutnya isi hernia masuk kedalam kanalis
femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar dari fosa ovalis di lipat paha.
Hernia femoralis disebabkan oleh peninggian tekanan
intraabdominal yang kemudian akan mendorong lemak preperitonial
ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan
terjadinya hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan
multipara, obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
Penderita dengan hernia femoralis sering mengeluhkan nyeri tanpa
pembengkakan yang dapat di palpasi dalam lipat paha. Nyerinya
bersifat nyeri tumpul dan jika telah terjadi obstruksi dapat
menimbulkan muntah dan gangguan konstipasi. Hernia femoralis
sering terjadi inkaserata dan biasanya terjadi dalam 3 bulan atau lebih.
Apabila sudah terjadi inkaserata maka penderita akan merasakan nyeri
yang begitu hebat dan dapat terjadi shok. Pembengkakan sering
muncul di bawah ligamentum inguinal.
c. Hernia umbilikalis
Umbilikus adalah tempat umum terjadinya herniasi. Hernia
umblikalis lebih sering terjadi pada wanita, kegemukan dengan
kehamilan berulang-ulang merupakan prekusor umum. Asites sering
mengekserbasi masalah ini. Strangulasi kolon dan omentum umum
terjadi. Ruptura sering terjadi pada sirosis asitik kronik, suatu kasus
dimana diperlukan segera dekompresi portal atau pintas nevus
peritoneal secara darurat.

14
Hernia umbilikalis umum pada bayi dan menutup secara spontan
tanpa terapi khusus jika defek aponeurosis berukuran 1,5 cm atau
kurang. Perbaikan diindikasikan pada bayi dengan defek hernia yang
diameternya lebih besar dari 2,0 cm dan dalam semua anak dengan
hernia umbilikalis yang masih ada pada usia 3-4 tahun.
Perbaikan klasik untuk hernia umbilikalis adalah hernioplasti
Mayo. Operasi terdiri dari imbrikasi vest-over-pants dari segmen
aponeurosis superior dan inferior. Hernia umbilikalis lebih besar, lebih
suka ditangani dengan protesis.
3. Secara klinis
a. Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk. Keluar saat
berdiri atau mengedan, masuk ketika berbaring atau bila didorong
masuk perut
b. Hernia ireponibilis: bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke
dalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh pelekatan isi
kantong kepada peritoneum kantong hernia.
c. Hernia strangulasi: hernia ireponibel yang disertai gangguan
vaskularisasi
d. Hernia inkarserata: hernia ireponibel yang disertai gangguan pasasse

E. ETIOLOGI
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat.
Hernia dapat dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki
daripada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan
pintu masuk hernia di anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui
oleh kantong dan isi hernia. Selain itu diperlukan pula faktor yang dapat
mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.1
Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah
terjadinya hernia inguinalis, yaitu (1) kanalis inguinalis yang berjalan miring,
(2) struktur musculus oblikus internus abdominis yang menutup anulus

15
inguinalis internus ketika berkontraksi, (3) fasia transversa yang kuat yang
menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.
Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia.
Faktor yang dipandang berperan dalam terjadinya hernia ingunalis antara
lain:1,6,9
1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
a. Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran
badan
b. Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan
saluran kencing
c. Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma,
emphysema, alergi
2. Kelemahan otot dinding perut karena usia.
3. Prosesus vaginalis yang terbuka
Hernia terdiri atas tiga bagian:6
a. Kantong hernia, merupakan kantong (divertikulum) peritonei dan
mempunyai leher dan badan (corpus)
b. Isi hernia dapat terdiri atas setiap struktur yang ditemukan di dalam cavitas
abdominalis dan dapat bervariasi dari sebagian kecil omentum sampai
organ besar seperti ren
c. Pelapis hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen yang dilalui
oleh kantong hernia

Gambar 7. Bagian-bagian dari hernia

16
F. PERBANDINGAN ANTARA HIL DAN HIM

Tipe Deskripsi Hubungan Dibungkus oleh Onset biasanya


dengan vasa fascia pada waktu
epigastrica spermatica
inferior interna
Hernia Penojolan melewati cincin Lateral Ya Kongenital
ingunalis inguinal dan biasanya dan bisa pada
lateralis merupakan kegagalan waktu dewasa.
penutupan cincin ingunalis
interna pada waktu embrio
setelah penurunan testis
Hernia Keluarnya langsung Medial Tidak Dewasa
ingunalis menembus fascia dinding
medialis abdomen
Tabel 1. perbandingan antara HIL dan HIM8

Hernia Inguinalis Lateralis. 12,13


Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan
saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis
akan tampak tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau
akuisita: 5,6

17
Gambar 8. Hernia Inguinalis Lateralis

Hernia Inguinalis Medialis1


Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol
langsung ke depan melalui segitiga Hasselbach, daerah yang dibatasi ligamentum
inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan
tepi otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga Hasselbach dibentuk oleh fasia
transversal yang diperkuat oleh serat aponeurosis muskulus transversus abdominis
yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjadi
lemah. Hernia medialis, karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak
ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.

18
Gambar 9. Hernia Inguinalis Medialis

G. PATOFISIOLOGI
Pada bulan ke – 8 dari kehamilan, terjadinya desensus testikulorum
melalui kanal. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah
scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri
turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka prosesus vaginalis yang kanan
lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, prosesus yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus tidak berobliterasi maka akan
timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena
pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan
bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi.
Pada orang tua prosesus tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini
merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan
tekanan intra abdominal meningkat seperti batuk – batuk kronik, bersin yang

19
kuat dan mengangkat barang – barang berat, mengejan. Prosesus yang sudah
tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena
terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.
Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma,
hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan
dapat terjadi pada semua. 14,15,16
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses
perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin.

H. GAMBARAN KLINIS1,17
a. Hernia reponibel
Hernia disebut reponibel bila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus keluar
atau berdiri ketika mengedan, dan masuk kembali ketika berbaring atau
bila didorong masuk perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

20
b. Hernia irreponibel
Bila kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut,
hernia disebut hernia irreponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan
isi kantong kepada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut akreta
(perlekatan karena fibrosis). Selama tidak ada keluhan nyeri, tidak juga
ada tanda sumbatan usus.
c. Hernia incarserata
Incarserata adalah kondisi irreponibel disertai gangguan pasase. Pada
kondisi ini pasien tampak kesakitan dan timbul rasa nyeri karena adanya
obstruksi.
d. Hernia strangulata
Strangulata adalah kondisi irreponibel yang disertai gangguan
vaskularisasi. Pasien tampak kesakitan, timbul nyeri hebat disebabkan
oleh obstruksi pembuluh darah usus. Ini bisa menyebabkan toksis karena
kondisi iskemik hingga akhirnya menyebabkan nekrosis. Bila strangulasi
hanya menjepit sebagian dinding usus, disebut hernia Richter.
Komplikasi hernia Richter adalah strangulasi sampai terjadi perforasi
usus.
e. Hernia inguinalis lateralis
Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu mengedan, batuk,
bersin, berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah berbaring (apabila
masih reponibel). Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau
para umbilical sewaktu segmen usus halus masuk ke kantong hernia.
Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi ataupun strangulasi.
f. Hernia inguinalis medialis
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit
dibandingkan hernia ingunalis lateralis

21
I. DIAGNOSA
Diagnosis hernia dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik,
gejala klinis maupun pemeriksaan khusus. Bila benjolan tidak tampak, pasien
dapat disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila
hernia maka akan tampak benjolan, atau pasien diminta berbaring, bernafas
dengan mulut untuk mengurangi tekanan intraabdominal.
Pemeriksaan Fisik 1
Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.
a. Hernia inguinal
o Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
o Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
b. Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan
tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
c. Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
d. Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
e. Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.Hernia perineum : benjolan di
perineum.

Palpasi
a. Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka
dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
b. Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan
lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita
tekan maka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
c. Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis
inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di

22
lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia
inguinalis medialis.
d. Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini
disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi
mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal
hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus
eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari
berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau samping jari yang menyentuh
menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum
inguina dan lateral tuberkulum pubikum.
e. Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum
inguinal
f. Hernia inkarserata : nyeri tekan.
Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).

Pemeriksaan Fisik Khusus:


Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb
test. Cara pemeriksaannya sebagai berikut:
Pemeriksaan Finger Test :
a) Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
b) Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
c) Penderita disuruh batuk:
- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

23
Gambar 10. Finger Test
(sumber gambar: http//www.scribe.com)

Pemeriksaan Ziemen Test


a) Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
b) Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
c) Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
- jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
- jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
- jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Gambar 11. Ziement Test


(sumber gambar: http//www.scribe.com)

24
Pemeriksaan Thumb Test
Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh
mengejan:
a. Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
b. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Gambar 12. Thumb Test


(sumber gambar: http//www.scribe.com)

Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam
posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsava dilaporkan memiliki
sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan
ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata dari suatu
nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di
inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada
bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis.
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari
adanya hernia obturator.

25
J. DIAGNOSIS BANDING
a. Hernia Scrotalis

Orchitis
Radang akut di dalam skrotum merupakan epididimitis akut atau
orchitis akut. Orchitis akut ditemukan sebagai penyulit penyakit virus,
misalnya yang terkenal adalah parotitis epidemika. Epididimitis akut
merupakan akut merupakan perluasan infeksi saluran kemih bawah,
terutama gonorrhea akut. Epididimitis dapat memicu munculnya
orchitis.
Torsio
Torsio testis dapat terjadi pada anak dengan insersi tunika
vaginalis tinggi di funikulus spermatikus sehingga funikulus dengan
testis dapat terpuntir dan terjadi gangguan perdarahan testis mulai dari
bendungan vena sampai iskemia yang menyebabkan gangren.
Torsio testis juga dicetuskan oleh cedera olahraga. Biasanya
nyeri testis hebat timbul tiba-tiba yang sering disertai nyeri perut
dalam serta mual atau muntah. Nyeri perut selalu ada karena
berdasarkan perdarahan dan persarafannya, testis merupakan organ
abdomen. Pada permulaan testis teraba agak bengkak dengan nyeri

26
tekan dan terletak agak tinggi di skrotum dengan funikulus yang juga
bengkak. Kulit skrotum tampak udem dan menjadi merah.
Hidrokel testis
Hidrokel dapat disebabkan oleh rangsangan patologik seperti
radang atau tumor testis. Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis
normalnya tidak teraba, kecuali bila mengandung cairan membentuk
hidrokel. Bila ada hidrokel, testis dan epididimis terdorong ke dorsal
oleh ruang tunika vaginalis yang membesar.
Varikokel
Peninggian tekanan di dalam pleksus pampiniformis dapat
diraba sebagai struktur yang terdiri atas varises pleksus pampiniformis
yang memberikan kesan raba seperti kumpulan cacing. Permukaan
testis normal licin tanpa tonjolan dengan konsistensi elastis.

b. Hernia inguinal
Limfadenopati
Patologi penyakit ini selalu diawali terjadinya lesi primer disebabkan
oleh bakteri yang sering tidak terdapat keluhan. Manifestasi sekunder
terjadi 1-4 minggu setelah lesi primer dan pada pria dinamakan sebagai
sindrom inguinal berupa pembengkakan inguinal yang disertai nyeri tekan.
Gejala umum yakni terdapat febris dengan sakit kepala, anoreksia, mual,
atau artralgia.
Pseudoaneurisma
Aneurisma adalah kelainan di arteri berupa penggembungan
pembuluh. Faktor utamanya ialah kelainan dinding pembuluh akibat
arteriosklerosis dan/atau hipertensi. Aneurisma juga dapat timbul
pascastenosis dan secara kongenital. Morfologinya dapat berupa kantong
atau silinder, dan kejadiannya dapat asli berasal dari dinding yang tipis,
atau dapat palsu berasal dari bekas cedera dinding pembuluh.
Pada pseudoaneurisma, terbentuknya kantong yang berasal dari
hematom akibat robek atau terbukanya dinding pembuluh sehingga disebut

27
hematom berdenyut. Tanda dan gejala klinis tergantung besarnya
gelembung dengan tanda subjektif maupun objektif berupa tumor
pembuluh darah yang berdenyut dan ekspansif ke segala jurusan. Pada
asukultasi terdengar bising yang sering dapat diraba sebagai getaran.

K. Penatalaksanaan1
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang
telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia strangulata kecuali pada
anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual dimana tangan kiri
memegang isi hernia dengan membentuk corong dan tangan kanan
mendorong isi hernia ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan
yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkaserasi sering terjadi
pada umur kurang dari dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan
sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang
dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena cincin hernia pada anak-anak masih
elastis dibanding dewasa. Reposisi dilakukan dengan cara menidurkan anak
dengan pemberian sedatif dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi
ini berhasil maka anak akan dipersiapkan untuk operasi berikutnya. Jika
reposisi tidak berhasil dalam waktu enam jam maka harus dilakukan operasi
sesegera mungkin.
Pemakaian bantalan atau penyangga hanya bertujuan agar menahan
hernia yang sudah direposisi dan tidak pernah menyembuh dan harus dipakai
seumur hidup. Cara ini mempunyai komplikasi antara lain merusak kulit dan
tonus otot dinding perut di daerah yang ditekan sedangkan strangulasi tentang
mengacam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena
tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan. Prinsip pengobatan hernia adalah herniotomi dan hernioplasti.

28
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan,
kemudian direposisi, Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.
Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik
dalam mencegah residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenalnya
berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus
dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia tranversa, dan
menjahitkan pertemuan m. tranversus abdominis internus dan m. internus
abdominis yang dikenal dengan cojoint tendon ke ligamentum inguinal
poupart menurut metode basinni atau menjahit fasia tranversa, m.tranversa
abdominis, m.oblikus internus ke ligamentum cooper pada Mc Vay.
Teknik herniorafi yang dilakukan oleh basinni adalah setelah diseksi
kanalis inguinalis, dilakukan rekontruksi lipat paha dengan cara
mengaproksimasi muskulus oblikus internus, muskulus tranversus abdominis
dan fasia tranversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale,
teknik ini dapat digunakan pada hernia direk maupun hernia inderek.
Kelemahan teknik Basinni dan teknik lain yang berupa variasi teknik
herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot yang
dijahit. Untuk mengatasi masalah ini pada tahun delapan puluhan
dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan. Pada teknik itu digunakan
protesis mesh untuk memperkuat fasia tranversalis yang membentuk dasar
kanalis inguinalis tanpa menjahit dasar otot-otot ke inguinal.

L. Komplikasi1
Komplikasi hernia tergatung kepada keadaan yang dialami oleh isi
hernia. Isi hernia dapat bertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel,
ini dapat terjadikalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum,
organ ekstraperitoneal, disini tidak ada keluhan kecualiada benjolan. Dapat
pula isi hernia terjepit oleh cincinhernia yang akan menimbulkan hernia

29
strangulata. Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi
jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi
udem organ atau struktur didalam hernia dan terjadi transudasikedalam
kantong hernia. Timbulnya udem akan menambah jepitan pada cincin hernia
sehingga perfusi jaringan makin terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan
kantonghernia akan terisi transudat yang bersifat serosanguinis. Kalau isi
hernia terdiri dari usus maka akan terjadi perforasi yang akhirnya akan
menimbulkan abses lokal, fistel dan peritonitis jika ada hubungan dengan
rongga perut.
Bila terjadi strangulasi akan menyebabkan gangguan vaskularisasi dan
ganggern. Hernia strangulata adalah keadaan emergensi yang perlu tindakan
operatif secepatnya.

30
BAB III
KESIMPULAN

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui


defek atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Terdiri atas cincin,
kantong, dan isi hernia.
Secara umum diklasifikasikan menjadi, hernia eksterna, hernia
intraparietal, hernia interna, hernia reponibel (reducible hernia), hernia ireponibel
(inkarserata) dan hernia strangulasi. Berdasarkan lokasinya hernia diklasifikasikan
menjadi hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia
paraumbilikalis, hernia ventralis, hernia epigastrika, hernia lumbalis, hernia Littre,
hernia Speighel, hernia obturatoria, hernia perinealis, hernia pantalon.
Gambaran klinik dan penegakkan diagnosis pada hernia tergantung dari
perkembangan dan lokasi hernia.
Penatalaksanaan hernia ada dua yaitu konservatif dan operatif,
tergantung dari gambaran klinis dan jenis hernia.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2016; hal. 619-629.
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-17
3. Moore, KL, Dalley AF. Anatomi Berorientasi Klinis. Edisi ke-5. Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga; 2013; hal. 203-211.
4. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran; alih
bahasa: Liliana Sugiharto, edisi ke-6. Jakarta:EGC, 2006, hal. 148-65,
189-90
5. Stead LG, et all,. First aid for the surgery clerkship. Intrnational edition.
The Mc Graw-Hill Companies, IncL; Singapore. 2003. Hal: 307-317.
6. Doherty GM. Current Essentials of Surgery. 2005 Medical Publishing
Division: New York.
7. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.
17th Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-217.
8. Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery
Basic Science and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
9. Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman. Alih bahasa: Joko
Suyono. Edisi ke-7. Jakarta: EGC, 2000; hal. 304-9
10. Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery.
New York. WB Saunders Company. 795-801
11. Manthey, David. Hernias .2007.on 14 June 2012 Available
athttp://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm
12. Inguinal Hernia: Anatomy and Management Accesed on 14 June 2012
Available at http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4
13. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of
Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-94.

32
14. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergency surgery. Edisi XXIII.
Penerbit Hodder Arnold. 2006.
15. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step
approach). Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global
Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi. 2003
16. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-
56
17. Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II.
2005.

33

Anda mungkin juga menyukai