Presentan:
Praluki Herliawan 12100117025
• Superior diikat oleh ribs ke-7 s.d ke-10, xiphoid process, sternum
• Inferior inguinal ligament, superior margins aspek anterolateral pelvic girdle
(iliac crest, pubic crest, pubic symphisis)
Fascia
• Pada subcutaneous tissue.
Tempat untuk penyimpanan
lemak.
• Superior dari umbilicus:
subcutaneous kebanyakan
terdiri dari fat.
• Inferior umbilicus: disokong
elastic dan collagen fiber.
• Inferior umbilikus memiliki 2
layer, yaitu superficial fatty layer
(camper fascia) dan deep
membrane layer (scarp fascia)
of subcutaneous tissue.
• Investing fascia: melapisi
external aspect dari 3 lapis otot
anteroabdominal wall.
• Endoabdominal (transversalis)
fascia: pelapis internal aspect
dinding abdomen.
Muscle
musculophrenic artery,
superior epigastric artery, 10th
& 11th intercostal artery,
subcostal artery, inferior
epigastric artery, deep
circumflex iliac artery,
superficial circumflex iliac
artery, superficial epigastric
artery.
LIMFATIK
• Superficial
• Superior transumbilical plane
axillary, parasternal lymph nodes
• Inferior transumbilical plane
superior inguinal lymph nodes
• Deep
• External iliac, right, left, lumbar
lymph nodes
INNERVASI DINDING ANTEROLATERAL
ANATOMI INGUINAL REGION
• Inguinal region disebut juga groin.
• Memanjang antara Anterior Superior Iliac Spine (ASIS) dan pubic tubercle.
1) Inguinal
•Indirect
Kantung indirect inguinal hernia
melewati internal inguinal ring secara
oblique sampai external inguinal ring,
pada beberapa kasus hingga scrotum.
Biasanya terjadi pada berbagai usia.
•Direct
Kantung direct hernia menonjol
diantara internal inguinal ring dan
pembuluh epigastric inferior
(hasselbach triangle). Terjadi pada
middle age dan lansia karena
abdominal wall melemah sesuai usia.
2) Femoral Hernia
Femoral hernia biasanya
terjadi penonjolan di
bawah lipatan inguinal
dan terlihat di bagian
paha tengah. Biasanya
terjadi pada wanita dan
beresiko menjadi
irreducible ( tidak dapat
didorong kembali ke
tempatnya ) dan
strangulasi.
Anterior
1) Umbilical
Hernia umbilical 10-30%
terjadi seringkali pada saat
kelahiran sebagai protusi pada
umbilicus. Biasanya disebabkan
oleh suatu pembukaan pada
dinding abdomen, yang normalnya
terututup sebelum lahir
sedangkan ini tidak tertutup
lengkap. Jika celah kecil dapat
tertutup kembali pada usia 2
tahun sedangkan celah yang besar
harus melalui operasi penutupan
dan biasanya pada usia 2-4 tahun.
2) Epigastric
Penonjolan antara
umbilicus dengan bagian
bawah ribcage pada bagian
midline abdomen. Epigastric
hernia terdiri dari jaringan
lemak dan jaringan
mengandung intestine.
Terbentuk dari bagian
dinding abdomen yang
lemah, tidak nyeri, dan tidak
dapat didorong ke abdomen.
Pelvic
1) Obturator
Paling jarang terjadi dan
biasanya pada wanita.
Tonjolan hernia dari
rongga pelvis lewat
pembukaan pada tulang
pelvis ( obsturator
foramen ). Tidak selalu
terlihat penonjolan
tetapi sangat
mempengaruhi bowel
sehingga terjadi
obstruksi bowel yang
mengakibatkan mual
dan muntah
2)Sciatic Jarang terjadi. Hernia
yang berkembang di pelvic area
yang melalui sciatic foramen.
3) Perineal
Jarang terjadi karena hernia
perineal merupakan komplikasi
dari major pelvic surgery.
Berdasarkan Terjadinya
• Congenital hernia
• Acquired hernia.
Berdasarkan Sifatnya
3. Hernia Femoralis
Hernia femoralis menonjol melalui anulus femoralis yang kecil
dan tidak fleksibel. Batas anulus femoralis adalah traktus
iliopubis dan ligamen inguinalis di anterior, ligamen Cooper’s
di posterior, ligamen lacunar di medial, dan vena femoralis di
lateral.
Klasifikasi
Reponible
• Benjolan pada lipat paha yang muncul saat mengedan, batuk, atau
mengangkat beban dan menghiang waktu istirahat berbaring
• Benjolan dapat keluar masuk
• Tidak ada nyeri
Ireponible
• Benjolan tidak dapat direposisi kembali saat posisi berbaring (terjadi
karena adhesi hernia sac, ukuran hernia besar dan lubang yang
sempit)
• Tidak nyaman pada perut, tidak terdapat nyeri dan tanda obstruksi
Manifestasi Klinis
Inkaserata
• Hernia ireponible yang disertai dengan gejala obstruksi
• Obstipasi, Gangguan pasase usus, peningkatan peristaltik, dehidrasi dan
gangguan elektrolit
Strangulata
• Hernia Inkarserata yang disertai dengan iskemik dan nekrosis
• Nyeri, kemerahan atau kebiruan, dehidrasi, demam
• Mengancam nyawa
Diagnosis
1. Anamnesis
• Keluhan sesuai manifestasi klinis, riwayat pekerjaan, riwayat
mengangkat benda berat atau mengejan.
2. Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
• Dilakukan pada posisi berdiri dan berbaring
• Apakah ada benjolan di daerah selangkangan jika tidak suruh pasien mengedan,
dapat dilihat hernia inguinalis lateral muncul sebagai penonjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial bawah
• Palpasi (Examination of inguinal canal)
• Dengan jari telunjuk atau dengan jari kelingking (pada bayi), dorong isi hernia
dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat
ditentukan apakah hernia dapat direposisi atau tidak.
• Dapat direposisi Saat jari masuk berada dalam anulus eksternus, pasien
diminta mengedan.
Diagnosis
1. Hidrocele
2. Limfadenitis inguinal
3. Varicocele
4. Testis ektopik
5. Lipoma
6. Hematoma
7. Kista sebasea
8. Hidradenitis inguinal
9. Abses psoas
10. Limfoma
11. Neoplasma metastatik
12. Eipididimitis
13. Torsio testis
Tatalaksana
• Konservatif
• Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan si hernia yang telah
direposisi. Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan untuk menahan
hernia yang telah direposisi dan hanya untuk penyangga saja tidak untuk
menyembuhkan.
• Pengobatan operatif merupakan pengobatan hernia inguinalis yang rasional.
Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti
• Tatalaksana Bedah
Tatalaksana definitif hernia adalah dengan operasi. Pada hernia inguinalis
reponibilis dan irreponibilis dilakukan tindakan bedah elektif, sedangkan bila
telah terjadi proses inkarserasi dan strangulasi tindakan bedah harus dilakukan
secepatnya.
1. Herniotomi
• Cara pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka, dan
isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong
hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
2. Hernioplasti
• Cara herniotomi dengan herniorrhaphy. Dilakukan tindakan memperkecil
anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Pada orang dewasa, tindakan herniotomi saja tidak cukup untuk
mencegah terjadinya rekurensi.
• Tipe Hernioraphy
1. Basini
2. Shouldice
3. McVay Repair
4. Prosthetic repair (Lichtenstein Tension-free repair)
5. Laparoscopic Hernioraphy
Komplikasi
1. Infeksi
2. Obstruksi
3. Nekrosis usus
4. Peritonitis
5. Sepsis
Prognosis