Anda di halaman 1dari 58

CASE REPORT SESSION

DITTA FARDA RUSMANA 12100117008


DINDA DWI GUSDINAR 12100117132
META SYAFITRI 12100117135
PEBRI RIANSYAH C.L.M 12100117145

SMF GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL- IHSAN BANDUNG
2018
DEFINISI FOCAL INFECTION
Pengertian Fokal infeksi gigi yaitu pusat atau suatu
daerah didalam tubuh dari mana kuman atau basil –
basil dari kuman tersebut dapat menyebar jauh
ketempat lain dalam tubuh dan bisa menyebabkan
penyakit. Jadi apabila dikatakan gigi sebagi sumber
(fokus) infeksi berarti bahwa pusat atau sumber infeksi
dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi. Adapun
salah satu jalan penjalaran kuman dari pusat infeksi
sampai keorgan tubuh tersebut, dibawa melalui aliran
darah / limfe atau dapat pula secara kontaminasi.
Organisme

ETIOLOGI Aerob
Gram (+) coccus
- Streptococcus spp
- Streptococcu ( grup D ) spp
- Staphylococcus spp
Gram (-) coccus ( Neisseria spp )
Gram (+) batang (Cornybacterium spp)
Gram (-) batang ( Haemophius spp )
Anaerob
Gram (+) coccus
- Streptococcus spp
- Peptococcus spp
- Peptostreptcoccus spp
Gram (-) coccus ( Veilonella )
Gram (+) batang
- Eubacterium spp
- Lactobacilus spp
- Actinomyces spp
- Clostridia spp
Gram (-) batang
Bacteroides spp.
- Fusobacterium spp
MEKANISME
PENJALARAN
PENYAKIT
Fokus Infeksi Dalam Rongga Mulut

PLAK

ABSES
(Apikal- KALKULUS
Periapikal)

FOKUS
INFEKSI
NEKROSIS KARIES
PULPA

PULPITIS PERIKORONITIS
Plak
suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di
atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak
dibersihkan.
Kalkulus
Karang gigi atau "kalkulus" terbuat dari plak dan zat kapur yang berada di air liur. Plak
sendiri terdiri dari lapisan bening di gigi ( perikel ) dan kuman.
Etiologi
Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan
magnesium fosfat.
Tanda Dan Gejala
Warna karang gigi mula-mula kuning, lama-kelamaan dapat berwarna coklat atau
kehitaman sesuai dengan kebiasaan seperti merokok atau minum kopi.
Karang gigi dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal karena penurunan gusi,
gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat gigi, dan halitosis (bau mulut).
Karang gigi melekat erat dengan gigi dan hanya bisa di bersihkan dengan scaller, atau alat
ekstraktor oleh dokter gigi.
Karies gigi
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini
menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.
Tanda dan Gejala
Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi
yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan
membentuk lubang. Proses sebelum ini dapat kembali ke asal (reversibel), namun ketika
lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi
tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan
adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena
akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf
gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang
dingin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan nafas tak
sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar
dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya
PERIKORONITIS
Perikoronitis merupakan Inflamasi jaringan gusi sekitar mahkota gigi yang mengalami
erupsi inkomplit. Perikoronitis sering terjadi pada Molar 3 namun dapat juga terjadi
pada gigi lain yang mengalami erupsi inkomplit. gigi yang mengalami erupsi
inkomplit disebut wisdom tooth

Gambar X. Operkulitis (kiri) dan perikoronitis pada Molar 3


bawah kiri yang erupsi inkomplit (kanan)
Faktor risiko
Adanya gigi erupsi parsial, kelainan pada kantong periodontal, kelainan pada
Upper tooth biting pada gum flap, riwayat perikoronitis, oral higiene buruk, infeksi
saluran nafas atas, adanya impaksi makanan dan akumulasi plak di bawah gum flap,
dan ginggivitis ulseratif akut
Manifestasi klinik
Prevalensi perikoronitis terutama pada usia remaja hingga dewasa muda.
gejala nyeri dan bengkak sekitar gigi yang erupsi inkomplit
gangguan mengunyah dan membuka-menutup mulut, limfadenopati.
pada keadaan lanjut terkadang ditemukan keluhan sistemik seperti demam dan
malaise. Pada kasus berat dapat terjadi abses disertai supurasi
PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
Pembersihan debris makanan dengan irigasi
Edukasi menjaga oral hygine
Medikamentosa
Asam mefenamat untuk mengurangi nyeri dan radang
Antibiotik metronidazole dan golongan penisilin atau macrolide karena biasanya
bakterinya kombinasi aerob dan anaerob
INFEKSI PADA PULPA
Pulpitis Reversible
Respon inlamasi pertahanan jaringan pulpa terhadap rangsang mekanik yang ringan hingga
sedang, kimia dan bakteri.
Klasifikasi :

Iritasi Pulpa Hiperemi Pulpa

• Kedalaman karies superficialis. • Kedalaman karis media sampai profunda.


• Rasa linu jika terkena rangsang dingin, manis, • Rasa ngilu bila terkena rangsang dingin ,
asam atau mekanis. manis, asam atau mekanis.
• Rasa ngilu hilang bila rangsang
dihilangkan.
• Terjadi pelebaran pembuluh darah
didalam rongga pulpa
INFEKSI PADA PULPA
Pulpitis Irreversible
Lanjutan dari pulpitis reversible akibat jaringan pulpa tidak mampu memberi respon inflamasi &
imunologis yang adekuat.
Klasifikasi:

Pulpitis parsialis Pulpitis Totalis

• Kedalaman karies media sampai • Kedalaman karies media sampai


profunda. profunda. Terdapat trias gejala:
• Rasa sakit berdenyut spontan, • Sakit berdenyut spontan terus-
hilang timbul, terutama pada menerus.
malam hari. • Rasa sakit menyebar.
• Terdapat gejala periodontitis
apikalis.
 Nekrosis Pulpa / Gangren Pulpa
 Jaringan pulpa sudah mati

↑ sel pulpa rusak

Menyerang sel pulpa yang masih hidup

Kematian sel

↓ Ab  nekrosis

↑ Ab  Pulpitis kronis
MANIFESTASI KLINIS GANGREN PULPA:

Bisa asimtomatis.
Gigi non vital  cavity test (-).
Pada lubang perforasi tercium bau busuk.
Sakit bila penderita minum atau makan-makanan panas  pemuaian gas dalam rongga
pulpa  menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.
NEKROSIS PULPA
Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang disebabkan iskemik jaringan pulpa
yang disertai dengan infeksi. Nekrosis pulpa sebagian besar terjadi oleh komplikasi
dari pulpitis baik yang akut mapun yang kronik yang tidak ditata laksana dengan
baik dan adekuat.

Pulpa Normal

Trauma/cedera

Pulpitis akut Pulpitis kronik

Nekrosis Pulpa

Skema.2. Tahap terjadinya Nekrosis Pulpa


Etiologi
Penyebab paling sering karies dentis, trauma, dan iatrogenik.
Manifestasi Klinis
nekrosis pulpa pada umumnya bersifat asimptomatik.
Nyeri pada nekrosis terjadi dari penjalaran dari daerah periapikal.
Gigi dapat berubah warna menjadi putih keabu-abuan atau kehitaman. Perubahan
warna gigi ini disebabkan penghancuran sel darah merah akibat ekstravasasi dan
degradasi dari protein matriks pulpa. Kematian jaringan pulpa menyebabkan gigi
menjadi mudah untuk retak dan patah.
Selain itu dengan adanya infeksi, dapat berisiko terjadi penyebaran fokus infeksi
secara hematogen yang berlanjut dengan adanya reaksi sistemik.
Gambar.X. Nekrosis Pulpa yang terlihat diskolorasi keabuan
pada mahkota

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan nekrosis pulpa adalah menghentikan proses dan penyebaran
infeksi dengan pemberian antibiotik/antiseptik kumur seperti khlorhexidine dan
antibiotik oral bila terdapat reaksi sistemik serta perlu dilakukan perawatan saluran
akar gigi atau ekstrasi gigi (bila diperlukan)
PENYEBARAN ABSES
ABSES PERIAPIKAL
Gejala:
 Sifat nyeri berdenyut spontan
 Pada tes perkusi nyeri (+)
 Terdapat proses supurasi didaerah ujung akar
 Tidak ada pembengkakan karena daerah di sekeliling nanah merupakan jaringan keras.
 Pemeriksaan radiologi ujung akar  radiolucent.
DIAGNOSIS BANDING

Pemeriksaan Granuloma periapikal Kista periapikal Abses periapikal

Nyeri spontan - - +

Tes perkusi - + +

Tes palpasi - - +

Tes vitalitas - - -

Radiologis Radiolusensi batas jelas Radiolusensi batas jelas Radiolusensi difus


ABSES PERIODONTAL
Definisi
 Abses yang terjadi pada gingiva atau pocket periodontal akibat faktor iritasi : plak,
kalkulus, infeksi bakteri, impaksi, makanan, atau trauma jaringan.

kerusakan alveolar

gigi goyang.
Manifestasi Klinis
Gingiva bengkak.
Mukosa kebiruan.
Sangat sakit terutama bila giginya beradu.
Demam.
TRANSMISI FOKAL INFEKSI SECARA
HEMATOGEN
MEKANISME
Gingiva, gigi, tulang penyangga, jaringan ikat sekitar  kaya
suplai darah memungkinkan toksin dan mikroorganisme masuk ke
pembuluh darah
Infeksi dan inflamasi  semakin meningkatkan aliran darah 
semakin banyak organisme dan toksin yang masuk
Vena dari rongga mulut dan sekitarnya  vena pterigoid yg
menghubungkan sinus kavernosus dengan vena faringeal dan vena
maksilaris. Karena tidak berkatup menyebabkan aliran dua arah
sehingga memungkinkan infeksi ke daerah kepala, faring, jantung
MANIFESTASI
1. Infective endokarditis
Infeksi pada katup dan endotel jantung, diakibatkan oleh S. Viridans yang berasal dari mulut

2. Penyakit kardiovaskular ( atherosklerosis dan infark miokard)


penyakit periodontal merupakan predisposisi dari penyakit KV, dengan terdapatnya jumlah besar
dari spesies bakteri gram(-), peningkatan sitokin proinflamasi, peningkatan fibrinogen perifer dan
jumlah sel darah putih
seperti Streptococcus sanguis dan Porphyromonas gingivalis menginduksi agregasi platelet memiliki
collagen-like molecule, the platelet aggregation-associated protein pada permukaannya
Enzim proteolitik dari P. Gingivalis yang akan mengaktivasi faktor X, prothrombin, dan protein C
Lipopolisakarida yang berasal dari bakteri menyebabkan efek langsung pada pembuluh darah
3. Manifestasi pada kepala dan leher
Infeksi pada daerah kepala dan leher seperti
abses otak, ensefalitis, meningitis kronik,
sinusitis kronik, uveitis, dan konjungtivitis kronik
dapat terjadi akibat bakteremia
Bakteremia transient bersumber dari
mikroorganisme rongga mulut ketika dilakukan
perawatan gigi terhadap infeksi gigi dan
mulut
4. Manifestasi saat kehamilan
Penyakit jaringan periodontal merupakan
faktor risiko terjadinya kelahiran prematur
spontan
Kelahiran prematur pada ibu dengan
gingivitis diakibatkan oleh lipopolisakarida
yang dihasilkan bakteri pada fokus infeksi
merangsang sekresi prostaglandin sehingga
terjadi kontraksi uterus.
TRANSMISI FOKAL INFEKSI MELALUI
IMUN
GLOMERULONEFRITIS
Streptococcus haemolyticus  menghasilkan toksin
(antigen)  merangsang pembentukan antibodi
terbentuk kompleks antigen-antibodi. normal
kompleks ini akan dimusnahkan dan hilang dari
tubuh  keadaan tertentu akan mengendap di
jaringan (kapiler glomerulus) sehingga terjadi
kerusakan pada glomerulus ginjal.
RHEUMATIC FEVER / RHEUMATIC
HEART DISEASE
oleh bakteri streptococcus-beta hemolitik
grup A  menghasilkan antigen
pembentukan antibodi di tubuh 
Antibodi mengalami reaksi silang dengan
jaringan tubuh (autoantibodi) sehingga
jaringan akan mengalami peradangan.
Jaringan yang terkena biasanya sendi,
jantung, basal ganglia dan kulit.
ASTHMA

Infeksi oral sensitisasi yang


mengakibatkan pelepasan histamin 
bronkokontriksi dan peningkatan
sekresi mukus  lumen bronkus
menyempit asthma.
MANIFESTASI PADA KULIT DAN
JARINGAN LUNAK
Paling seringadalah penyakit kulit dengan dasar
reaksi alergi (urtikaria, ekzema), liken planus,
alopesia areata, akne vulgaris, dan eritema
multiforme eksudatif. Mikroorganisme rongga mulut
dapat menyebabkan infeksi pada kulit melalui
sensitisasi yang mengakibatkan pelepasan histamin
dari mastosit serta pembentukan kompleks imun.
MANIFESTASI PADA TULANG DAN
SENDI
Rheumatoid artritis merupakan penyakit yang
etiologinya belum diketahui, tetapi merupakan
salah satu manifestasi dari penyakit sistemik umum.
Reaksi hipersensitifitas jaringan merupakan
penyebab reaksi inflamasi pada penyakit ini. Infeksi
gigi dapat menyebabkan penyakit ini bila terdapat
infeksi streptokokus di mulut.
TRANSMISI FOKAL INFEKSI MELALUI
ALIRAN LIMFATIK
PENYEBARAN SECARA LIMFOGEN
Seperti halnya suplai darah,
gingiva dan jaringan lunak
pada mulut kaya dengan aliran
limfatik, sehingga infeksi pada
rongga mulut dapat dengan
mudah menjalar ke kelenjar
limfe regional dan dapat
menyebabkan limfadenitis.
SUMBER INFEKSI
MANIFESTASI LIMFADENITIS
Gejala Limfadenitis
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh
penderita. Jika muncul limfadenitis berarti kelenjar getah bening
mengalami infeksi, baik yang berasal dari kelenjar itu sendiri
maupun karena komplikasi dari infeksi di bagian tubuh lain. Dua
hal yang bisa dirasakan ketika limfadenitis terjadi adalah kelenjar
getah bening terasa nyeri dan permukaan kulit di atasnya merah,
ukuran kelenjar getah bening bisa membengkak hingga lebih
besar dari kacang polong.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum yang muncul bersama limfadenitis bila terdapat infeksi di bagian tubuh lain adalah:
Mengalami infeksi saluran pernapasan atas. Limfadenitis biasa disertai pilek, nyeri tenggorokan, dan demam.
Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, bisa menandakan infeksi HIV, mononukleosis, atau
lupus.
Pembengkakan tangan dan kaki, bisa menandakan terhalangnya aliran dari kelenjar getah bening.
Kelenjar getah bening mengalami pengerasan, kaku, dan membesar. Hal ini bisa mengindikasikan adanya
tumor.
Demam dan berkeringat pada malam hari.
Membengkaknya kelenjar getah bening bisa kembali normal saat kondisi tubuh juga kembali normal. Segera
berkonsultasi dengan dokter jika mengalami pembengkakan kelenjar getah bening tanpa sebab yang jelas, disertai
sakit tenggorokan, kesulitan bernapas dan menelan, pembengkakan terus membesar selama 14-30 hari, demam dan
berkeringat di malam hari, serta terjadi penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
TRANSMISI FOKAL INFEKSI SECARA
PENKONTINUITATUM
PELUASAN LANGSUNG INFEKSI DALAM
JARINGAN
Supurasi peritonsilar, faringeal, adenitis servikal akut, selulitis, dan angina Ludwig
dapat disebabkan oleh penyakit periodontal dan infeksi prikoronal sekitar molar
ketiga.
Parotitis, keterlibatan sinus kavernosus, dan gangren juga dapat disebabkan oleh
infeksi gigi.
Osteitis dan osteomyelitis seringkali merupakan perluasan infeksi dari abses alveolar
dan pocket periodontal.
Perluasan langsung infeksi terjadi melalui dua cara, yaitu:
Perluasan di dalam tulang tanpa pointing
Area yang terkena terbatas hanya di dalam tulang, menyebabkan
osteomyelitis. Kondisi ini terjadi pada rahang atas atau yang lebih sering
pada rahang bawah. DI rahang atas, letak yang saling berdekatan antara
sinus maksila dan dasar hidung menyebabkan mudahnya ketelibatan mereka
dalam penyebaran infeksi melalui tulang.
Perluasan di dalam tulang dengan pointing
Ini merupakan tipe infeksi yang serupa dengan tipe di atas, tetapi perluasan
tidak terlokalisis melainkan melewati tulang menuju jaringan lunak dan
kemudian membentuk abses. Di rahang atas proses ini membentuk abses
bukal, palatal, atau infraorbital. Selanjutnya, abses infraorbital dapat
mengenai mata dan menyebabkan edema di mata. Di rahag bawah, pointing
dari infeksi menyebabkan abses bukal. Apabila pointing terarah menuju
lingual, dasar mulut dapat ikut terlibat atau pusa terdorong ke posterior
sehingga membentuk abses retromolar atau peritonsilar.
Ruang Fasial Gigi sumber infeksi
Mandibular

PENJALARAN Submandibular
Sublingual
Molar bawah
Premolar bawah, gigi anterior

INFEKSI Submental
Submaseterik
Insisivus bawah
Molar ke-3 bawah

KE SPASIUM Pterigomandibular
Maksilar
Fossa canina
Molar ke-3 bawah

Caninus, premolar, dan insisivus


Periorbital Semua gigi atas

Lateral
Infeksi odontogenik Buccinator Molar dan premolar atas dan
↓ bawah.
menembus periosteum
↓ Faringeal
menyebar ke spasium di kepala Lateral Gigi posterior bawah.
& leher. Retrofaringeal Gigi posterior bawah.
PENJALARAN INFEKSI
Vestibular Space
Ruang yang terdapat
antara mukosa yang
meliputi rongga mulut
dengan fascia dari otot
yang terdapat
disebelahnya.
SPASIUM SUBMANDIBULA
 Anteromedialnya dibatasi M.digatrikus
anterior
 Posteromedialnya dibatasi M.digastrikus
posterior serta otot stylohyoid
 Dasar dibentuk oleh milohyoid &otot
hyoglosus.
 Bagian superior terdapat spasium
sublingual dibatasi M.mylohyoid
 Infeksi pada spasium submandibula
pembengkakan berawal dari tepi
inferior mandibula &meluas kemedial
M.digastrikus& kearah posterior tulang
hyoid.
SPASIUM SUBLINGUAL
 Bagian atapnya berbatasan dengan dasar mulut
dan lidah.
 Bagian dasar dibatasi M.mylohioideus
 lateral prossesus alveolaris mandibula
 Medial dibatasi M.genioglosus dan
geniohyoideus.
 Posterior berhubungan dengan spasium
submandibula.
 Infeksi pada spasium sublingual bilateral 
lidah terangkat.
SPASIUM SUBMENTAL
 Terletak antara simfisis & tulang hyoid
 Lateral dibatasi M.digastrikus anterior
dextra dan sinistra.
 superior dibatasi otot milohyoid dan inferior
dibatasi oleh kulit.
SPASIUM SUBMASTERIK
 Terletak antara bagian lateral mandibula dan
medial otot masseter
 Infeksi ke spasium ini akibat penyebaran infeksi
dari spasium bukal atau infeksi dari molar 3
mandibula.
 Gejala  sulit membuka mulut, pembengkakan
& nyeri pada angulus dan ramus mandibula.
SPASIUM PTERIGOMANDIBULAR
 Terletak sebelah medial mandibula & lateral
otot pterigomandibula medialis.
 Infeksi spasium ini berasal dari penyebaran
infeksi pada submandibula dan sublingual.
 Biasanya tidak memperlihatka suatu
pembengkakan, namun penderita selalu
mengalami trismus.
SPASIUM MAKSILAR
 Fossa canina
 Terletak antara otot levator anguli oris & levator labii superior.
 Infeksi spasium  pembengkakan daerah alar & sembab di bawah mata.

 Spasium bukalis
 Terletak antara M.bucinator & kulit superficial fasial.
 M.bucinator terletak posterior sepanjang maksila dari premolar dan terletak di inferior
permukaan lateral mandibula.
 Infeksi molar maksila sering menembus tulang & superior terhadap insersi otot bucinator 
infeksi spasium bukal.
BUCCAL SPACE
SPASIUM INFRATEMPORAL
 Terletak posterior maksila
 Bagian medial berbatasan dengan lempeng lateral prosessus pterigoideus tulang sphenoid
 Superior berhubungan dengan dasar tengkorak.
 Bakteri menyebar melalui plekus pterigoideus & vena emisari bagian anterior  vena
angularis & vena opthalmikus superior& inferior  menuju sinus kavernosus.
 Vena dibagian wajah dan orbita tidak memiiki katup  darah mengalir kesegala arah 
bakteri dapat beredar didalam system peredaran vena & mencapai sinus kavernosus
trombosis
Selulitis facial akut Selulitis periorbita akut
Perluasan ke periorbita Perluasan dari infeksi fossa canina
SPASIUM SERVIKALIS
 Faringeal lateral
 Spasium meluas dari basis cranii pada tulang
sphenoid ke inferior menuju tulang hyoid.
 Dibatasi M.pterigoides disebelah lateral dan
M.constrictor pharyngeus disebelah medial.
 Prosessus stioloideus dan otot sekitarnya membagi
spasium faringeal lateral
-kompartmen anterior berisi otot
-kompatemen posterior berisi sarung karotis CN 
Thrombosis pada vena jugularis interna, erosi arteri
karotis,menganggu saraf IX sampai XII, serta
menyebarnya infeksi ke spasium retrofaringeal.
 Infeksi spasium kesulitan penelanan
 Spasium retrofaringeal
 Terletak dibelakang faring, antara otot konstriktor faringeal superior & lapisan fasia
servikal
 Berawal dari dasar tengkorak meluas ke inferior setinggi C7 atau T1.
 Infeksi spasium  dapat berakibat fatal jika meluas ke mediastinum, selain juga
merupakan jalur penyebaran ke spasium prevertebra dan diafragma
 Spasium prevertebral
 Meluas dari tuberkel faringeal pada dasar tengkorak sampai diafrgma.
 Infeksi spasium  meluas ke inferior setinggi diafragma mencakup thorax dan
mediastinum.
 Infeksi  obstruksi saluran pernafasan & ruptur spasium retrofaringeal
menyebabkan asfiksia &penyebaran ke mediastinum  infeksi berat rongga dada
PENCEGAHAN INFEKSI FOKAL

Pelihara kesehatan gigi dan mulut dengan cara


menggosok gigi minimal 2x/hari
Kurangi frekuensi makanan yang bersifat kariogenik
yang bersifat manis dan lengket
Segera kunjungi dokter gigi jika ada masalah dengan
gigi dan mulut
Kunjungi dokter gigi secara rutin tiap 6 bulan sekali
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai