Oleh:
Eneng Utari Vitaloka
12100117141
Preseptor:
H.Deddy Kurniawan, dr., Sp.B
Definisi Luka
luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan
karena cedera atau pembedahan
Mekanisme Terjadinya Luka
1. Inflamasi
2. Proliferasi
3. Remodeling/Maturasi
1. Fase Inflamasi
Hari ke-0 sampai 5.
Respons segera setelah
terjadi
injuri berupa pembekuan
darah untuk
mencegah kehilangan
darah.
Karakteristik: tumor, rubor,
dolor, color, functio laesa.
Fase awal terjadi
hemostasis.
Fase akhir terjadi
fagositosis.
Lama fase ini bisa singkat
jika tidak terjadi infeksi.
2. Fase Proliferasi
Fase proliferasi penyembuhan luka
pada hari ke-4 sampai 21 setelah
terjadi kerusakan jaringan/luka.
Selama fase ini, jaringan granulasi
menutup permukaan luka dan
keratosit bermigrasi untuk
membantu penutupan
luka dengan jaringan epitel baru
1. Pengkajian Luka
2. Tindakan Antisepsis
3. Pembersihan Luka
4. Penjahitan Luka
5. Penutupan Luka
6. Pembalutan Luka
7. Pemberian Antibiotik & Antitetatus Serum
8. Pembukaan Jahitan
1. PENGKAJIAN LUKA
Eksisi
hilangkan semua benda asing dan jar.mati
• Prinsip:
Mengupayakan kondisi lingkungan yg baik pada luka
penyembuhan optimal
Fungsi balutan:
1. Sbg pelindung terhadap penguapan, infeksi
2. Mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses
penyembuhan kelembaban, kompres, menyerap eksudat
(adsorben)
3. Sbg fiksasi
4. Efek penekanan cegah berkumpulnya rembesan darah yg bisa
menyebabkan hematom
• Luka sayat, bersih, ukuran kecil tidak memerlukan penutup
luka
• Luka luas dengan kehilangan kulit/dgn eksudasi & produk lisis
jar perlu penggantian balutan
Metode perawatan luka yang berkembang saat
ini adalah menggunakan prinsip moisture balance, yang
disebutkan lebih efektif dibandingkan metode
konvensional.
Teori yang mendasari perawatan luka dengan suasana lembap antara lain:
• Mempercepat fibrinolisis. Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat
dihilangkan lebih cepat oleh neutrofil dan sel endotel dalam suasana
lembap.
• Mempercepat angiogenesis. Keadaan hipoksia pada perawatan luka
tertutup akan merangsang pembentukan pembuluh darah lebih cepat.
• Menurunkan risiko infeksi. Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan perawatan kering.
• Mempercepat pembentukan growth factor. Growth factor berperan pada
proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum korneum dan
angiogenesis.
• Mempercepat pembentukan sel aktif
Teknik Membalut
a. Basah ke kering
Indikasi : untuk membersihkan kotoran atau luka infeksi.
Teknik : lembabkan selembar kasa dengan larutan dan peras, kasa
harus lembab, bukan basah. Letakan kasa kering diatasnya, biarkan
pembalut mongering dan ketika balutan diangkat akan ikut
menarik kotoran bila balutan lengket dapat dilembabkan untuk
mempermudah pengangkatan balutan.
Frekuensi : 3-4x perhari, dapat lebih sering pada luka yang
memerlukan debridement. Jika luka sudah bersih ganti balutan
menjadi basah ke basah atau salep antibiotic.
b. Basah ke basah
Indikasi : untuk menjaga luka tetap bersih dan
mencegah pembentukan eksudat.
Kasa dijaga jangan sampai menjadi kering atau lengket
terhadap luka.
Frekuensi : 2-3 kali per hari. Jika balutan menjadi telalu
kering, tuangkan larutan salin diatas kasa untuk menjaga
tetap lembab.
7. PEMBERIAN ANTIBIOTIK &
ATS
• Prinsip: pd luka bersih tidak perlu AB & pada luka yg
terkontaminasi perlu AB