SESSION
SMALL BOWEL OBSTRUCTION
OLEH:
CONNY NOOR AFIFA – 12100117108
PERSEPTOR:
DR. LIZA NURSANTY, SP.B., M.KES., FINACS
klinis 2) Muntah
3) Distensi
4) Kegagalan buang air besar atau gas (obstipasi)
3) Auskultasi
Terdengar episode high pitch & rush (metallic
sound), diantara masa tenang. Tetapi setelah
beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan
usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas
peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak
ada atau menurun.
Penunjang Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak
abdomen atau posisi dekubitus) dan posisi tegak thoraks.
Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa
gambaran, antara lain:
1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4) Posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan step-
ladder sign
5) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas
kecil yang berderet
6) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi
dan terisi udara dan gelung usus yang berbentuk U
yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.
7) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.
Tatalaksana • Pasien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami
dehidrasi dan kekurangan Natrium, Khlorida dan Kalium
yang membutuhkan penggantian cairan intravena
dengan cairan salin isotonic seperti Ringer Laktat.
• Urin harus di monitor dengan pemasangan Foley
Kateter.
• Pemeriksaan elektrolit serial, seperti halnya hematokrit
dan leukosit, dilakukan untuk menilai kekurangan
cairan.
• Antibiotik spektrum luas diberikan untuk profilaksis
atas dasar temuan adanya translokasi bakteri pada
obstruksi intestinal.
Cont.. • Pemasangan nasogastric tube bertujuan untuk
mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya
aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan
terjadinya distensi abdomen.
• Pasien dengan obstruksi parsial dapat diterapi secara
konservatif dengan resusitasi dan dekompresi.
• Penyembuhan gejala tanpa terapi operatif dilaporkan
sebesar 60 – 85% pada obstruksi parsial.
Cont.. Tindakan operatif
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah
yang dikerjakan pada obstruksi ileus.
1) Koreksi sederhana (simple correction). Tindakan
bedah sederhana untuk membebaskan usus dari
jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-
strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada
volvulus ringan.
2) Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus
baru yang "melewati" bagian usus yang tersumbat,
misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease,
dan sebagainya.
Cont.. 3) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian
proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca
stadium lanjut.
4) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan
membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk
mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya
pada carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan
sebagainya.
Prognosis • Prognosis bergantung pada etiologi obstruksi.
• Setelah dilakukan laparotomi terdapat peningkatan
risiko obstruksi akibat adhesi sebanyak 5%
• Paska operasi ileus obstruksi akibat adhesi terdapat
kemungkinan rekurensi antara 20 sampai 30 persen.
• Mortalitas perioperatif untuk operasi ileus non
strangulasi kurang dari 5%, paling banyak kematian
terjadi pada lansia dengan komorbid.
• Mortalitas operasi untuk ileus strangulasi antara 8
sampai 25%