Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kasus Hipertensi dengan Pendekatan Dokter Keluarga Marco 10-2010-095 Ilmu Kesehatan Masyarakat- SL Family Folder Pembimbing:

dr. Henny Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Semester 6 12 Juli 2013 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu diperlukan adanya kunjungan rumah (home visit) serta melakukan pelayanan kesehatan standar. Untuk dapat memajukan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat, maka perlu adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan pasien. Pemantauan terhadap penyakit pasien tidak hanya sekadar mendapatkan pengobatan di puskesmas, namun lingkungan pasien turut diikutsertakan dalam usaha meningkatkan kesehatan pasien. Home visit atau kunjungan dilakukan dengan tujuan untuk melihat lingkungan rumah pasien dan sekaligus mengedukasi dan memberi penyuluhan yang terkait dengan penyakit pasien.

2. TUJUAN Tujuan umum: Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat Tujuan khusus: Dalam rangka anjangsana / silaturahmi khususnya terhadap pasien dan juga keluarganya untuk mendapatkan informasi tambahan baik secara

autoanamnesis maupun alloanamnesis tentang kondisi pasien, kondisi keluarga serta kondisi sosial dan lingkungan pasien.

3. MANFAAT Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain : Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien Meningkatkan hubungan dokter pasien Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien Menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien.

LAPORAN KASUS Puskesmas Nomor register Data riwayat keluarga I. Identitas pasien a. Nama b. Umur c. Jenis Kelamin d. Pekerjaan e. Pendidikan f. Alamat : Puskesmas Jelambar Baru : 341/13

: Tn.Sa : 54 tahun : Laki-laki : Buruh ( Petugas Keamanan ) : SD : Jl. Jelambar Ilir RT 12/10

II.

Riwayat biologis keluarga a. Keadaaan kesehatan sekarang bulan. b. Kebersihan perorangan c. Penyakit yang sering diderita d. Penyakit keturunan e. Penyakit kronis/menular f. Kecacatan anggota keluarga g. Pola makan h. Pola istirahat i. Jumlah anggota keluarga

: Kurang,karena tidak bekerja selama 4 : Sedang : Pusing :::: Kurang : Kurang : 15 orang

III.

IV.

Psikologis keluarga a. Kebiasaan buruk : Begadang, minum kopi, dan merokok b. Pengambilan keputusan : Keluarga c. Ketergantungan obat : Tidak ada d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas e. Pola rekreasi : Kurang Keadaan rumah/lingkungan a. Jenis bangunan : Semi Permanen b. Lantai rumah : Sebagian keramik dan sebagian besar semen. c. Luas rumah : 3 x 6 m2 d. Penerangan : Kurang e. Kebersihan : Kurang f. Ventilasi : Kurang g. Dapur : Ada h. Jamban keluarga : Tidak ada
3

i. j. k. l. m. n. V.

Sumber air minum Sumber pencemaran air Pemanfaan pekarangan Sistem pembungan air limbah Tempat pembuangan sampah Sanitasi lingkungan

: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Ada : Sedang

Spiritual keluarga a. Ketaatan ibadah b. Keyakinan tentang kesehatan

: Baik : Baik

VI.

Keadaan Sosial Keluarga a. Tingkat pendidikan b. Hubungan antar anggota keluarga c. Hubungan dengan orang lain d. Kegiatan organisasi sosial e. Keadaan ekonomi

: Rendah : Baik : Baik : Sedang : Kuranga

VII.

Kultural Keluarga a. Adat yang berpengaruh : Berpuasa; anak dan cucu dibiasakan untuk puasa full

N o 1. 2.

VIII. Daftar anggota keluarga Nama Hub Umur Pendidika dgn KK n Tn. Sa Ny. Las Suami Istri 54 th 48 th SD SD

Pekerjaan

Agam Kead Kead a kesehatan gizi Islam Kurang Kurang Sedang -

Imunisasi

KB

Buruh

Lengkap Lengkap

3. 4. 5. 6. 7.

Su MG Moh. Ha Moh. Hu SK

Anak I Anak II Anak III Anak IV Anak V

22 th -

SMP -

Ibu rumah Islam tangga + Buruh Cuci + Kader Jumantik Islam Buruh Buruh Islam Islam

Tidak ada Tidak Ada

Sehat Sehat Sehat

Sedang Sedang Sedang

Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap

20 thn SMP 20 thn SD 17 thn SMA

Ibu rumah Islam tangga

IX.

Keluhan utama tempat tidur Keluhan tambahan Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan umum Kesadaran TD Nadi Napas Suhu Pemeriksaan Fisik Ibu Keadaan umum Kesadaran TD Nadi Napas Suhu

: Pusing, pegal sampai tidak bisa bangun dari

X. XI. XII. XIII.

: Sakit pinggang : Hipertensi dan sakit pinggang : Tidak ada

: Baik : Compos Mentis : 180/100 : 64/menit : 12/menit : 37,5 C

: Baik : Compos Mentis : 160/100 : 68/menit : 12/menit : 37 C : Hipertensi : Riwayat Hipertensi

XIV. Diagnosis penyakit XV. Diagnosis Keluarga

XVI. Anjuran Penatalaksanaan penyakit : a. Promotif : Menjelaskan tentang penyakit Hipertensi b. Preventif : Hindari stress, pola makan, pola istirahat olahraga fisik,

mengkonsultasikan sesegera mungkin mengenai sakit pinggang si Tn. A sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut c. Kuratif : Terapi medikamentosa : Captopril 5-10 mg, 3x sehari Antasida
5

Terapi nonmedikamentosa : 1. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan makan penderita hipertensi. 2. Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien penderita hipertensi. 3. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Anjurkan kepada pasien penderita hipertensi untuk melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu. Selain itu menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi minum minuman beralkohol sebaiknya juga dilakukan serta memperbaiki pola istirahat. d. Rehabilitatif : Sering Kontrol ke Puskesmas

XVII. Prognosis Penyakit Keluarga Masyarakat : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

XVIII. Resume Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 11 Jul 2013, didapatkan data dari puskesmas bahwa pasien adalah penderita Hipertensi. Didapatkan hasil tekanan darah 180/100 dari pasien tersebut. Hipertensi yang diderita oleh pasien diketahui semenjak 4 bulan yang lalu ketika dia datang ke puskesmas dengan keluhan pusing-pusing, dan pegal-pegal badan. Puskesmas memberikan obat nifedipin untuk anti-hipertensinya disertai antasida karena si pasien terdapat riwayat maag juga dan takut efek samping dari nifedipin tersebut. Dari hasil anamnesa yang di dapat, mungkin hipertensi Tn. Sa tersebut dikarenakan pola hidup yang tidak baik, karena sebelum dia menderita hipertensi tersebut, Tn. Sa bekerja sebagai buruh keamanan sehingga ia sering jaga malam dan bergadang, selain itu juga karena kebiasaan mengopi dan merokok dan mungkin juga karena dahulunya pola makan tidak dijaga ( suka makan yang asinasin ). Selain hipertensi tersebut, Tn. Sa sekarang juga mengeluhkan sakit pada pinggangnya dan menjalar ke paha dan itu menyebabkan Tn. Sa tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Tn. Sa sudah berobat ke puskesmas mengenai sakit pinggangnya dan puskesmas merujuk pasien untuk berobat ke
6

Rumah Sakit Sumber Waras namun dikarenakan keterbatasan dana keluarga tersebut, sampai sekarang Tn. Sa belum berobat. Mengenai riwayat penyakit keluarga, ayah dari Tn. A mengidap Diabetes Melitus. Menurut hasil pengamatan saya, rumah Tn. A ini tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat. Rumah Tn. A ini berukuran 3x6 m2 dan dihuni oleh 3 keluarga besar yang berjumlah 15 orang. Sedangkan untuk keluarga Tn.A sendiri terdiri dari 4 orang yang tinggal dari rumah tersebut. Lingkungan sekitar pasien bisa dibilang kurang sehat, karena jalan masuk menuju rumah berupa gang yang kecil. Cahaya matahari tidak dapat menjangkau masuk ke rumah, yang bisa mengakibatkan kelembaban tinggi didalam rumah. Sirkulasi udaranya pun juga tidak baik ditambah pula dengan jumlah anggota keluarga yang terlalu banyak dalam satu rumah mengakibatkan kondisi tidak yang baik untuk tiap-tiap anggota keluarga. Jenis bangunan rumah tersebut semi permanen dan dibuat dari triplek, lantai rumahnya sebagian besar dari semen meskipun ada satu ruangan yang memakai keramik. Rumah tersebut tidak memiliki jamban dan hanya memiliki ruangan untuk mandi yang berada di sebelah dapur dan ruangan untuk mandi itu pun terbuka dan multi-fungsi selain untuk mandi digunakan juga untuk mencuci piring,dll. Tempat tidur rumah tersebut pun dikatakan tidak baik karena ruangan sempit untuk tidur bisa dipakai untuk 1 keluarga kecil. Rumah tersebut juga tidak memiliki pekarangan. Sumber air yang didapat keluarga tersebut dengan membeli air ledeng setiap seminggu tiga kali. Kalau untuk keperluan minum dan memasak, air yang dibeli tersebut dimasak terlebih dahulu. Tingkat pendidikan keluarga tersebut juga bisa dikatakan rendah. Sosial dengan sekitar dikatakan sangat baik karena keluarga Tn. Sa ini menganggap tetangga sebagai keluarganya. Mengenai spiritual, keluarga Tn. Sa ini sangat taat dalam beragama. Mereka sekeluarga rajin untuk beribadah, dan dari kecil anak-anak mereka diajarkan untuk terbiasa berpuasa 1 bulan full. Keyakinan keluarga tersebut mengenai kesehatan juga baik karena menganggap kesehatan adalah segalanya. Ada satu hal yang khawatirkan, Tn. A dan istrinya bercerita setiap dia berobat ke Puskesmas Jelambar Baru tersebut selalu dikenakan biaya yang cukup besar untuk mereka sekitar 20 ribu-40 ribu. Tn. A dan istrinya sudah menanyakan kenapa harus membayar semahal itu untuk berobat dan pihak pusksesmas tersebut malah menjawabnya Uang untuk beli rokok saja bisa, masa untuk berobat tidak bisa ditambah lagi kondisi ekonomi keluarga tersebut yang
7

juga tidak baik. Ketika ditanyakan mengenai KJS kepada keluarga tersebut, keluarga tersebut mengatakannya sudah menggunakannya tetapi tetapi di tuntut untuk membayar. Selain itu juga, saya sekalian memeriksa tekanan darah si istri Tn. A tersebut dan mendapatkan hasil 160/100. Istri Tn.A tersebut tidak pernah memeriksakan kondisinya tersebut ke puskemas. Saya menyarankan kepada istri Tn. A tersebut untuk memeriksa kondisi kesehatannya juga. Saya memberikan edukasi kepada mereka berdua untuk lebih memerhatikan pola kesehatan baik itu pola makan, pola istirahat dan aktivitas, dan juga sering untuk kontrol mengenai kesehatan masing-masing.

TINJAUAN PUSTAKA HIPERTENSI Definisi Hipertensi Suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Penulisan tekanan darah (contoh: 120/80 mmHg) didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung.1 Hipertensi adalah tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg secara kronik. Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :2,3 1. Hipertensi essensial/primer. Jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat diketahui. Disebut juga hipertensi idiopatik. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak ditujukan bagi penderita hipertensi essensial ini. 2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Jenis hipertensi yang menjadi penyebabnya dapat diketahui, sering disebut hipertensi renal karena kelainan ginjal menjadi penyebab tersering. Penyebab hipertensi sekunder ini antara lain kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, atau penyekit kelenjar adrenal.Terdapat pada sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer dan sindrom Cushing,

feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain. Tabel I. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa diatas 18 tahun Klasifikasi Normal Prehipertensi Hipertensi Stadium I Hipertensi Stadium II Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik (mmHg) <120 dan <80 120-139 atau 80-89 140-159 atau 90-99 >160 atau >100

Sumber : JNC VII 2003 JNC 7 (the Seventh US National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure)
9

Anamnesis Hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala sampai sudah terjadi komplikasi. Gejala biasanya baru dirasakan pasien saat tekanan darah meningkat drastis atau sudah terjadi komplikasi. Anamnesis meliputi lama mengidap hipertensi, tekanan darah sebelumnya, factor risiko mayor ( usia, DM, peningkatan LDL atau kolesterol total atau kadar HDL rendah, LFG < 60 ml/menit atau mikroalbuminuria, riwayat keluarga dengan kejadian kardiovaskular premature, obesitas, kurang aktivitas fisik, merokok) , indikasi mengarah ke hipertensi sekunder ( riwayat kelainan ginjal pada pasien dan keluarga, riwayat penggunaan obat, keluhan palpitasi, episode cemas, berkeringat, sakit kepala ( pada feokromositoma ), riwayat lemah otot atau tetani ( hiperaldosteronisme )) , gejala kerusakan target organ ( jantung, ginjal, otak ,dan mata ), riwayat pengobatan hipertensi, faktor social.3

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik bertujuan menegakkan diagnosis hipertensi, mengidentifikasi tanda penyakit sistemik yang dapat menyebabkan hipertensi dan kerusakan target organ, diantaranya tanda vital ( tekanan darah, dan frekuensi nadi ), tinggi dan berat badan, palpasi kelenjar tiroid, auskultasi arteri karotis, abdominal, dan femoral, pemeriksaan paru, jantung, abdomen, ekstremitas untuk mendeteksi edema, pemeriksaan neurologis. Sebelum dilakukan pemeriksaan tekanan darah maka pasien dianjurkan untuk beristirahat dan duduk tenang setidaknya 5 menit serta menghindari aktivitas fisik, konsumsi kafein dan rokok setidaknya 30 menit sebelumnya. 3

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor risiko lainnya atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya pemeriksaan darah perifer, gula darah, profil lipid, ureum dan kreatinin serum, elektrolit serum, urinalisis, dan EKG 12 sadapan. Sebagai tambahan untuk mendeteksi kerusakan target organ atau membuktikan kecurigaan hipertensi sekunder adalah : rontgen thorax, EKG, ekokardiografi, funduskopi, rasio albumin kreatinin urin, CT scan cranial atau MRI.3

10

Faktor risiko dan gejala klinis Faktor risiko terjadinya hipertensi, adalah antara lain: 1. Obesitas (Kegemukan). Merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat badan normal. 2. Stres. Diduga melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis mengakibatkan meningkatnya tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). 3. Faktor Keturunan (Genetik). Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi essensial akan sangat besar. Demikian pula dengan kembar monozigot (satu sel telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi. 4. Jenis Kelamin (Gender). Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada wanita seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran. 5. Usia. Dengan semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi juiga semakin besar. 6. Asupan garam. Melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah yang akan diikuti oleh peningkatan eksresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi essensial mekanisme inilah yang terganggu. 7. Gaya hidup yang kurang sehat. Walaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi namun kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol dan kurang olahraga dapat pula mempenegaruhi peningkatan tekanan darah.

11

Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa: Pusing, Mudah marah,Telinga berdengung, Sukar tidur, Sesak nafas, Rasa berat di tengkuk, Mudah lelah, Mata berkunang-kunang, Mimisan (jarang dilaporkan).3,4 Penatalaksanaan Langkah awal biasanya adalah mengubah pola hidup penderita : Menurunkan berat badan sampai batas ideal. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, atau kadar kolestrol darah tinggi. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya ( disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup) Mengurangi kebiasaan buruk seperti alcohol,merokok, asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan Olahraga Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktifitasnya selama tekanan darah terkendali. Terapi obat pada hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut ini : a. Hidrokloritazid (HCT) 12,5-25 mg perhari dosis tunggal pada pagi hari. b. Reserpin 0,1 0,25mg perhari sebagai dosis tunggal c. Propanolol dimulai dari 10 mg 2 kali sehari dapat dinaikan 20 mg 2x sehari ( KI : pada penderita asma ) d. Captopril : 12,5 25 mg , 2-3x sehari ( KI : pada kehamilan dan asma ). e. Nifedipin : mulai dari 5 mg 3 x sehari bisa dinaikan 10 mg 3x sehari. 2,4

Komplikasi 1. Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika tekanan diastolik 130 mmHg atau pada kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak dan tinggi. 2. Beberapa negara mempunyai pola komplikasi yang berbeda-beda. Di Jepang, gangguan serebrovaskular lebih mencolok dibandingkan dengan kelainan organ yang lain, sedangkan di Amerika dan Eropa komlikasi jantung ditemukan lebih banyak. Di
12

Indonesia belum ada data mengenai hal ini, akan tetapi komlikasi serebrovaskular dan komlikasi jantung sering ditemukan. 3. Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata, ginjal, jantung, dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat disamping kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi pendarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat

mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (transient ischaemic attack). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna.2

Kriteria Rumah Sehat

1. Menjaga kebersihan lingkungan rumah Syarat utama bagi anda jika ingin memiliki rumah yang sehat dari penyakit dan virus. Anda harus rajin membersihkan rumah, baik menyapu halaman, menyapu dan mengepel lantai dan membersihkan sisa-sisa makanan agar tidak mengundang lalat yang bisa membawa kuman ke dalam rumah. Kuman dan bakteri yang dibawa oleh lalat bisa jadi membuat anda sekeluarga terjangkit berbagai macam penyakit karena lalat adalah hewan yang suka berdomisili di tempat yang kotor.

2. Sirkulasi udara yang cukup di setiap ruangan Udara adalah sumber kehidupan bagi manusia. Tanpa udara kita tidak akan bisa bernapas. Udara yang segar dan cukup di dalam rumah akan membuat pernapasan menjadi segar dan sehat. Untuk itu ventilasi udara di setiap ruangan akan sangat berguna bagi kesehatan anda, karena dengan sirkulasi udara yang lancar maka anda bisa menghirup udara segar sehingga pernapasan menjadi sehat dan kesehatan anda terjaga dengan baik. Anda bisa memasang jendela konvensional atau dengan jaring-jaring yang tidak terlalu lebar. Untuk menjaga kebersihan udara bersihkanlah jendela agar debu tidak menempel yang dapat mengkontaminasi udara yang masuk ke rumah anda.

3. Sinar matahari yang cukup

13

Sinar matahari sangat penting untuk menjaga kesehatan rumah anda. USahakan sinar matahari dapat masuk ke setiap ruangan rumah anda, bisa menggunakan genteng kaca atau atap terbuka. Sinar matahari akan mengurangi kelembaban ruangan rumah anda. Kondisi rumah yang terlalu lembab tidak baik bagi kesehatan karena ruangan yang lembab akan menyebabkan tumbuhnya kuman dan bakteri yang mengganggu kesehatan anda sekeluarga.

4. Lampu penerangan yang cukup Lampu sebagai alat penerangan mampu menjaga kesehatan rumah dan penghuninya, terutama bagi kesehatan mata anda. Jika terlalu gelap atau terlalu terang maka tidak begitu baik bagi kesehatan mata. Oleh karena itu aturlah agar penerangan di rumah anda cukup.

5. Ketinggian plafon ideal Untuk hal ketinggian plafon rumah mungkin ada ketinggian ideal yang berbeda-beda disesuaikan dengan iklim di lingkungan rumah anda. Di daerah pegunungan atau di negaranegara yang beriklim dingin seperti di jepang dan eropa biasanya mendesain ketinggian plafon rumah sekitar 2,4 meter - 2,5 meter saja. Tujuannya adalah menghemat energi, karena semakin tinggi plafon maka semakin tinggi pula pemanasan yang diperlukan. Namun bagi anda yang tinggal di daerah panas (pesisir) anda lebih baik mendesain tinggi plafon antara 2,8 meter - 3,2 meter. Hal ini bertujuan agar suhu di dalam rumah tidak terlalu panas sehingga nyaman saat ditinggali.

6. Jarak septic tank ideal Septictank wajib ada dalam sebuah rumah untuk menampung kotoran / tinja. Hal yang harus anda perhatikan adalah letak septictank dari sumur atau sumber air rumah anda. Jarak ideal septictank dari sumur / sumber air adalah minimal 10 meter - 30 meter. Hal itu dilakukan agar air yang anda konsumsi tidak tercemar oleh air septictank yang kotor dan banyak mengandung bakteri berbahaya bagi kesehatan anda sekeluarga.

7. Buatlah taman di sekitar rumah. Taman yang ditumbuhi pepohonan sangat baik bagi kesehatan rumah anda, terutama untuk menghasilkan oksigen sehingga udara di rumah anda akan selalu segar dan sehat bagi pernapasan anda. Anda bisa membuat taman di halaman depan atau halaman belakang rumah anda, dan rawatlah tanaman di rumah anda dengan baik agar tetap hidup.

14

Rumah yang sehat akan terasa nyaman dan membuat penghuninya menjadi sehat pula. Desain rumah yang benar dan selalu menjaga kebersihan rumah anda adalah hal utama yang harus anda lakukan agar anda sekeluarga tetap sehat dan betah tinggal di rumah.

Kesimpulan Dengan pendekatan dokter komunitas ini kami mahasiswa FK Ukrida dapat belajar lebih dalam mengenai pendekatan dokkter keluarga yang di harapkan oleh pemerintah Indonesia. Dokter keluarga lebih fokus dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, maupun kondisi psikologis masing-masing individu. Pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan peralatan untuk diagnose dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek social, yang akan mendukung agar setiap warga menpunyai standar kehidupan yang kuat dalam menjaga kesehatannya merupakantanggung jawab dokter keluarga. DAFTAR PUSTAKA 1. Sunarto, K. Sosiologi Kesehatan. Jakarta :Pusat Penerbitan Universitas Indonesia; 2002.h.23-5. 2. Kasper DL, Fauci AS, Lonjo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL: Harrison's Principles Of Internal Medicine. 16 th ed. USA: Mc Graw Hill Med. Publ.Div; 2005.h.1414-7. 3. Bawazier LA. Hipertensi. Dalam : Setiati S, dkk. Lima puluh masalah kesehatan di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2008. h. 34- 8. 4. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aaesculapius FKUI; 2001.h.518-20.

15

LAMPIRAN Foto foto

Foto 1: Dapur Rumah Keluarga Tn. Sa

Foto 2 : Tempat Cuci-Cuci dan Mandi Rumah Keluarga Tn.Sa

16

Foto 3: Loteng Rumah Keluarga Tn.Sa

Foto 4: Kamar Salah Satu di Rumah Keluarga Tn. Sa

Foto 5: Ruang Tamu Rumah Keluarga Tn. Sa

17

Foto 6: Jenis Bangunan Rumah Keluarga Tn. Sa

Foto 7: Salah Satu Kasur yang digunakan untuk Keluarga Tn. Sa

Foto 8: Saya ketika Memeriksa Denyut Nadi Tn.Sa


18

Foto 9: Saya beserta Tn. Sa dan Istrinya

19

Anda mungkin juga menyukai