Anda di halaman 1dari 33

KEDOKTERAN KELUARGA

“OSTEOARTHRITIS DENGAN HIPERTENSI GRADE 2”


Penguji:
dr. Pitut Aprilia S, MKK

Dokter Pendamping :
dr. Rani Puspa Kirana

Disusun oleh :
Ira Rahmi Faridah Hilmiyyah
(2016730052)
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS 2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
IDENTITAS PASIEN
◦ Nama : Ny. N
◦ Jenis Kelamin : Perempuan
◦ Usia : 56 tahun
◦ Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
◦ Agama : Islam
◦ Status Perkawinan : Menikah
◦ Alamat : Lengkong wetan, Serpong
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Nyeri kedua lutut sejak 3 minggu.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Ny. N usia 56 tahun datang ke Puskesmas Pondok Jagung. Pasien mengeluh nyeri
pada kedua lutut sejak 3 minggu sebelum masuk Puskesmas. Awalnya keluhan
dirasakan setelah pasien bepergian dari luar kota, setelah itu keluhan muncul
yaitu kedua lutut bengkak dan terasa kaku. Lalu seminggu sebelum masuk
Puskesmas keluhan juga dirasakan pada jari-jari tangan yaitu terasa kaku dan
nyeri. Keluhan kaku dan nyeri pada kedua lutut serta jari-jari tangan dirasakan
terutama ketika pasien jalan kaki terlalu lama dan pagi hari setelah bangun
tidur.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien juga mengeluh rasa tegang pada belakang lehernya sejak 2 tahun
yang lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul terutama apabila ia tidak minum
obat atau saat beban kerja terlalu berat. Selain itu, keluhan disertai dengan
sakit kepala yang muncul saat pagi hari setelah bekerja. Pasien menjalani
pengobatan darah tinggi sejak tahun 2020, namun tidak rutin. Hal ini diketahui
pasien saat beberapa kali melakukan pengecekan tekanan darah jika pasien
sedang ke fasilitas kesehatan. Keluhan badan lemas, mudah lelah, penglihatan
kabur, berdebar-debar, nyeri dada, kaki bengkak, demam, batuk, sesak napas
disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengetahui bahwa ia mengalami hipertensi sejak
tahun 2020, ketika pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis
di Puskesmas Pondok Jagung. Pasien mulai menjalani
pengobatan hipertensi sejak 2020, namun tidak rutin
mengkonsumsi obat anti hipertensi. Riwayat diabetes mellitus,
penyakit jantung, asma, penyakit ginjal tidak ada.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit keluarga:
Pasien mengakui adanya riwayat hipertensi pada keluarga. Ayah dan ibu
serta nenek dan kakek pasien memiliki riwayat hipertensi serta
mendapatkan pengobatan rutin.
Riwayat Alergi:
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan
ataupun debu.
ANAMNESIS
Riwayat Psikososial:

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Sebulan


terakhir pasien bepergian ke luar kota dan banyak berjalan
kaki. Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol. Sehari-
hari, pasien sering memakan makanan asin, gorengan dan
berbagai macam kripik yang gurih. Pasien tidak rutin berolah
raga.
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Keadaan umum : Sakit ringan
◦ Kesadaran : GCS E4M6V5 (compos mentis)
◦ Tekanan darah : 160/900 mmHg
◦ Frekuensi nadi : 84 x/menit
◦ Frekuensi napas : 18x/menit
◦ Suhu : 36,5oC
◦ Tinggi Badan : 156 cm
◦ Berat Badan : 60 kg
◦ IMT : 24,6 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Epistaksis (-),septum deviasi (-), sekret (-/-)
Telinga : Normotia, sekret (-/-), perdarahan telinga (-/-),
Mulut : Mukosa mulut lembab, faring hiperemis (-), lidah kotor (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),
nyeri tekan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Toraks
Paru (anterior)
Inspeksi : Gerak napas simetris, sikatriks (-)
Palpasi : Vocal fremitus teraba sama
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
◦ Iktus kordis tidak terlihat
◦ Iktus kordis teraba
◦ BJ I & II regular, gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Datar, distensi abdomen (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 12 x/menit
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, CRT 2 detik, edema (-)
Bawah : Akral hangat, CRT 2 detik, edema (-)
RESUME
Ny. S usia 56 tahun mengeluhkan nyeri serta kaku pada
kedua lutut dan jari-jari tangan. Keluhan dirasakan setelah pasien
bepergian ke luar kota dan aktivas berlebih. Pasien mengeluh rasa
tegang pada belakang leher sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan
dirasakan hilang timbul terutama apabila ia tidak minum obat atau
saat beban kerja terlalu berat. Sakit kepala (+). Pasien menjalani
pengobatan hipertensi sejak tahun 2020, namun tidak rutin. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90 mmHg.
ASSESMENT
◦ Osteoarthritis (ICD-10 M19.90)
◦ Hipertensi Grade 2 tidak terkontrol (ICD-10 I10)
PLANNING
◦ Pemeriksaan Penunjang
oEKG
oHematologi lengkap
oFoto genu
PLANNING
Tatalaksana
Non medikamentosa
oMengurangi asupan garam
oOlahraga teratur setidaknya 3x seminggu
oPerbaiki pola makan menjadi tepat waktu dan teratur 3 kali
sehari
oHindari mengonsumsi obat anti nyeri dan jamu-jamuan (NSAID)
PLANNING
Tatalaksana
Medikamentosa
oAmlodipin tab 1 x 10 mg
oDexamethason tab 0,5 mg 3x/hari
oAntasid 3x1 tab
PROGNOSIS
◦ Qua Ad Vitam : Bonam
◦ Qua Ad Functionam : Bonam
◦ Qua Ad Sanationam : Bonam
ANALISA
KEDOKTERAN
KELUARGA
PROFIL KELUARGA
Kedudukan
Jenis Status
No Nama dalam Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.
Kel. Menikah
Keluarga
Kepala Karyawan
1 Tn. J L 59 th S1 - Menikah
Keluarga swasta

2 Ny. N Istri P 56 th S1 IRT Pasien Menikah

3 Nn. S Anak P 22 th S1 Mahasiswi - Menikah


GENOGRAM

Laki - laki

Perempuan

Pasien HT

Riwayat HT keluarga

Satu rumah

X Meninggal
ASPEK RUMAH
Status kepemilikan rumah: milik sendiri
Daerah perumahan: padat, cukup bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Fasilitas Rumah Sehat
Luas bangunan : 60 m 2 • PAM tersedia
• Pembuangan tinja tersedia
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3 orang • Pembuangan air limbah tersedia
• Pembuangan sampah tersedia
Tingkat dua
• Fasilitas dapur tersedia
Lantai rumah dari : Keramik • Ruang keluarga tersedia
Dinding rumah dari : Tembok
Kamar Mandi keluarga : Ada
Atap : Genteng
Pencahayaan : Cukup
Kebisingan : Tidak bising
6 meter
ASPEK RUMAH
Kamar 2 WC

Denah rumah
Dapur

10 meter
Lantai 1
Ruang
Keluarga
WC

Kamar Ruang
utama Tamu
ASPEK PERILAKU
HIDUP BERSIH Indikator PHBS Ya Tidak

DAN SEHAT 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan ✓

2. Memberikan ASI Eksklusif ✓

3. Menimbang balita setiap bulan ✓

4. Memberikan imunisasi balita sesuai jadwal ✓

5. Menggunakan air bersih ✓

6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun ✓

7. Menggunakan jamban sehat ✓

8. Memberantas jentik di rumah 1x tiap minggu ✓

9. Makan buah dan sayur setiap hari ✓

10. Melakukan aktivitas fisik setiap hari ✓

11. Tidak merokok di dalam rumah ✓


GAYA HIDUP

MANDALA • Pola makan tinggi sodium


dan tidak rajin olah raga

OF HEALTH PERILAKU KESEHATAN


LINGKUNGAN
PSIKOSOSIO-EKONOMI
• Tidak minum obat
• Pendapatan keluarga
teratur
cukup
• Jarang kontrol ke
• Kehidupan sosial
dokter Ny. N 56 th
dengan lingkungan baik
diagnosis OA
dan Hipertensi
PELAYANAN KESEHATAN
Grade 2 Tidak LINGKUNGAN KERJA
Jarak rumah ke pelayanan
Terkontrol, Tidak ada
kesehatan dekat
tidak rutin
minum obat
sejak 2 tahun
LINGKUNGAN FISIK

FAKTOR BIOLOGI • Tempat tinggal cukup

• Riw ayat keluarga baik, v entilasi dan

hipertensi pencahayaan cukup


baik

KOMUNITAS
• Pemukiman padat penduduk
MODEL SISTEM MANAJEMEN OPERASIONAL
DOKTER KELUARGA
INPUT ➔ PROSES ➔ OUTPUT ➔ OUTCOME

Keluarga majemuk Pemanfaatan sarana Pasien tidak pernah Derajat kesehatan


yang terdiri dari kesehatan dan melanjutkan kurang optimal,
suami, istri,dan satu pendidikan pengobatan dan aktivitas keluarga
anak perempuan. kesehatan yang kontrol dokter terganggu.
kurang (pola hidup sehingga penyakit
kurang sehat) menjadi tak
membuat kurangnya terkontrol atau
upaya pencegahan kronis.
penyakit dalam
keluarga.
DIAGNOSIS HOLISTIK
◦ Aspek personal :
Pasien mengeluhkan rasa nyeri dan kaku pada kedua lutut dan jari-jari tangan. Serta tegang
pada leher dan sakit kepala. Pasien memiliki kekhawatiran bila keluhan memburuk,
pekerjaannya menjadi terhambat. Pasien berharap penyakitnya tidak menimbulkan komplikasi
lain.
◦ Aspek klinik :
Berdasarkan anamnesis, pasien mengeluh nyeri disertai kaku pada kedua lutut dan jari-jari
tangan. Serta tegang pada leher dan sakit kepala terutama saat sedang stress dan banyak
pekerjaan. Saat pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, rasa nyeri disertai
kaku pada kedua lutut dan jari-jari tangan. Dari data tersebut mengindikasikan diagnosis
Osteorthritis dan Hipertensi Grade 2 tidak terkontrol.
◦ Aspek risiko internal :
Dilihat dari faktor genetik terdapat riwayat hipertensi dalam keluarga pasien. Pasien memiliki
riwayat kebiasaan tinggi sodium, serta pasien jarang berolahraga. Pasien adalah seorang ibu
rumah tangga.
DIAGNOSIS HOLISTIK
• Aspek psikososial :
Keluarga mengetahui tentang penyakit pasien, tetapi kurang
memberikan dukungan untuk berobat dan memeriksakan
kesehatan pasien.
• Derajat fungsional :
Derajat 2, mampu melakukan aktivitas fisik dengan sedikit kesulitan
PENATALAKSANAAN
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Aspek Menjelaskan kepada Pasien Saat kunjungan Pemahaman pasien Bersedia
personal pasien tentang dan ke Puskesmas tentang penyakit
penyakit Hipertensi keluarga yang dideritanya dan
meliputi cara upaya
mengendalikannya mengendalikan
(terapi obat, diet yang penyakitnya dan
dilakukan, olahraga juga dukungan dari
yang sesuai), peran keluarga. Pasien juga
keluarga, komplikasi termotivasi untuk
yang dapat terjadi dan mengikuti kegiatan
menjelaskan bahwa senam rutin di RT,
penyakit tersebut menghindari stress
dapat diturunkan dan bekerja terlalu
berat.
Aspek klinik Memberikan obat Pasien Saat kunjungan Pasien mau untuk Bersedia
Anti Hipertensi berupa ke Puskesmas berobat dan
amlodipin, menggunakan obat
dexamethasone untuk secara rutin sesuai
OA, Antacid untuk dosis dan
melindungi mukosa mengetahui efek
lambung. samping obat
PENATALAKSANAAN
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Aspek risiko Menganjurkan pasien agar Pasien dan Saat kunjungan ke Pemahaman pasien Bersedia
internal mengkonsumsi makanan keluarga Puskesmas tentang pentingnya
sehat dan berolahraga. menjaga pola makan
Mengkonsumsi obat dengan gizi baik dan
secara teratur dan kontrol seimbang serta
ke dokter pentingnya meminum
obat secara teratur.
Aspek Menganjurkan keluarga Keluarga Saat kunjungan ke Keluarga memberi Bersedia
psikososial memberi dukungan Puskesmas perhatian kepada
kepada pasien agar selalu pasien dan melakukan
menjaga kesehatan dan tindakan pencegahan
mengingatkan untuk primer serta sekunder.
berobat. Menerapkan
gaya hidup sehat
terutama pada anak-anak
pasien karena penyakit
berisiko diturunkan.
Aspek Menyarankan pasien Pasien Saat kunjungan Kondisi tubuh pasien Bersedia
fungsional untuk menjaga pola dan ke Puskesmas lebih sehat menjaga
makan sehat keluarga pola makan
sehat
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang didapat dari kunjungan ke Puskesmas
Ny. N alamat di Lengkong wetan, Serpong didapatkan faktor yang
mempengaruhi kejadian hipertensi adalah faktor genetik, faktor
perilaku dan faktor pelayanan kesehatan. Faktor yang paling
berpengaruh terutama faktor genetik dan perilaku. Faktor genetik
dimana terdapat riwayat penyakit serupa yang diturunkan di
keluarga pasien. Faktor perilaku berupa pola konsumsi pasien yang
memiliki riwayat menyukai makanan asin serta riwayat kebiasaan
makan tidak teratur dan berolah raga tidak teratur. Faktor keluarga
memiliki peranan penting dalam proses kesembuhan hipertensi pada
Ny. N, terutama dalam hal perubahan gaya hidup, pengawasan
minum obat dan kontrol rutin ke Puskesmas.
SARAN
◦ Kepada pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup seperti olahraga rutin
30 menit perhari dan mengurangi konsumsi garam, paling banyak 1 sendok teh
perhari.
◦ Kepada keluarga (suami dan anak pasien) untuk selalu melakukan
pengawasan minum obat dan membantu mewujudkan pola makan makanan
yang sehat dan diolah sendiri.
◦ Kepada tenaga kesehatan atau kader untuk melakukan edukasi serta
penyuluhan terhadap warga desa mengenai penyakit lanjut usia, salah satunya
hipertensi serta melakukan pendekatan kedokteran keluarga dalam
menangani kasus hipertensi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai