Anda di halaman 1dari 34

Studi Kasus: Penatalaksanaan

Gout Arthtritis pada Seorang


Lansia Usia 63 Tahun dengan
Pola Makan yang Tidak Teratur
Pembimbing : dr. I Made Dwi Ariawan

Irene Selena Francis 1902611078


Putu Ruzhira Ayu Risma Puspa 1902611084

Dalam Rangka Mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) di Departemen Kesehatan


Masyarakat & Kedokteran Pencegahan (KMKP)
FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar
2020.
GAMBARAN KASUS
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien Ny. S, 63 tahun, datang ke Puskesmas Simpur
pada tanggal 10 Februari 2018 diantar oleh anaknya
untuk berobat karena sering terasa pegal dan nyeri
pada jari-jari tangan serta lutut kanan. Nyeri sendi
dirasakan hilang timbul dan menghilang dengan
sendirinya. Biasanya nyeri akan dirasakan bertambah
setelah sebelumnya pasien mengkonsumsi sayur-
sayur berwarna hijau tua seperti daun singkong. Nyeri
juga dirasakan bertambah apabila cuaca sedang
dingin, terasa seperti kesemutan. Nyeri dirasakan
hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu dan semakin
memberat sejak 1 minggu sebelum ke puskesmas.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Sebelumnya 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri sendi di jari-jari (ibu jari
dan jari telunjuk) kaki kanan dan lutut kanan sampai susah untuk berjalan. Pasien
juga mengatakan sebelumnya nyeri terjadi hilang timbul pada sendi lain, tetapi
tidak pernah disertai bengkak ataupun kemerahan. Pasien mengaku pernah
diperiksa asam urat dan hasilnya tinggi. Pasien masih dapat bekerja dan tidak
mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi keluhannya. Riwayat merokok aktif
maupun pasif disangkal oleh pasien. Riwayat memiliki penyakit kencing manis
dan hipertensi tidak pernah dialami pasien.

RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Riwayat memiliki penyakit kencing manis dan hipertensi tidak pernah dialami
pasien.
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Riwayat penyakit keluarga yang pernah dialami tidak diketahui oleh pasien.
Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita keluhan
berupa bengkak dan nyeri sendi yang serupa seperti pasien.

RIWAYAT
PasienSOSIAL
biasanya makan 2-3 kali sehari. Makanan yang dimakan cukup
bervariasi. Namun pasien suka mengkonsumsi makanan yang berlemak,
seperti daging dan kuning telur, jeroan, melinjo, dan makanan bersantan.
Pasien mengaku sehari-hari kurang minum air putih, hanya 3 – 4 gelas kecil
air putih. Pasien tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol ataupun jamuan,
dan pasien jarang berolahraga.
RIWAYAT SOSIAL

Pasien seorang lansia yang sudah menikah dan tidak bekerja, tinggal
Bersama dengan suami, anak perempuannya, menantu, dan kedua
cucunya. Sehingga jumlah angota keluarga yang tinggal dirumah adalah
enam orang. Dalam kegiatan sehari-hari pasien hanya di rumah saja, setiap
pagi pasien berjualan nasi uduk di rumahnya untuk mengisi kekosongan
agar tidak menganggur. Semua kegiatan rumah tangga dikerjakannya
bersama dengan anak dan cucu yang tinggal serumah dengannya.
Kebutuhan sehari-hari keluarga pasien dicukupi oleh suaminya,
umumnya menggunakan uang dari gaji Tn.S sebagai buruh ± Rp
1,2jt/bulan dan dengan uang dari menantunya Tn. W ± 1,5jt/bulan.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaaan Tekanan
Suhu Nadi
umum darah

Tampak sakit ringan 36 ºC 130/80 mmHg 94 x/menit

Frek. Berat Tinggi


IMT
nafas badan badan

20 x/menit 58 kg 155 cm 24,1


(Status gizi: overweight)
Status Generalis
Kepala

Mata
Telinga

Hidung
Leher

Mulut
Paru

Jantung

Abdomen

Dalam batas normal


Status lokalis : Regio genu dextra/sinistra

Look: Deformitas (-/-),


warna dalam batas normal
L

F M
Feel: Warm (+/+), bony
tenderness (-/-), nyeri tekan +/+ Move: Krepitasi (-/-), ROM baik/baik
(ekstensi 90 tidak terbatas)
Pemeriksaan Penunjang

Asam urat Kolesterol

7,39 mg/dl 165,2 mg/dl


GENOGRAM

Pasien adalah anak kedua dari lima bersaudara. Memiliki 2 saudara perempuan dan 2 saudara laki-laki.
Pasien memiliki 5 orang anak, 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Semua anaknya sudah menikah dan
berbeda rumah dengan pasien, hanya anak bungsu beserta keluarganya yang masih tinggal serumah dengan
pasien. Bentuk keluarga pasien adalah keluarga besar yaitu terdiri dari pasien, suami pasien, anak bungsu
pasien dan dua cucu nya. Pasien seorang perempuan berusia 63 tahun. Pasien berkerja sebagai ibu rumah
tangga yang berjualan nasi uduk di rumahnya setiap pagi. Seluruh keputusan mengenai masalah keluarga
dimusyawarahkan bersama dan diputuskan oleh suami pasien sebagai kepala keluarga.
Family Map

Keluarga mendukung untuk segera


berobat jika terdapat anggota keluarga
yang sakit. Perilaku berobat keluarga
yaitu memeriksakan diri ke layanan
kesehatan bila keluhan sudah terasa
mengganggu kegiatan sehari-hari.
Keluarga pasien berobat ke puskesmas.
Jarak rumah ke puskesmas ± < 1
kilometer.
Data Lingkungan Rumah
Pasien tinggal bersama dengan anak perempuannya Ny. SR berikut
suami dan dua anak dari Ny.SR, Jumlah anggota keluarga yang
tinggal serumah adalah 6 orang. Rumah memiliki halaman yang
cukup luas yang dipakai untuk berjualan nasi uduk. Rumah
berukuran 8 x 6 meter dengan lantai keramik dan tembok dari batu
bata serta beratap genteng. Semua ventilasi di rumah pasien tertutup
dengan alasan berhubungan langsung dengan rumah tetangga
disamping rumah. Terdapat selokan besar di belakang rumah yang
kotor dan sering menimbukan bau yang tidak sedap. Nyamuk cukup
banyak ditempat tinggal pasien. Kondisi dalam rumah cukup lembab
karena pencahayaan yang kurang. Penataan barang masih kurang
sesuai pada tempatnya sehingga terkesan sempit. Lingkungan tempat
tinggal pasien sangat padat. Jalan untuk masuk kerumah juga sempit
berupa gang. Selokan disekitar rumah juga cukup kotor dan berbau
tidak sedap.
Sumber air minum dan air cuci/masak dari PAM, limbah dialirkan ke
selokan, memiliki dua kamar mandi. Lantai kamar
mandi licin dan tidak terdapat pegangan.
Diagnostik Holistik Awal

01 ASPEK PERSONAL 02 ASPEK KLINIK

 Alasan kedatangan: nyeri sendi pada  Gout arthritis (ICD 10-M10.0 ,


jari-jari kaki dan tangan ICPC:E79.0)
 Kekhawatiran: Khawatir nyeri sendi
terus bertambah parah sehingga tidak
bisa berjalan lagi.
 Harapan: Nyeri sendi hilang sehingga
bisa beraktivitas dengan baik.
 Persepsi: Nyeri sendi yang dirasakan
sulit untuk hilang disebabkan karena
faktor usia yang sudah lanjut.
ASPEK
Diagnostik Holistik Awal
04 PSIKOSOSIAL
KELUARGA
ASPEK RISIKO
03 INTERNAL
 Pelaku rawat dalam keluarga yang kurang
optimal.
 Kurangnya dukungan dan pengetahuan
 Wanita usia 63 tahun, lansia keluarga untuk memotivasi pasien agar
menopause. selalu memeriksakan kesehatannya dan
 Pengetahuan yang kurang tentang menjaga pola makannya.
gout arthritis  Kurangnya pengetahuan keluarga tentang
 Kurangnya perilaku untuk cara untuk mengurangi keluhan
memeriksakan kesehatan  yang dirasakan pasien.
 Faktor stressor keadaan ekonomi  Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
yang kurang keluarga mengenai penyakit yang diderita
 Aktivitas fisik tergolong ringan pasien, komplikasinya, dan cara
 Perilaku konsumsi makanan dengan pencegahan komplikasi lanjutan.
 tinggi purin  Keadaan ekonomi keluarga yang kurang.
Diagnostik Holistik Awal

05 DERAJAT FUNGSIONAL
 2 yaitu mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam
dan luar rumah)
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa :

 Konseling pasien bahwa dengan


penatalaksanaan yang tepat maka nyeri sendi
yang dirasakan dapat berkurang dan
komplikasi akibat goutarthritis dapat dicegah. Medikamentosa :
 Konseling pasien mengenai makanan yang
dianjurkan berupa diet rendah purin.  Piroksikam 2 x 50 mg
Menginformasikan segala hal tentang penyakit  Allopurinol 1x100 mg
goutarthritis, serta aktifitas yang dianjurkan (malam)
untuk pasien.  Vitamin B komplek 1 kali
 Konseling kepada anggota serumah tentang sehari
pentingnya memberi dukungan pada pasien
dan mengawasi
 pengobatan seperti diet pasien, kapan harus
kontrol kembali, dan latihan olahraga.
 Konseling tentang rumah sehat.
Diagnostik Holistik Akhir Studi

01 ASPEK PERSONAL 02 ASPEK KLINIK

 Alasan kedatangan: Nyeri sendi pada  Lansia dengan gout arthritis (ICD 10-
jari-jari tangan dan kedua kaki sudah M10.0)
berkurang jika dibandingkan
sebelumnya.
 Kekhawatiran: Kekhawatiran pasien
sudah berkurang.
 Harapan: Belum tercapai maksimal.
 Persepsi: Nyeri sendi yang dirasakan
masih sulit untuk hilang disebabkan
karena faktor usia yang sudah lanjut
dan memberat saat cuaca dingin.
Diagnostik Holistik Akhir Studi ASPEK
PSIKOSOSIAL
ASPEK RISIKO 04 KELUARGA
03 INTERNAL
 Keluarga sudah mulai menjadi pelaku
 Pengetahuan yang lebih baik tentang rawat
pengaruh usia terhadap Kesehatan saat  Kondisi rumah sehat sudah mulai berjalan
ini yang mungkin terjadi. (ventilasi sudah mulai dibuka setiap hari
 Pola berobat mengutamakan preventif dan rumah tampak lebih rapih dari
daripada kuratif. sebelumnya)
 Pengetahuan yang cukup tentang Gout
arthritis.
 Pengetahuan yang cukup tentang gizi
seimbang dan mulai membiasakan
05 DERAJAT FUNGSIONAL
makan dengan pola makan yang teratur  1
PEMBAHASAN
Masalah kesehatan pada pasien
geriatri dengan gout arthritis
ini dikaji menurut mandala of
health.
Studi kasus ini melakukan kunjungan sebanyak 3 kali.

Pendekatan dan perkenalan


terhadap pasien, menerangkan
maksud dan tujuan kedatangan,
anamnesis mengenai keluarga Melakukan evaluasi
dan penyakit yang diderita I terhadap intervensi yang
III telah diberikan

II
Intervensi menggunakan media brosur dan poster bergambar
tentang gizi seimbang dan makanan rendah purin
LAPORAN TEORI
KASUS

Saat kunjungan pertama, penulis 6 nilai utama dokter keluarga (3 plus


melakukan pendekatan dan perkenalan 3):
dengan pasien serta menerangkan
maksud dan tujuan kedatangan untuk 1. Pelayanan kesehatan yang
menjalin hubungan dokter-pasien yang berpusat pada pasien (hubungan
baik antara dokter-pasien)
2. Pendekatan holistik (model bio-psiko-
sosial)
3. Menekankan pencegahan

4. Kemampuan menangani gejala awal


yang tidak jelas
5. Menangani pasien dari seluruh
kelompok usia. Dokter keluarga
adalah specialist in breadth, bukan
specialist in depth
6. Dokter keluarga bersedia menangani
pasien dimana saja
LAPORAN TEORI
KASUS
 Pasien memiliki keluhan nyeri sendi 6 nilai utama dokter keluarga (3 plus
pada jari-jari kaki dan tangan, disertai 3):
dengan pembengkakan dan nyeri
tekan. Selama ini pasien masih 1. Pelayanan kesehatan yang berpusat
mengutamakan kuratif daripada pada pasien (hubungan antara dokter-
preventif, serta memiliki pengetahuan pasien)
yang kurang mengenai penyakit yang 2. Pendekatan holistik (model bio-
dideritanya. Aktivitas fisik pasien psiko-sosial)
tergolong ringan, serta pasien sering 3. Menekankan pencegahan
mengkonsumsi makanan tinggi purin
 Dari aspek psikososial, keadaan
ekonomi keluarga tergolong kurang, 4. Kemampuan menangani gejala awal
pasien masih mampu melakukan yang tidak jelas
pekerjaan ringan sehari-hari di dalam 5. Menangani pasien dari seluruh
dan luar rumah, namun pasien jarang kelompok usia. Dokter keluarga
ikut perkumpulan-perkumpulan di adalah specialist in breadth, bukan
daerah rumahnya specialist in depth
6. Dokter keluarga bersedia menangani
pasien dimana saja
LAPORAN TEORI
KASUS
6 nilai utama dokter keluarga (3 plus
 Pada kunjungan kedua, pasien 3):
diberikan edukasi mengenai gizi
seimbang dan makanan rendah purin 1. Pelayanan kesehatan yang berpusat
 Merubah pola makan pasien yang pada pasien (hubungan antara dokter-
tidak teratur pasien)
 Diet rendah protein 2. Pendekatan holistik (model bio-psiko-
 Jauhi alkohol, tape dan brem sosial)
 Membatasi konsumsi lemak 3. Menekankan pencegahan
 Keluarga sebagai pelaku rawat turut
mendampingi dan mendengarkan
apa yang disampaikan kepada pasien 4. Kemampuan menangani gejala awal
yang tidak jelas
5. Menangani pasien dari seluruh
kelompok usia. Dokter keluarga
adalah specialist in breadth, bukan
specialist in depth
6. Dokter keluarga bersedia menangani
pasien dimana saja
LAPORAN TEORI
KASUS

Pasien datang dengan keluhan tidak 6 nilai utama dokter keluarga (3 plus
jelas (tangan dan kaki sering terasa 3):
nyeri dan pegal-pegal pada sendinya).
Penulis mampu menangani keluhan 1. Pelayanan kesehatan yang berpusat
tersebut dengan memberikan obat pada pasien (hubungan antara dokter-
NSAID (piroksikam) sehingga keluhan pasien)
pasien membaik 2. Pendekatan holistik (model bio-psiko-
sosial)
3. Menekankan pencegahan

4. Kemampuan menangani gejala


awal yang tidak jelas
5. Menangani pasien dari seluruh
kelompok usia. Dokter keluarga
adalah specialist in breadth, bukan
specialist in depth
6. Dokter keluarga bersedia menangani
pasien dimana saja
LAPORAN TEORI
KASUS
6 nilai utama dokter keluarga (3 plus
Penulis mampu menangani keluhan 3):
gout arthritis yang dimiliki pasien
kelompok geriatri ini. 1. Pelayanan kesehatan yang berpusat
pada pasien (hubungan antara dokter-
pasien)
2. Pendekatan holistik (model bio-psiko-
sosial)
3. Menekankan pencegahan

4. Kemampuan menangani gejala awal


yang tidak jelas
5. Menangani pasien dari seluruh
kelompok usia. Dokter keluarga
adalah specialist in breadth, bukan
specialist in depth
6. Dokter keluarga bersedia menangani
pasien dimana saja
LAPORAN TEORI
KASUS
6 nilai utama dokter keluarga (3 plus
Penulis bersedia memberikan 3):
pelayanan ke rumah pasien untuk dapat
menangani masalah pasien secara lebih 1. Pelayanan kesehatan yang berpusat
komprehensif pada pasien (hubungan antara dokter-
pasien)
2. Pendekatan holistik (model bio-psiko-
sosial)
3. Menekankan pencegahan

4. Kemampuan menangani gejala awal


yang tidak jelas
5. Menangani pasien dari seluruh
kelompok usia. Dokter keluarga
adalah specialist in breadth, bukan
specialist in depth
6. Dokter keluarga bersedia
menangani pasien dimana saja
TUJUAN DAN PERAN KEDOKTERAN
KELUARGA

LAPORAN TEORI
KASUS

Kasus yang ditangani dengan Sesuai dengan tujuan dan peran


pendekatan kedokteran keluarga kedokteran keluarga yaitu
yaitu gout arthritis. pelayanan berkelanjutan penyakit
kronis tanpa penyulit
TUJUAN DAN PERAN KEDOKTERAN
KELUARGA
LAPORAN TEORI
KASUS

 Penegakan diagnosis dan


 Pengetahuan klinis dasar dan
terapi gout arthritis akut,
pola penyakit di layanan
penulis mengacu pada
primer
American College
 Pengetahuan mengenai trend
Rheumatology
 dalam masyarakat
Gout arthritis ini dipengaruhi
oleh keadaan pasien yang
sudah lanjut usia dan sudah
menopause, konsumsi
makanan kaya purin,
konsumsi alcohol dan
kelebihan berat badan
DOKTER KELUARGA DAN PENGELOLAAN
PELAYANAN
LAPORAN TEORI
KASUS
 Pemberian terapi
medikamentosa dan non  Personal (patient-centered)
medikamentosa didasarkan  Preventive
atas keluhan pasien dan  Berkelanjutan
faktor-faktor lainnya yang  Holistik
mempengaruhi  Komprehensif
 Penulis memberikan edukasi  Kolaboratif
mengenai pencegahan
munculnya atau perburukan
dari gout arthritis
DOKTER KELUARGA DAN PENGELOLAAN
PELAYANAN
LAPORAN TEORI
KASUS
 Penulis melakukan follow up  Personal (patient-centered)
terhadap intervesi yang  Preventive
diberikan  Berkelanjutan
 Dalam mengkaji masalah  Holistik
kesehatan pasien, penulis  Komprehensif
menggunakan pendekatan  Kolaboratif
biopsikososial
 Dalam pemberian intervensi,
penulis mengkombinasikan
terapi medikamentosa dan
non medikamentosa, serta
melibatkan peran keluarga
SARAN
 Saat evaluasi intervensi pada kunjungan ketiga, apabila hasil
belum mencapai target atau indikator keberhasilan, perlu
dilakukan analisis lebih lanjut mengenai penyebab dan cara
untuk mengatasi permasalahan tersebut, baik dengan
menambah ataupun mengubah intervensi yang diberikan

 Melibatkan masyarakat ataupun instansi kesehatan setempat


dalam intervensi seperti membentuk kelompok lansia di banjar
dan membuat kegiatan olahraga Bersama ataupun
mengadvokasi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
(puskesmas) untuk mengadakan program pemeriksaan
kesehatan rutin untuk para lansia
SIMPULAN  Diagnosis gout arthritis pada kasus ini sudah
ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
 Telah dilakukan penatalaksanaan pada pasien
secara holistik, pasien centered, family
appropried dengan sebagian pengobatan
artritis gout sudah sesuai secara literatur
berdasarkan EBM.
 Proses perubahan perilaku pada Ny. S untuk
mengontrol kadar asam uratnya terlihat setelah
pasien diberikan intervensi dan mencoba
mengubah gaya hidupnya dengan mengurangi
makanan mengandung tinggi purin, dan
makanan berlemak.
 Dukungan keluarga diperlukan untuk
membantu pasien dalam mengendalikan
penyakitnya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai