Anda di halaman 1dari 11

Laporan Kasus KEJANG DEMAM KOMPLEK Disusun untuk malaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik di SMF Ilmu Kesehatan Anak

RSUD Dr. Soebandi Jember Oleh: Nur Ilhaini Sucipto, S.Ked. NIM:052010101047 Pembimbing: dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A. dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp.A. dr. Ramzi Sya mlan, Sp.A. Lab/ Smf Ilmu Kesehatan Anak RSD. dr. Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS J EMBER JEMBER 2011 1

Identitas Penderita Nama Umur Tanggal lahir Jenis Kelamin Agama Alamat Nama Ayah Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Nama Ibu Umur Pendidikan Pekerjaan Agama S uku Anamnesis Anamnesis dilakukan pada ibu penderita (heteroanamnesis) hari ke l ima masuk rumah sakit (MRS). Riwayat Penyakit 1. 2. Keluhan Utama Demam dan keja ng Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasi en batuk berdahak. Pasien tidak pilek, sesak, maupun demam. Sejak tujuh hari SMR S pasien sumer-sumer kemudian demam tinggi, demam sepanjang hari tidak pernah tu run. Pasien batuk berdahak dan sesak napas namun tidak pilek. Nafsu makannya ber kurang. Pasien tidak mual dan muntah. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) dalam batas normal. Pasien sudah minum bodrexin tetap tidak membaik. 2 : A n. U : 3 tahun : 23 Maret 2007 : Perempuan : Islam : jl. Pxx Axx Jember : Tn. R : 45 tahun : Tamat SMP : Petani : Islam : Madura : Ny. E : 35 tahun : Tamat SD : Ibu rumah tangga : Islam : Madura

Lima hari SMRS pasien dibawa ke PKM klatakan, opname satu hari, dibawa pulang ka rena tidak ada perkembangan. Pasien tetap demam tinggi, batuk dan sesak. Tiga ha ri SMRS pasien tetap demam dan disertai kejang tiga kali sehari, setiap kejang l ebih dari satu jam. Sifat Kejang pasien melihat ke atas, tangan dan kaki lurus s erta mulut kaku seperti menggigit, setelah kejang pasien menangis. Pasien batuk berdahak dahak dan sesak napas namun tidak pilek. Nafsu makannya berkurang tanpa disertai mual maupun muntah. BAB dan BAK dalam batas normal. Dua hari SMRS pasi en tetap demam disertai kejang tiga kali sehari, setiap kejang lebih dari satu j am. Sifat kejang pasien melihat ke atas, tangan dan kaki lurus serta mulut kaku seperti menggigit, setelah kejang pasien menangis. Pasien batuk berdahak dahak d an sesak napas namun tidak pilek. Nafsu makannya berkurang tanpa disertai mual m aupun muntah. BAB dan BAK dalam batas normal. Satu hari SMRS pasien tetap demam disertai kejang tiga kali sehari, setiap kejang lebih dari satu jam. Sifat kejan g pasien melihat ke atas, tangan dan kaki lurus serta mulut kaku seperti menggig it, setelah kejang pasien menangis. Pasien batuk berdahak dahak dan sesak napas namun tidak pilek. Nafsu makannya berkurang tanpa disertai mual maupun muntah. B AB dan BAK dalam batas normal. Pasien dibawa ke RSD dr. Soebandi dengan keluhan utama demam dan kejang. Pasien datang ke IGD dr. Soebandi dalam keadaan demam da n kejang. Pasien mulai kejang sejak di rumah sampai di IGD kira-kira 30 menit. D i IGD pasien diberi obat yang dimasukkan ke dubur, kemudian tidak beberapa lama kejang berhenti dan pasien menangis. Kemudian pasien dipindahkan ke ruang kanakkanak (RKK) RSD. Dr. Soebandi. Hari kedua MRS pasien demam disertai batuk berdah ak dan sesak. Pasien tidak kejang maupun pilek. Nafsu makannya masih berkurang. BAK dan BAB dalam batas normal dan tidak muntah. Hari ketiga MRS pasien demam di sertai batuk berdahak dan sesak. Pasien tidak kejang maupun pilek. Nafsu makanny a membaik namun masih berkurang jika dibandingkan dengan sebelum sakit. BAK dan BAB dalam batas normal dan tidak muntah. Hari keempat MRS pasien demam disertai batuk berdahak dan sesak, namun sesaknya tidak terlalu sering. Pasien tidak keja ng maupun pilek. Nafsu makannya membaik namun masih berkurang jika dibandingkan dengan sebelum sakit. BAK dan BAB dalam batas normal dan tidak muntah. Hari keli ma MRS pasien demam disertai batuk berdahak dan sesak, namun sesaknya tidak terl alu sering. Pasien tidak kejang maupun pilek. Nafsu makannya bertambah. BAK dan BAB dalam batas normal dan tidak muntah. 3

Riwayat Penyakit Dahulu Penderita pernah menderita demam diikuti kejang tiga bul an dan lima bulan SMRS. Riwayat batuk lama disangkal. Riwayat asma disangkal. Ri wayat alergi disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga dan saudara dari pend erita yang menderita penyakit yang sama disangkal. Riwayat batuk lama disangkal. Riwayat asma disangkal. Riwayat alergi disangkal. Ibu penderita menyatakan bahw a penderita tidak pernah berinteraksi dengan orang yang batuk lama atau sedang m enjalani pengobatan sakit paru. Riwayat Pemberian Obat Bodrexin Silsilah Keluarg a Keterangan: Pasien (3 tahun) Laki-laki Perempuan Riwayat Pribadi Riwayat Kehamil an dan Persalinan Selama hamil ibu penderita tidak pernah memeriksakan kehamilan nya ke posyandu/ bidan. Umur Ibu penderita saat hamil berusia 31 tahun. Ibu pend erita selama hamil tidak pernah sakit berat. Makanan ibu hanya tempe dan tahu. M akan 3 kali sehari. 4

Pasien adalah anak kelima dari ibu GvP4Ao. Pasien dilahirkan spontan, cukup bula n, ditolong dukun, lahir langsung menangis. Berat badan lahir tidak tahu, warna ketubannya tidak tahu. Riwayat Pemberian Makanan 0-1 minggu : ASI 1 minggu - 7 b ulan: ASI + Pisang 7 bulan - 1 tahun : ASI + pisang + nasi tim 1 tahun : nasi ti m 2 tahun-sekarang : nasi dengan menu keluarga Kesan: riwayat pemberian makan da ri segi kualitas dan kuantitas tidak sesuai usia. Riwayat Tumbuh Kembang Menurut ibu selama balita pasien tidak pernah dibawa ke posyandu. Riwayat Pertumbuhan: BBL: tidak tahu BBS: 10,5 kg PBL: Tidak tahu TBS: 90 cm Kesan: riwayat pertumbuh an kurang. Riwayat Perkembangan Motorik kasar: Usia 3 bulan mulai bisa mengangka t kepala Usia 10 bulan mulai bisa duduk Usia 14 bulan mulai bisa berdiri Usia 18 bulan mulai bisa berjalan Motorik halus: Usia 9 bulan mulai bisa memegang benda -benda kecil / mainan Usia 11 bulan mulai bisa mengucapkan kata. Kesan: riwayat perkembangan cukup baik Sosial: Menurut orang tua penderita, penderita mulai dap at berinteraksi dengan keadaan sekitarnya pada usia 2 tahun. Kesan: riwayat sosi al kurang. Mental/ intelegensia: Pasien selalu ingin tahu terhadap benda-benda y ang dilihatnya selalu memegang dan memasukkan benda ke dalam mulut sejak usia 4 bulan. Emosi 5

Sejak pasien sudah mulai bisa duduk, pasien sudah dapat mengenal anggota keluarg anya dan tidak rewel jika berinteraksi dengan orang sekitarnya. Kesan: intelektu al dan emosi sesuai dengan usia anak. Riwayat Imunisasi: Pasien belum pernah dii munisasi. Riwayat Sosial Ekonomi Ayah penderita bekerja sebagai buruh tani denga n gaji penghasilan tiap bulan rata-rata Rp. 500.000,-. Ibu penderita tidak beker ja. Penderita tinggal serumah dengan ayah, ibu dari bapak pasien. Rumahnya beruk uran kirakira 7 X 8 meter, 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Ka mar mandi bergabung dengan tempat buang air besar. Rumah berlantai semen dan ber dinding tembok kasar. Setiap kamar memiliki jendela kayu yang dapat dibuka tutup , dapur masih berlantai semen dan berdinding tembok. Sumber air minum berasal da ri sumur, dan air selalu dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Kesan: Riwayat sosial ekonomi dan lingkungan cukup. Anamnesis Sistem Sistem serebrospinal : K sadaran komposmentis, kejang dan demam. Sistem kardiovaskular : Tidak ada keluha n. Sistem pernafasan Sistem Urogenital : Batuk berdahak disertai sesak namun tid ak pilek. : BAK lancar, warna kuning, tidak sakit saat kencing. Sistem gastroint estinal: Nafsu makan kurang, BAB dalam batas normal. Sistem integumentum : turgo r kulit normal Sistem muskulokeletal: tidak ada keluhan, nyeri sendi tidak ada K esan: pasien mengalami gangguan sistem serebrospinal, pernapasan dan gastrointes tinal. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Umum Keadaan umum sedang, kesadaran komposm entis, status gizi dengan metode Z score BB/ TB anak usia 2-5 tahun adalah baik. Tanda-tanda vital terdiri dari frekuensi jantung 108 x/ menit, frekuensi pernap asan 35x/ menit, suhu 37,7 0C, Waktu pengisian kapiler < 2 detik. Turgor kulit n ormal. Otot dalam batas normal. Tulang tidak ada deformitas, gerakan bebas, tida k nyeri jika digerakkan. Kesan: Pada pemeriksaan umum, keadaan umum sedang, frek uensi jantung 108 x/ menit dan nafas 35x/ menit, status gizi baik turgor kulit d alam batas normal. 6

Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan kepala: - Bentuk - Rambut - Mata - Hidung - Telin ga - Mulut - Tonsil - Lidah - KGB - Tiroid : Bulat dan simetris : hitam, lurus : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, dan tidak terdapat edema perior bita. : tidak terdapat sekret, bau, perdarahan, pernapasan cuping hidung. : tida k terdapat sekret maupun perdarahan, dan tidak berbau. : tidak sianosis maupun b au : dalam batas normal : dalam batas normal : tidak ada pembesaran : tidak ada pembesaran Pemeriksaan leher: Pemeriksaan status neurologis: - Tanda meningeal: tidak didapatkan kaku kuduk, B rudzinski I, Brudzinski II maupun Kernig. - Motorik: patologis. Pemeriksaan dada : iktus kordis tidak tampak dan tidak teraba. Pada perkusi dan auskultasi jantuk didapatkan redup dan S1S2 tunggal. Pada pemeriksaan paru-paru kanan dan kiri ba gian depan dan belakang menunjukkan paru simetris, tidak terdapat retraksi, frem itus suara sulit dievaluasi (sde), terdapat krepitasi subkutis, perkusi sonor, d idapatkan suara nafas vesikuler tanpa rhonki dan wheezing. Perut tampak agak cem bung, tidak terdapat distensi, nyeri tekan, hepatomegali dan splenomegali. Pada perkusi didapatkan suara timpani dan pada auskultasi bising usus (BU) normal. Pa da pemeriksaan anogenital, terdapat anus dan tampak genital perempuan dalam bata s normal. Tidak didapatkan kemerahan maupun kelainan lainnya. Anggota gerak atas dan bawah serta kanan dan kiri teraba akral hangat dan tidak terdapat edema. Ke san pemeriksaan khusus dalam batas normal. tonus otot normal, reflek fisiologis positip normal, dan tidak didapatkan reflek 7

Pemeriksaan Penunjang (laboratorium) a. Hematologi Hematologi Hb LED Leukosit Hitung Jenis Hematokrit Trombosit Golongan darah/ Rh MRS 10,1 g/dl 70/90 48,8 x 109 /L -/-/-/30/66/4 31 % 334 x 109 /L H8 MRS 9,5 g/dl 31,5 x 109 /L 441 x 109 /L 30,4 % O/+ b. Serologi (widal) MRS: Salmonella Thyp O + 1/40 Salmonella Thyp H + 1/40 Salmo nella ParaThyp A + 1/40 Salmonella ParaThyp B + 1/20 Kesan: Pada pemeriksaan lab oratorium didapatkan kadar HB kurang dari normal dan peningkatan jumlah leukosit pada penderita Resume Seorang anak perempuan usia 3 tahun, BB 10,5 kg, TB: 90 c m, datang dengan keluhan utama demam dan kejang. Riwayat penyakit sekarang: 1. B atuk berdahak Sejak satu bulan SMRS sampai waktu pemeriksaan (hari kelima MRS). 2. Demam dan sesak nafas Sejak tujuh hari SMRS sampai waktu pemeriksaan. 3. Nafs u makan berkurang Sejak tiga hari SMRS sampai waktu pemeriksaan. 4. Demam disert ai kejang/ kejang saat demam Sejak tanggal tiga hari SMRS sampai empat hari MRS Pasien dibawa ke RSD dr. Soebandi dalam kondisi kejang kira-kira 30 menit. Pende rita pernah menderita demam diikuti kejang 3 bulan dan 5 bulan lalu. Riwayat bat uk lama disangkal. Riwayat asma disangkal. Riwayat alergi disangkal. Keluarga da n saudara dari penderita yang menderita penyakit yang sama disangkal. Tidak ada keluarga yang batuk lama. Tidak ada keluarga 8

yang asma. Tidak ada keluarga yang alergi. Ibu penderita menyatakan bahwa pender ita tidak pernah berinteraksi dengan orang yang batuk lama atau sedang menjalani pengobatan sakit paru. Riwayat kehamilan dan persalinan tidak pada tenaga keseh atan. Riwayat makanan dari segi kualitas dan kuantitas tidak sesuai usia. Riwaya t pertumbuhan dan perkembangan cukup baik. Riwayat Imunisasi buruk. Riwayat soci al dan ekonomi cukup. Pada anamnesis system pasien mengalami gangguan pada syste m serebrospinal, pernapasan dan gastrointestinal. Pada pemeriksaan umum, keadaan umum sedang, denyut nadi dan nafas adalam batas normal, status gizi baik. Pada pemeriksaan laboratorium HB kurang dari normal dan leukositosis. Diagnosis Kejan g demam kompleks (KDK) dan pneumonia Diagnosis Banding - Ensefalitis - Meningiti s - Abses Otak Penatalaksanaan Terapi supportif 1. Membebaskan jalan nafas, beri kan oksigen 2. Pada saat kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. 3. Menjaga keseimbangan air dan elektrolit. 4. Menjaga agar dema m tidak tinggi. Infus PD 10 TPM makro Penatalaksanaan pada saat kejang: 1. Diazepam rektal 0.5-0.75 mg/kgBB atau 5 mg untuk anak dengan berat badan < 10 atau 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. Jika kejang belum berhenti, pemb erian diazepam rektal dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. 2. Diazepam IV BB 0.3-0.5 mg/ kgBB perlahan-lahan 1-2 mg / menit. Jika ditengah-tengah injeksi, kejang berhenti, injeksi dihentikan. 3. J ika belum teratasi fenitoin IV dengan dosis awal 10-20 mg/ kg BB/ hari (dengan k ecepatan 1 mg/ kg/ menit atau kurang dari 50 mg/ menit) 4. Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruang ICU. Bila demam: 9 1. K alau perlu: metamizole 10-15 mg/ kg BB/ kali atau paracetamol tablet 500 mg tabl et.

2. Kompres seluruh tubuh (pilihan kompres paling baik untuk anak adalah dengan m enggunakan alkohol) 3. Atasi penyebab demam dalam kasus ini diduga penyebab dema m adalah pneumonia. Terapi Antibiotik 1. Beri ampisilin (25-50 mg/kgbb/kali IV a tau IM setiap 6 jam) pantau 24 jam selama 72 jam pertama. Bila respon baik lanju tkan selama lima hari. Selanjutnya terapi diberikan di rumahsakit atau dirumah d engan amoksisilin oral (15 mg/kgbb/ kali tiga kali sehari) selama lima hari beri kutnya. 2. Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat keadaan ya ng berat (tidak dapat minum atau makan, atau memuntahkan semuanya, kejang, letar gis atau tidak sadar, sianosis, distress pernapasan berat) maka ditambahkan klor amfenikol (25 mg/kgbb/kali IM atau IV setiap 8 jam) Kebutuhan kalori: 900 kkal/ hari Kebutuhan protein: 18 gram/ hari Planning 1. Observasi tanda-tanda vital 2. Edukasi Pada Orang Tua a. Menerangkan tentang penyakit kejangnya kepada orang tua. b. Memberikan dan menerangkan cara penanganan kejang kepada orang tua. c. Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali. d. Menerangkan beberapa hal yang bisa dlakukan orang tua bila dirumah a nak kejang: Tetap tenang dan tidak panik Kendorkan pakaian yang ketat terutama d isekitar leher Bila tidak sadar posisikan anak terlentang dengan posisi miring, agar bisa membersihkan muntahan atau lendir di mulut dan hidung. Ukur suhu, cata t lama kejang dan suhunya Berikan diazepam rektal selama kejang dan jangan berik an jika kejang telah berhenti Bawa ke dokter jika kejang telah berulang/ terjadi lebih dari lima menit. Perencanaan dan Usulan Pemeriksaan Usul Foto Thorax Prognosis Dubia et bonam 10

Anda mungkin juga menyukai