Kedokteran Keluarga
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAMILY FOLDER
Disusun Oleh:
Kustian Pramudita 030.08.
Ni Putu Indra Dewi 030.08.178
Ruhmana Firah FR 030.09.215
DAFTAR ISI
JUDUL LAPORAN
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
2. METODOLOGI PENELITIAN
3. MATERI PASIEN
4. PEMBAHASAN
5. KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit non infeksi yang masih banyak diderita
oleh masyarakat luas. Baik dari social ekonomi tinggi maupun yang rendah. Diabetes juga
merupakan penyakit keturunan sehingga sulit pula membasminya walaupun telah diketemukan
berbagai obat untuk mengontrol kadar gula darah penderita. Selain itu, banyak komplikasi yang
dihasilkan dari suatu keadaan diabetes mellitus, antara lain nefropati diabetikum, retinopati dan
lainnya. Sehingga diabetes masih memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Berangkat dari latar belakang berbahaya dan banyaknya angka kejadian diabetes mellitus
di Indonesia ini,maka diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai diabetes mellitus dilihat dari
sisi kesehatan masyarakat.
B. Permasalahan
Diabetes mellitus memiliki banyak komplikasi apabila tidak tertangani dengan baik.
Komplikasinya antara lain, neuropati, nefropati, dan bahkan bisa jatuh ke dalam status koma
seperti diabetic ketoasidosis. Yang menjadi permasalahan ialah adakah hubungan dari pola hidup
keluarga dengan kesehatan pasien diabetes mellitus dipantau dari sisi kedokteran keluarga.
C. Tujuan
Dengan melakukan kegiatan kunjungan langsung kepada pasien puskesmas, diharapkan
dapat menambah wawasan mengenai diabetes yang ada pada kasus di lapangan. Kasus di
lapangan dapat saja memiliki variasi dan sedikit berbeda dengan teori yang ada, namun dengan
sedikit dasar, penanganan terhadap diabetes ini tidak lagi asing dan diharapkan dapat
menurunkan prevalensi hipertensi yang semakin meningkat. Dengan mengetahui kejadian
diabetes di lapangan, diharapkan menambah pengetahuan yang lebih baik mengenai diabetes
ditinjau dari sisi kemasyarakatannya.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengambil data dari pasien yang biasa berkunjung ke
Puskesmas Borobudur. Dengan data rekam medis yang ada di Puskesmas tersebut, dilakukan
kunjungan langsung kepada pasien untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan secukupnya.
Di samping itu, juga dilakukan penilaian atau survey terhadap kebersihan dan sanitasi
lingkungan pasien yang dikunjungi. Keadaan keluarga seperti anggota keluarga lain, pola
kehidupan juga menjadi hal yang diperhatikan karena turut mempengaruhi terhadap keadaan
pasien. Berikut ini hal-hal yang dicatat pada saat kunjungan.
I. Identitas Pasien
a. Nama
b. Umur
c. Jenis Kelamin
d. Pekerjaan
e. Pendidikan
f. Alamat
II. Riwayat Biologis Keluarga
a. Keadaan Kesehatan Sekarang
b. Penyakit yang Sering Diderita
c. Penyakit Keturunan
d. Penyakit Kronis/menular
e. Kecacatan Anggota Keluarga
f. Pola Makan
g. Pola Istirahat
h. Jumlah Anggota Keluarga
III. Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan Buruk
b. Pengambilan Keputusan
c. Ketergantungan Obat
d. Tempat Mencari Pelayanan Kesehatan
e. Pola Rekreasi
IV. Keadaan Rumah/Lingkungan
a. Jenis Bangunan
b. Lantai Rumah
c. Luas Rumah
d. Penerangan
e. Kebersihan
f. Ventilasi
g. Dapur
h. Jamban Keluarga
i. Sumber Air Minum
j. Sumber Pencemaran Air
k. Pemanfaatan Pekarangan
l. Sistem Pembuangan Air Limbah
m. Tempat Pembuangan Sampah
n. Sanitasi Lingkungan
V. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan Beribadah
b. Keyakinan Tentang Kesehatan
VI. Keadaan Sosial Keluarga
a. Tingkat Pendidikan
b. Hubungan Antar Anggota Keluarga
c. Hubungan dengan Orang Lain
d. Kegiatan Organisasi Sosial
e. Keadaan Ekonomi
VII. Kultural Keluarga
a. Adat yang Berpengaruh
b. Lain-lain
Pada saat kunjungan tidak menutup kemungkinan untuk menambahkan pertanyaan atau
melakukan pemeriksaan langsung terhadap keadaan lingkungan untuk mendapatkan data
tambahan sebagai masukan untuk pembahasan kasus. Dilampirkan pula beberapa hasil foto
mengenai keadaan tempat tinggal pasien yang dipandang cukup berpengaruh terhadap kesehatan
pasien.
BAB III
MATERI PASIEN
A. Identitas Pasien
B. Diagnosis
Diagnosis Kerja : diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi gangren diabeticum
C. Anamnesis
Diambil dari autoanamnesis tanggal 24 November 2014 pada pukul 12.00.
Dilakukan pada kediaman pasien. Pasien memberikan respon dan penerimaan yang baik
terhadap pertanyaan yang diberikan.
Keluhan Utama:
Pasien belum dapat berdiri dan berjalan dengan normal.
Keluhan Tambahan:
Badan terasa lemas dan cepat mengantuk.
Riwayat Keluarga
Nama Hubungan Jenis Keadaan Keadaan Penyebab
dengan Kelamin Kesehatan Gizi Kematian
KK
Bp. Mujiwanto KK Laki-laki DM + Baik -
gangren
Ny. Juhanah Istri Perempuan Baik Baik -
D. Pemeriksaan fisik
- Pernapasan : 20 x/menit
E. Terapi
a) Metformin
Indikasi:
- Pengobatan penderita diabetes yang baru terdiagnosis setelah dewasa, dengan atau
tanpa kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil.
- Sebagai kombinasi terapi pada penderita yang tidak responsif terhadap terapi
tunggal sulfonilurea baik primer ataupun sekunder.
- Sebagai obat pembantu untuk mengurangi dosis insulin apabila dibutuhkan.
Farmakologi:
Metformin adalah zat antihiperglikemik oral golongan biguanid untuk penderita
diabetes militus tanpa ketergantungan terhadap insulin. Mekanisme kerja metformin
yang tepat tidak jelas, walaupun demikian metformin dapat memperbaiki sensitivitas
hepatik dan periferal terhadap insulin tanpa menstimulasi sekresi insulin serta
menurunkan absorpsi glukosa dari saluran lambung-usus. Metformin hanya
mengurangi kadar glukosa darah dalam keadaan hiperglikemia serta tidak
menyebabkan hipoglikemia bila diberikan sebagai obat tunggal. Metformin tidak
menyebabkan pertambahan berat badan bahkan cendrung dapat menyebabkan
kehilangan berat badan.
Dosis:
Metformin harus diberikan bersama dengan makanan atau sesudah makan dalam
dosis yang terbagi.
Tablet 500 mg :
Tablet 850 mg
b) Insulin
Indikasi :
Bila pemberian terapi oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah atau gagal
dengan kombinasi obat hipoglikemik oral dosis optimal;
Dosis :
8 unit per hari.
F. Prognosis
Prognosis yang diharapkan terjadi pada pasien ini tergantung dari dukungan keluarga dan
keadaan sekitar. Kesembuhan dari penyakit tidak hanya dilihat dari penyakit sebagai hal
yang biologis, tetapi menempatkan manusia juga ke dalam aspek psikologis dan social.
Oleh karena itu, pola kehidupan biologis, psikologis dan social yang seimbang akan
sangat membantu menentukan prognosis yang baik pada pasien ini.
H. Psikologis keluarga
a) Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk pernah dilakukan oleh pasien semasa mudanya yaitu merokok dan
konsumsi alcohol. Selain itu semasa OS bekerja di pabrik dan belum menikah OS sering
makan makanan manis serta mengkonsumsi minuman kaleng. Akan tetapi tidak menurun
atau menjangkit pada anggota keluarga lainnya. Dan kebiasaan tersebut telah
ditinggalkan pasien sejak mengidap penyakit.
b) Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengann diskusi atau demokratis. Tidak adanya
pemaksaan kehendak.
c) Ketergantungan Obat
OS sering minum minuman obat penambah stamina serta minum minuman penambah
tenaga.
d) Tempat Mencari Pelayanan Kesehatan
Pasien memiliki askes untuk berobat di rumah sakit. Akan tetapi bila sakit ringan, pasien
mencari pertolongan pertama pada puskesmas dekat dengan hunian pasien.
e) Pola Rekreasi
Pola rekreasi keluarga baik.
I. Keadaan rumah
a) Jenis Bangunan : permanen
b) Lantai Rumah : semen
c) Luas Rumah : 110 m2
d) Penerangan : sedang
e) Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya upaya penghematan listrik yang dilakukan.
Kurangnya jendela yang membiarkan cahaya matahari masuk secara langsung ke
dalam rumah.
f) Kebersihan : sedang
g) Kebersihan rumah dinilai sedang, dipandang pula dari sisi kerapihan rumah tersebut.
Banyak barang yang tidak terpakai terdapat dan dibiarkan dalam rumah tersebut.
Barang tersebut dapat menjadi sarang bagi vector nyamuk untuk menyebarkan
penyakit sepreti demam berdarah.
h) Ventilasi
i) Ventilasi cukup baik
j) Dapur : ada
k) Jamban Keluarga : ada dan baik
l) Sumber Air Minum : air ledeng
m) Sumber Pencemaran Air : tidak ada
n) Pemanfaatan Pekarangan : ada
o) Di depan rumah dengan lahan yang sempit, namun terdapat penanaman pohon yang
membuat suasana rumah menjadi lebih asri dan hijau.
p) Sistem Pembuangan Air Limbah : ada
q) Tempat Pembuangan Sampah : ada
r) Sanitasi Lingkungan : sedang
s) Kebersihan lingkungan sekitar dirasa kurang baik.
J. Spiritual Keluarga
a) Ketaatan Beribadah : baik
b) Keyakinan Tentang Kesehatan : baik
i. Tentang penyakitnya
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat diturunkan. Oleh karena itu, penting
untuk mengetahui dan mencegahnya. Meski kadang dilihat sebelah mata oleh pasien,
diabetes memiliki berbagai komplikasi yang cukup mengganggu. Diabetes meliputi multi
system yaitu saraf, gastrointestinal dan lainnya. Maka dari itu, sedikit keluhan yang
dirasakan oleh pasien harus diwaspadai sedini mungkin dengan memeriksakan diri ke
puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya. Yang terpenting dalam pengobatan diabetes
adalah membuat kadar gula darah terkontrol, tidak melebihi batas normal. Semakin tinggi
angka, maka lebih banyak komplikasinya.
i. Tanda keluhan-keluhan: dehidrasi ( penurunan turgor kulit, rasa haus yang nyata,
dll), kesadaran yang berkabut ( koma, bingung), luka yang tidak kunjung
sembuh dan memborok.
ii. Tanda-tanda kelainan fisik: kelainan neurology (bibir bengkok), lumpuh
sebagian/total bagian tubuh, dll
Kunjungan ke rumah penduduk yang dilakukan pada hari Senin, 24 November 2014,
dengan pasien Tn. Mujiwanto. Diagnosis kerja ialah diabetes mellitus dengan komplikasi
gangren diabeticum. Pasien telah mendapatkan pengobatan yang teratur dari upaya kesehatan
Rumah Sakit maupun Puskesmas dengan memadai. Karena itu, perlu juga peninjauan pasien dari
sisi keluarga dan lingkungan sekitar dalam menentukan prognosis pasien ini.
Ditinjau dari sisi keluarga, keluarga belum memberikan dukungan penuh untuk
kesembuhan pasien. Hal tersebut merupakan kendala yang cukup sulit dipecahkan karena istri
pasien harus mengambil alih tanggung jawab perekonomian setelah pasien mengidap penyakit.
Pola makan kurang dapat dijaga yaitu dengan menghindari karbohidrat dan makanan yang
manis. Hal inilah yang dapat disarankan untuk lebih ditingkatkan. Keadaan fisik rumah
dipandang telah memenuhi sebagian besar syarat rumah sehat. Pasien tinggal dalam suasana
yang damai dan asri, juga meningkatkan kesehatan pasien secara tidak langsung.
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat diturunkan, oleh karena itu, diperlukan
upaya pencegahan sedina mungkin agar resiko dapat dieprkecil. Peran keluarga dirasakan sangat
bermanfaat, baik dalam upaya pengendalian yaitu pengawasan menelan obat, pemberian
dukungan moril dan pencegahan terhadap penyakit dan komplikasi.
Saran yang dapat diberikan ialah :
1. Meningkatkan kebersihan pribadi, rumah dan lingkungan sekitar
2. Mengatur pola makan dengan teratur
3. Berolahraga ringan
4. Menciptakan kehidupanbiologis, psikologis dan social yang seimbang
Lampiran
Gbr. 1 Gbr 2.
Gbr 3. Gbr 4.
Gbr 5. Gbr 6.
Gbr 7.
Keterangan :
1. Tuan Ibrahim
2. Keadaan dapur dan alat dapur
3. Tempat mencuci piring dan beberapa tumpukan piring
4. Keadaan kamar mandi. Tidak terdapat jentik nyamuk
5. Pemanfaatan pekarangan.
6. Saluran air dan tempat pembuangan sampah
7. Ruang makan yang memadai