Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

Pelayanan Dokter Keluarga pada Keluarga Tn. A

Disusun oleh:
Marla Deni Nugraha

H2A010033

Pembimbing :
Dr. Merry Tyas A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2015

UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Tn. A DALAM


MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA VERTIGO
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama KK

: Tn. A

Alamat

: Pondok Ranggon RT 07/II, Ngaliyan

Bentuk keluarga

: nuclear family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga


No.
1
2
3

Nama
Tn. A
Ny. M
An. A

Kedudukan

L/P

Suami
Istri
Anak ke-1

L
P
L

Umur
34 th
32 th
6 th

Pendidikan
S1
SMA
TK

Pekerjaan
Koki
Swasta
Pelajar

Pasien

Keterangan

Pasien
-

Vertigo
-

Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. A berbentuk nuclear family didapatkan pasien atas nama Tn. A
usia 43 tahun, pendidikan tamat S1 Ekonomi, bekerja sebagai koki rumah makan
dengan penyakit vertigo.
TAHAP II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. A
Umur
: 43 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Koki
Pendidikan
: S1 Ekonomi
Agama
: Islam
Alamat
: Pondok Ranggon RT 07/II, Ngaliyan
Suku
: Jawa
Tanggal periksa
: 10 Februari 2015
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pusing berputar
2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh pusing berputar pada daerah kepala sejak sore tadi,
keluhan timbul mendadak setelah selesai bekerja dan dirasakan selama
beberapa menit. Keluhan muncul berulang kali dalam 1 bulan dan hilang
timbul, pada saat serangan pasien hanya bisa istirahat. Keluhan menurun saat
pasien istirahat atau memejamkan mata dan tidak dipengaruhi perubahan
posisi. Gejala disertai mual (+), muntah (+), pandangan kabur (-), telinga
berdenging (-) dan demam (-).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riw. penyakit serupa
: diakui (sudah di obati tetapi belum sembuh)
Riw. hipertensi
: disangkal
Riw. sakit gula
: disangkal
Riw. alergi
: disangkal
Riw. otitis media akut
: diakui (sekitar 2 bulan y.l)
Riw. gang penglihatan: disangkal
Riw. mondok
: disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riw. sakit serupa
: disangkal
Riw. hipertensi
: disangkal
Riw. sakit gula
: disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riw. merokok
: disangkal
Riw. minum alcohol
: disangkal
Riw. olahraga teratur
: (+)
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang koki disalah satu rumah makan, sedangkan istri
bekerja sebagai buruh pabrik. Pasien tinggal serumah dengan istri dan satu
orang anaknya yang masih sekolah. Status ekonomi cukup dengan
penghasilan Rp. 1.800.000,- per bulan dengan pengeluaran sekitar Rp
1.600.000,- per bulan.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi dan lauk pauk bervarian(lemak
hewani, lemak nabati, dan protein). Pasien rajin mengkonsumsi makanan yang
asin, pedas dan berminyak serta.buah buahan. Kesan gizi cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
Frekuensi nafas
Suhu
2. Status Gizi
Berat badan
Tinggi badan
IMT
3.
4.
5.
6.
6.
7.
8.
9.

: 132/75 mmHg
: 72 kali per menit
: 22 kali per menit
: 36,30C

: 72 kg
: 175 cm
: 72 = 72 = 23,53 kg/m2 (normoweight)
1,752 3,06
Mata
: nistagmus -/-, conjungtiva pucat -/-, sclera ikhterik -/Telinga
: secret -/-, membrane tympani utuh (+)
Leher
: dalam batas normal
Jantung
: dalam batas normal
Pulmo
: dalam batas normal
Abdomen
: dalam batas normal
Ekstremitas
: dalam batas normal
St. Neurologis
: dalam batas normal

D. RESUME
Pasien memeriksakan diri ke Klinikita pada tanggal 10 Februari 2015 pukul
21.00 WIB dengan keluhan pusing berputar pada kepala sejak tadi sore, keluhan
muncul mendadak dan hilang timbul. Mual (+), muntah (+), Riw. keluhan serupa
dan riw. otitis media akut diakui sekitar 2 bulan y.l. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah : 132/75 mmHg, nadi : 72 x/menit, frekuensi nafas : 22
x/menit, suhu : 36,30C, dan status generalis dalam batas normal.
E. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Holistik
Tn. A usia 43 tahun, pendidikan tamat S1 Ekonomi, bekerja sebagai koki
rumah makan, status gizi cukup. Hubungan keluarga harmonis dan hubungan
dengan masyarakat sekitar terjalin baik. Status ekonomi cukup.
2. Diagnosis Biologis
Vertigo
3. Diagnosis Psikologis
Pasein tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan
pasien dengan anggota keluarga lain baik saling mendukung.

4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya


Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, berperan kurang aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi
baik.

F. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
- Edukasi kepada pasien mengenai sakit yang dideritanya
- Mengurangi konsumsi garam, makanan berminyak dan pedas
- Menjaga kebersihan telinga
- Istirahat cukup
2. Medikamentosa
- Betahistin mesilate 3 x 6mg
- Flunarizin 1 x 10mg
- Ranitidine 2 x 1tab
G. FOLLOW UP
Tanggal 11 Februari 2015, pukul 18.00 WIB

Subyektif
:
Pasien merasa sudah mengalami perbaikan dan sudah tidak ada keluhan.
Obyektif
:
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
Tanda vital
Tensi
: 120/85 mmHg
Nadi
: 75 kali per menit
RR
: 20 kali per menit
Suhu
: 36C
Assesment
:
Vertigo
Planning
:
Terapi medikamentosa dilanjutkan sampai obat habis, terapi non
medikamentosa berupa mengurangi konsumsi garam dan makanan berminyak

serta pedas, menjaga kebersihan telinga, dan istirahat cukup.


H. FLOW SHEET
Nama

: Tn. A (43 tahun)

Diagnosis

: Vertigo
Tabel 2. Flowsheet Penderita

Tanggal
11/02/

Tanda vital
Keluhan
Rencana terapi
Tensi : 120/85 Pasien
merasa Medikamentosa :

2015

mmHg

Target
Keluhan

sudah mengalami Betahistin mesilate


hilang
dan
Nadi :
75 perbaikan
dan Flunarizin
terobati.
Ranitidine
kali per menit sudah tidak ada
Non Medikamentosa :
RR
:
20 keluhan.
Edukasi kepada pasien
kali per menit
mengenai sakit yang
Suhu : 360C

dideritanya
Mengurangi

konsumsi

garam,

makanan

berminyak dan pedas


Menjaga
kebersihan

telinga
Istirahat cukup

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis

Keluarga terdiri atas penderita dan sebagai kepala rumah tangga (Tn. A,
43 tahun), istri (Ny. M, 32 tahun) dan memiliki satu anak kandung (An. A, 6
tahun) tinggal bersama dalam satu rumah.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian
satu sama lain.
3. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa.
Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan kurang aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita adalah seorang koki disalah satu rumah makan, sedangkan istri
bekerja sebagai buruh pabrik. Penghasilan keuarga tersebut Rp. 1.800.000,per bulan dengan pengeluaran sekitar Rp 1.600.000,- per bulan. Kebutuhan
dapat terpenuhi dengan cukup baik.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung cukup baik, permasalahan
diselesaikan dengan cara dimusyawarkan bersama-sama.

B. FUNGSI FISIOLOGIS
Kode
A

APGAR
Tn. A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 2

Ny. M
2

keluarga saya bila saya mendapat masalah.


Saya puas dengan cara keluarga saya 2

membahas dan membagi masalah dengan saya.


Saya puas dengan cara keluarga saya 2

menerima dan mendukung keinginan saya


untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru.

Saya

puas

dengan

mengekspresikan

cara

kasih

keluarga
sayangnya

saya 2

dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,


R

perhatian dll.
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya 1

membagi waktu bersama-sama.


Total (kontribusi)
Rata-rata APGAR score keluarga Tn. A = 9
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn. A = baik.

1
9

C. FUNGSI PATOLOGIS
Sumber
Social

Interaksi

Cultural

kemasyarakatan.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik,

Religion

banyak tradisi budaya yang masih diikuti.


Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran

Economic

agama, ketaatan ibadah cukup baik


Penghasilan keluarga tidak cukup untuk memenuhi

Education

kebutuhan (di bawah UMR)


Tingkat pendidikan keluarga baik, Tn.D tamat S1,

Medical

Ny. S tamat D3
Kesadaran tentang pentingnya kesehatan baik. Jika

sosial

PATOLOGIS
cukup, aktif

dalam

kegiatan

sakit pasien segera berobat ke dokter, puskesmas,


rumah sakit.
Kesimpulan : Tidak terdapat fungsi patologis pada keluarga Tn. A.
D. GENOGRAM

Ny.M

Tn.A

An.A

Keterangan
-

Diagram 1. Genogram Keluarga Tn. A


Keterangan :
: pasien

: laki-laki
: perempuan

: penderita hipertensi
: tinggal serumah

: laki-laki, perempuan meninggal

Kesimpulan Genogram : Berdasarkan genogram di atas, penyakit yang diderita


pasien tidak ditemukan pada anggota keluarga lain. Dari genogram tidak ada
riwayat penyakit yang diturunkan.
E. POLA INTERAKSI KELUARGA
Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik

Diagram 2. Pola Interaksi Keluarga Tn. A


Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan
harmonis.
F. FAKTOR PERILAKU
1. Pengetahuan

Tingkat pendidikan keluarga cukup baik, penderita bersekolah sampai lulus


S1jurusan Ekonomi Perguruan tinggi swasta di Semarang sedangkan istrinya
bersekolah sampai lulus SMA. Kesadaran penderita tentang arti penting
kesehatan baik tetapi memiliki pengetahuan yang kurang tentang penyakit
vertigo, penyebab dan pencegahannya.
2. Sikap
Penderita dan keluarganya sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya
kesehatan tetapi masih belum dapat menerapkan pola hidup sehat.
3. Tindakan
Penderita dan keluarga segera datang berobat ke dokter saat sakit. Namun
penderita belum terbiasa melakukan kontrol rutin, pasien hanya berobat saat ada
keluhan saja.
G. FAKTOR NON PERILAKU
1. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn.A sudah tertata rapi, kebersihan
cukup, ventilasi

dan pencahayaan sudah cukup memadai. Saluran

pembuangan limbah kurang begitu lancer, sedangkan sampah keluarga


dibuang di tempat pembuangan sampah yang disediakan perumahan.
Lingkungan sekitar bersih akan tetapi disebelah kanan dan kiri rumah
berdekatan dengan rumah tetangga.
2. Keturunan
Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita.
3. Pelayanan Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit
adalah dokter praktek umum dan kinik kesehatan. Unit pelayanan kesehatan
tersedia dengan baik.
H. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Tn.A tinggal di sebuah rumah berukuran 10 x 5 m2 dengan posisi
rumah menghadap ke barat. Rumah memiliki pagar pembatas dan juga halaman
depan rumah. Rumah terdiri atas ruang tamu dan langsung menyambung dengan
ruang keluarga, satu kamar tidur, dengan satu kamar mandi serta WC, dan ruang
makan yang menjadi satu dengan dapur. Pintu masuk dan keluar hanya berada di

bagian depan rumah. Dinding terbuat dari tembok yang sudah di cat, lantai rumah
berupa keramik. Ventilasi dan pencahayaan rumah cukup dengan atap rumah
tersusun dari genteng dan ditutup langit-langit. Kamar tidur dilengkapi dengan
sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga tergolong baik dan bagus.
Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik. Sumber air untuk kebutuhan
sehari-harinya keluarga ini menggunakan air dari sumur dengan pompa sendiri.
Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor gas LPG.

Kamar Tidur

Ruang Tamu

Dapur
WC

Gambar 1. Denah Rumah Pasien Tn A


Halaman Rumah
I. LINGKUNGAN OUTDOOR
Lingkungan sekitar rumah berupa perumahan dengan kondisi masyarakat
akrab dan baik. Dihalaman depan terdapat satu pohon jambu, sumur yang tertutup
dan beberapa pot tanaman. Rumah satu dengan yang lainnya saling berdempetan.
Terdapat selokan untuk menyalurkan limbah rumah yang terdapat di samping dan
belakang rumah namun alirannya tidak lancar. Sampah dibuang di tempat
pembuangan sampah yang disediakan perumahan. Rumah langsung berhadapan
dengan jalan kecil, dengan kondisi jalan sudah beraspal.
J. RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial)
: baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR)
: baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM)
: tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga
: tidak ada penyakit yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga
: baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga
: baik

7. Fungsi Non Perilaku Keluarga


: baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor
: baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor
: baik
K. DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Vertigo
2. Masalah Nonmedis
a. Kurangnya pengetahuan penderita dan keluarganya tentang vertigo,
penyebab, dan pencegahannya.
b. Diet dan gaya hidup tidak sehat yaitu konsumsi makanan asin, berminyak,
dan pedas.
c. Kesibukan pekerjaan penderita sehingga mengurangi waktu istirahat.
L. PRIORITAS MASALAH
No

Daftar Masalah

1.

Kurangnya pengetahuan
penderita
keluarganya

Jumlah
IxTxR

SB

o
4

a
5

n
4

15.360
(II)

14.400
(III)

dan

24.000
(I)

tentang

vertigo, penyebab, dan


pencegahannya.
Diet dan gaya hidup tidak

2.

sehat

yaitu

makanan

konsumsi
asin,

berminyak, dan pedas.


Kesibukan
pekerjaan

3.

penderita
mengurangi

sehingga
waktu

istirahat.
Keterangan :
-

I
P

: Importancy (pentingnya masalah)


: Prevalence (besarnya masalah)

- S
: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
- SB
: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
- T
: Technology (tehnologi yang tersedia)
- R
: Resources (sumber daya yang tersedia)
- Mn
: Man (tenaga yang tersedia)
- Mo
: Money (sarana yang tersedia)
- Ma
: Material (pentingnya masalah)
Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain :
1 = tidak penting
2 = agak penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
M. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
II. Diet dan pola hidup tidak sehat

Tn.A, 43 tahun dengan Vertigo

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien Tn. A

III. Kesibukan pekerjaan


penderita
I. Pengetahuan tentang vertigo, penyebab, dan pencegahannya
yang masih
kurang sehingga mengurangi waktu istirah

TAHAP IV. HUBUNGAN ANTARA PRIORITAS MASALAH


DENGAN PENYAKIT VERTIGO

Vertigo didefinisikan sebagai perasaan dimana penderita merasa dirinya berputar


atau ia merasa dunia sekelilingnya berputar. Vertigo subjektif berarti perasaan
terbalik dari tubuh seseorang, sedangkan vertigo objektif adalah ilusi gerakan
lingkungan. Vertigo merupakan suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit fisik maupun psikis.
Vertigo vestibular berdasarkan letak lesinya terdapat 2 jenis, yaitu vertigo
vestibuler perifer (terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis) dan vertigo
vestibular sentral (timbul pada lesi di nukleus vestibularis di batang otak, atau

talamus sampai ke korteks serebri). Vertigo vestibular sentral timbulnya lebih lambat,
tidak terpengaruh oleh gerakan kepala, rasa berputarnya ringan, jarang disertai rasa
mual/muntah, atau kalau ada ringan saja, bisa disertai gejala neurologik fokal.Vertigo
vestibular perifer timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala, dengan
rasa berputar yang berat, disertai mual/muntah dan keringatan.Bisa disertai gangguan
pendengaran berupa tinitus atau ketulian, dan tidak disertai gejala neurologik fokal
seperti hemiparesis, diplopia, perioral parestesia, paresis fasialis.
Kemungkinan penyebab vertigo yaitu infeksi virus maupun bakteri yang
mengenai telinga bagian tengah, radang sendi di daerah leher, sirkulasi darah yang
berkurang dapat menyebabkan aliran darah ke pusat keseimbangan otak menurun,
beberapa kelainan metabolik seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes,
penyakit tiroid, anemia, dan gangguan kalsium, dan alergi.
Terapi

rehabilitasi

bertujuan

untuk

membangkitkan

dan

meningkatkan

kompensasi sentral pada pasien dengan gangguan vestibular serta menimbulkan


habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi sensorik yang diberikan
berulang-ulang. Pengobatan vertigo secara terapi kausal merupakan pengobatan
terbaik yaitu sesuai dengan penyebabnya.
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis :
Vertigo
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan
penderita dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan cukup baik, kondisi
lingkungan dan rumah cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya
baik Penderita menyadari arti pentingnya kesehatan, dan penderita mampu

memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dengan baik Status ekonomi


cukup.
B. SARAN
Saran Komprehensif :
1. Promotif
Edukasi kepada penderita dan keluarga mengenai sakit yang dialami Tn. A
dan cara pencegahan maupun komplikasinya sehingga keluarga dapat
membantu mengawasi pola makan, gaya hidup, menjaga kebersihan telinga
maupun waktu istirahat dari Tn. A.
2. Preventif
Mengurangi

konsumsi

garam,

makanan

berminyak

dan

pedas,

mengkonsumsi makanan sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tetap


berolahraga, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Menjaga
kebersihan telinga serta istirahat yang cukup.
3. Kuratif

Betahistin mesilate 3 x 6mg

Flunarizin 1 x 10mg

Ranitidine 2 x 1tab
4. Rehabilitatif
Menjaga kebiasaan baik seperti banyak minum air putih, kebersihan
telinga dan istirahat yang cukup untuk menjaga kebugaran tubuh serta
mencegah kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Adam RD . Victor M, Ropper AH. Adam and Victors Principles of Neurology. 8th
ed. New York: Mc Graw Hill, 2005; p. 246-65
2. Bhattacharyya N, Baugh RF, Orvidas L, Barrs D, Bronston LJ, Cass S, et al.
Clinical practice guideline:benign paroxysmal positional vertigo. Otolaryngol
Head Neck Surg. 2008; 139:47-81

LAMPIRAN
1. Foto Rumah Bagian Depan

2. Foto Lingkungan Rumah

3. Foto Klinikita Ngaliyan

Anda mungkin juga menyukai