Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSTETRIK SOSIAL

SEORANG IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN


RISIKO TINGGI DI PUSKESMAS
KELURAHAN TEBET BARAT

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:
Bagus Triatmojo 030.14.034
Jaya Saraswati 030.13.102
Sarah Hayati 030.13.177

Pembimbing:
dr. A. Setiabudi, Sp. OG (K)

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 4 JANUARI – 14 MARET 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Kehamilan normal berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester,
dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40).1
Selama kehamilan seorang ibu rentan mengalami gangguan penyakit yang
dapat membahayakan ibu serta janinnya, yang diakibatkan 4 Terlalu (muda,
tua, sering melahirkan dan dekat jarak kelahiran) dan 3 Terlambat (mengenali
tanda bahaya dan ambil keputusan, mencapai fasilitas kesehatan, dan
penanganan).2
Angka Kematian Ibu (AKI) yang dihitung per 100.000 kelahiran di
Indonesia masih menunjukkan penurunan yang lambat. Berdasarkan hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), pada tahun 1991 AKI
mencapai 390 jiwa, tahun 1997 mencapai 334 jiwa, tahun 2003 mencapai 307
jiwa dan pada tahun 2007 AKI mencapai 228 jiwa.Angka tersebut akan terus
diupayakan menurun menjadi 102 jiwa pada tahun 2015 seperti yang tertuang
dalam target Millenium Development Goals (MDGs).3 Sementara itu,
kematian ibu di kota Depok mencapai 17 jiwa pada tahun 2008.4
Penyebab kematian maternal antara lain perdarahan (25%), infeksi (15%),
aborsi yang tidak aman (13%), eklampsia (12%), persalinan yang buruk (8%),
penyebab obstetrik langsung lainnya (8%), dan penyebab tidak langsung
(20%). Beberapa penyebab kematian maternal tersebut disebabkan adanya
komplikasi yang dapat muncul melalui tanda bahaya kehamilan.5

Tingginya morbiditas dan mortalitas dapat dicegah apabila petugas


kesehatan, ibu hamil, dan keluarganya mampu mengenali tanda bahaya
kehamilan dan segera mencegahnya. Di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
masih ditemukan kehamilan risiko tinggi yang cukup banyak, perlu
perencanaan terpadu tidak hanya dari segi ANC, rujukan hingga persalinan,
namun juga tindakan promotif dan preventif di masyarakat.
BAB II
LAPORAN OBSTETRIK SOSIAL

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. S
Tanggal Lahit/Umur : 01 Februari 1983 / 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Tebet barat dalam II No.12 Jakarta Selatan.
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Betawi
Agama : Islamm
Status : Menikah

2.2 Hasil Pemeriksaan di Puskesmas/Bidan:


- Tanggal 22 Januari 2020 : Kontrol kandungan, tidak ada keluhan. Tekanan
darah 100/70 mmHg. BB 45 kg, Umur kehamilan 20 minggu, LLA 24,9
cm, TFU 15 cm, letak janin memanjang, DJJ : 142X/menit, TT (+),
diberikan Sulfas ferrous, asam folat vit. B, vit. C. Belum dilakukan
pemeriksaan lab lanjutan.
- Tanggal 13 Februari 2020 : Kontrol kandungan dengan keluhan batuk
kering. Tekanan darah: 110/80 mmHg, BB 47 kg, umur kehamilan 21
minggu, LLA 25,2 cm, TFU 16 cm dan letak janin memanjang.DJJ
141x/menit Sudah mendapat lembar anjuran untuk pemeriksaan lab
lanjutan. Diberikan vit.c, kalsium laktat 500mg, tablet tambah darah,
asetilsisteine 200mg
2.3 Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 13 Februari 2020
pukul 10.00 WIB di Poli KIA Puskesmas Kelurahan Tebet Barat.
- Keluhan Utama : batuk kering sejak 2 hari yang lalu
- Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengaku sedang hamil 21 minggu, HPHT tanggal 04 Oktober
2019, taksiran partus 11 Juli 2020. Usia kehamilan 21 minggu ANC sudah
1 kali di puskesmas. Belum pernah di USG. Saat ini pasien datang ke
Puskesmas Kelurahan Tebet Barat untuk kontrol kehamilan yang kedua
dengan bidan. Terdapat keluhan batuk kering 2 hari yang lalu, demam,
keluarnya air dan darah lendir dari jalan lahir disangkal. Saat ini pasien
hamil yang pertama. Sebelumnya pasien pernah keguguran 1 kali pada
tahun 2016, dan dilakukan kuretase di RS Budhi Asih atas anjuran dokter
spesialis kebidanan dan kandungan pemeriksa. Ini merupakan kehamilan
kedua pasien. Pasien rutin mengkonsumsi obat kalsium, tablet tambah
darah, vitamin c pada saat sedang hamil.
- Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat DM (-), Hipertensi (-), asma (-), TB (-), jantung (-), ginjal (-).
- Riwayat Obstetri Dahulu :
G1P0A1. Riwayat abortus komplit tahun 2016
- Riwayat KB Dahulu :
Sebelumnya pasien tidak pernah memakai KB,
- Riwayat Penyakit Keluarga :

Ayah pasien memiliki riwayat DM. Riwayat Hipertensi (-), asma (-), TB
(-), jantung (-), ginjal (-).

1. Riwayat Perkawinan :
Pasien menikah 1 kali pada tahun 2012 dan belum pernah bercerai, pasien
belum dikaruniai anak selama 8 tahun menikah. Saat ini pasien sedang
hamil 21 minggu.
2. Perilaku :
Sehari-hari pasien melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
mencuci, menjemur, menyapu, mengepel rumah mencuci, dan memasak
dirumah. Pasien makan 2 kali sehari dan diselingi dengan jajanan, paien
mengaku semenjak hamil gemar jajan ciki dan cemilan yang asin.
Hubungan dengan keluarga pasien juga baik dan saling membantu. Pasien
mengaku jarang berolahraga. Keluarga sehari-hari mengkonsumsi nasi
sebagai makanan pokok dengan lauk serta sayur, makanan protein yang
sering dimakan berupa telur, tahu, tempe, ayam dan ikan namun daging
jarang. Keluarga harmonis karena saling memberi dukungan.
3. Pekerjaan :
Pasien seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suaminya.
4. Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Pasien :
Pasien mengatakan sering menjaga kebersihan di rumah serta ada tempat
pembuangan sampah yang berada di dekat dapur keluarga berada di
belakang, dan pasien menjalin hubungan yang baik dengan tetangga yang
ada disekitar rumahnya namun berinteraksi seperlunya karena banyak
pekerjaan di rumahnya.
5. Psikososial :
Pasien merupakan seseorang yang ramah dan supel, pasien juga memiliki
hubungan yang dekat dengan keluarga.

2.4 Pemeriksaan Fisik


- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tanda Vital :
1. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2. Suhu : 36,8ᵒC
3. Frekuensi Nafas : 18x/menit
4. Frekuensi Nadi : 92x/menit
- Status Gizi :
1. Berat Badan : 49 kg
2. Tinggi Badan : 144 cm
3. LLA : 25,2 cm
- Kulit : dalam batas normal
- Kepala : dalam batas normal
- Mata : dalam batas normal
- THT : dalam batas normal
- Leher : dalam batas normal
- Thoraks : dalam batas normal
- Abdomen : L1 : Bulat, besar, lunak
- LII : punggung kanan, bagian-bagian kecil kiri
- LIII : bulat, besar, keras
- LIV : belum masuk PAP
- DJJ : 141X/mnt
- TFU : 16 cm
- Ekstremitas : dalam batas normal.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Pasien mengaku belum pernah melakukan pemeriksaan laboratorium selama
kehamilan, berupa cek darah lengkap, gula darah sewaktu, HIV, sifilis, HbsAg,
dan urin lengkap.

2.6 Ringkasan Hasil Pemeriksaan


Berdasarkan hasil yang kami dapatkan, dapat kami ringkas bahwa Ny. S
berusia 37 tahun dengan G1P0A1 sudah memeriksakan ANC sebanyak 2 kali.
Pasien memiliki riwayat aborsi 1 kali pada tahun 2016 dan di lakukan
kuretase. Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga yaitu diabetes mellitus
pada ayahnya. Pasien memiliki keluhan batuk kering sejak 3 hari yang lalu,
pasien jarang berolahraga. Makanan yang dimakan nasi dengan sayur dan
lauk (telur, tahu, tempe, ayam atau ikan). Pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga, kebersihan rumah dinilai cukup, dan hubungan dalam keluarga serta
dengan tetangga baik.
Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan. Pasien mengaku
belum pernah melakukan pemeriksaan laboratorium selama kehamilan.
2.7 Diagnosis Kerja
G1P0A1 hamil 21 minggu.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kasus


1. Diagnosis
Ny. S sudah berusia 37 tahun dengan G1P0A1 dan sedang hamil 21 minggu
mengeluh batuk kering sejak 2 hari yang lalu. Saat ini beliau tinggal bersama
suaminya di Jl. Tebet barat dalam II No.12 Jakarta Selatan. Pendidikan Ny.S hingga
lulus SMA dan sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hasil observasi kami
terhadap Ny. S dapat disimpulkan bahwa permasalahannya adalah usia terlalu tua,
dan riwayat abortus satu kali.
Dalam kesehariannya, Ny. S hanya ibu rumah tangga. Pasien jarang berolahraga.
Kegiatan rumah tangga yang dilakukan selama hamil adalah mencuci, menjemur,
menyapu, dan memasak di rumah. Secara kehidupan sosial, sudah baik dengan sering
berinteraksi dan keluarga, namun dengan tetangga seperlunya karena banyak
perkerjaan di rumahnya. Secara perekonomian pasien mengatakan sudah tercukupi.
Kebiasaan makan sehari-hari Ny. S cukup baik. Dengan kondisi kehamilan
berisiko, maka nutrisi harus diperhatikan agar tidak terjadi gangguan perkembangan
janin.
Pada riwayat obstetrik, Ny. S memiliki riwayat abortus komplit pada tahun 2016
hal ini mungkin diakibatkan terlalu banyak aktivitas yang dilakukan. ANC yang
dilakukan cukup baik. Pada kehamilan pertama usia 21 minggu ini, Ny. S sudah
melakukan ANC sebanyak 2 kali di Puskesmas.
Dari hasil pemeriksaan ANC, Ny. S tidak mengalami keluhan yang mengganggu
kehamilan. Karena ini merupakan kehamilan pertama pasien sehingga didapatkan
permasalahan mengenai pengetahuan Ny. S tentang pemeriksaan ANC hingga
persalinan. Hal itu diketahui setelah wawancara.bahwa pasien tidak mengerti tentang
pemeriksaan yang sudah dilakukan, serta persiapan menghadapi kehamilan beresiko
tinggi.
2. Rencana Penatalaksanaan
Terapi Non Medikamentosa :
a. Edukasi nutrisi ibu hamil untuk keluarga Ny. N
Mengajarkan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang tepat terutama karena
memiliki riwayat abortus. Makanan diperlukan tinggi protein (dari daging, ikan,
ayam, kacang) guna perkembangan janin, karbohidrat diutamakan kompleks (nasi,
roti) dan serat, serta vitamin (terutama vitamin B, D dan asam folat) dan mineral
(kalsium, zat besi).
b. Edukasi Mengenai Usia Ibu dalam Kehamilan
Memberikan penjelasan kepada paseien bahwa usia di atas 35 tahun merupakan
kehamilan dengan risiko tinggi dan dapat menyebabkan bayi alami risiko kelainan
genetik.
c. Edukasi pelayanan ANC untuk risiko kehamilan
Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai risiko kehamilan saat ini dan
yang akan datang. Edukasi mengenai risiko kehamilan ditujukan kepada pasien agar
selalu rutin pemeriksaan, dan dapat terpantau terus kondisi pasien. Persalinan pada
kehamilan risiko sangat tinggi akan diberikan rujukan dini berencana. Pasien
diajarkan mengenai pentingnya kontrol ke rumah sakit (dengan PONEK) karena
kondisi hamil risiko tinggi untuk ibu dan anak, dan konsultasi dengan dokter obstetri-
ginekologi untuk perencanaan persalinan.
d. Edukasi KB paska persalinan
Oleh karena usia pasien yang sudah memasuki risiko tinggi untuk terjadi
kehamilan lagi, maka pasien dan suami dijelaskan dan disarankan untuk melaakukan
KB permanen. KB yang disarankan pada pasien adalah KB jangka panjang guna
menghentikan kehamilan yaitu MOW. Jika pasien menolak dapat disarankan KB
IUD. tidak disarankan KB jangka pendek karena pasien masih dapat hamil (supaya
tidak terulang kembali).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan wawancara yang kami peroleh, dapat kami simpulkan bahwa
tatalaksana yang cocok untuk Ny. S sebelum dan sesudah melahirkan adalah edukasi
mengenai KB paska persalinan untuk menghentikan kehamilan di masa mendatang, dan
edukasi nutrisi untuk mencegah adanya gangguan perkembangan janin dan mencegah
tidak terjadinya abortus berulang. Edukasi pelayanan ANC hingga persalinan, agar pasien
selalu rutin kontrol dan dapat mempersiapkan diri untuk persalinan. Dan rujukan dini
berencana diperlukan untuk pasien hingga perencanaan persalinan karena pasien
kehamilan risiko sangat tinggi.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Pasien / Masyarakat
Keaktifan dari pasien untuk bertanya dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
lebih baik ditingkatkan, terutama terhadap informasi yang datang lewat buah bibir
atau internet. Bila ditemukan rasa takut atau bimbang, lebih baik dibantu untuk opini
tambahan dari tenaga kesehatan lainnya/rujukan.

4.2.2 Bagi Institusi Pemerintah (Pemerintah Daerah / Puskesmas)


Pembekalan bagi para tenaga kesehatan lebih dimaksimalkan terutama informed
concent ANC dan KB oleh dokter dan bidan. Karena pengetahuan yang benar dan
baik untuk pasien akan membantu mengurangi mitos pada masyarakat, dan
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan terutama dalam
pelaksanaan program KB.
DAFTAR PUSTAKA

1. Walyani. S. E. Purwoastuti. E. 2015. Asuhan Kenidanann Persalinan dan Bayi


Baru Lahir. Yogyakarta:Pustaka Baru Press

2. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2010.

3. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BPPN). (2010). Report on the


achievement of the Millenium Development Goals Indonesia 2010. Jakarta:
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
4. Dinas Kesehatan Kota Depok. (2008). Tabel profil tahun 2008. Diperoleh dari
http://dinkes. depok.go.id/berkas-unggah/tabel%20profil% 202008.pdf.
5. Kurniawati. T. Elliana D. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Perbedaan Pengetahuan
dan Persepsi Ibu Hamil Terhadap Penerapan Model Sms Gateway. Kemas 10 (2)
2015.-209.
Lampiran 1. Kuesioner Riwayat Obstetrik Sosial

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFIK
ISTRI SUAMI
1. Nama Ny. S Tn. R
2. Tanggal Lahir/Umur 01 Februari 1983 22 Oktober 1979
37 tahun 41 tahun
3. Status Pernikahan Menikah
4. Pernikahan ke Pertama
5. Alamat Jl. Tebet barat dalam II No.12 Jakarta
Selatan.
6. Pendidikan Tamat SMA
7. Pekerjaan Ibu rumah tangga Pegawai swasta
8. Agama Islam Islam
9. Aktivitas Sosial - Olahraga
10. Penghasilan rerata perbulan 3,5 juta/bulan (suami)
B. RIWAYAT OBSTETRIK
1. Gravida (hamil ke-…) 2
2. Para (riwayat lahir hidup) 0
3. Abortus (riwayat keguguran) 1
4. Riwayat lahir mati 0
5. Asuhan antenatal – frekuensi 2 kali
6. Asuhan antenatal – tempat Puskesmas
7. Asuhan antenatal – petugas Bidan
8. Pemeriksaan kehamilan : YA TIDAK
a. Pengukuran tinggi badan v
b. Pengukuran tekanan darah v
c. Pengukuran LLA v
d. Pengukuran tinggi rahim
v
e. Penentuan letak/presentasi janin
f. Penghitungan denyut jantung janin v
g. Imunisasi Tetanus Toxoid v
h. Pemberian tablet tambah darah v
i. Tes laboratorium v
j. Konseling v
k. Tatalakasana/pengobatan v
v
9. Penyulit kehamilan : YA TIDAK
a. Mual muntah v
b. Perdarahan kehamilan muda v
c. Demam tinggi v
d. Bengkak kaki, tangan, wajah v
e. Nyeri kepala
f. Tekanan darah tinggi v
g. Pergerakan janin kurang v
h. Perdarahan kehamilan tua v
i. Ketuban pecah v
v

B. RIWAYAT OBSTETRIK
10. Gangguan/penyakit lain dalam kehamilan TIDAK
11. Konseling Gizi TIDAK
12. Penyulit nifas : YA TIDAK
a. Infeksi/demam v
b. Perdarahan <24jam v
c. Perdarahan >24jam v
13. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) TIDAK
14. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) TIDAK
15. Konseling Kontrasepsi Pasca persalinan
16. Imunisasi Tetanus Toxoid YA
17. Pemberian tablet tambah darah YA
18. Pemeriksaan laboratorium darah YA TIDAK
a. Golongan darah V
b. Kadar hemoglobin V
c. Infeksi menular seksual V
19. Pemeriksaan laboratorium urin TIDAK
20. Pemeriksaan pasca-persalinan YA TIDAK
a. 1-2 minggu pasca persalinan v
b. 6 minggu pasca persalinan v
Lampiran 2. Kuesioner Risiko Kehamilan
No Faktor Risiko I : Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO Skor
1 Terlalu muda hamil (<16th) -
2 A. Terlalu lambat hamil pertama (> 4 th nikah) 4
B. Terlalu tua hamil pertama (usia >35th) 4
3 Terlalu cepat hamil lagi (<2th) -
4 Terlalu lama hamil lagi (>10th) -
5 Terlalu banyak anak (4 x / lebih) -
6 Terlalu tua (usia > 35 th) 4
7 Terlalu pendek (< 145 cm) -
8 Pernah gagal hamil (riw.obstetri jelek) 4
9 Pernah melahirkan dengan A. Tarikan tang/vakum -
B. Uri dirogoh -
C. Diberi infus/transfusi -
10 Pernah operasi sesar -
Faktor Risiko II : Ada Gawat Obstetrik/AGO
1 Penyakit pada ibu hamil A. Kurang darah -
B. Malaria -
C. TBC paru -
D. Penyakit jantung -
E. Kencing manis (diabetes) -
F. Penyakit menular seksual -
2 Preeklampsia,bengkak muka tungkai tekanan darah tinggi dan albumin di -
urin
3 Hamil kembar ( perut membesar, gerakan anak ada di banyak tempat ) -
4 Hidramnion atau kembar air ( perut sangat membesar gerak anak tak terasa ) -
5 Janin mati dalam kandungan 4
6 Kehamilan lebih bulan -
7 Letak sungsang atau letak melintang -
Faktor Risiko III : Ada Gawat Darurat Obstetrik/ADGO
1 Perdarahan ante partum -
2 Preeklampsia berat atau eklampsia -
TOTAL +2 20

Berdasarkan hasil diatas, pasien diketahui memiliki kehamilan risiko sangat tinggi (≥12)
Lampiran 3. Hasil Dokumentasi

Kunjungan Tanggal 13 Februari 2020 di Poli KIA

Anda mungkin juga menyukai