PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Asuransi kesehatan di Indonesia merupakan hal yang relatif baru
bagi kebanyakan penduduk Indonesia karena istilah asuransi kesehatan
belum menjadi perbendaharaan kata umum. Pemahaman tentang asuransi
kesehatan masih sangat beragam sehingga tidak heran -misalnya di masa
lampau- banyak orang yang menyatakan bahwa Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JPKM) bukanlah asuransi kesehatanhanya
karena namanya memang sengaja dipilih tidak menggunakan kata-kata
asuransi. Pada pembahasan sejarah asuransi kesehatan, harus disepakati
terlebih dahulu batasan asuransi kesehatan. Di banyak buku teks asuransi,
asuransi kesehatan mencakup produk asuransi kesehatan sosial maupun
komersial. Asuransi kesehatan sosial adalah asuransi yang wajib diikuti
oleh seluruh atau sebagian penduduk (misalnya pegawai), premi atau
iurannya bukan nilai nominal tetapi prosentase upah yang wajib
dibayarkan,
dan
manfaat
asuransi
(benefit)
ditetapkan
peraturan
II.
III.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu asuransi?
2. Bagaimana sejarah asuransi?
3. Apa saja jenis-jenis asuransi?
4. Bagaimana unsur dari asuransi itu sendiri?
5. Apa tujuan dari asuransi?
6. Sampai kapan berlakunya asuransi?
7. Apa prinsip dasar dari asuransi?
8. Bagaimana bila asuransi di tinjau dari aspek medikolegal?
9. Bagaimana dengan BPJS danSJSN?
TUJUAN
Tujuan Umum:
Mengetahui tentang asuransi kesehatan di Indonesia
Tujuan Khusus:
IV.
BAB II
PEMBAHASAN
I. ASURANSI KESEHATAN
A. Definisi
Health Insurance : The payment for the excepted costs of a group
resulting from medical utilization based on the except ed expense
incurred by the group. The payment can be based on community or
1)
experience rating.1
Definisi di atas ada beberapa kata kunci yaitu :
Ada pembayaran, yang dalam istilah ekonomi ada suatu transaksi
ekonomi rumah
tangga.
Kejadian
sakit
yang
SEJARAH
Perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia berjalan sangat lambat
dibandingkan dengan perkembangan asuransi kesehatan di beberapa
negara tetangga di ASEAN. Penelitian yang seksama tentang fakto yang
mempengaruhi perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia tidak cukup
tersedia. Secara teoritis beberapa faktor penting dapat dikemukakan
sebagai penyebabkan lambatnya pertumbuhan asuransi kesehatan di
Indonesia, diantaranya deman (demand) dan pendapatan penduduk yang
rendah, terbatasnya jumlah perusahaan asuransi, dan buruknya kualitas
fasilitas pelayanan kesehatan serta tidak adanya kepastian hukum di
Indonesia. Penduduk Indonesia pada umumnya merupakan risk taker
untuk kesehatan dan kematian. Sakit dan mati dalam kehidupan
masyarakat Indonesia yang religius merupakan takdir Tuhan dan
karenanya banyak anggapan yang tumbuh di kalangan masyarakat
Indonesia bahwa membeli asuransi berkaitan sama dengan menentang
takdir. Hal ini menyebabkan rendahnya kesadaran penduduk untuk
membeli atau mempunyai asuransi kesehatan. Selanjutnya, keadaan
ekonomi penduduk Indonesia yang sejak merdeka sampai saat ini masih
mempunyai pendapatan per kapita sekitar $ 1.000 AS per tahun, sehingga
tidak memungkinkan penduduk Indonesia menyisihkan dana untuk
membeli asuransi kesehatan maupun jiwa. Rendahnya deman dan daya
beli tersebut mengakibatkan tidak banyak perusahaan asuransi yang
dan
kapastian
hukum
dalam
berbisnis
asuransi
atau
peserta,
dengan
tujuan
pemenuhan
kebutuhan
Egaliter
merupakan
seseorang
harus
mendapatkan
D. Unsur Asuransi
Asuransi harus mencakup unsur-unsur berikut ini:
1. Penanggung dan tertanggung, atau disebut juga sebagai Subjek
Hukum
2. Persetujuan antara si penanggung dan tertanggung
3. Benda asuransi dan kepentingan si tertanggung
4. Tujuan
5. Premi dan resiko
6. Peristiwa yang tidak pasti dan ganti rug
7. Syarat-syarat
8. Polis asuransi.
E. Tujuan Asuransi
1. Pengalihan Risiko
Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko
yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar
sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula
risiko beralih kepada penanggung.
2. Pembayaran Ganti KerugianJika suatu ketika sungguhsungguh terjadi
peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko berubah menjadi kerugian),
maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya
seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam prakteknya kerugian yang
timbul itu dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak semuanya berupa
prakteknya
dibuktikan
dengan
disetujuinya
aplikasi
atau
2.
28H ayat (3), hasil amandemen kedua 18 Agustus 2000, yang menyatakan:
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat; dan
4.
Wetboek/Kitab
Undang-Undang
Hukum
Perdata