Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN LONG CASE STUDY

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


PUSKESMAS JATILAWANG

PTERIGIUM

Disusun Oleh:
Ajeng Oktri Dewanti
G4A016129

Pembimbing:
dr. Madya Ardi Wicaksono, M.Si
dr. Esti Haryati

KEPANITERAAN KLINIK STASE KOMPREHENSIF


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kepaniteraan Kedokteran Keluarga


Long Case

Pterigium

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk mengikuti ujian


Kepaniteraan Klinik Stase Komprehensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman

Oleh:
Ajeng Oktri Dewanti
G4A016129

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan:


Hari :
Tanggal : Desember 2018

Preseptor Lapangan Preseptor Fakultas

dr. Esti Haryati dr, Madya Ardi Wicaksono. M.Si


NIP. 197303012007012010 NIP. 1981051201012003
I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. D


Alamat lengkap : Desa Kedungwringin RT 03/RW 06
Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas
Bentuk Keluarga : Extended family

Tabel 1.1 Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. T Kepala L 45 SMP Supir
keluarga
(Suami)
2. Ny. S Istri P 42 SMP TKW

3. Ny. P Ibu P 67 SD Ibu rumah tangga

4. An. A Anak P 15 SMP Pelajar

5. An. D Anak L 11 SD Pelajar

6. An. B Anak P 8 - Pelajar

7 An. R Anak P 4 - -

Sumber : Data Primer, Desember 2018

Kesimpulan dari karakteristik demografi diatas, bentuk keluarga Tn. D adalah


extended family. Tn.D (45 tahun) memiliki peran sebagai kepala keluarga dan Ny.P
(67 tahun) sebagai seorang ibu mertua dari Tn. D (45 tahun) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
II. STATUS PENDERITA

A. PENDAHULUAN
Laporan ini disusun berdasarkan kasus yang diambil dari seorang laki-
laki berusia tahun yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Jatilawang
dengan keluhan terdapat daging tumbuh pada mata kanan.

B. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Supir truk
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Desa Kedungwringin RT 03/RW 06
Jatilawang, Banyumas
Pengantar : Ibu mertua pasien
Tanggal Periksa : Selasa, 11 Desember 2018

C. ANAMNESIS (diambil melalui autoanamnesis)


1. Keluhan Utama
Terdapat daging tumbuh pada pinggir mata kanan
2. Keluhan Tambahan
Mata kanan silau dan kurang jelas untuk melihat, terasa mengganjal dan
sering kemerahan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Jatilawang pada
hari Selasa, tanggal 11 Desember 2018 pukul 09.00 diantar ibu
mertuanya dengan keluhan Terdapat daging tumbuh pada mata kanan
sejak kurang lebih 6 bulan sebelum berobat ke Puskesmas. Awalnya
pasien mengaku mata kanan sering kemerahan sejak 6 bulan, kemudian
muncul seperti daging tumbuh kecil pada pinggir mata kanan, daging
tumbuh ini dirasakan semakin membesar dari waktu ke waktu, dan
dirasakan semakin lama mata kanan menjadi kurang jelas untuk melihat
pada 3 bulan terakhir, selain itu pasien juga merasakan mata kanan
menjadi sangat silau saat melihat cahaya terutama malam saat pasien
menyetir truk dan mata kanan semakin terasa mengganjal serta tidak
nyaman. Keluhan ini semakin memberat 1 bulan terakhir, dan dirasakan
mulai mengganggu aktifitas karena tidak nyaman dan penglihatan
dirasakan kurang jelas.
Pasien belum berobat kemanapun, dan saat keluahan semakin
memberat pasien memutuskan datang ke Balai Pengobatan Puskesmas
Jatilawang untuk mendapat pengobatan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat keluhan serupa : disangkal
b. Riwayat penyakit jantung : disangkal
c. Riwayat darah tinggi : disangkal
d. Riwayat kencing manis : disangkal
e. Riwayat trauma : diakui
f. Riwayat alergi : disangkal
g. Riwayat asma : disangkal
h. Riwayat operasi : disangkal
i. Riwayat kejang : disangkal
j. Riwayat mondok : diakui
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat keluhan sama : disangkal
b. Riwayat penyakit jantung : disangkal
c. Riwayat darah tinggi : disangkal
d. Riwayat kencing manis : disangkal
e. Riwayat alergi : disangkal
6. Riwayat Sosial dan Exposure
a. Community
Pasien dalam kesehariannya tinggal bersama dengan ibu mertua
dan ketiga anaknya. Rumah pasien berada di pedesaan yang padat
penduduk.
b. Home
Rumah Tn. D memiliki ventilasi dan pencahayaan yang cukup
pada masing-masing ruangan untuk menerangi rumah. Dinding
rumah kayu. Lantai rumah tidak berubin (plester semen). Dalam
rumah terdapat 1 kamar tidur ukuran 3x2 m, 1 ruang tamu, 1
ruang keluarga yang digabung dengan 1 ruang makan, 1 kamar
mandi dan 1 dapur. Dalam kamar mandi sudah memiliki jamban,
Jarak septic tank dari sumber air hanya sekitar 5 meter. Syarat
minimal sumber air bersih dengan septic tank yaitu 10 meter.
Pasien memiliki tempat pengumpulan sampah rumah tangga yang
diletakkan di belakang rumah. Ventilasi yang terdapat di dalam
rumah dapat dikatakan cukup, dan jendela cukup untuk sumber
cahaya. Sumber air bersih yang digunakan pasien untuk
kebutuhan sehari-hari berasal dari pompa air dan sumur.
Keluarga pasien memasak dengan menggunakan tungku dan
letak dapur di belakang rumah dan terbuka. Tempat sampah
keluarga diletakkan dibelakang rumah, dan ditumpuk saja di
pelataran belakang rumah. Lingkungan tempat tinggal Tn. D
merupakan lingkungan pemukiman, jarak antar rumah saling
berdekatan sekitar 2-3 meter.
c. Hobby
Pasien tidak memiliki hobby khusus
d. Occupational
Pasien adalah seorang supir truk yang bekerja lebih banyak diluar
ruangan dan dapat terpapar sinar UV maupun debu. Pasien
bekerja pagi sampai siang hari atau sore sampai malam, tetapi
lebih sering siang hari.
e. Personal Habit
Pasien tidak pernah memakai alat pelindung seperti kacamata
maupun topi saat bekerja di luar rumah. Pasien merupakan
seorang perokok
f. Diet
Pasien tidak teratur makan, bisa 2 kali sehari atau 3 kali dengan
nasi sebanyak satu centong, sayur, dan lauk tempe, tahu. Pasien
jarang mengkonsumsi buah.
g. Drug
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
7. Riwayat Psikologi
Pasien tinggal bersama ibu mertua dan ketiga anaknya. Istrinya
sejak 1 tahun yang lalu, bekerja menjadi TKW di singapore, dan anak
ke tiganya bersekolah di pondok pesantren daerah sekitar sehingga
tidak tinggal bersama Tn. D. Dalam kehidupan sehari-hari, pasien
sering memikirkan keadaan ekonomi keluarganya, karena istrinya
sampai harus bekerja keluar negeri dan tidak bisa merawat anak-
anaknya yang masih kecil. Keluarga Tn. D juga belum mempunyai
kartu BPJS sehingga saat pergi ke Puskesmas dan harus dirujuk harus
memikirkan biaya. Masalah yang dihadapi cukup sering diceritakan
kepada ibu mertuanya, mereka memiliki hubungan yang cukup dekat.
8. Riwayat Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah kebawah.
pasien bekerja sebagai Buruh Supir dengan penghasilan Rp. 900.000/ bulan.
Istri pasien bekerja sebagai TKW disingapore.
9. Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya dapat dikatakan
harmonis. Hal tersebut dapat terlihat dari cara berkomunikasi antara ayah,
dan ibu mertua dan anak-anaknya
10. Riwayat Sosial
Saat sakit ini, pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan
bekerja menjadi supir seperti biasa. Hubungan pasien dengan tetangga
sekitarnya cukup baik.

11. Anamnesis Sistemik


a. Keluhan Utama : Terdapat daging tumbuh pada pinggir mata
kanan
b. Kulit : tidak ada keluhan
c. Kepala : tidak ada keluhan
d. Mata : Terdapat daging tumbuh pada pinggir mata
kanan
e. Hidung : tidak ada keluhan
f. Telinga : tidak ada keluhan
g. Mulut : tidak ada keluhan
h. Tenggorokan : tidak ada keluhan
i. Pernafasan : tidak ada keluhan
j. Sistem Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
k. Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan
l. Sistem Saraf : tidak ada keluhan
m. Sistem Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
n. Sistem Genitourinaria : tidak ada keluhan
o. Ekstremitas : Atas : tidak ada keluhan
Bawah : tidak ada keluhan

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum/Kesadaran
Baik, kesadaran compos mentis.
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/90 mmhg
b. Nadi : 92 x/menit
c. Pernafasan : 22 x/menit
d. Suhu : 36.8 oC per axillar
3. Status gizi
a. BB : 65 kg
b. TB : 168 cm
c. IMT : 23
Kesan status gizi: Status gizi baik
4. Kulit : Turgor kulit kembali dalam 1 detik
5. Kepala : Bentuk mesosefal, rambut tidak mudah dicabut
6. Mata : RC +/+ pupil isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), injeksi konjungtiva (-/-), injeksi siliar (-/-), jaringan fibrovaskular (+/-
) melewati pupil, lensa jernih
7. Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), discharge (-/-)
8. Telinga : Bentuk dan ukuran normal, sekret (-/-)
9. Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-)
10. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1
11. Leher : Deviasi trakea (-), limfonodi cervicalis tidak teraba
12. Thoraks :
a. Pulmo :
Inspeksi : pergerakan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+) suara tambahan RBH (-/-)
RBK (-/-) wheezing (-/-)
b. Cor :
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS
batas kiri bawah : SIC V LMCS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
13. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
14. Sistem Collumna Vertebralis
Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
15. Ektremitas :
Akral dingin - - Oedem - -
- - - -

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa
astigmatisme ireguler yang disebabkan oleh pterigium

F. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal
Keluhan Utama
Terdapat daging tumbuh pada pinggir mata kanan
Keluhan Tambahan
Mata kanan untuk melihat buram, sangat silau saat melihat cahaya dan
terasa tidak nyaman
Idea
Pasien berobat ke Puskesmas karena keluhan mata kanan menjadi buram
untuk melihat dan mata dirasa semakin tidak nyaman
Concern
Pasien mengatakan keluhan mulai mengganggu aktivitas sehingga pasien
khawatir kondisi pasien kian memburuk.
Expectation
Pasien berharap agar penyakit pasien dapat segera sembuh sehingga pasien
dapat segera beraktivitas secara lebih nyaman.
Anxiety
Pasien dan keluarga pasien khawatir penyakit pasien tidak sembuh-sembuh
dan dapat menyebabkan kebutaan.
2. Aspek Klinis
Diagnosis : Pterygium stadium IV
Gejala klinis : Terdapat jaringan fibrovaskular pada pinggir mata
sebalah kanan, dirasakan terus melebar dan mata
kanan menjadi buram untuk melihat, sangat silau
saat melihat cahaya dan dirasa tidak nyaman

Diagnosa banding : pinguekula dan pseudopterigium

3. Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu


a. Usia pasien 45 tahun
b. Jenis kelamin pasien yaitu laki-laki
c. Pasien tidak memakai alat pelindung seperti kacamata maupun topi saat
bekerja diluar ruangan
d. Kebiasaan pasien merokok sebanyak satu bungkus perhari

4. Aspek Faktor Risiko Ekstrinsik Individu


a. Keadaan dan lingkungan kerja yang banyak terpapar sinar UV
matahari, debu dan polusi
b. Belum memiliki kartu BPJS untuk berobat ke pelayanan kesehatan
c. Keadaan dan kebersihan lingkungan rumah yang kurang sehat.
d. Kondisi ekonomi pasien termasuk ke dalam golongan menengah ke
bawah.
e. Rendahnya pemahaman pasien mengenai faktor resiko, gejala klinis dan
pengobatan pterygium.
5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 2, karena pasien mulai terganggu
dalam melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari terutama saat bekerja
G. PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
1. Personal Care
a. Initial Plan
Usulan pemeriksaan penunjang:
1) Topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa
astigmatisme ireguler
b. Medikamentosa
Topical lubricating drops 1-2 tetes/4jam

c. Non Medikamentosa
1) Istirahat yang cukup
2) Diet nutrisi tetap diberikan seperti biasa (tinggi protein,
Karbohidrat, sayur, dan buah-buahan)

d. KIE (konseling, informasi dan edukasi)


1) Edukasi penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala serta pengobatan
pterigyum
2) Menggunakan kaca mata berwarna hitam dan topi apabila
beraktivitas di luar rumah untuk melindungi mata dari paparan sinar
ultraviolet, debu maupun udara kering.
3) Segera membuat kartu BPJS untuk mempermudah penanganan lebih
lanjut untuk pengobatan pterygium
4) Menjelaskan mengenai syarat-syarat rumah sehat secara lengkap
5) Menjelaskan pentingnya menjaga nutrisi melalui makanan yang
sehat dan bergizi, memenuhi kebutuhan karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral.
6) Menjelaskan bahaya merokok
7) Rujuk ke Sp. M terdekat untuk penanganan lebih lanjut

2. Family Care
a. Dukungan psikologis dari keluarga
b. Memberi informasi kepada keluarga terkait penyakit pterygium mulai
dari faktor risiko, tanda gejala, pencegahan, komplikasi dan pengobatan.
c. Edukasi kepada keluarga terdekat agar pasien menghindari hal-hal yang
mampu memperberat gejala.
d. Memotivasi keluarga untuk menjaga kondisi lingkungan rumah tetap
sehat dan bersih.
e. Memperbaiki kondisi rumah apabila memungkinkan

3. Community Care
Melakukan konseling atau edukasi pada masyarakat di tempat tinggal pasien
tentang aspek pencegahan pterygium melalui:
a. Edukasi pengetahuan terkait penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala
serta pengobatan pterygium kepada masyarakat
b. Edukasi mengenai syarat rumah sehat.
c. Edukasi mengenai pembuatan kartu BPJS untuk memudahkan berobat
ke pelayanan kesehatan tersdekat

H. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Bentuk keluarga Tn. D adalah extended family. Tn.D (45 tahun)
berperan sebagai kepala keluarga, NY. S (42 tahun) sebagai istri dan
Ny.P (67 tahun) sebagai ibu mertua dan nenek dari An. A (15 tahun),
An . D (11 tahun), An. B (8 tahun) dan An. R (4 tahun) berperan sebagai
anak pasien. Pada keluarga ini terdapat ayah, ibu mertua dan 3 orang
anak yang hidup bersama dalam satu rumah. Ayah pasien merupakan
anak ketiga dari lima bersaudara. Sedangkan ibu pasien juga merupakan
anak kedua dari empat bersaudara.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan antara pasien dengan keluarganya harmonis. Kadang
ada sedikit masalah perbedaan pendapat yang masih dalam batas wajar.
3. Fungsi Sosial
Pasien sudah mengenal baik tetangga di sekitar rumahnya..
Keluarga pasien juga sering mengikuti kegiatan desa seperti pengajian
RT, maupun rapat-rapat yang diadakan di lingkungan sekitar.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah kebawah.
pasien bekerja sebagai buruh sopir truk dengan penghasilan Rp.
900.000/ bulan. Istri pasien bekerja sebagai TKW di singapore.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau yaitu
puskesmas. Pembiayaan kesehatan berasal dari umum dan belum
memiliki BPJS.
Dapat disimpulkan bahwa bentuk keluarga Tn. D adalah extended
family. Keluarga Tn. D adalah keluarga yang cukup harmonis, dan
merupakan keluarga dengan perekonomian kelas menengah kebawah.
B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R
SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah =
0. A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota
keluarga, kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga
secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Adaptation
Pasien dalam menghadapi masalah selama ini mendapatkan dukungan berupa
nasehat dari keluarganya.
Partnership
Komunikasi terjalin satu sama lain baik. Setiap ada permasalahan didiskusikan
bersama dengan anggota keluarga lainnya, komunikasi dengan anggota keluarga
berjalan dengan baik.
Growth
Pasien terlihat cukup puas atas segala bentuk dukungan dan bantuan dari keluarga
untuk kegiatan atau hal-hal baru yang hendak dilakukan pasien.
Affection
Pasien merasa cukup puas dengan perhatian keluarga dalam menyayangi pasien.
Dalam hal mengekspresikan perasaan atau emosi, antar anggota keluarga
berusaha untuk selalu jujur. Apabila ada hal yang tidak berkenan di hati, maka
anggota keluarga akan mencoba untuk segera menyampaikan tanpa
dipendam, sehingga permasalahan dapat segera selesai.
Resolve
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien cukup, baik dari keluarga. Pasien
merasa senang apabila bisa berkumpul di rumah walaupun hanya untuk menonton
televisi, bersenda gurau, maupun makan bersama.
Tabel 3.1 Nilai APGAR dari Tn. D terhadap keluarga
Hampir
Hampir Kadang
A.P.G.A.R Tn. DR Terhadap Keluarga tidak
selalu -kadang
pernah
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
A keluarga saya bila saya menghadapi 
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
P membahas dan membagi masalah 
dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan
G 
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
A 
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya
R 
dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 7, fungsi fisiologis Tn. D terhadap keluarga cukup sehat

Tabel 3.2 Nilai APGAR dari Ny.P terhadap keluarga


Hampir
Hampir Kadang
A.P.G.A.R Ny. P Terhadap Keluarga tidak
selalu -kadang
pernah
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
A keluarga saya bila saya menghadapi 
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
P membahas dan membagi masalah 
dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan
G 
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
A 
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya
R 
dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 8, fungsi fisiologis Ny.P terhadap keluarga cukup sehat

Tabel 3.3 Nilai APGAR dari An. A terhadap keluarga


Hampir
Hampir Kadang
A.P.G.A.R Tn. DR Terhadap Keluarga tidak
selalu -kadang
pernah
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
A keluarga saya bila saya menghadapi 
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
P membahas dan membagi masalah 
dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan
G 
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
A 
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya
R 
dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 10, fungsi fisiologis An. A terhadap keluarga cukup sehat

A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (7+8+10)/3 = 8,3


Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien baik
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah
15, sehingga rata-rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 8,3. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien dalam
keadaan baik.
C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)
Fungsi patologis dari keluarga Tn. D dinilai dengan menggunakan
S.C.R.E.E.M sebagai berikut:

Tabel 3.4 Nilai SCREEM dari keluarga pasien


Sumber Patologi Ket
Social Interaksi sosial keluarga dengan tetangga dan saudara-saudara -
di sekitar rumah cukup baik.
Cultural Dalam kegiatan sehari-hari keluarga ini menggunakan -
bahasa Jawa, walaupun dicampur dengan Bahasa Indonesia.
Keluarga pasien jarang mempercayai obat-obatan
tradisional.
Religion Pemahaman agama cukup baik. Penerapan ajaran juga baik, -
hal ini dapat dilihat dari ayah pasien rutin menjalankan sholat
5 waktu, terkadang menjalankan puasa sunah dan mengikuti
kegiatan keagamaan seperti mengaji di mushola dekat rumah.
Ayah pasien juga mengajarkan hal tersebut pada keluarganya.
Economic Ekonomi keluarga ini tergolong kelas menengah kebawah, +
untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski belum
mampu mencukupi kebutuhan sekunder, diperlukan skala
prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
Education Pendidikan anggota keluarga kurang. Latar belakang +
pendidikan pasien adalah SMP dan ibu mertua pasien adalah
SD. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang
diderita masih kurang.
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga menggunakan -
pelayanan puskesmas dan belum menggunakan BPJS. Akses
layanan kesehatan yang dapat dijangkau yaitu puskesmas
karena termasuk cukup dekat dengan rumah pasien

Keterangan :
1. Economic (+) oleh karena ekonomi keluarga pasien tergolong
menengah kebawah.
2. Education (+) oleh karena pengetahuan pasien dan keluarga tentang
kesehatan terutama tentang penyakitnya masih kurang.
3. Medical (+) oleh karena belum menggunakan BPJS dalam pembiayaan
pelayanan kesehatan
Kesimpulan: keluarga Tn. D fungsi patologis yang ditemukan antara
lain fungsi ekonomi, fungsi pendidikan dan fungsi medis.
D. FAMILY GENOGRAM

Tn. H Ny. A Tn. A Ny. P


62 th 58 th 59 th 57 th

Tn. R Ny. P Ny. T


Ny. W Tn. L
28 th 25 th 39 th
24 th 22 th

Tn. DR Ny. S
33 th 34 th

An. A An. D An. B


8 th 2 th 2 th

Gambar 3.6 Genogram Keluarga Tn. D

Keterangan :
: Perempuan : Meninggal

: Laki-laki

: Pasien
E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

Gambar 3.7 Pola Interaksi Keluarga Tn. D


Keterangan : hubungan baik
Sumber : Data Desember 2018
Kesimpulan: hubungan antara anggota keluarga di keluarga Tn. D dinilai
harmonis dan saling mendukung.
IV. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN

A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU


KELUARGA
1. Faktor Perilaku
Perilaku pada anggota keluarga secara umum baik. Dalam
aktifitas di luar rumah terutama saat bekerja menjadi supir pasien tidak
menggunakan kacamata hitam maupun topi untuk melindungi mata dari
sinar UV, debu. Pasien juga tidak makan secara teratur, tidak menyukai
sayur serta jarang mengkonsumsi buah-buahan. Perilaku kebersihan
keluarga pasien kurang bagus. Hal ini dilihat dari kebersihan didalam
rumah pasien, dan pasien memiliki 1 kamar tidur, tetapi lebih memilih
tidur di ruang keluarga. Sampah rumah tangga dibuang di perkebunan
belakang rumah kemudian dibiarkan menumpuk tak jauh dari
rumahnya. Dapur berada di belakang rumah dan terbuka. Keluarga ini
sudah melakukan kegiatan sanitasi dengan cukup baik, terbukti dengan
penggunaan jamban, penggunaan air bersih (air sumur) namun tempat
sumber air bersih dan tempat pembuangan kotoran yang berdekatan
kurang diperhatikan oleh keluarga ini. Jarak septik tank dan sumur hanya
berkisar 5 meter, karena sama sama terdapat di dalam rumah.
2. Faktor Non Perilaku
a. Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor non perilaku
yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. untuk
kondisi pasien hal ini dapat dikaitkan dengan genetik/ keturunan.
Dari riwayat pasien tidak ada riwayat penyakit yang sama
diturunkan.
b. Lingkungan
Rumah Tn. D memiliki ventilasi dan pencahayaan yang
cukup pada masing-masing ruangan untuk menerangi rumah.
Dinding rumah dari kayu. Lantai rumah berubin (plester semen).
Dalam rumah terdapat memiliki 1 kamar tidur berukuran 3x2 m,
1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi dan 1 dapur.
Dalam kamar mandi sudah memiliki jamban. Pasien memiliki
tempat pengumpulan sampah rumah tangga yang diletakkan di
dapur. Sumber air bersih yang digunakan pasien untuk kebutuhan
sehari-hari berasal dari pompa air dan sumur. Jarak septic tank
dari sumber air hanya sekitar 5 meter. Syarat minimal sumber air
bersih dengan septic tank yaitu 10 meter.
Keluarga pasien memasak dengan menggunakan kompor
tungku dan dapur berada dibelakang rumah tetapi terbuka.
Tempat sampah keluarga diletakkan dibelakang rumah.
Lingkungan tempat tinggal Tn. D merupakan lingkungan
pemukiman, jarak antar rumah saling berdekatan sekitar 2-3
meter.
c. Tingkat Pendidikan/Pengetahuan
Pasien termasuk dalam keluarga dengan latar belakang
pendidikan yang kurang. Pendidikan pasien adalah tamatan SMP.
Hal tersebut mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman pasien
mengenai kesehatan, termasuk faktor risiko, gejala klinis dan
pengobatan pterygium
d. Tingkat Sosial Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah
kebawah. Pasien bekerja sebagai buruh sopir truk dengan
penghasilan Rp. 900.000/ bulan. Istri pasien bekerja sebagai
TKW. Dapat dikatakan bahwa pasien tergolong dalam keluarga
dengan kelas ekonomi menengah kebawah, juga dapat dilihat dari
kondisi hunian yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat.
e. Pelayanan Kesehatan
Layanan kesehatan terdekat adalah puskesmas.
Pembiayaan kesehatan belum menggunakan BPJS. Jarak rumah
pasien dengan pelayanan kesehatan tidak terlalu jauh. Puskesmas
Jatilawang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah. Keluarga
pasien jika berobat ke Puskesmas menggunakan kendaraan
bermotor dan ditempuh dalam waktu sekitar 5-10 menit. Selain
itu, apotek juga terjangkau dengan jarak dari rumahnya ke apotek
sekitar 1 km.

Pelayanan
Perilaku: Kesehatan:
- Saat aktifitas di luar rumah Pasien belum memiliki
terutama saat bekerja menjadi supir BPJS
pasien tidak menggunakan Lingkungan:
kacamata hitam maupun topi untuk Kondisi rumah dan
melindungi mata dari sinar UV, lingkungan rumah yang
debu kurang sehat.
- Pasien adalah seorang perokok
- Pasien makan tidak teratur, tidak
menyukasi sayur dan jarang
mengkonsumi buah-buahan
Pendidikan dan
Tn. D pengetahuan:
Pterygium Rendahnya pemahaman
pasien dan keluarga
mengenai faktor resiko,
Ekonomi: agen penyebab, gejala
Termasuk keluarga kelas klinis dan pengobatan
menengah kebawah. varisela.

Gambar 4.1. Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga

Keterangan:
= Faktor Perilaku
= Faktor Non-Perilaku
B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
1. Gambaran Lingkungan
Pasien tinggal di Desa Kedungwringin RT 03/ RW 06,
Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas. Rumah Tn. D
memiliki ventilasi dan pencahayaan yang cukup pada masing-
masing ruangan untuk menerangi rumah. Dinding rumah dari
kayu. Lantai rumah berubin (plester semen). Dalam rumah
terdapat 1 kamar tidur berukuran 3x2 m, 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 kamar mandi dan 1 dapur. Dalam kamar mandi sudah
memiliki jamban. Pasien memiliki tempat pengumpulan sampah
rumah tangga yang diletakkan di belakang rumah. Sumber air
bersih yang digunakan pasien untuk kebutuhan sehari-hari
berasal dari pompa air dan sumur. Jarak septic tank dari sumber
air hanya sekitar 5 meter. Syarat minimal sumber air bersih
dengan septic tank yaitu 10 meter.
Keluarga pasien memasak dengan menggunakan kompor
tungku. Tempat sampah keluarga diletakkan dibelakang rumah.
Lingkungan tempat tinggal Tn. D merupakan lingkungan
pemukiman, jarak antar rumah saling berdekatan sekitar 2-3
meter.
Kesan: Kebersihan rumah dan lingkungannya belum adekuat.
2. Denah Rumah

Dapur Sumur

KM

Ruang Keluarga Kamar Tidur

Ruang Tamu

Gambar 4.2. Denah rumah Tn. D

Anda mungkin juga menyukai