PTERIGIUM
Disusun Oleh:
Ajeng Oktri Dewanti
G4A016129
Pembimbing:
dr. Madya Ardi Wicaksono, M.Si
dr. Esti Haryati
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Pterigium
Oleh:
Ajeng Oktri Dewanti
G4A016129
Tabel 1.1 Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. T Kepala L 45 SMP Supir
keluarga
(Suami)
2. Ny. S Istri P 42 SMP TKW
7 An. R Anak P 4 - -
A. PENDAHULUAN
Laporan ini disusun berdasarkan kasus yang diambil dari seorang laki-
laki berusia tahun yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Jatilawang
dengan keluhan terdapat daging tumbuh pada mata kanan.
B. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Supir truk
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Desa Kedungwringin RT 03/RW 06
Jatilawang, Banyumas
Pengantar : Ibu mertua pasien
Tanggal Periksa : Selasa, 11 Desember 2018
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum/Kesadaran
Baik, kesadaran compos mentis.
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/90 mmhg
b. Nadi : 92 x/menit
c. Pernafasan : 22 x/menit
d. Suhu : 36.8 oC per axillar
3. Status gizi
a. BB : 65 kg
b. TB : 168 cm
c. IMT : 23
Kesan status gizi: Status gizi baik
4. Kulit : Turgor kulit kembali dalam 1 detik
5. Kepala : Bentuk mesosefal, rambut tidak mudah dicabut
6. Mata : RC +/+ pupil isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), injeksi konjungtiva (-/-), injeksi siliar (-/-), jaringan fibrovaskular (+/-
) melewati pupil, lensa jernih
7. Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), discharge (-/-)
8. Telinga : Bentuk dan ukuran normal, sekret (-/-)
9. Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-)
10. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1
11. Leher : Deviasi trakea (-), limfonodi cervicalis tidak teraba
12. Thoraks :
a. Pulmo :
Inspeksi : pergerakan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+) suara tambahan RBH (-/-)
RBK (-/-) wheezing (-/-)
b. Cor :
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS
batas kiri bawah : SIC V LMCS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
13. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
14. Sistem Collumna Vertebralis
Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
15. Ektremitas :
Akral dingin - - Oedem - -
- - - -
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa
astigmatisme ireguler yang disebabkan oleh pterigium
F. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal
Keluhan Utama
Terdapat daging tumbuh pada pinggir mata kanan
Keluhan Tambahan
Mata kanan untuk melihat buram, sangat silau saat melihat cahaya dan
terasa tidak nyaman
Idea
Pasien berobat ke Puskesmas karena keluhan mata kanan menjadi buram
untuk melihat dan mata dirasa semakin tidak nyaman
Concern
Pasien mengatakan keluhan mulai mengganggu aktivitas sehingga pasien
khawatir kondisi pasien kian memburuk.
Expectation
Pasien berharap agar penyakit pasien dapat segera sembuh sehingga pasien
dapat segera beraktivitas secara lebih nyaman.
Anxiety
Pasien dan keluarga pasien khawatir penyakit pasien tidak sembuh-sembuh
dan dapat menyebabkan kebutaan.
2. Aspek Klinis
Diagnosis : Pterygium stadium IV
Gejala klinis : Terdapat jaringan fibrovaskular pada pinggir mata
sebalah kanan, dirasakan terus melebar dan mata
kanan menjadi buram untuk melihat, sangat silau
saat melihat cahaya dan dirasa tidak nyaman
c. Non Medikamentosa
1) Istirahat yang cukup
2) Diet nutrisi tetap diberikan seperti biasa (tinggi protein,
Karbohidrat, sayur, dan buah-buahan)
2. Family Care
a. Dukungan psikologis dari keluarga
b. Memberi informasi kepada keluarga terkait penyakit pterygium mulai
dari faktor risiko, tanda gejala, pencegahan, komplikasi dan pengobatan.
c. Edukasi kepada keluarga terdekat agar pasien menghindari hal-hal yang
mampu memperberat gejala.
d. Memotivasi keluarga untuk menjaga kondisi lingkungan rumah tetap
sehat dan bersih.
e. Memperbaiki kondisi rumah apabila memungkinkan
3. Community Care
Melakukan konseling atau edukasi pada masyarakat di tempat tinggal pasien
tentang aspek pencegahan pterygium melalui:
a. Edukasi pengetahuan terkait penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala
serta pengobatan pterygium kepada masyarakat
b. Edukasi mengenai syarat rumah sehat.
c. Edukasi mengenai pembuatan kartu BPJS untuk memudahkan berobat
ke pelayanan kesehatan tersdekat
H. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Bentuk keluarga Tn. D adalah extended family. Tn.D (45 tahun)
berperan sebagai kepala keluarga, NY. S (42 tahun) sebagai istri dan
Ny.P (67 tahun) sebagai ibu mertua dan nenek dari An. A (15 tahun),
An . D (11 tahun), An. B (8 tahun) dan An. R (4 tahun) berperan sebagai
anak pasien. Pada keluarga ini terdapat ayah, ibu mertua dan 3 orang
anak yang hidup bersama dalam satu rumah. Ayah pasien merupakan
anak ketiga dari lima bersaudara. Sedangkan ibu pasien juga merupakan
anak kedua dari empat bersaudara.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan antara pasien dengan keluarganya harmonis. Kadang
ada sedikit masalah perbedaan pendapat yang masih dalam batas wajar.
3. Fungsi Sosial
Pasien sudah mengenal baik tetangga di sekitar rumahnya..
Keluarga pasien juga sering mengikuti kegiatan desa seperti pengajian
RT, maupun rapat-rapat yang diadakan di lingkungan sekitar.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah kebawah.
pasien bekerja sebagai buruh sopir truk dengan penghasilan Rp.
900.000/ bulan. Istri pasien bekerja sebagai TKW di singapore.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau yaitu
puskesmas. Pembiayaan kesehatan berasal dari umum dan belum
memiliki BPJS.
Dapat disimpulkan bahwa bentuk keluarga Tn. D adalah extended
family. Keluarga Tn. D adalah keluarga yang cukup harmonis, dan
merupakan keluarga dengan perekonomian kelas menengah kebawah.
B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R
SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah =
0. A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota
keluarga, kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga
secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Adaptation
Pasien dalam menghadapi masalah selama ini mendapatkan dukungan berupa
nasehat dari keluarganya.
Partnership
Komunikasi terjalin satu sama lain baik. Setiap ada permasalahan didiskusikan
bersama dengan anggota keluarga lainnya, komunikasi dengan anggota keluarga
berjalan dengan baik.
Growth
Pasien terlihat cukup puas atas segala bentuk dukungan dan bantuan dari keluarga
untuk kegiatan atau hal-hal baru yang hendak dilakukan pasien.
Affection
Pasien merasa cukup puas dengan perhatian keluarga dalam menyayangi pasien.
Dalam hal mengekspresikan perasaan atau emosi, antar anggota keluarga
berusaha untuk selalu jujur. Apabila ada hal yang tidak berkenan di hati, maka
anggota keluarga akan mencoba untuk segera menyampaikan tanpa
dipendam, sehingga permasalahan dapat segera selesai.
Resolve
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien cukup, baik dari keluarga. Pasien
merasa senang apabila bisa berkumpul di rumah walaupun hanya untuk menonton
televisi, bersenda gurau, maupun makan bersama.
Tabel 3.1 Nilai APGAR dari Tn. D terhadap keluarga
Hampir
Hampir Kadang
A.P.G.A.R Tn. DR Terhadap Keluarga tidak
selalu -kadang
pernah
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
A keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
P membahas dan membagi masalah
dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan
G
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
A
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
Saya puas dengan cara keluarga saya
R
dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 7, fungsi fisiologis Tn. D terhadap keluarga cukup sehat
Keterangan :
1. Economic (+) oleh karena ekonomi keluarga pasien tergolong
menengah kebawah.
2. Education (+) oleh karena pengetahuan pasien dan keluarga tentang
kesehatan terutama tentang penyakitnya masih kurang.
3. Medical (+) oleh karena belum menggunakan BPJS dalam pembiayaan
pelayanan kesehatan
Kesimpulan: keluarga Tn. D fungsi patologis yang ditemukan antara
lain fungsi ekonomi, fungsi pendidikan dan fungsi medis.
D. FAMILY GENOGRAM
Tn. DR Ny. S
33 th 34 th
Keterangan :
: Perempuan : Meninggal
: Laki-laki
: Pasien
E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA
Pelayanan
Perilaku: Kesehatan:
- Saat aktifitas di luar rumah Pasien belum memiliki
terutama saat bekerja menjadi supir BPJS
pasien tidak menggunakan Lingkungan:
kacamata hitam maupun topi untuk Kondisi rumah dan
melindungi mata dari sinar UV, lingkungan rumah yang
debu kurang sehat.
- Pasien adalah seorang perokok
- Pasien makan tidak teratur, tidak
menyukasi sayur dan jarang
mengkonsumi buah-buahan
Pendidikan dan
Tn. D pengetahuan:
Pterygium Rendahnya pemahaman
pasien dan keluarga
mengenai faktor resiko,
Ekonomi: agen penyebab, gejala
Termasuk keluarga kelas klinis dan pengobatan
menengah kebawah. varisela.
Keterangan:
= Faktor Perilaku
= Faktor Non-Perilaku
B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
1. Gambaran Lingkungan
Pasien tinggal di Desa Kedungwringin RT 03/ RW 06,
Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas. Rumah Tn. D
memiliki ventilasi dan pencahayaan yang cukup pada masing-
masing ruangan untuk menerangi rumah. Dinding rumah dari
kayu. Lantai rumah berubin (plester semen). Dalam rumah
terdapat 1 kamar tidur berukuran 3x2 m, 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 kamar mandi dan 1 dapur. Dalam kamar mandi sudah
memiliki jamban. Pasien memiliki tempat pengumpulan sampah
rumah tangga yang diletakkan di belakang rumah. Sumber air
bersih yang digunakan pasien untuk kebutuhan sehari-hari
berasal dari pompa air dan sumur. Jarak septic tank dari sumber
air hanya sekitar 5 meter. Syarat minimal sumber air bersih
dengan septic tank yaitu 10 meter.
Keluarga pasien memasak dengan menggunakan kompor
tungku. Tempat sampah keluarga diletakkan dibelakang rumah.
Lingkungan tempat tinggal Tn. D merupakan lingkungan
pemukiman, jarak antar rumah saling berdekatan sekitar 2-3
meter.
Kesan: Kebersihan rumah dan lingkungannya belum adekuat.
2. Denah Rumah
Dapur Sumur
KM
Ruang Tamu