Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones., E.G. (2003). Family nursing:
Research, theory, & practice ( 6th ed.). Conneticut: Appleton & Lange
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan RI
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan RI
Kemenkes RI. 2019. Hasil The Global Burden of Disease. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI
Parellangi. 2011. Peningkatan Kemandirian Keluarga Setelah Intervensi
Pelayanan Home Care. Bandung : Universitas Padjajaran.Jurnal
keperawatan
Puskesmas Sungai Dareh. Profil Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2017
Puskesmas Sungai Dareh. Profil Puskesmas Sungai Dareh Tahun 2018
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G.(2005). Brunner & Suddarth’s: Textbook of Medical
– Surgical Nursing ( 4th ed). Philadelphia: Lippincontt.
Valente et al. (2015). Ischemic Stroke Due to Middle Cerebral Artery M1 Segment
Occlusion: Latvian Stroke Register Data. Proceedings of the Latvian Academy
of Sciences, Volume 69, Issue 5, Pages 274–277. Diakses pada 15 September
2019 pada http://www.degruyter.com/view/j/prolas.2015.69.issue5/prolas-2015-
0042/prolas-2015-0042.xml
Dengan hormat,
NIM : 1814202270
tahun 2019”.
Untuk keperluan tersebut saya membutuhkan beberapa data yang saya harapkan
dapat digali melalui kuesioner yang Bapak/ibu isi Penelitian ini tidak akan
Peneliti,
Ice Novri
Lampiran 2.
Nama :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian saudari Ice
Nori. Saya akan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang saudari berikan dan
Demikian pernyataan kesedian menjadi responden ini saya buat dengan sejujur-
jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.
Responden
Lampiran 3
KUESIONER
Pengaruh Kunjungan Rumah terhadap Tingkat kemandirian Keluarga
dalam Perawatan Pasien Pasca Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai
Dareh Kabupaten Dharmasraya tahun 2019
Kode Responden :
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut di bawah ini
2. Isilah pertanyaan pada tempat yang telah disediakan
3. Apabila pertanyaan berupa pilihan, cukup dijawab dengan melingkari
jawaban Anda
A. DEMOGRAFI RESPONDEN
1) Usia : .............................. tahun
2) Jenis kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
3) Pekerjaan : 1. Bekerja
2. Tidak bekerja
4) Pendidikan terakhir :
a) SD
b) SLTP
c) SMU
d) Perguruan Tinggi
e) Tidak Sekolah
No Kriteria Ya Tidak
Keluarga menerima petugas
1
Kesehatan
Keluarga menerima pelayanan
2
kesehatan sesuai rencana
Keluarga menyatakan masalah
3
kesehatan secara benar
Keluarga memanfaatkan fasilitas
4
kesehatan sesuai anjuran
Keluarga melaksanakan perawatan
5
sederhana sesuai anjuran
Keluarga melaksanakan tindakan
6
pencegahan secara aktif
Keluarga melaksanakan tindakan
7
promotif secara aktif
Keluarga dapat melakukan
8
psikoterapii individual
Keluarga dapat melakukan
9 rehabilitasi psikiatri
Keluarga melakukan latihan
10
keterampilan sosial
Kesimpulan Tingkat
Kemandirian
Lampiran 4
A. Latar Belakang
Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius yang membutuhkan
penanganan cepat. (Kemenkes RI, 2019). Stroke adalah suatu sindrom klinis yang
ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut yang dapat menimbulkan
Kematian akibat stroke mencapai 5,5 juta orang dengan jumlah kematian pada
wanita lebih rendah daripada pria. Kematian akibat stroke lebih banyak
faktor resiko utama penyakit jantung dan stroke meliputi hipertensi (tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg), penyimpangan kadar kolesterol (lebih dari 200
mg/dl), merokok, obesitas, riwayat keluarga, usia tua dan aktivitas fisik yang
kurang. Neil et al (2000) faktor risiko stroke meliputi umur, gender, ras, dan
riwayat keluarga dengan stroke, faktor ini merupakan yang tidak dapat
terjadi peningkatan prevalensi faktor risiko dari tahun 2001 ke tahun 2004,
2007).
terutama pada stroke yang berat. Oleh karena itu peran keluarga sangat penting
dalam pemulihan dan perawatan di rumah bagi pasien pasca stroke. Keterlibatan
penyembuhan dan pemulihan klien (Gillis & Davis (1993, dalam Friedman,
boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien. Menurut Friedman (1998) dalam
(Agrina, 2012).
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama ±30 menit, diharapkan keluarga
mampu memahami tentang perawatan pasien pasca stroke.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ±30 menit diharapkan dapat menjelaskan
tentang :
1. Konsep Stroke
2. Perawatan Stroke
3. Latihan ROM
D. Metode
Ceramah dan diskusi
E. Media
Leaflet
F. Proses pelaksaaan
2 b. Penyajian
Kunjungan I 3. Mendengarkan 20 menit Ceramah,
1. Menjelaskan definisi stroke 4. Mengajukan Tanya
dan jenis stroke pertanyaan seputar jawab dan
2. Menjelaskan tentang materi video
Klasifikasi stroke
3. Menyebutkan tanda dan
gejala terjadinya stroke
4. Menyebutkan faktor
resikostroke
5. Menjelaskan
penatalaksanaan stroke
6. Menjelaskan penyebab
stroke
Kunjungan II
1. Menjelaskan perawatan
pasien stroke
Kunjungan III
1. Menjelaskan tentang
Latihan ROM
2. Demonstrasi ROM
3 c. Penutup - Menyampaikan
1. Membuka waktu untuk jawaban 5 menit ceramah
diskusi Mendengarkan
2. Mengevaluasi hasil Menjawab
penyuluhan salam
3. Memberikan umpan balik
4. Salam penutup
G. Setting Tempat
Duduk berhadapan
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu menjelaskan tentang konsep stroke
b. Keluarga mampu menjelaskan tentang perawatan stroke
c. Keluarga mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan latihan
ROM
I. Referensi
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta:Media
Aesculapius FKUI
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan.Jakarta: Salemba Medika
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC.
Lampiran Materi
STROKE
A. Konsep Stroke
1. Definisi Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus
sel-sel pada sebagian area di otak. Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius
fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health
2009). Stroke terjadi akibat pembuluh darah yang membawa darah dan oksigen
2. Klasifikasi Stroke
1. Stroke hemoragik
cepat karena tekanan pada saraf didalam tengkorak yang ditandai dengan
2. Stroke Iskemik
pada otak dan tidak terjadi perdarahan (AHA, 2015). Sumbatan tersebut
pembuluh otak atau pembuluh organ selain otak (Sylvia, 2005). Stroke ini
3. Penyebab Stroke
sensasi.
Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor genetik dan ras, usia, jenis
dengan stroke akan memiliki risiko tinggi mengalami stroke, ras kulit
hitam lebih sering mengalami hipertensi dari pada ras kulit putih
sehingga ras kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke
risiko stroke menjadi berlipat ganda pada setiap pertambahan usia. Jenis
dan obat, dan pola hidup tidak sehat (AHA, 2015). Secara tidak
langsung obesitas memicu terjadinya stroke yang diperantarai oleh
Stroke Association (2012) dan AHA (2015) individu yang merokok dan
5. Patofisiologi
kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan
10 menit (AHA, 2015). Pembuluh darah yang paling sering terkena adalah
arteri serebral dan arteri karotis interna yang ada di leher (Guyton & Hall,
2012).
hemoragi.
Menurut Smeltzer dan Bare (2012) dan Misbach (2007) tanda dan
7. Penatalaksanaan stroke
1. Fase akut
2. Fase rehabiliasi
Bare, 2012).
2009).
Pada saat rehabilitasi pasien dapat dirawat di rumah sakit,
faktor, termasuk status ketergantungan pasien stroke. Salah satu alat ukur
55), ketergantungan ringan (skor 60– 95), dan mandiri (skor 100) (Syairi,
2013).
kedua sisi tubuh dalam melakukan ADL tersebut, contohnya apabila sisi
kirinya untuk semua aktivitas namun, pastikan juga tangan yang sakit
9. Dampak Stroke
& Mansah, 2004). Berikut ini akan diuraikan dampak stroke pada klien,
keluarga dan negara.
meliputi fisik, psikologis dan sosial. Dampak fisik yang dapat terjadi
yang terjadi pada penderita pasca stroke dapat ringan hingga berat. Akibat
tahun tidak dapat berjalan tanpa bantuan, 26% tergantung pada aktivitas
2003).
sosial klien. Dampak psikologis yang dapat terjadi pada klien pasca stroke
meliputi penurunan citra tubuh, harga diri rendah, frustasi, depresi dan
terjadi pada klien dengan penyakit kronis dan kecacatan (Potter & Perry,
2007). Dampak sosial yang terjadi pada klien pasca stroke dapat
pekerjaan. Klien dapat menjadi beban bagi keluarga akibat tidak bekerja
lagi dan merasakan tidak berguna dalam keluarga akibat kehilangan atau
perubahan fungsi peran yang terjadi (LeMone & Buke, 1996).
Bowden & Jones, 2003). Penyakit yang terjadi pada anggota keluarga
Dampak pada keluarga dengan anggota yang menderita sakit kronis dapat
kebutuhan atau aktivitas sehari – harinya sehingga hal ini tentu juga akan
menemukan para pengasuh dari penderita stroke berada pada risiko yang
karena pada usia dewasa mereka adalah sebagai pencari nafkah dalam
rumah tangganya. Dampak lain adalah meningkatkan beban negara
2005 biaya yang berkaitan dengan stroke baik langsung dan tidak langsung
stabil dan fase akut terlampaui, pasien masuk ke fase ketiga yaitu fase pemulihan.
pemulihan dan rehabilitasi dalam jangka lama, bahkan sepanjang sisa hidup
pasien. Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan ini, sehingga sejak awal
atau discharge planning dilakukan oleh dokter, perawat dan anggota tim stroke
yang lain, dengan melibatkan pasien stroke dan keluarga jika memungkinkan.
Proses perencanaan pulang dimulai sejak pasien masuk rumah sakit, termasuk
edukasi kepada pasien dan keluarga. Materi pendidikan kesehatan mencakup hal
berikut: tenaga care giver yang merawat dirumah khususnya pada tiga bulan
pertama pasca stroke, persiapan kamar tidur, tempat tidur, meja di samping tempat
tidur, kursi dan kursi roda, kamar mandi, pakaian pasien, serta alat kesehatan dan
yang ada di masyarakat untuk membantu pasien pasca stroke beradaptasi dengan
keadaan dirinya.
kesehatan yang dialami pasien pasca stroke di rumah antara lain: kelumpuhan /
mengalami rasa kebas atau baal, gangguan keseimbangan duduk atau berdiri,
penglihatan, gangguan buang air kecil atau inkontinensia, gangguan buang air
besar atau konstipasi, kesulitan mengenakan pakaian, gangguan memori atau daya
di telepon.
o Lebih baik jalan kaki ke toko dekat rumah dari pada bermobil
o Latihan olah raga secara teratur paling sedikit tiga kali seminggu
kali. Kenakan baju yang menyerap keringat dan sepatu yang nyaman.
minimal 20 menit atau sampai berkeringat setiap kali latihan. Latihan olah
darah sebelum latihan dan ukur kadar gula darah bagi pasien yang
sebelum memulai latihan dan segera berhenti bila terasa sesak nafas atau
rasa tidak enak di dada. Lakukan jenis olah raga yang anda senangi dan
sebaiknya melakukan olah raga dengan perut kosong atau minimal 2 jam
sesudah makan.
kardiovaskular.
o Ikuti cara makan sehat sebagai berikut, gunakan piring kecil dan
natrium
natrium.
f. Berhenti merokok.
perokok.
o Bila mulut terasa asam, minumlah air putih atau sikat gigi.
sesuai dengan gerakan gerakan normal baik secara pasif ataupun aktif (Potter
& Perry 2010). ROM sendiri merupakan suatu istilah baku untuk
yang diprogramkan pada pasien stroke secara teratur terbukti berefek positif
baik dari segi fungsi fisik maupun fungsi psikologi. Fungsi fisik yang
dan fungsi secara psikologi dapat menurunkan prespsi nyeri dan tanda-tanda
depresi pada pasien pasca stroke (Tseng, et al, 2007). Latihan ROM sendiri
terbukti dapat meningkatkan kekuatan fleksi pada sendi, persepsi nyeri, serta
utama yaitu siku, bahu, pinggul, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan
terdiri dari ROM aktif, ROM aktif dengan bantuan dan ROM pasif. ROM aktif
ialah latihan yang dilakukan oleh pasien secara mandiri, pada latihan ini pasien
Latihan yang dilakukan secara mandiri oleh pasien dan hanya dibantu
oleh perawat atau keluarga saat pasien kesulitan melakukan suatu gerakan disebut
dengan ROM aktif dengan bantuan. Sedangkan ROM pasif yaitu latihan yang
dilakukan oleh pendamping seperti perawat atau keluarga, pendamping berperan
sebagai pelaku ROM atau yang melakukan ROM terhadap pasien tersebut.
2005.; Padhila, 2013) yaitu pasien yang mengalami kelemahan otot, pasien
dengan tahap rehabilitasi fisik, dan pasien dengan tirah baring lama.
Kontra indikasi menurut (Potter & Perry, 2005 ; Padhila, 2013) yaitu
pasien dengan kelainan sendi atau tulang, pasien tahap mobilisasi karena kasus
bagian yaitu :
ii. ROM dilakukan secara perlahan serta tidak menimbulkan kelelahan pada
pasien
iii. Dalam latihan ROM umur, diagnosa, tanda vital, serta faktor tirah baring
iv. ROM dapat diberikan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih khusunya
sendi, selai pada ektremitas atas terdapat pula pada ektremitas bawah, menurut
Helmi (2013) beberapa bagian sendi yang dapat diberikan latihan Range Of