ICE NOVRI
FEGYA RIMENDA BARSEY
AFDALNI
BETRI ELISA
VERA DWI SEPTIANA
RIDA PRATIWI
SALMADONA
EKA PUSLINA
LIZA HARPANI
HELDA FITRI
WIWIT HARDIANI
RISKA RAHMI
TAHUN 2019/2020.
ANAK USIA SEKOLAH
A. DEFINISI
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar
sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik,
kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal,
misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan
dan daya tahannya.
B. KELOMPOK ANAK
1. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
2. Usia sekolah : 6 – 12 tahun
Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan
sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
a. Anak usia 6-7 tahun :
membaca seperti mesin
mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
membaca waktu untuk seperempat jam
anak wanita bermain dengan wanita
anak laki-laki bermain dengan laki-laki
cemas terhadap kegagalan
kadang malu atau sedih
peningkatan minat pada bidang spiritual
b. Anak usia 8-9 tahun:
kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
menggunakan alat-alat seperti palu
peralatan rumah tangga
ketrampilan lebih individual
ingin terlibat dalam segala sesuatu
menyukai kelompok dan mode
mencari teman secara aktif
c. Anak usia 10-12 tahun:
pertambahan tinggi badan lambat
pertambahan berat badan cepat
perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
memasak, menggergaji, mengecat
menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
teman sebaya dan orang tua penting
mulai tertarik dengan lawan jenis
sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
3. Usia remaja : 13 - 18 tahun
C. CIRI-CIRI ANAK USIA SEKOLAH
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat
suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga
2. Label yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang
dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan
mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler
b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses,
tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-
teman sebaya sebagai anggota kelompok
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh
kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi konformis
(pencipta karya baru) atau tidak
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar
karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain.
D. PERKEMBANGAN FISIK
1. Tinggi dan berat badan
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah lahir tetapi,
meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak mengikuti pola secara
tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia prasekolah, sebagai akibat
perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan Mandle, 1994)
Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan kelompok besar
anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya diperlukan selama kelas
1 merupakan kesempatan yang baik perawat untuk mendiskusikan dengan anak dan orang tua
tentang pengaruh genetic, nutrisi, dan olah raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki
laki sedikit labih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama
sekolah. Kira kira 2 tahun sebelum pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan
yang cepat.
2. Fungsi kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut jantung rata- rata
70 – 90 denyut/menit, tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan frekuensi pernafasan stabil
19 – 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan
lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode ini jantung 6 kali ukurannya saat lahir dan
umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.
3. Fungsi neuromuscular
Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar meningkat dan
kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik kasar yaitu berlari,
melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, dan menangkap selama bermain. Menghasilkan
peningkatan ketrampilan neuromuscular. Perbedaan individual dalam kecepatan pencapaian
penguasaan ketrampilan dasar mulai terlihat. Perbedaan individual dalam ketrampilan
motorik terbentuk dalam partisipasi anak dalam aktivitas yang membutuhkan pergerakan otot
yang terkoordinasi dan kemampuan motorik halus.
Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik kasar tetapi
berkembang kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan pergelangan tangan
tercapai, anak menjadi pandai melakukan aktivitas. Ketrampilan meningkatkan motorik halus
pada anak dalam pertengahan masa kanak – kanak membuat mereka menjadi sangat mandiri
dalam merawat kebutuhan personal lain.
Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses kebutuhan ini akan
terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian anak dalam area ini. Maka
sangat penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam perawatan dan
mempertimbangkan kemandirian sebanyak mungkin.
4. Nutrisi
Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative. Jika terjadi
defisiensi biasany defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia sekolah dapat
belajar banyak hal tentang piramida makanan dan diet yang seimbang dengan membantu
menyiapkan makanan. Perawat harus menganjurkan orang tua untuk menyediakan makanan
dalam jumlah yang adekuat bagi anak untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas.
E. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berfikir dengan
cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh persepsinya dan
sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7 tahun, anak memasuki
tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang di kenal sebagai operasional konkret,
ketika merewka mampu mengunakan symbol secara operasional (aktivitas mental) dalam
pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan proses pemikiran yang logis dengan
materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan yaitu
mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan. Pada akhir masa ini anak sudah
memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana.
1. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup
semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di nyatakan dalam
bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi,
lambing, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya,
sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai
berikut :
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang suara /
bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.
b. Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau kata-kata yang
di dengarnya.
Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan pencapaian
berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun memiliki kosakata
sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya pergaulan dengan teman sebaya
dan orang dewasa serta kemampuannya membaca. Anak meningkatkan penggunaan
berbahasa dan mengembangkan pengetahuan strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari
aturan sintaksis, aturan merangkai kta menjadi kalimat.
F. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan yang
penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang
mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang
menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja ) / perasaan tidak berharga
yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
1. Perkembangan moral
Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai kemampuan kognitif
dan pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan sebagai prinsip dasar
kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas.
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha untuk
menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang
di terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan menjadi pedoman pada tingkah
lakunya.
2. Hubungan sebaya
Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis. Identitas jender
yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di pertahankan oleh
anak biasa di sebut “geng“. Umumnya anak laki-laki dan perempuan memandang jenis
kelamin yang berbeda secara negative. Pengaruh sebaya menjadi lebih berbeda selama tahap
perkembangan ini. Konformitas terlihat pada perilaku, gaya berpakaian, dan pola berbicara
yang di dorong dan dipengaruhi adanya kontak dengan sebaya. Identitas kelompok
meningkat, seiring perubahan anak sekolah menuju adolesens.
3. Identitas seksual
Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa pada periode ini
anak memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang ini banyak peneliti
percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan yang besar pada seksualitasnya.
5. Konsep diri dan kesehatan
Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih individual.
Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi seperti adanya atau tidak
adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan. Kemampuan fungsional standar untuk
kesehatan personal dan kesehatan yang lain dinilai.
G. TUGAS PERKEMBANGAN ORANGTUA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa bahwa tahapan ini lebih
berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan rumah sudah dapat berjalan secara rutin. Anak
secara umum merasa puas mengenai hubungannya dengan orangtua dan mulai terlibat dalam
aktivitas rumah tangga.
1. Mensupport perkembangan anak
Mendukung perkembangan Anak dilakukan dengan cara membiarkan anak untuk pergi dan
bergabung dengan dunia di luar rumahnya. Semakin lama, akan semakin sedikit waktu anak
tersebut berada di rumahnya. Sejak pagi hingga siang anak harus bersekolah, kemudian
setelah itu tidak jarang anak mengikuti kegiatan olahraga atau klub-klub tertentu bersama
dengan grupnya, sehingga anak pulang ke rumah dalam keadaan lelah pada malam hari untuk
beristirahat. Belum lagi ajakan temannya untuk menginap di rumahnya, berlibur bersama,
ikut camp, mengunjungi kerabat pada hari libur, dsb. Semua kegiatan tersebut di atas sangat
baik untuk perkembangan anak dalam hal kemandirian, memperluas pengalaman dan untuk
perkembangan kepribadiannya.
Ketika anak mulai bergabung dengan teman sebaya mereka, orientasi mereka mulai
berkembang kearah peernya. Maka orangtua harus mendukung hubungan ini, karena
penelitian membuktikan bahwa anak dengan dukungan yang sangat baik dari anggota
keluarganya akan memgang teguh norma, nilai dan identifikasi terhadap keluarganya bahkan
ketika mereka sedang berinteraksi dengan orang lain (Bowerman&Kinch, 1959). Seorang ibu
yang memiliki hubungan pertemanan yang hangat akan lebih mudah untuk membiarkan
anaknya bergabung dengan dunia luar.
Anak pada usia ini sering menjadikan orang yang lebih tua sebagai figur otoritas. Anak akan
sering berkata “…tapi kata bu guru begini…” pada orangtuanya. Hal ini mengindikasikan
bahwa anak sudah mulai keluar dari aturan rumahnya. Anak menemukan model baru, sikap
baru, dan pandangan baru melebihi yang didapat di keluarganya. Orangtua yang dapat
berempati terhadap minat anak dan dapat lebih melonggarkan aturannya pada anak akan lebih
mudahuntuk tidak terlalu mengikat anak tersebut pada masa remajanya.
Orangtua yang menanamkan minat selain dari urusan anaknya akan lebih mudah untuk
membiarkan anaknya bergabung dengan aktivitas luar rumahnya dibandingkan orangtua yang
memusatkan hidupnya hanya untuk anak mereka. Pada masa ini, suami dan istri lebih sering
bekerja bersama dalam sebuah proyek disbanding ketika usia anaknya masih preschool
ataupun remaja.(Feldman, 1961). Beberapa aktivitas bersama yang dilakukan dengan anak-
anak juga, seperti piknik keluarga mungkin dapat mengembangkan minat dari suami dan istri
untuk meneruskan hubungannya sebagai sebuah pasangan.
2. Mempertahankan hubungan pernikahan
Beberapa studi, termasuk data dari National Opinion Research Centre mengindikasikan
bahwaefek dari kehadiran anak pada sebuah pernikahan dapat membawa efek yang negatif.
Hal ini ditemukan pada semua ras, agama, level pendidikan, dan status pekerjaan (Davis,
1978). Sebanyak 6 survey nasional sejak tahun 1973 sampai 1978 menemukan bahwa
kehadiran anak cenderung mengurangi kebahagiaan orangtua, dalam hal:
1. Ikut campur dalam hubungan pernikahan (marital companionship)
2. Mengurangi spontanitas hubungan seksual antara suami dan istri
3. Meningkatkan potensi kecemburuan dan kompetensi untuk memperoleh afeksi, waktu
dan perhatian,
4. Menjaga pasangan yang tidak bahagia dari perceraian, setidaknya untuk beberapa saat
(Glenn&Mc Lanchan,1982).
Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia sekolah biasanya lebih sering
terjadi dibandingkan momen lainnya. Biasanya mereka mengalami 4 kali problem lebih
sering. Potensi problem terbesar bisanya mengenai pengaturan anak di rumah, sehingga
mengurangi ekspresi afeksi dari pasangan suami-istri, dan dijadikan nomor kedua
(Swensen&Moore, 1979).
Ekspresi cinta dari pasangan mulai berkurang selama perjalanan pernikahan. Hal ini
biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan peran gender tradisional dalam
berhubungan, dimana hubungan keduanya kemudian hanya menjadi sebuah kebiasaan yang
didasarkan pada kebutuhan, perasaan, dan harapan dari satu pihak ke pihak lainnya. Model
pernikahan seperti ini lebih baik menggunakan metode diskusi daripada menghindar dalam
penyelesaian konfliknya, dan yang lebih pentingberusaha untuk mengekspresikan cintanya
secara spontan (Swensen,Eskew,&Kohlhepp, 1981). Menjaga hubungan pernikahan pada saat
usia anak memasuki usia sekolah sangatlah penting, tidak hanya untuk kepentingan suami
dan istri saja, tetapi juga demi kepentingan anak kelak
H. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
1. Menyediakan Tempat Tinggal yang Cocok dan Memperhatikan Kesehatan Anak
Keluarga dengan anak usia sekolah mencari tempat tinggal yang sesuai dengan kemampuan
mereka. Mereka lebih menyukai rumah yang dapat diperluas dan memungkinkan penggunaan
energi secara efisien yang dekat dengan sekolah dan job security. Hauenstein dalam
penelitiannya membagi populasi menjadi dua macam yaitu :
a. High stress neighborhoods à ditandai dengan crowded, susunan, keluarga mengalami
kesulitan membuat suatu pertemuan
b. Low stress neighborhoods à kebanyakan adalah keluarga-keluarga yang stabil, jalan-
jalan yang aman.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tak seorangpun yang ingin tinggal di area yang tinggi
tingkat kriminal yang sangat membahayakan anak-anak dan juga orang dewasa. Yang sering
tinggal di area seperti ini biasanya adalah keluarga yang tidak bekerja (pengangguran) dan
punya masala-masalah dalam perkawinan. Dapat dilihat bahwa menyediakan tempat tinggal
yang sesuai adalah suatu tugas yang berat dan memberi tantangan terutama dalam situasi
ekonomi yang sulit seperti sekarang.
Keluarga dengan young children kebanyakan menginginkan mempunyai rumah sendiri.
Akan tetapi, biaya untuk memiliki rumah sendiri selalu meningkat dari waktu ke waktu.
Adanya biaya pindah keluarga rata-rata meningkat begitu cepat, banyak keluarga yang tetap
berada di tempat tinggalnya tanpa mencoba untuk meningkatkan keadaan tempat tinggal
mereka. Pada waktu biaya untuk tempat tinggal semakin tinggi, beberapa keluarga muda
mampu membeli sebuah rumah tanpa bantuan dari kerabatnya. Hal itu tidak aneh karena
biasanya keluarga muda paling banyak menerima dukungan dari extended family
Menjaga kesehatan anak usia sekolah memerlukan suntikan untuk mencegah adanya
penyakit menular dan peduli pada anak yang sakit atau pemulihan dari kecelakaan. Banyak
sistem sekolah yang mengharuskan bukti imunisasi anak sebelum menerima mereka ke
sekolah tiap tahun. Dipteria, tetanus, pertusis, polio, campak, gondok dan rubella (MMR)
adalah imunisasi yang biasanya diperlukan bagi anak dari TK sampai SMA. Oleh karena itu,
adalah tanggung jawab keluarga untuk menemui dokter keluarga atau melalui Departemen
Kesehatan Negara atau klinik.
Kesehatan gigi pada anak dan orang dewasa juga merupakan tanggung jawab keluarga.
Pemberian fluoride secara rutin besar pengaruhnya dalam mengurangi kerusakan gigi pada
anak. Oleh karena itu, keluarga diharapkan untuk memeriksakan dan merapikan gigi anak
pada dokter gigi serta menggosok gigi secara teratur setelah makan yang sering memerlukan
monitor dan modeling dari orang tua.
Kecelakaan merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak usia sekolah. Hasil
penelitian bahwa anak laki-laki dua kali lebih banyak mengalami kecelakaan dibandingkan
anak perempuan dan biasanya kematian paling tinggi adalah karena kecelakan kendaraan
motor. Selain itu, kecelakaan juga menyebabkan kerusakan permanen, kelumpuhan serta
kehilangan waktu untuk sekolah.
Child abuse merupakan suatu masalah yang terdapat pada beberapa keluarga.
Mendisiplinkan anak dengan cara memukul mungkin adalah sesuatu yang normal dalam
beberapa keluarga dan cukup banyak persentase orang tua yang mengaku menendang,
menggigit, memukul dengan tangan atau benda dan mengancam menggunakan pisau atau
senjata. Hasil penelitian bahwa 10 dari seribu anak tidak menerima cinta dan dukungan tetapi
sering menerima pukulan dari orang tua mereka. Orang dewasa yang mengalami abuse pada
waktu anak-anak lebih cenderung menjadi child abuser terhadap anak mereka sendiri.
Physical abuse biasanya terjadi pada keluarga miskin tetapi kebanyakan keluarga kaya
menggunakan abuse sebagai “accident”. Banyak keluarga ekonomi bawah yang stress dan
melampiaskan rasa frustasi pada anak mereka. Child abuse sering juga dipicu oleh respon
anak yang membantah, menantang atau mengabaikan orang tua sehingga orang tua frustasi
dan kehilangan kontrol dan menggunakan metode disiplin yang lebih keras dan meningkat
menjadi abuse. Parents anonymous merupakan organisasi nasional yang siap membantu
mengatasi kekerasan dengan melakukan pertemuan secara teratur dan menggunakan sarana
telepon untuk orang tua yang membutuhkan bantuan.
Incest merupakan masalah kesehatan mental utama yang terjadi pada semua kelas sosek
serta etnis dan ras, biasanya saat anak berusia 6-12 tahun. Anak yang menjadi korban incest
biasanya takut untuk menceritakannya pada siapapun, yang bisa jadi petunjuk adalah
penarikan diri yang tidak jelas, kecemasan, mimpi buruk atau keluhan fisik khususnya
masalah urine atau pelvic yang sakit. Bantuan untuk korban incest dan keluarganya dapat
ditemukan di tempat layanan perlindungan anak, pusat krisis perkosaan atau woman’s
centers. Untuk mencegah incest dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan seks di rumah
dan di sekolah.
Health care cost (biaya kesehatan) cenderung meningkat, tetapi banyak keluarga yang
mempunyai asuransi kesehatan untuk membantu membiayai biaya rumah sakit dan
membayar dokter. Sebanyak 83 % dari pekerja di Amerika bekerja pada perusahaan yang
memiliki asuransi kesehatan.
2. Keuangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
Pengeluaran keluarga yang paling besar biasanya adalah untuk makan, kemudian untuk
rumah, transport, dan kebutuhan rumah tangga. Keempat item utama tersebut kira-kira
membutuhkan 65,1 % dari semua uang yang dihabiskan tiap individu dalam sebuah keluarga.
Belum lagi untuk biaya pengobatan, pakaian, rekreasi, dan yang lainnya.
Ibu sering bekerja untuk membantu keuangan keluarga dan anak-anak. Kebanyakan ibu
bekerja pada pekerjaan apapun menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan
yang mereka miliki. Penghasilan mereka biasanya tidak sebesar penghasilan suaminya, tetapi
mereka dapat membantu menyediakan segala sesuatu yang dibutuhan keluarga.
Pekerjaan part time mungkin adalah pekerjaan yang baik untuk ibu ketika anakberada di
sekolah atau ketika ayah mereka dapat menemani anak-anak. Split shifts memungkinkan
banyak ibu yang bekerja sementara suami berada di rumah. Kesuksesan ibu
bekerjatergantung pada pendidikan dan training, pengalaman kerja sebelumnya, dukungan
suami, usia anak, kesehatan serta dukungan bantuan dari kerabat dekat dan orang lain.
Pekerjaan ibu biasanya harus disesuaikan secara efektif terhadap situasi yang terjadi dalam
keluarga seperti ketika anak sakit, mendapat kecelakaan atau situasi gawat lain yang
menimpa keluarga.
Dual career familiesmerupakan keluarga dimana kedua suami dan istri yang mempunyai
karir dengan posisi yang penting, yang meminta serangkaian perkembangan dan keahlian
serta memerlukan kompetensi dan komitmen yang tinggi. Ketika salah satu dari mereka
mempunyai kesempatan mengambangkan karir di tempat lain, solusi tradisional untuk istri
adalah mendukung karir suaminya, mengorbankan dirinya dengan tinggal di rumah,
mengakhiri pekerjaannya atau memulai lagi semuanya di lokasi yang baru nanti.
Commuting merupakan jalan keluar yang diambil oleh pasangan yang keduanya mempunyai
karir dimana salah dari mereka tinggal si rumah sedangkan yang lain pulang pergi kerja
selama seminggu, kembali ke keluarga untuk weekends dan liburan. Keuntungan yang besar
adalah perkembangan yang profesional dengan memisahkan pekerjaan dan waktu untuk
keluarga sehingga tidak akan ada pengaruh negatif pada perembangan anak atau dalam
masalah perkawinan. Ini mungkin terjadi ketika ada kerja sama yang aktif dan kepercayaan
antara suami istri, komunikasi yang terbuka dalam keluarga, keteguhan hati untuk mengatasi
masalah, fleksibel, dan komitmen yang kuat untuk keluarga dan pekerjaan. (Farris 1978).
Mengkombinasikan antara peran dalam bekerja dan keluarga perlu menjaga keseimbangan
antara keduanya. Baik bu rumah tangga sepenuhnya atau istri yang bekerja ditemukansama-
sama puas secara dengan kehidupannya
Anak memberikan ketertarikan pada ibu ketika mereka terlibat dalam pekerjaan ibu,
mengunjungi tempat kerja ibu, bertemu dengan teman kerja ibu dan melihat apa yang ibu
kerjakan. Anak yang bekerja di samping orang tuanya dalam tugas-tugas rumah tangga
sehari-hari merasa bahwa mereka penting ketika dipercaya untuk memulai mempersiapkan
makan malam dan melakukan tugas rumah tangga yang lain sementara menunggu orang
tuanya pulang ke rumah.
3. Pemberian Tanggung Jawab Dalam Memelihara Rumah
Dalam keluarga modern, dapur bukan lagi wilayah eksklusif ibu, tetapi juga bagi ayah dan
anak yang lebih tua.
a. Partisipasi anak
Partisipasi anak dalam menjaga rumahdapat dipertimbangkan, tergantung bagaimana
keluarganya, usia dan jenis kelamin anak, dan apakah ibu mereka bekerja atau tidak. Anak
laki-laki dan perempuan dapat saling membantu untuk memasak dan membersihkan rumah.
Seperti perempuan, laki-laki pun dapat melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring,
mengurus pekarangan, mobil dan hewan peliharaan. Ibu yang bekerja full time, partisipasi
anak dalam mengurus rumah sangat tinggi, tapi ibu yang bekerja part-time, partisipasi anak
rendah.
b. Bantuan dari suami
Studi dari 1212 pasangan di Philadelphia, menemukan bahwa pasangan kulit hitam
menyukai pembagian kerja dalam rumah tangga daripada pasangan kulit putih (Ericksen,
Yancey, & Ericksen 1979). Terdapat 2 istilah yang harus dibedakan. Pertama Role-sharing,
bahwa tanggungjawab tugas dilaksanakan oleh pasangan suami istri. Suami menganggap
mengerjakan segala tugas tanpa harus ada nasihat atau pengingat dari istri. Istilah kedua yaitu
task sharing, bahwa pembagian tugas tanpa mengubah asumsi dasar tentang peran-peran dari
pasangan yang menikah. Task sharing, suami membantu istrinya jika hanya seorang istri
membutuhkan pertolongan suaminya.
Studi di Middletown 1978 menemumukan perbedaanantara keluarga business class &
working class. 45 persen keluarga yang menganggap istri memiliki tanggung jawab penuh
terhadap tugas rumah tangga, istri yang mengurus rumah tangga lebih banyak daripada suami
sekitar 40 persen pasangan, 7 persen pasangan suami istri saling berbagi tugas, laki-laki yang
lebih banyak mengurus rumah tangga sekitar 3 persen dan beberapa lagi masih termasuk
dalam studi keluarga.
Lewis (1972) menyatakan bahwa istri lebih aktif dalam membuat keputusan ketika anak di
rumah. Interaksi dengan ayah juga sangat penting, karena dapat membantu anak bersikap
disekolah seperti halnya hubungan dengan peers, orangtua, dan saudara kandung (Feldman &
Feldman, 1975). Hubungan antara suami-istri dapat ditingkatkan dengan saling berbagi tugas
dalam menjaga anak dan rumah tangga.
4. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses dimana individu dibantu untuk:
a. diterima dalam anggota suatu kelompok
b. mengembangkan sense-nya sebagai social being
c. berinteraksi dengan orang lain dalam variasi peran, posisi, dan status
d. antisipasi terhadap harapan dan reaksi dari orang lain
e. persiapan untuk peran masa depan yang mereka harapkan
Sosialisasi bermanfaat untuk tiap anggota keluarga dalam mengembangkan skills, attitude
dan potensi seseorang di masyarakat. Sosialisasi berlangsung terus menerus dalam kehidupan
sebagai suatu peran baru di setiap situasi baru atau kelompok yang individu tersebut baru
memasukinya. Anak-anak usia sekolah lebih mengembangkan hubungan dengan orang lain
daripada dengan keluarganya sendiri.
Rasa kedekatan dengan relatives of the family dapat dicapai dengan cara saling
mengunjungi, menulis surat, liburan bersama, reuni keluarga, dll. Anak-anak usia sekolah
dapat berkunjung ke keluarganya yang lain di saat anak tersebut sudah bisa menjaga dirinya,
siap menghadapi tantangan dan tertarik dengan situasi yang baru. Anak usia sekolah senang
berteman dengan berbagai jenis orang. Saat anak tersebut berhadapan dengan teman yang
berbeda tipe, mereka belajar mengatasi situasi saat ini dan yang akan datang. “undesirable
friends” menurut orangtua
a. anak mengganggu teman mainnya yang lain jenis
b. teman lain suka menyerang
c. bermain bersama tapi tidak sesuai aturan
Keterlibatan keluarga dalam masyarakat berfungsi saat orang tua mempercayai anaknya
untuk mandiri. Anak yang dari latar belakang beda ras, etnik, dan kelas sosial dapat memiliki
pengalaman lebih banyak daripada anak yang hanya berhubungan dengan “orang-orang satu
jenis” dengannya, karena dapat menghilangkan komponen pendidikan mereka dalam hidup
bermasyarakat.
Orangtua sebaiknya ikut aktif dalam pertemuan orangtua-guru dan kegiatan lain yang
ditekuni oleh anaknya.
PENGKAJIAN
e. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas
perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi
dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan
kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu
pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Resiko (ancaman kesehatan)
Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga ;
a. Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
1) Contoh 1
a) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.
b) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil keputusan/tindakan untuk
mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
c) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dangan masalah
kekurangan nutrisi.
Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga ) mengandung 3 unsur yaitu
ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan mengambil keputusan dan ketidak
mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu)
diagnosa yaitu diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi
harus melibatkan ketiga etiologi tersebut
2) Contoh 2
Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran suami
3) Contoh 3
Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga bapak B berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik).
b. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah
kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak
adekuat, dsb.
Contoh
1) Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
2) Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B berhubungan
dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi terhadap Balita.
c. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh
tidak menggunakan etiologi.
Contoh
1) Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak R
2) Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak R
3) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak R
Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang
dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien
dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
N KRITERIA SKO BOBO
O R T
1 Sifat masalah
Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
Ancaman kesehatan 2 1
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi 3
Sedang 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
Arlina. 2012. Keluarga Anak Usia Sekolah. Diakses pada tanggal 12 September 2012
dihttp:/www.scribd
Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah dengan
Masalah KB. Dimuat dalam http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan-
keluarga/
Friedman, M., Marilyn. 1998. Family Nursing : Research, Theory & Practice. USE :
Appleton And Lange.
_______.com/tika_arlina/d/50136705-Keluarga-Anak-Usia-Sekolah
_______. 2009. Konsep Keluarga. Diakses pada tanggal 12 September 2012 di
http://lensaprofesi.blogspot.com/2009/01/konsep-keluarga.html
_______. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Stroke. Diakses pada tanggal 12
September 2012 di http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan- keluarga -dengan-
stroke.html
4. Suku Bangsa
a. Asal Suku Bangsa : Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari suku melayu.
Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai
kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok
untuk memicu perselisihan.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Tidak ada
5. Agama & Kepercayaan : Agama Tn. A dan Ny. B adalah Islam, TnA dan Ny. B
selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di
rumah dengan anak mereka An C, yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA
untuk belajar agama, seperti sholat dan baca tulis Al-Quran, kecuali jika Tn. A
dan Ny. B sedang kerja, mereka melakukan shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. A dan Ny. B
b. Penghasilan : Rp 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00
c. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : Motor 2 buah, dan
perabotan rumah tangga lengkap.
d. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Sekitar Rp. 2.000.000,00
e. Aktivitas rekreasi keluarga : Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir
pekan, dengan mengunjungi rumah orang tua yang berbeda kota, dari
mempawah ke Pontianak.
B. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga
1. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a. Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini : Tn A , dan Ny B serta An C tidak ada
yang menderita penyakit berat, hanya kadang terkena flu, atau pusing kepala
biasa.
b. Riwayat Penyakit Keturunan : Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah
mengalami sakit berat yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun
perawatan di rumah yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A tidak
ada yang memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
c. Riwayat Kesehatan Masing-masing Anggota Keluarga :
Imunisas
i
Masalah
Nam Umu Keadaan (Bcg/poli Tindakan yang
No. BB kesehata
a r kesehatan o telah dilakukan
n
/DPT/HB
/campak)
1. Tn. A 65 kg 31 Tn. A Lengkap - Minum vitamin
mengatakan dan susu
bahwa biasanya
dia merasa
lelah setelah
berkerja dengan
jam lembur
2. Ny. B 55 kg 30 Ny. B Lengkap - Minum vitamin
mengatakan dan susu
kadang merasa
sangat lelah
jika setelah
pulang kerja
harus
membereskan
rumah lagi
3. An. C 24 kg 6 Ny. B Lengkap - Minum susu
mengatakan Berobat ke
jika anaknya praktik
jarang sakit, dokter
kalaupun sakit
hanya seperti
flu namun tidak
sering
d. Sumber Pelayanan Kesehatan yang Dimanfaatkan : Menurut Ny. A jika
dirinya sakit dan keluarga sakit, mereka langsung berobat kedokter, selain
tempat praktek dokter yang tidak jauh, juga jarak rumah sakit yang tidak jauh.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya :
‐ Tn. A : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja
‐ Ny. B : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah
‐ An C : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa
2. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : Keluarga Tn. A dan Ny. B memiliki satu
orang anak berumur 6 tahun yang baru masuk SD tahun ini, dan berencana untuk
memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn. A dan Ny. B berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
3. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi dan Kendalanya : Saat ini
keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga yang memiliki satu anak yang baru saja
masuk SD belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak
bergaul, karena Ny B selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah,
dan Ny B serta Tn A, juga jarang sekali memiliki waktu untuk membantu anak
dalam mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja mereka yang kadang jika
lembur sampai larut malam. kadang anak dititipkan dirumah tetangga yang sudah
dianggap sebagai keluarga jika Tn A dan Ny B ada kerja lembur, yang kadang
pulangnya pukul 21.00.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Luas rumah : 10 x 8 meter
b. Tipe rumah : Permanen
c. Kepemilikan : Pribadi
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 buah kamar tidur, ruang tamu 1 buah,
ruang makan, dapur 1 buah, kamar mandi dan toilet masing masing 1 buah,
e. Ventilasi/jendela : Ada 8 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
f. Pemanfaatan ruangan ruangan di gunakan sebagaimana fungsi dari ruangan
tersebut
g. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah
h. Sumber air minum : Air gallon
i. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi yang bersatu dengan
WC, dengan kloset jongkok.
j. Sampah limbah RT : Dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600
meter
k. Kebersihan lingkungan : Keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena
setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan
l. Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny.B dan Tn. A tinggal dirumah
sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan
status kepemilikan milik pribadi Tn. A. Luas rumah kurang lebih 56 m2 .
Lantai rumah menggunakan marmer kecuali dapur yang masih menggunakan
papan. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam
rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-
jendelanya tidak dibuka setiap hari, hanya waktu-waktu tertentu saja jika ada
orang di rumah. Menurut Ny. B karena mereka sering keluar kerja sampai
sore jadi jendela jarang dibuka. Penerangan di malam hari menggunakan
listrik. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat
ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan
rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur terutama
untuk bagian dalam rumah dan dapur.
m. Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan
ditanami pohon kelapa, mangga, dan bunga bunga. Kebersihan pekarangan
secara umum baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih.
Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan
perumahan yang mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis
leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah
dengan jarak lebih dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan
jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya
memiliki tempat penampungan berupa lobang yang terdapat di pekarangan
samping rumah dan jika sudah penuh biasanya di bakar. Lubang dalam
keadaan terbuka. Secara umum kebersihan rumah cukup.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas : Setiap bulan biasanya mengadakan arisan
RT dan pengajian setiap seminggu sekali. Aturan/kesepakatan : apabila ada
kerabat atau teman yang menginap harus lapor RT / RW
3. Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas adalah melayu.
4. Mobilitas Geografis Keluarga : Menurut Ny. B selama ini keluarganya sering
mengunjungi sanak saudara.
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Menurut Ny. B dalam
keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan atau
pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu
tertentu seperti lebaran. dan kadang pergi ke pesta ulangtahun teman anaknya jika
An C diundang ke pesta ulang tahun.
6. Sistem Pendukung Keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota
keluarga yang sakit, An C sebagai penyemangat jika merasa lelah bekerja.
Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga : Pola komunikasi yang digunakan adalah pola
komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan
ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari pembicaraan anggota keluarga saat
perawat berkunjung.
2. Struktur Kekuatan Keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. A dan
Ny. B selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. An C jarang
diikut sertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena An C
dianggap mash trlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di
atasi jika mereka bermusyawarah.
3. Struktur Peran ( peran masng-masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Ny. B,
Tn. A sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan
dibantu oleh Ny. B yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga
tetap melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan semua keperluan
suaminya dan anaknya di rumah. An C sebagai seorang anak yang saat ini
tugasnya hanya belajar.
4. Nilai dan Norma Keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat melayu dan beragama
islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya
makan bersama kalau malam hari, An C sudah tidur saat Tn A pulang kerja.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif : Tn A dan Ny B, juga An C, belum bisa melakukan peran mereka
masing masing secara sempurna, Tn A dan Ny B belum bisa membagi waktu
untuk peran sebgai orang tua anak usia sekolah.
2. Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya serta anaknya
sampai sejauh ini baik hanya saja Ny B sering mendapat laporan dari sekolah
maupun tempat TPA kalau An C kurang aktif dan terlihat takut jika bermain
bersama teman-temannya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga
(pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap
masalah) : Menurut Ny. B keluarga jarang terkena sakit yang parah, hanya
masalah flu biasa dan kelelahan saja yang biasa dialami keluarga.Apa yang
dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : Ny. L sudah melakukan pengobata berbagai cara, Tn. S selalu
kedokter jika mengalami masalah kesehatannya begitu juga pada anaknya
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang
sedang dialami : Sejauh ini keluarga hanya membawa anggota keluarga yang
sakit ke dokter ataupun rumah sakit, dan minum vitamin juga susu untuk
mengatasi lelah.Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah
timbulnya masalah kesehatan : Menurut keluarga menjalankan perintah
dokter, mengkonsumsi obat yang sudah diberikan,makan teratur dan istirahat
yang cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan.
4. Fungsi reproduksi : Perencanaan jumlah anak : keluarga berencana untuk
memiliki satu anak lagi
5. Keterangan lain : Saat ini Ny. B menggunakan alat kontrasepsi, suntikan setiap 3
bulan sekali, perencanaan memiliki anak secepatnya karena An C juga sudah
besar, dan berencana memiliki 2 anak saja.
6. Fungsi ekonomi : Ny. B mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. A dan
kebutuhan An C.
G. Harapan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga
anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.
H. Analisa Data
No. Data Problem Etiologi
1. DS : Ketidakmampuan Disfungsi tugas
‐ An. C mengatakan mengerjakan tugas perkembangan
bahwa tidak bisa sekolah keluarga pada anak
mengerjakan usia sekolah
pekerjaan rumah yg
diberikan guru di
sekolah.
‐ Ny. B mengatakan
tidak pernah
menemani anak
belajar.
DO :
‐ Ny. B tampak
menyesal saat
dilakukan pengkajian.
2. DS : Kurang pengetahuan Ketidakmampuan
‐ Ny. B mengatakan tentang tugas keluarga mengenal
tidak tahu apa-apa perkembangan masalah tugas
saja tugas yg harus keluarga dengan anak perkembangan
dipenuhi untuk usia sekolah keluarga dengan anak
keluarganya. usia sekolah
DO :
‐ Ny. B tampak
bingung ketika
ditanya peran apa yg
dilakukannya.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah
2. Ketidakmampuan mengerjakan tugas sekolah b.d Disfungsi tugas perkembangan
keluarga pada anak usia sekolah
K. Rencana Keperawatan
Tujuan & Kriteria
No. Diagnosa Intervensi
Hasil
1. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan
tentang tugas tindakan 2x30 menit keluarga tentang tugas
perkembangan dalam 1 minggu, perkembangan keluarga
keluarga dengan keluarga dapat : dengan anak usia sekolah
anak usia sekolah Memahami 2. Jelaskan tentang tugas
b.d tentang tugas perkembangan keluarga
Ketidakmampuan perkembangan dengan anak usia sekolah
keluarga mengenal keluarga dengan
masalah tugas anak usia
perkembangan sekolah
keluarga dengan
anak usia sekolah