Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA

Puskesmas Mentikan

Tanggal kunjungan pertama kali 29 Desember 2017

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Alamat lengkap : Jl. Prajurit Kulon Gg.6 Linkar Jayeng RT 02 RW
02 Prajuritkulon, Mojokerto.
Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Tabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


Kedudu
Pasien
kan L/ Umur
No Nama Pendidikan Pekerjaan Klinik Ket
dalam P
(Y/T)
keluarga
1 Tn. A Suami L 27 th S1 Wiraswasta T -
2.
Ny. F Istri P 37 th S1 Guru T -
3. An. S Anak P 12 th SD Pelajar T -
4. Anak Hidrokel, riwayat
An. M P 1,7 th - - Y
Hidrocephalus

Sumber : data primer Desember 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1
A. Latar Belakang

Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang


membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada
salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam
pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan
saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum.
Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut
dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak.
Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya
akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak
terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan
pengobatan segera. Pada bayi hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam
rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun dari rongga perut
bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang
mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada
orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera
pada skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis
(radang epididimis) atau orchitis (radang testis).
1.2
Rumusan masalah
a.
Bagaimana pengertian dari Hidrokel ?
b.
Apa saja penyebab timbulnya Hidrokel ?
c.
Bagaimana klasifikasi dari penyakit Hidrokel ?
d.
Bagaimana pathofisiologi atau perjalanan penyakit Hidrokel ?
e.
Bagaimana manifestasi klinis Hidrokel ?
f.
Apa saja penatalaksanaan dan pemeriksaan penunjang Hidrokel ?
g.
Apa komplikasi dari Hidrokel ?
h.
Bagaimana aplikasi Asuhan Keperawatan pada pasien Hidrokel ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat memahami penyakit hidrokel dan
bagaimana

2
mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan pasien penderita
hidrokel
1.3.2
Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mengerti pengertian hidrokel
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengetahuan Ayah/ibu tentang penyakit yang dedirita anaknya?
2. Bagaimana perlakuan Ayah/ibu tentang kondisi anak saat ini ?

C. Tujuan Umum
1. Mengidentifikasi pengetahuan Ayah/ibu tentang hidrokel
2. Mengidentifikasi sikap Ayah/ibu terhadap penyakit hidrokel

D. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pasien sesuai dengan yang ditetapkan puskesmas
2. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
3. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
4. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram
5. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan
6. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya
7. Mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial ekonomi, dsb)

E. Manfaat
Manfaat hasil kegiatan Home Visite bagi
1. Pasien dan keluarganya
Memberikan wawasan dan pemahaman kepada orang tua tentang penyakit
hidrokel yang diderita pasien

2. Pelayanan kesehatan

3
Sebagai sumber evaluasi dalam memberikan pelayanan terhadap faktor
penyebab penyakit hidrokel dan penanganan kasus ini
3. Puskesmas
Sebagai pengetahuan dan sumber evaluasi dalam peningkatan pelayanan dan
memberi edukasi tentang penyakit hidrokel.

BAB II

4
HASIL KUNJUNGAN

A. Identifikasi Pasien
A. Identitas Bayi
1. Nama : By. A
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Tanggal Lahir : 12 Mei 2016
4. Usia : 1 tahun 7 bulan
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Jl. Prajurit Kulon Gg.6 Linkar Jayeng RT 0
2 RW 02 Prajuritkulon, Mojokerto.
8. Anak ke : 2 (dua)

Identitas Orang Tua


1. Nama Ayah : Tn. A
2. Nama Ibu : Ny. F
3. Umur Ayah : 27 tahun
4. Umur Ibu : 37 tahun
5. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
6. Pekerjaan Ibu : Guru
7. Hubungan dengan bayi : Anak Kandung
8. Alamat : Jl. Prajurit Kulon Gg.6 Linkar
Jayeng RT 02 RW 02 Prajuritkulon, Mojokerto.

Anamnesis
(Hetero Anamnesa dari Ibu pasien)

5
a. Keluhan Utama : Buah Zakar
membesar
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu pasien mengatakan bahwa sejak umur 9 bulan buah zakar
pasien mulai membesar sampai saat ini, Pasien tidak merasakan sakit saat
kencing, tidak nyeri dan tidak ada masalah saat kencing
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Prenatal
- Ibu pasien mengatakan bahwa selama kehamilan pernah
mengalami stres 2 kali, ibu bayi mengatakan telah melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan teratur. Tidak mengkonsumsi obat-
obatan selama hamil.
Natal
- Menurut ibu pasien, pasien lahir dengan persalinan normal ketika
usia 34 minggu dengan BBL : 3.200 gram, PB : 49 cm.
Post Natal
Setelah lahir bayi dalam kondisi sehat dan tidak ada kecacatan atau
kelainan.setelah usia 4 bulan kepala pasien mulai membesar dan
saat usia 6 bulan dilakukan operasi
Neonatal
Ibu bayi mengatakan setelah lahir langsung diberikan ASI pada
bayinya namun hanya keluar ASI selama 1 bulan. Kondisi bayi
sehat, pernah kejang demam sekali saat umur 6 bulan,
Infant : kondisi bayi kepala sudah mulai kembali normal setelah
dilakukan operasi saat umur 6 bulan, adanya pembesaran buah
zakar saat umur 9 bulan hingga sekarang.
- Riwayat Imunisasi : Imunisasi lengkap

d. Riwayat Penyakit Keluarga

6
Ibu bayi mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak terdapat penyakit
yang menurun seperti penyakit jantung bawaaan.

e. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat Ayah/ibu merokok : Ayah merokok

- Riwayat makan dan minum : ASI ekslusif 1 bulan


lalu susu formula sampai sekarang

f. Riwayat Sosial Ekonomi


Bayi A adalah anak dari Ny.F dan Tn.A. Pasien merupakan
penduduk asli dari prajurit kulon kota mojokerto. Untuk kehidupan
sehari-hari pasien dinafkahi oleh ibu yang bekerja sebagai guru dengan
penghasilan dalam satu bulan sebesar Rp. 3.500.000,-

g. Riwayat Gizi.
Pasien setiap hari pemenuhan gizi didapat dari susu formula
dengan interval 4 jam sekali.

Pemeriksaan fisik
- Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran composmentis
- Tanda Vital dan Status Gizi
Tanda Vital
Nadi :106 x/menit,
Pernafasan :20 x/menit
Suhu : 36,4 oC

Status gizi

7
BB : 11,5 kg
PB : 72 cm
- Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Kepala : Bentuk bulat, ada bekas operasi, rambut tidak mudah
dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-), nodula (-),
kelainan mimik wajah/bells palsy (-)
- Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
kornea (+/+).
- Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), deformitas hidung (-).
- Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), papil lidah atrofi (-).
- Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
- Tenggorokan
Tonsil tidak membesar, pharing hiperemis (-)

- Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-).
- Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor :
I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis tak kuat angkat
P : batas kiri atas : SIC II 1 cm lateral LPSS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS

8
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
A : BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo : Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
- Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
A : peristaltik (+) normal
P : supel, nyeri tekan (+) kanan atas, tak ada pembesaran hepar
dan lien
P : timpani seluruh lapang perut.

- Ektremitas: palmar eritema(-/-)


akral dingin oedeme
- - - -
- - - -

- Sistem genetalia: pembesaran testis

1. Resume
Ibu pasien mengatakan setelah dilakukan operasi hidrocephalus
ukuran kepala pasien sudah mulai normal dan tumbuh kembang pasien

9
tidak terganggu, namun 3 bulan setelah dilakukan operasi, ibu pasien
mengeluhkan testis pasien mulai membesar hingga sekarang
2. Diagnosa
Post op Hidrocephalus + Hidrokel

3. Penatalaksanaan
a. Non Medika mentosa
 Periksa rutin ke puskesmas atau RS untuk mengontrol pasien paska
operasi hidrosephalus, dan mengkonsulkan penyakit hidrokel yang
diderita pada pasien saat ini kepada dokter atau dokter spesialis.
 Pemenuhan Gizi tetap dijaga dan pemberian susu bisa diteruskan

b. Medikamentosa
Hidrokelektomi

FOLLOW UP
Tanggal 29 Desember 2017
S : Keluhan testis membesar, tidak nyeri, BAK lancar, tidak demam.

O : KU: baik, Kes: compos mentis, Vital SigN N:102x/mnit,


RR:20 X/mnt, suhu: 36,4 C. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal
A : Hidrokel
P : Nonmedikamentosa: Rutin kontrol ke puskesmas atau RS

10
B. APGAR Score
Adaptation
Selama ini dalam menghadapi masalah keluargatidak ada komunikasi antara
ayah dan ibu, karena ayah yang kurang bertanggung jawab.

Partnership
Hanya ibu kandung pasien yang merawat dibantu dengan nenek pasien.
Growth
Ny.F paham bahwa ia harus bisa mengontrol kondisi anaknya setelah post op
Hidrocephalus dan sekarang hidrokel.
Affection
Ny. F merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan anaknya sangat
baik bahkan ketika dalam kondisi sakit. Ibunya peduli akan kesehatan Anaknya.

Resolve
Ny. F merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan
bersama dengan anak-anaknya walaupun tanpa didampingi suami,

APGAR Ny. A Terhadap Seluruh Anggota Sering/ Kadang- Jarang/


Keluarga selalu kadang tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas 
dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima 
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya 
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya 
membagi waktu bersama-sama

Total poin = 2 fungsi keluarga dalam keadaan kurang baik


Skoring :

11
Sering/selalu :2
Kadang-kadang :1
Jarang/tidak :0
Kategori penilaian :
Kurang :≤5
Cukup :6–7
Baik : 8 - 10
Fungsi fisiologis keluarga Ny.A terhadap seluruh anggota keluarga
dengan total poin 2 dimana fungsi keluarga dalam keadaan kurang baik.
Adanya masalah antara Ny F terhadap suaminya. Namun dukungan berupa
motivasi, kebersamaan dalam menghadapi penyakit yang diderita anaknya
serta pemahaman tentang aktivitas yang terganggu karena penyakit anaknya,
perhatian secara psikologis dan kebersamaan dalam memecahkan masalah
masih didukung oleh nenek pasien.

C. SCREEM
SUMBER PATOLOGI KET
Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan
Sosial saudara partisipasi mereka dalam masyarakat cukup meskipun +
banyak keterbatasan ekonomi.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat
dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
Cultural +
lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.
Religius Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran agama baik, hal ini
Agama menawarkan
dapat dilihat dari ayah pasien yang menjalankan sholat di masjid
pengalaman spiritual
yang baik untuk dekat rumah . +
ketenangan individu
yang tidak didapatkan
dari yang lain
Ekonomi keluarga ini tergolong cukup, untuk kebutuhan primer
sudah bisa terpenuhi, meski belum mampu mencukupi kebutuhan
Ekonomi +
sekunder rencana ekonomi tidak memadai, diperlukan skala
prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup
Edukasi Pendidikan anggota keluarga sudah baik +
Medikal Pasien sudah menjadi anggota BPJS, sehingga mudah untuk
+
mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis

12
Keterangan :
Fungsi patologi dari keluarga Ny.F yang positif adalah sosial, cultural, religius
dan medikal. Dalam kehidupan sosial keluarga bayi M merupakan keluarga yang
cukup baik dalam berinteraksi, baik terhadap masyarakat sekitar. Adat budaya
masyarakat masih dijunjung tinggi. Pemahaman agama cukup namun dalam
menjalankan ibadah mengalami penurunan sejak menderita penyakitnya. Tingkat
kesejahteraan ekonomi keluarga sudah cukup untuk memenuhi kebunutuhan
primer. Tingkat pendidikan sudah cukup baik dalam meningkatkan kehidupan
sosial keluarga. Pengetahuan orang tua bayi M mengenai masalah yang terjadi
pada anaknya sudah cukup baik. Pasien sudah menjadi anggota BPJS, sehingga
mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.

D. Genogram
Karakteristik Demografi Keluarga

13
Alamat lengkap : Jl. Prajurit Kulon Gg.6 Linkar Jayeng RT 02 RW 02
Prajuritkulon, Mojokerto.
Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Diagram 1. Genogram Keluarga bayi .A (Data Puskesmas Januari 2018

Tn
Ny.
G
F

By
A

Keterangan : Keterangan Simbol:


Ny.F : Ibu Pasien : Pasien
Tn.A : Suami Pasien : Meninggal
By.M : Anak pasien : Laki - Laki
: Perempuan

Pertanyaan Sirkuler

14
1. Ketika By.M jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh Ibu ?
Jawab :
Merawat pasien dan membawa ke Puskesmas
2. Apakah bayi M sudah mendapatkan imunisasi wajib hingga usia 6 bulan?
Jawab : Sudah
3. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan pasien?
Jawab :
Anggota keluarga yang dekat dengan pasien adalah Ibunya.
4. Selanjutnya siapa?
Jawab :
Nenek pasien.

E. Faktor Pelayanan Kesehatan


Pasien tinggal di Jl. Prajurit Kulon Gg.6 Linkar Jayeng RT 02 RW 02
Prajuritkulon, Mojokerto yang merupakan wilayah Puskesmas Mentikan.
Puskesmas secara rutin melakukan pemantauan melalui bidan desa untuk
diketahui kondisi kesehatan di desa tersebut. Sehingga selalu terpantau dengan
baik dan segera bisa mendapat intervensi jika diperlukan.Wilayah diLingkar
Jayeng memiliki 1 orang bidan desa yang rutin mengadakan kegiatan
pengobatan dan pelayanan kepada masyarakat desa melalui posyandu. Di desa
ini terdapat kader desa yang rutin melakukan motivasi dan kegiatan
penyuluhan tentang pola hidup bersih dan sehat setiap minggu kepada para
kader agar di sosialisasikan ke masyarakat.

F. Faktor Perilaku Pasien


Pola hidup bersih dan sehat sudah cukup diterapkan di keluarga. Dapat
dilihat dari barang-barang yang sudah tertata rapi tetapi masih dilakukan
pembangunan pada ruang tamu sehingga masih terlihat kotor. Selain itu Ny.F
menjemur pakaian di teras yang terlihat tidak bersih. Selokan didepan rumah
pasien juga tidak bersih dan banyak jentik nyamuk. Namun jentik nyamuk
tidak ditemukan di bak mandi. Rumah sudah memiliki kloset jongkok dengan

15
septic tank yang permanen. Pembuangan sampah di rumah mengikuti
pengambilan oleh petugas kebersihan sekitar kawasan setiap sore hari.
Penggunaan handuk secara bersama-sama.

G. Faktor Lingkungan Pasien


Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 6x10 m2 yang
berdempetan dengan rumah tetangganya dan menghadap ke barat. Tidak
memiliki pekarangan rumah dan tidak ada pagar pembatas. Terdiri dari ruang
tamu, dua kamar tidur, satu kamar mandi yang ada jambannya, dan dapur yang
sangat kecil. Terdiri dari 2 pintu keluar, yaitu 1 pintu depan dan 1 pintu
samping. Jendela ada 2 buah, hanya disamping rumah karena rumah pasien
yang bagian depan sedang direnovasi. Lantai rumah sebagian besar terbuat dari
keramik. Ventilasi dan penerangan rumah sudah cukup bagus. Atap rumah
tersusun dari genteng yang ditutup langit-langit. Masing-masing kamar
terdapat kasur. Dinding rumah terbuat dari batubata yang sudah di cat, dilapisi
dan diperhalus. Perabotan rumah tangga cukup. Sumber air untuk kebutuhan
sehari-harinya keluarga ini menggunakan mesin pompa air. Secara keseluruhan
kebersihan rumah terkesan cukup. Sehari-hari keluarga memasak
menggunakan kompor elpiji 3 kg.

10m

Kamar
Tidur Dapur

Ruang
Tamu

16

Kamar tidur Kamar


6m

Gambar 1. Denah Rumah Ny.F

Keterangan :

: Jendela

: Pintu

: Sumur

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis

17
Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang masih
digunakan secara luas dalam identifikasi dan pembahasan masalah sebagai
dasar suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat. Menurut H.L Blum
ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan sebagai penyebab
timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor
perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik,
budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan
faktor genetik (keturunan).

Diagram 2. Konsep Derajat Kesehatan menurut H.L. Blum

Perilaku Individu Lingkungan


Ibu tetap sabar merawat Lingkungan rumah sudah
pasien yang terkena cukup bersih, namun
hidrocephalus dan hidrokel, masih terdapat selokan
dan juga ibu pasien terus yang terdapat jentik
nyamuknya
mengontrol kesehaatan pasien
dengan kontrol ke RS
18
Genetik Pelayanan Kesehatan
Pengaruh genetik Kurangnya
terhadap penyakit Bayi M penyuluhan
kesehatan
hidrokel tidak ada, menderita
namun untuk tentang
Hidrocephal penyakit
hidrocephalus
us dan hidrosephalus
kemungkinan masih
ada Hidrokel dan hidrokel

Diagram 3. Identifikasi Permasalahan Utama Keluarga By.M Pasien yang


menderita Hidrokel dan Post op Hidrocephalus

Faktor genetik bisa menjadi salah satu faktor yang berpengaruh


terhadap masalah pasien ini.
Perilaku individu ibu yang berpengaruh untuk menjaga kondisi pasien
dalam menghadapi penyakit yang dideritanya dengan cara terus merawat dan
memantau kondisi kesehatan pasien
Dari segi lingkungan, lingkungan rumah sekitar belum cukup bersih.
Pasien tinggal di dusun yang cukup bersih namun selokan disekitar dusun ini
terlihat masih kotor dan terdapat jentik. Sistem pembuangan sampah berjalan
dengan baik. Sistem saluran air bersih juga berjalan dengan baik. Kondisi
lingkungan rumah sendiri pada dasarnya sudah cukup bersih.
Dari segi sarana pelayanan kesehatan, dimana memang jarang sekali
dilakukan tentang penyuluhan penyakit hidrocephalus dan hidrokel.

B. Pembahasan
Dari hasil analisis ditemukan beberapa masalah baik faktor
lingkungan, perilaku maupun pelayanan kesehatan sebagaimana yang
terilustrasi dalam Diagram 3.

19
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen
yang serupa, tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat dua
jenis kekebalan, yaitu kekebaln pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah
kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh tubuh itu sendiri.
Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan
yang diperoleh setelah pemberian suntikan immunoglobulin. Kekebalan pasif
tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG
28 hari, sedangkan waktu paruh immunoglobulin lainnya lebih pendek. Kekebalan
aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen
seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung
lebih lama daripada kekebalan pasif karena adanya memori imunologik.

20
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1) KESIMPULAN
1. Segi Biologis :
a. By A, tidak mendapatkan imunisasi
b. Status gizi By.A berdasarkan Z Scoretermasuk normal
2. Segi perilaku :
a. Pola ibu memberikan ASI bayi tidak teratur
b. Kebersihan ibu dalam merawat bayi masih kurang
3. Segi lingkungan :
a) Pengetahuan orang tua pasien tentang imunisasi masih kurang
b) Lingkungan rumah pasien masih kurang bersih .
4. Pelayanan kesehatan :

21
Pelayanan kesehatan yang biasanya berupa penyuluhan lebih ditingkatkan
kembali, agar masyarakat mengetahui tentang pentingnya program
imunisasi/
5. Segi Psikologis :
a. Hubungan antara anggota keluarga terjalin baik
b. Hubungan dengan masyarakat baik.
c. Pengetahuan akan imunisasi masih kurang yang berhubungan dengan
akibat dan dampak dari tidak melakukan program imunisasi
.
2) SARAN
1. Promotif:
a. Meningkatkan kesadaran pasien agar lebih memperhatikan kesehatan
anak dengan meyadari pentingnya imunisasi
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan terutama penyuluhan mengenai
pentingnya melakukan imunisasi untuk anaknya

2. Preventif:
a. Petugas kesehatan dengan dibantu kader desa sebaiknya meningkatkan
penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dan menekankan dampak
apabila anak tidak mendapat imunisasi
b. Dapat dilakukan vaksin apabila anak belum mendapat imunisasi.

22
RENCANA PROGRAM
KUNJUNGAN RUMAH PASIEN

A. Prioritas Kegiatan
Untuk menanggulang masalah orang tua pasien menolak untuk
dilakukan imunisasi terhadap anaknya , agar tidak terjadi dampak yang tidak
diinginkan beberapa kegiatan yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran pasien untuk melakukan imunisasi dan
vaksin.
2. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat tingkat keluarga.
3. Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pentingnya imunisasi
dan mengetahui dampak apabila anak tidak mendapat imunisasi

B. Intervensi dalam bentuk Giant Chart

23
Tabel Prioritas Permasalahan Utama
No Kegiatan M I V C P = M.I.V/C
1 Pemberian pengetahuan 4 3 3 2 18
tentang penyakit
pentingnya imunisasi
2 Melakukan vaksin 3 2 2 2 6
segera mungkin

Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar.
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain).
I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah.
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah.
C : Cost, Biaya yang diperlukan.

Berdasarkan hasil skoring, diketahui bahwa dengan meningkatkan


kesadaran pasien untuk melakukan imunisasi dan vaksin segera mungkin
dan meningkatkan pengetahuan Orang tua pasien tentang pentingnya
imunisasi merupakan prioritas pertama dalam penanggulangan pada
masalah orang tua yang menolak imunisasi terhadap anaknya.

24
Tabel: Tabel Rencana Kegiatan Pemberian Pengetahuan Tentang Masalah Penolakan Imunisasi
No Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadwal Kebutuhan
kegiatan Kegiatan Pelaksanaan pelaksana pelaksanaan

Dokter
Memilih anggota tim LCD, layar,
Pembentukan Petugas 1 kali muda, bidan
1 Terbentuk Tim dan strukturnya Puskesmas Senin laptop, alat
TIM kesehatan seminggu desa, kader
tulis, konsumsi
desa
1. Mencari referensi
tentang pentingnya
imunisasi
Dokter
Penyusunan Terbentuk 2. Melakukan survey Laptop, alat
Petugas Puskesmas dan muda, bidan
2 rencana rencana 1 kali kepada masyarakat Rabu tulis, konsumsi
kesehatan tempat warga desa,
penyuluhan kegiatan yang menolak
perawat desa
imunisasidan
masyarakat umum

1. Mengumpulkan Microphone,
Mengetahui
Penderita masyarakat yang Dokter LCD,Pointer,
Pelaksanaan tentang 2 kali
DM dan memiliki anak balita muda, bidan Tiap hari Hadiah,
3 kegiatan penyakit dalam Balai desa
masyarakat dan masyarakat desa, kader Sabtu Poster,
penyuluhan diabetes sebulan
umum umum desa brosur,
melitus
2. Memberi penyuluhan booklet
Penurunan
Dokter
Ibu yang angka kejadian 1 kali
1. Evaluasi program Puskesmas dan muda, bidan Alat tulis,
4 Evaluasi memiliki masalah dalam 6 Senin
2. Evaluasi kegiatan balai desa desa, kader laptop, konsumsi
anak balita penolakan bulan
desa
imunisasi
DAFTAR PUSTAKA

1. IGN Ranuh, Hariyono Suyitno, SRI Rezeki S Hadinegoro, Cissy B


Kartasasmita. Pedoman imunisasi di Indonesia. Satgas Imunisasi Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Edisi kedua, Tahun 2005.
2. Ranuh IGN, Hariyono S, Pedoman Imunisasi di Indonesia, Ikatan Dokter
Anak Indonesia, Edisi 3, Jakarta, 2008.
Rumah Pasien

Ruang tamu
Kamar Tidur

Anda mungkin juga menyukai