Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

HAND FOOT AND MOUTH DISEASE

Disusun Oleh:

Putri Amelia

Pratama

1102015180

Pembimbing:

dr. Endah Pujiastuti, M.Kes, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT TK.II MOH. RIDWAN MEURAKSA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

PERIODE 25 APRIL S.D. 25 JUNI 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
KATA PENGANTAR........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
BAB II LAPORAN KASUS..............................................................................5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA......................................................................17
3. 1 Definisi........................................................................................................17
3. 2 Epidemiologi...............................................................................................17
3. 3 Etiologi........................................................................................................18
3. 4 Sumber dan Cara Penularan........................................................................18
3. 5 Patogenesis..................................................................................................18
3. 6 Manifestasi Klinis.......................................................................................20
3. 7 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang......................................................21
3. 8 Diagnosis Banding......................................................................................22
3. 9 Tatalaksana.................................................................................................22
3. 10 Komplikasi..................................................................................................23
3. 11 Prognosis.....................................................................................................23
3. 12 Pencegahan.................................................................................................24
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena atas


rahmat dan hidayah-Nya Laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik stase Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas YARSI di RS TK. II Moh.
Ridwan Meuraksa.
Dalam penulisan laporan kasus ini tidak lepas dari bantuan dan kemudahan
yang diberikan secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada dr. Endah Pujiastuti, M.Kes, Sp.A sebagai
dokter pembimbing.
Dalam penulisan laporan kasus ini tentu saja masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan kasus ini.

Jakarta, 28 Mei 2022

Putri Amelia Pratama

3
BAB I

PENDAHULUAN

Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) penyakit infeksi virus yang sering
disebabkan oleh virus coxsackie A16 dan enterovirus 71 dan pada umumnya
dijumpai pada anak-anak. Distribusi penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh
belahan dunia dan sering menimbulkan wabah. Di Indonesia, penyakit HFMD
masih belum mendapat perhatian besar karena umumnya bersifat self-limiting
sehingga tidak ada data epidemiologi yang memadai. Meskipun biasanya bersifat
ringan dan self-limiting penyakit HFMD dapat menyebabkan komplikasi berat
pada anak seperti meningitis, ensefalitis, serta edema pulmonum yang dapat
berakhir dengan kematian yang berkaitan dengan enterovirus 71 sebagai salah
satu penyebab. HFMD juga sangat menular dan belum ditemukan vaksin ataupun
pengobatan antivirus yang efektif untuk penyakit ini.

4
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1. Identitas
A. Identitas Pasien
Nama : An. S
No RM : 446xxx
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 23-08-2016
Usia : 5 Tahun 8 Bulan
Agama : Islam
Alamat : Citra Graha Prima,
Jonggol Tanggal dan Jam Masuk RS : 13-05-2022 jam
10.00 Pembiayaan : BPJS

B. Identitas Orang tua


Nama Ayah : Tn. P
Nama Ibu : Ny. S
Usia Ayah : 44 tahun
Usia Ibu : 42 tahun
Pekerjaan Ayah : PNS
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama Ayah : Islam
Agama Ibu : Islam
Status : Menikah
Alamat : Citra Graha Prima, Jonggol

C. Riwayat Kelahiran
 Persalinan : G4P3A0
 Usia gestasi : 39 minggu
 Lahir secara : SC dengan Dokter Kandungan

5
 Berat lahir : 3300 gr
 Panjang Badan : 51 cm

D. Riwayat Perkembangan
Pasien lahir dengan berat badan 3300 gram, panjang badan 51 cm. Saat ini
pasien berusia 5 tahun 8 bulan dengan berat badan 18,9 kg dan panjang
badan 106 cm.
Usia Motorik Motorik Bahasa Personal Sosial
Kasar Halus
2 bulan Mengangkat Ooo/aaa Tersenyum
kepala
4 bulan Duduk kepala Tangan Berteriak Mengamati
tegak bersentuhan tangannya
6 bulan Bangkit kepala Meraih Menoleh Berusaha
tegak kearah mencapai
suara mainan
9 bulan Berdiri kepala Mengambil mengoceh Tepuk tangan
tegak mainan

Kesan: Tidak ada keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan

E. Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : 4x pada saat lahir dan bulan ke 2, 3, dan
4 BCG : 1x pada usia 1 bulan
Polio : 4x pada saat lahir dan bulan ke 2, 3, dan 4
DT-HB-Hib : 3x pada bulan ke 2, 3, dan 4
Rotavirus Monovalen : 3x pada bulan ke 2, 4, dan 6
MR : 1x pada bulan ke 9
PCV : 3x pada bulan ke 2, 4, dan 6
Kesan : Imunisasi Lengkap

6
F. Riwayat Nutrisi
 0-6 bulan : ASI ekslusif selama 6 bulan
 6-9 bulan : ASI dan makanan pendamping ASI
Kesan : Kualitas dan kuantitas baik, pemberian makanan sesuai dengan gizi
yang dianjurkan

2.2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ayah pasien pada
tanggal 13 Mei 2022 di Poliklinik Anak RS TK. II Moh. Ridwan Meuraksa
pada pukul 10.00 WIB.

A. Keluhan Utama
Tampak bintik-bintik merah pada tangan, kaki dan sekitar dagu sejak 1 hari
yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Anak RS TK. II Moh. Ridwan Meuraksa
dengan keluhan tampak bintik-bintik merah pada tangan, kaki dan sekitar
dagu sejak 1 hari yang lalu. Bintik-bintik merah awalnya dari tangan
kemudian menyebar ke kaki dan sekitar dagu. Bintik kemerahan dirasakan
gatal namun tidak terasa panas dan nyeri. Selain itu didapatkan keluhan
demam sejak 2 hari yang lalu namun tidak terlalu tinggi. Untuk keluhan
seperti kejang, batuk, pilek, mual, muntah serta nyeri perut, diare, nyeri
kepala, dan nyeri menelan, disangkal. Tidak didapatkan ada keluhan susah
BAB dan BAK serta untuk makan dan minum dalam keadaan baik. Untuk
riwayat kontak, ayah pasien mengatakan tidak mengetahui secara pasti dan
dikeluarga pasien tidak ada memiliki sakit seperti ini.

7
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat TB : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Trauma : disangkal
Riwayat Syok : disangkal
Riwayat Kejang Demam : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat TB : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Trauma : disangkal
Riwayat Syok : disangkal
Riwayat Kejang Demam : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal

E. Keadaan Sosial Ekonomi dan Kebiasaan


Ayah pasien bekerja sebagai PNS dan Ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga, status ekonomi pasien dalam keadaan cukup, keluarga pasien dapat
memenuhi semua kebutuhan sehari-hari pasien seperti makan untuk
keluarga maupun kebutuhan di keluarga.

8
2.3. Pemeriksaan Fisik
A. Vital Sign
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis ( GCS: E4M6V5)
3. Suhu : 36°C
4. TD : 96/54 mmHg
5. HR : 120 x/menit
6. RR : 24 x/menit
7. SpO2 : 98%
8. Status antropometri
 BB : 18,9 kg
 TB : 106 cm
 IMT : 16.8 kg/cm2
9. Status Gizi
BB/U : Normal

9
TB/U : Normal

IMT : Normal

10
B. Status Generalis
1. Kepala
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : Hitam,lurus, tidak mudah rontok
2. Mata
 Exopthalmus : (-/-)
 Enopthalmus : (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Sklera : Ikterik (-/-)
 Pupil : Isokor
 Refleks cahaya : RCL (+/+) RCTL (+/+)
 Palpebra Superior : Cekung (-/-) Edema (-/-)
 Palpebra Inferior : Cekung (-/-) Edema (-/-)
3. Telinga
 Bentuk : Normal
 Pendengaran : Dalam batas normal
 Darah dan sekret : Tidak ditemukan
 Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
4. Hidung
 Bentuk : Normal

11
 Nafas cuping hidung : (-)
 Septum deviasi : Tidak ditemukan
 Sekret : (-)
 Pendarahan : (-)
5. Mulut
 Mukosa mulut : Kering (-)
 Mukosa bibir : Kering (-)
 Pendarahan gusi : (-)
 Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
6. Leher
 Trakea : Tidak deviasi
 Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
 KGB : Tidak ada pembesaran
7. Paru-paru
 Inspeksi : Normochest, simetris, pergerakan dada tidak
tertinggal, retraksi (-)
 Palpasi : Fremitus fokal dan taktil simetris
 Perkusi : Sonor pada kedua paru
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), ronki (-/-), whezzing
(-/-), stridor (-/-)
8. Jantung
 Inspeksi : Pulasi iktus kordis tidak tampak di ICS 4 linea
mid clavicula sinistra
 Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 4 linea mid clavicula
sinistra
 Auskultasi : BJ I dan BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
9. Abdomen
 Inspeksi : Terlihat supel
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, shifting

12
dullnes (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), pembesaran hepar dan lien (-),
turgor kulit kembali cepat
10. Ektremitas
 Atas : Akral hangat (+/+) , CRT <2 detik, edema (-/-)
 Bawah : Akral hangat (+/+) , CRT <2 detik, edema
(-/-) Status lokalis
 Regio : Palmar dan dorsum manus dextra sinistra, palmar dan
dorsum pedis dextra sinistra, genu dextra sinistra, dan
mandibula.
 Effloresensi : makula, papul, vesikel berisi cairan, multiple, bulat,
diameter 0,3-0,6cm, batas tegas, kulit sekitar
eritema.

Gambar 1.Lesi pada regio palmar dan dorsum manus serta mandibula

13
Gambar 2. Lesi pada regio palmar dan dorsum pedis

Gambar 3. Lesi pada regio genu

14
2.4. Resume
Pasien anak perempuan berusia 5 tahun 8 bulan datang dengan ayahnya
dengan keluhan tampak bintik-bintik merah pada tangan, kaki dan sekitar
dagu sejak 1 hari yang lalu. Bintik kemerahan dirasakan gatal namun tidak
terasa panas dan nyeri. Selain itu didapatkan keluhan demam sejak 2 hari
yang lalu namun tidak terlalu tinggi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pada regio palmar dan dorsum manus dextra sinistra, palmar dan dorsum
pedis dextra sinistra, genu dextra sinistra, dan mandibula adanya makula,
papul, vesikel, multiple, bulat, diameter 0,3-0,6cm, batas tegas, kulit sekitar
eritema. Untuk status gizi dalam keadaan baik serta pemeriksaan fisik lainya
dalam batas normal.

2.5. Pemeriksaan Penunjang


Tidak dilakukan

2.6. Diagnosis Banding


 Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD)
 Varicella
 Scabies

2.7. Diagnosis kerja


Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)

2.8. Tatalaksana
Medikamentosa
 Cetrizin Syr 1x1 cth
 Isoprinosis Syr 4x1 cth
 Gentamisin zalf
Non Medikamentosa
 Istirahat yang cukup
 Banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi

15
 Monitoring keadaan klinis

2.9. Rencana Edukasi


 Menjelaskan kepada orang tua pasien mengenai penyakit pasien bahwa
HFMD merupakan penyakit infeksi virus yang dapat sembuh sendiri.
 Menjelaskan bahwa penyakit ini menular terutama pada anak-anak
sehingga perlu tindakan pencegahan seperti memakai masker, tidak
menggunakan peralatan makan yang sama, membersihkan barang-
barang yang terkontaminasi dari virus pasien.
 Menjelaskan kepada orang tua agar selalu mengusahakan pasien tetap
tercukupi kebutuhan cairan dan nutrisinya.
 Menjelaskan kepada orang tua rencana terapi yang dilakukan, prognosis
serta komplikasi dan tanda bahaya pada pasien.

2.10. Prognosis
 Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad Fungsional : Dubia ad bonam
 Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

16
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3. 1 Definisi
Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) adalah suatu infeksi virus
akut yang bermanifestasi berupa erupsi vesikel dalam mulut, tangan, kaki,
bokong dan atau genitalia. Paling sering disebabkan oleh coxsackievirus
A16 (CVA 16) dan enterovirus 71 (EV71) yang bersifat self-limiting.
Penyakit ini juga sering disebut sebagai penyakit Flu Singapura diduga
karena pada tahun 2000 penyakit ini mewabah di Singapura yang
menyebabkan beberapa anak meninggal dunia. 1,3
3. 2 Epidemiologi
Distribusi penyebaran penyakit HFMD di seluruh dunia dan sering
menimbulkan wabah. HFMD paling sering mengenai anak-anak usia di
bawah 10 tahun jarang menyerang orang dewasa. Infeksi HFMD lebih berat
pada bayi dan anak dibanding orang dewasa tetapi umumnya penyakit ini
memiliki manifestasi ringan. Tidak ada predileksi ras untuk penyakit
infeksi ini. Rasio penderita laki-laki dan perempuan adalah 1:1. 1,2
Penyakit ini lebih sering di musim panas dan gugur sedangkan di
daerah tropis terjadi sepanjang tahun. Epidemi terbesar dilaporkan di
Taiwan pada tahun 1998 menyebabkan 120.000 orang terinfeksi serta 78
kematian. Berdasarkan data CDC (Centers for Disease Control and
Prevention) pada tahun 1997-1998 dilaporkan wabah terbesar HFMD di
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Sejak tahun 1997 wabah HFMD
dengan komplikasi neurologi serta tingkat keparahan berat dilaporkan
terjadi di Malaysia, Taiwan, Singapura, Jepang, dan berbagai negara Asia
Pasifik lainnya.
Di Indonesia penyakit HFMD masih belum mendapat perhatian besar
karena umumnya bersifat self-limiting sehingga tidak ada data epidemiologi
yang memadai. Dari 48 kasus HFMD yang diterima laboratorium Virologi

17
Pusat BTDK, Badan Litbang Jakarta, 26 kasus (54%) disebabkan oleh
enterovirus, 3 di antaranya EV-71 (6,25%). 1
3. 3 Etiologi
HFMD disebabkan oleh enterovirus non-polio seperti coxsackievirus
A5, A7, A9, A10, A16, B1, B2, B3, B5, echovirus, dan enterovirus
lainnya. Penyebab tersering adalah virus coxsackievirus A16 (CVA 16) dan
enterovirus 71 (EV71). Enterovirus termasuk famili Picornaviridae yang
merupakan virus single-stranded RNA. Virus Hand, Foot, and Mouth
Disease biasanya menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak kecuali
EV71 yang berkaitan dengan komplikasi neurologis dan kematian. 1
3. 4 Sumber dan Cara Penularan
Secara kontak langsung dengan cairan tubuh penderita (cairan hidung,
mulut dan vesikel) melalui batuk, berbicara dan bersin (droplet). Secara
fecal oral melalui tangan, mainan, dan alat-alat lain yang tercemar oleh
feses penderita. Enterovirus masuk ke dalam tubuh manusia melalui
saluran cerna berkembang biak di orofaring dan banyak ditemukan dalam
feses penderita. Replikasi enterovirus dapat terjadi di saluran
gastrointestinal atau saluran respiratori. Setelah fase viremia, infeksi akan
mengenai jaringan dan beberapa organ sehingga menimbulkan gejala yang
bervariasi. Penularan virus melalui fecal oral route dan dapat pula melalui
kontak langsung melalui droplet. Virus akan diekskresi melalui feses
selama beberapa minggu. Penularan biasanya meningkat berkaitan dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi serta sanitasi buruk.1,4
3. 5 Patogenesis
Patogenesis HFMD belum sepenuhnya diketahui namun secara umum
sebagian sudah dapat dijelaskan. Enterovirus menginfeksi manusia melalui
sel gastrointestinal dan traktus respiratorius. Virus kemudian bereplikasi di
faring dan usus diikuti dengan multiplikasi di jaringan limfoid dan kelenjar
limfe regional. Penyebaran ke kelenjar limfe regional berlangsung selama
24 jam yang kemudian diikuti dengan viremia primer. Penyebaran virus ke
sistem retikuloendotelial yang lebih jauh termasuk hati, limpa, sumsum

18
tulang, dan kelenjar limfe yang jauh terjadi pada viremia primer. Infeksi
subklinis terjadi apabila respons imun dapat membatasi replikasi dan
perkembangannya ke luar sistem retikuloendotelial.
Infeksi klinis terjadi jika replikasi terus berlangsung di sistem
retikuloendotelial dan virus menyebar melalui viremia sekunder ke organ
target seperti susunan saraf pusat (SSP), jantung, atau kulit tergantung
serotipe yang menginfeksi. Coxsackievirus, echovirus, dan EV71
merupakan penyebab tersering penyakit virus dengan manifestasi kulit.
HFMD yang disebabkan oleh CVA16 biasanya berupa lesi. mukokutan
ringan yang membaik dalam 7–10 hari dan jarang berkomplikasi.
Neurovirulensi EV71 masih belum jelas diketahui. Gambaran patologis
pada susunan saraf pusat akibat infeksi EV71 adalah neuronophagia,
perivascular cuffing, focal oedema, dan infiltrasi sel radang. Sitolisis virus
diduga merupakan mekanisme penyebab kerusakan saraf. 1

Gambar 1. Patogenesis Infeksi Enterovirus

19
Gambar 2. Perjalanan Klinis Infeksi E71
3. 6 Manifestasi Klinis
Setelah masa inkubasi selama 3-6 hari biasanya pasien akan mengeluh
demam tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri perut, dan gejala saluran
pernapasan bagian atas, seperti batuk dan nyeri tenggorokan serta
limfadenopati leher dan submandila. Gejala prodormal tersebut biasanya
berlangsung hingga 1 - 2 hari.
HFMD ditandai dengan ruam kulit tipikal dengan atau tanpa ulserasi
mulut. Ruam kulit biasanya papulovesikuler dengan predileksi di telapak
tangan atau kaki. Pada beberapa kasus ruam dapat berupa makulopapular
tanpa vesikel yang bisa timbul di bokong, lutut, ataupun siku. Lesi kulit
dimulai sebagai makula eritematus berukuran 2–8 mm yang menjadi
vesikel berbentuk oval, elips, atau segitiga berisi cairan jernih dikelilingi
halo eritematus. Vesikel biasanya berdinding tipis, putih keabu-abuan. Lesi
ini biasanya sembuh dalam 7-10 hari tanpa bekas, jarang diikuti infeksi
sekunder bakteri.
Hampir semua kasus HFMD ditandai dengan lesi oral yang nyeri,
biasanya di lidah, mukosa pipi, palatum durum, dan jarang di orofaring.
Lesi biasanya hanya beberapa, diawali dengan makula serta papula merah
muda cerah berukuran 5–10 mm yang berubah menjadi vesikel dikelilingi
kulit yang eritema. Lesi ini cepat mengalami erosi dan berwarna kuning

20
hingga abu-abu dikelilingi halo eritema. Masalah yang paling sering
muncul akibat lesi oral ini adalah dehidrasi akibat asupan cairan tidak
adekuat disebabkan nyeri menelan.
Infeksi EV71 sering melibatkan susunan saraf pusat (SSP) yang
akhirnya berkembang menjadi komplikasi sistemik. Spektrum komplikasi
SSP akibat infeksi virus ini adalah aseptic meningitis, encephalitis, dan
acute flaccid paralysis. Brainstem encephalitis, sebuah bentuk khas
ensefalitis menjadi ciri khas HFMD EV71 pada epidemi yang baru-baru ini
terjadi Asia. Beberapa gejala klinis tanda keterlibatan SSP adalah suhu
38,5°C atau lebih tinggi, demam menetap lebih dari 3 hari, letargi, muntah
berulang, lemah tungkai, serta kejang mioklonik.1

Gambar 3. (a) Vesikel dikelilingi eritema di lidah anak dengan HFMD (b) dan (c)
Vesikel berbentuk elips di telapak tangan dan telapak kaki

3. 7 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang


Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antara lain tes serologis, isolasi
virus dengan kultur, dan teknik PCR. Jika terjadi epidemi dapat dilakukan
biakan feses dan dahak. Pemeriksaan serologis digunakan untuk
mendeteksi adanya neutralizing antibodies pada fase akut namun jarang
dilakukan karena tidak dapat menunjukkan serotipe enterovirus spesifik.
PCR sangat efektif untuk mendeteksi dan mengindentifikasi serotipe
enterovirus namun dengan biaya relatif mahal.1

21
3. 8 Diagnosis Banding
Diagnosis banding terdekat adalah enantema pada herpangina yang
sama-sama disebabkan oleh enterovirus. Herpangina berupa enantema
tanpa lesi kulit dengan lokasi tersering di plika anterior fossa tonsilaris,
uvula, tonsil, palatum molle.
Diagnosis banding lain termasuk gingivostomatitis herpetik, stomatitis
aftosa, skabies, varisela, campak, dan rubela. Pada gingivostomatitis
herpetik, pasien biasanya demam dan memiliki gingiva eritema, bengkak
atau perdarahan, dan limfadenopati servikal. Bisa terdapat circumoral
ulcers atau vesikel tanpa lesi di ekstremitas. Stomatitis aftosa ditandai lesi
ulseratif yang lebih besar di bibir, lidah, dan mukosa bukal yang terasa
nyeri, paling sering menyerang anak-anak dan orang dewasa, sering
kambuh umumnya tidak ada gejala sistemik.
Skabies sering didiagnosis banding dengan HFMD karena tampilan lesi
berupa pustula, vesikel, atau lesi nodular di tangan dan kaki. Infestasi
parasit ini biasanya mengakibatkan gatal pada malam hari terutama di sela-
sela jari.
Lesi kulit pada varisela biasanya berdistribusi sentrifugal melibatkan
daerah kulit yang lebih luas termasuk kulit kepala, jarang di telapak tangan
dan kaki. Lesi varisela biasanya berangsur sembuh dengan pembentukan
krusta, sedangkan cairan di dalam vesikel HFMD biasanya direabsorpsi dan
tidak menimbulkan krusta ataupun jaringan parut. Selain ruam
makulopapular yang berdistribusi sentripedal, infeksi campak khas disertai
batuk, pilek, konjungtivitis, dan koplik spots.1
3. 9 Tatalaksana
HFMD bersifat self-limiting yang dapat sembuh dalam 7-10 hari.
Pengobatan simptomatik dan dilakukan observasi tanda keterlibatan SSP.
Penyembuhan tergantung sistem imun penderita karena belum ditemukan
antivirus yang spesifik. Asupan cairan adekuat perlu untuk mencegah
dehidrasi akibat lesi oral yang nyeri mungkin diperlukan hidrasi intravena
jika dehidrasi sedang hingga berat atau jika asupan oral terbatas. Demam

22
dapat diatasi dengan antipiretik. Nyeri dapat diobati dengan parasetamol
atau ibuprofen. Tatalaksana topikal di antaranya dengan larutan anestesi
dyclonine hydrochlorida 0,5% atau gel lidokain pada lesi sebelum makan
untuk mengurangi rasa tidak nyaman di mulut saat makan. Antibiotik
topikal atau oral dapat diberikan jika ada infeksi sekunder. 1
3. 10 Komplikasi
Komplikasi serius jarang terjadi. Komplikasi paling sering adalah
ulserasi oral yang nyeri dan asupan cairan tidak adekuat yang menyebabkan
dehidrasi. Satu komplikasi jarang yaitu eczema coxsackium pada individu
dengan eksema, pada penderita berkembang infeksi virus kutan diseminata
yang sama dengan eczema herpeticum. Penularan vertikal dari ibu ke janin
dapat terjadi. Infeksi pada trimester pertama dapat menyebabkan aborsi
spontan atau intrauterine growth retardation.
Komplikasi serius lebih sering terjadi pada infeksi EV71 daripada
CVA16. Sebagian besar infeksi EV71 tidak menunjukkan gejala atau
terbatas pada HFMD ringan dan herpangina. Namun, EV71 adalah virus
sangat neurotropik yang dapat menyebabkan penyakit dan komplikasi pada
susunan saraf seperti aseptic meningitis, brainstem encephalitis, acute
flaccid paralysis, dan neurogenic pulmonary oedema.1
3. 11 Prognosis
Prognosis untuk sebagian besar pasien dengan penyakit HFMD sangat
baik. Kebanyakan pasein sembuh dalam beberapa minggu tanpa sisa gejala.
HFMD kebanyakan self-limiting mayoritas anak-anak pulih spontan
dengan pengobatan simptomatik. Sebagian kecil mengalami keterlibatan
neurologis yang mungkin berpotensi menjadi kegagalan kardiopulmonal
yang fatal. Infeksi HFMD menyebabkan imunitas spesifik terhadap virus.
Episode penyakit kedua kemungkinan besar karena infeksi enterovirus
strain lain.
Pasien meningitis aseptik umumnya memiliki prognosis baik dapat
ditatalaksana secara simptomatis dan membaik tanpa penanganan lebih
lanjut. Meningitis aseptik jarang mengancam jiwa dan tidak terjadi

23
komplikasi lanjutan yang permanen. Pada brainstem enchepalitis atau
enchephalomyelitis lebih cenderung terjadi disregulasi otonom. 1,5
3. 12 Pencegahan
Belum ada vaksin atau antivirus yang diketahui efektif mengobati
ataupun mencegah infeksi EV71. Beberapa bahan vaksin EV71 termasuk
formalin-inactivated whole virus vaccine, DNA vaccine, dan recombinat
protein vaccine masih harus disempurnakan sebelum uji klinis.
Kebiasaan hidup bersih adalah cara terbaik untuk menghentikan
penyebaran virus. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sering
mencuci tangan dengan air dan sabun terutama setelah mengganti popok
dan dari toilet. Cuci mainan yang terkontaminasi liur, dan menutup mulut
saat bersin dan batuk. Hindari kontak seperti mencium, memeluk, atau
menggunakan bersama peralatan makanan penderita HFMD.
Penyakit HFMD sangat menular selama tahap akut dan mungkin lebih
lama karena virus ini bertahan dalam feses selama beberapa minggu setelah
pemulihan. Vesikel harus dibiarkan kering alami tidak boleh ditusuk karena
cairan di dalamnya dapat menularkan penyakit. Anak-anak HFMD juga
sebaiknya ijin dari sekolah untuk optimalisasi proses penyembuhan dan
mencegah penularan.1

24
BAB IV

KESIMPULAN

Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) adalah suatu infeksi virus akut
yang bermanifestasi berupa erupsi vesikel dalam mulut, tangan, kaki, bokong dan
atau genitalia. Paling sering disebabkan oleh coxsackievirus A16 (CVA 16) dan
enterovirus 71 (EV71) yang bersifat self-limiting paling sering mengenai anak-
anak usia di bawah 10 tahun jarang menyerang orang dewasa. Cara penularan
kontak langsung dengan cairan tubuh, droplet, oral fecal. Gejala-gejala muncul
Setelah masa inkubasi selama 3-6 hari biasanya pasien akan mengeluh demam
tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri perut, dan gejala saluran pernapasan bagian atas
seperti batuk dan nyeri tenggorokan serta limfadenopati leher dan submandila,
ruam kulit tipikal dengan atau tanpa ulserasi mulut serta apabila infeksi EV71
sering melibatkan susunan saraf pusat (SSP) yang akhirnya berkembang menjadi
komplikasi sistemik. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan untuk pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan. Untuk tatalaksana dapat
dilakukan dengan pengobatan simptomatik dan dilakukan observasi tanda
keterlibatan SSP.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Purwanthi ,IGAP. 2016. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (Hand, Foot,
and Mouth Disease. CDK-246. 43(11). 815-819.
2. Samphutthanon, R. 2014. Spatio-Temporal Distribution and Hotspots of
Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) in Northern Thailand. Int. J.
Environ. Res. Public Health, 11: 312-336
3. Kemenkes RI. 2017. Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan
(Pedoman Epidemiologi Penyakit). Revisi ed. Jakarta: Kemenkes RI
4. Putri, ND .2018. Buku Ilustrasi Demam & Ruam. Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
5. Guerra AM, Orille E, Waseem M. Hand Foot And Mouth Disease.
[Updated 2022 May 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431082/

26

Anda mungkin juga menyukai