Anda di halaman 1dari 17

STUDI KASUS PASIEN

TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN


PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN PENJARINGAN PERIODE
21 JANUARI - 22 FEBRUARI 2013

Oleh :

Yodi Ertandri

110.2007.299

Pembimbing :

DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M. Kes

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2013

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus tuberkulosis paru pada lansia dengan pendekatan


kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 21
Januari – 2 Februari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian
Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Februari 2013

Pembimbing

DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M. Kes

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur di ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan ridhoNya sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan
penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang
berjudul Tuberkulosis Paru pada Tn. B di Puskesmas Kecamatan Penjaringan
Periode 21 Januari – 17 Februari 2013 dapat diselesaikan dengan cukup baik.

Tujuan dari pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan


Kedokteran Keluarga ini adalah sebagai salah satu tugas dalam kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode 21 Januari
2013 – 22 Februari 2013.
Ucapan terima kasih kepada :
1. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M. Kes selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan memberikan saran dan kritikan yang membangun
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS sebagai koordinator kepaniteraan
Kedokteran Keluarga
3. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi
4. dr. Citra Dewi, M.Kes sebagai Sekretaris Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, dr. Dian Mardhiyah M.KK, dr. Fathul Jannah,
M.Si, dan dr. Dini
6. Rifda Wulansari, S.P, M.Kes sebagai staf pengajar Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang telah
memberikan bimbingan dan data kepada kami demi kelancaran kegiatan Studi
Kasus Pasien ini.
8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusunnya laporan ini.

3
Mengingat masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini,
maka kritikan dan saran yang membangun sangat dinantikan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Februari 2013

Penulis

4
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
Alamat : Teluk Intan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Tukang Becak
No. Rekam Medis : 2987
Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Penjaringan
Tanggal berobat : 29 Januari 2013

BERKAS PASIEN
A. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 29 Januari 2013
1. Keluhan Utama
Batuk-batuk sudah 3 bulan sebelum masuk puskesmas

2. Keluhan Tambahan
Sesak, demam sudah 1 minggu, badan terasa lemah dan berat badan
menurun
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke bagian poli umum Puskesmas Kecamatan
Penjaringan dengan keluhan batuk – batuk sejak 3 bulan sebelum masuk
Puskesmas. Pasien juga merasakan nafas terasa sesak dan demam juga
dirasakan. Pasien merasakan berat badannya turun dan setiap malam
sering berkeringat dingin. Pasien mengatakan belum pernah berobat batuk
dan baru kali ini merasakan keluhan seperti ini.
Pasien sebelumnya ingin sekali berobat tetapi tidak memiliki biaya
dan belum memiliki KTP Jakarta. Pasien mengatakan di rumah tidak ada
yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Mellitus (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-)
5. Riwayat Penyakit Keluarga

5
(-)
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja setiap harinya sebagai tukang becak di daerah pasar teluk
gong, sehari-harinya pasien bisa mendapatkan Rp.30.000,00 – 50.000,00.
Pasien tinggal di rumah sendiri bersama isteri dan anaknya. Isteri pasien
tidak bekerja dan anak pasien bekerja sebagai kuli bangunan di pasar,
seharinya bisa mendapatkan uang kurang lebih Rp.30.000,00. Pasien
tinggal di rumah sendiri.

7. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan merokok, dalam seharinya pasien bisa
menghabiskan 1 bungkus rokok. Pasien merokok di rumah dan di tempat
kerjanya.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis

2. Vital Sign
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Respirasi : 26 x/menit
- Nadi : 83 x/menit
- Suhu : 36,9oC

3. Status Gizi
- Berat badan : 49 kg
- Tinggi badan : 167 cm
- Status Gizi(IMT) : 18, 256 (Gizi Kurang)

4. Status Generalis
a. Kepala
Bentuk : normocephal
Rambut : hitam beruban, mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
Telinga: bentuk normal, tidak terdapat serumen
Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
Tenggorokan : tidak hiperemis
Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)


c. Thorak

6
Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan
dinamis, ictus cordis tidak teraba.
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)
Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-),
wheezing (-), bunyi jantung I dan II regular, murmur
(-), gallop (-)

d. Abdomen
Inspeksi : perut datar, simetris
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting
dullness (-)

e. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakterisktik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. N
Usia : 62 Tahun
b. Identitas Istri
Nama : Ny. E
Usia : 60 tahun
c. Identitas Anak
Nama : Tn. A
Usia : 38 tahun
d. Struktur komposisi keluarga

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


Kedudukan
No. Nama dalam Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan

7
keluarga (tahun) Tambahan
1. Tn. S Kepala Laki-laki 62 SD Tukang Pasien
Keluarga Becak
2. Ny. E Istri Perempuan 60 Tidak Ibu Istri pasien
pernah Rumah
sekolah tangga
3. Tn.A Anak Laki-laki 38 SD Kuli Anak pasien
bangunan

8
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal


Status Kepemilikan Rumah : milik sendiri
Daerah Perumahan : Daerah kumuh
Karakteristik Rumah dan Kesimpulan
Lingkungan
Luas rumah : 5 x 4 m2 Rumah pasien dibangun sendiri oleh
Jumlah penghuni dalam satu
pasien dan anaknya. Rumah tinggal
rumah : 3 orang
tidak bertingkat dan tidak memiliki
Luas halaman rumah : tidak memiliki
jamban sehat dan tidak tersedia air
halaman
Bertingkat : Tidak bertingkat bersih. Pasien tinggal bertiga bersama
Lantai rumah dari : semen istri dan anaknya. Lingkungan rumah
Dinding rumah dari : kayu
Jamban keluarga : tidak ada pasien merupakan daerah kumuh dan
Tempat bermain : tidak ada tidak pernah dirawat dengan baik.
Penerangan listrik : 200 watt
Ketersediaan air bersih : tidak ada
Tempat pembuangan sampah : ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga


Keluarga pasien memiliki kendaraan sepeda motor kredit yang di beli oleh
anak pasien dan belum lunas. Pasien juga memiliki TV berukuran 10 inchi
dan radio. Anak pasien memiliki telepon genggam.

9
c. Denah rumah
U

5m

4m

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Tempat Berobat : Puskesmas Kecamatan Penjaringan
b. Asuransi/Jaminan Kesehatan : Kartu Jakarta Sehat

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan


Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Jalan kaki Pasien berobat ke puskesmas dengan
pelayanan kesehatan berjalan kaki dari rumahnya, sekitar 30
Tarif pelayanan Gratis
menit. Tarif berobat gratis. Untuk
kesehatan
kualitas pelayanan kesehatan dikatakan
Kualitas pelayanan Cukup
cukup memuaskan.
kesehatan memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan
Tn. S mempunyai pola makan yang tidak teratur. Tn. S dapat
makan sebanyak satu sampai tiga kali sehari dengan menu makanan yang
bervariasi. Istri pasien hanya memasak bila suami pasien ada dirumah.
Bila suami diluar, maka istri membeli makan untuk dirinya sendiri di luar.

b. Menerapkan pola gizi seimbang


Menu makanan Tn. S yang selalu ada setiap harinya ialah nasi dan
jengkol. Disertai menu makanan lainnya seperti tahu, tempe,telur dan
sayuran seperti kembang kol, kangkung dan toge. Pola makan pasien tiga
hari terakhir ialah :
- Tanggal 26 Januari 2013
Pagi : kopi hitam manis

10
Siang : tidak makan siang
Malam : nasi, tahu, tempe
- Tanggal 27 Januari 2013
Pagi : bubur ayam
Siang : nasi, ayam, sayur
Malam : nasi, telur, sayur
- Tanggal 28 Januari 2013
Pagi : kopi, roti
Siang : nasi, tahu, tempe
Malam : nasi, tahu, tempe

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga
- Pasien ingin sekali berobat, dan skarang bisa berobat semenjak
pasien memiliki kartu sehat.
- Istri pasien selalu mendorong pasien untuk berobat.
b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga
- Anak pasien tidak memperhatikan pasien dan tidak membantu
pasien untuk berobat
- Pasien yang pada awalnya belum memiliki kartu sehat takut akan
biaya pengobatan yang mahal.

B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari
suami (Tn. S), istri (Ny. E) dan anak (Tn. A) yang tinggal dalam satu rumah.

2. Tahapan Siklus Keluarga


Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. S berada
pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua usia
pertengahan (middle-anged family).

3. Family Map

Tn. S Ny. E

11
Tn. A Ny. V

An. F

Keterangan Gambar :
: laki-laki : meninggal
: perempuan : pernikahan
: meninggal karena faktor usia : keturuna
C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga
: pasien dalam organisasi keluarga
- Masalah : tinggal serumah
Pasien adalah kepala keluarga yang berusia lansia dan sudah tidak bekerja.
: riwayat TB paru : bercerai
Istri pasien selalu memberikan dukungan akan penyakit pasien sedangkan
anak pasien sibuk dengan urusannya.
- Masalah dalam fungsi biologis
Keluarga pasien tidak ada memiliki riwayat penyakit sebelumnya
- Masalah dalam fungsi psikologi
Pasien dan istri pasien tinggal dirumah sendiri dan daerah yang kumuh,
sedangkan anak pasien sibuk dengan kesibukannya. Pasien merupakan
pasangan suami istri yang sudah lansia, dan anak pasien tidak ada
memperhatikan orang tuanya semenjak anak pasien bercerai dengan
istrinya.
- Masalah dalam fungsi ekonomi
Pasien masih bisa bekerja dan dengan penghasilannya dalam sehari bisa
mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari. Sedangkan anak pasien bekerja
penghasilannya untuk dia sendiri dan jarang membantu orang tuanya
untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
- Masalah lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang padat dan kumuh. Pasien tinggal di
tanah ilegal.
- Masalah perilaku kesehatan
Pasien memiliki kebiasaan merokok, dalam sehari pasien bisa
menghabiskan 2 sampai 3 batang rokok. Tetapi semenjak keluhan batuk
pasien tidak kunjung sembuh pasien mengurangi merokoknya dan ingin
sekali berobat ke Puskesmas.

12
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri, karena
pasien sudah memiliki kartu sehat dengan pembayaran yang gratis
- Harapan :
Pasien memiliki harapan supaya penyakit batuk- batuknya sembuh dan
pasien bisa bekerja seperti biasa.
- Kekhawatiran :
Pasien memiliki kekhawatiran batuknya tidak kunjung sembuh dan apabila
ingin berobat pasien takut akan mengeluarkan biaya yang banyak.

2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan sebagai berikut :
- Diagnosis kerja : Tuberkulosis Paru
- Diagnosis banding : -

3. Aspek Risiko Internal


- Genetik :
Pasien tidak memiliki kelainan atau penyakit menurun dari orang tua
pasien.
- Pola makan :
Pola makan pasien cukup memenuhi pola gizi seimbang
- Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan merokok sudah dari umur sekolah. Dalam
sehari pasien bisa menghabiskan rokok sampai 3 batang dan semenjak
keluhan batuk pasien tidak kunjung hilang, pasien berhenti merokok dan
ingin berobat.

- Spiritual :

13
Pasien tahu dan percaya bahwa penyakit yang di alaminya adalah cobaan
dari Allah SWT. Pasien selalu bersabar dan bertawakal. Dan sekarang
pasien sering berusaha dan berdoa agar penyakitnya ini cepat sembuh.

4. Aspek Psikososial Keluarga


Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
adanya dukungan dari istri pasien dengan menjaga pola makan pasien. Pasien
juga sekarang memiliki kartu sehat untuk pengobatan.
Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
kurangnya perhatian dari anak pasien terhadap penyakit pasien. Hal ini
dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dan anakya yang sibuk
dengan urusannya.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.

14
E. Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan


Aspek - Menjelaskan kepada pasien Pasien Pada saat Pasien memahami
Personal bahwa penyakit pasien di mengenai penyakitnya
memiliki komplikasi Puskesmas dan mau kontrol secara
- Menjelaskan kepada pasien dan ke dokter secara teratur
bahwa pasien bisa sembuh kunjungan
- Menjelaskan kepada pasien
rumah
untuk selalu kontrol berobat.
Aspek - Menjelaskan kepada pasien Pasien Pada saat Pasien mengalami
Klinik selalu berolahraga di perbaikan dalam status
- Menjelaskan kepada pasien Puskesmas kesehatannya dan
makan makanan yang sehat dan kualitas hidup pasien
setiap hari kunjungan meningkat.
- Menjelaskan pengobatan
rumah
yang di ikuti adalah
pengobatan TB paru kategori
I
Aspek - Menjelaskan kepada pasien Pasien Pada saat Pasien mau untuk
Risiko untuk berhenti melakukan kunjugan kontrol dan minum obat
Internal kebiasaan yang rumah secara teratur
mempengaruhi kesehatan
pasien
- Menjelaskan kepada pasien
bahwa minum obat secara
teratur tidak akan menjadi
pecandu
Aspek - Menjelaskan kepada anak- Anak Pada saat Anak pasien lebih
Psikososial anak pasien mengenai pasien kunjungan memperhatikan dan
keluarga penyakit pasien rumah memberikan dukungan
kepada pasien
Aspek Menyarankan pasien untuk Pasien Pada saat Pasien dapat
Fungsional tetap melakukan olah raga dan di meningkatkan kualitas
aktivitas sehari-hari seperti Puskesmas hidupnya
biasa sesuai kemampuannya. dan
kunjungan
rumah

Analisa Kasus
1. Aspek Personal
Keluhan yang dirasakan pasien semakin lama semakin hebat dan
tidak kunjung sembuh. Pasien tidak bisa berobat karena takut biaya tidak
mencukupi. Pasien juga takut penyakitnya ini menular ke istri dan

15
anaknya. Pasien memiliki keinginan untuk berobat dan memiliki harapan
untuk sembuh dan menjalankan hidupnya seperti biasa. Dari
kesehariannya pasien tidak memiliki penyakit dan bekerja sebagai tukang
becak di pasar teluk gong. Istri pasien selalu mendukung pasien agar selalu
berobat. Pasien setiap harinya bisa makan 2 sampai 3 kali sehari.
Puskesmas menganjurkan pasien untuk memakai masker dan setiap batuk
atau bersin pasien selalu menutup mulutnya.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang didapatkan keluhan batuk- batuk yang lama dan nafas terasa
sesak. Pasien tidak pernah pengobatan batuk lama sebelumnya. Berat
badan pasien semakin lama semakin menurun tanpa sebab, dan sering
berkeringat dingin. Pasien setelah berobat ke puskesmas dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes BTA (+) pada pemeriksaan
sewaktu pagi sewaktu. Maka rencana penatalaksanaan pada pasien ialah
pengobatan tuberculosis paru kategori I dengan menggunakan Rifampicin
2x1 tablet, isoniazid 1x1 tablet, pirazinamid 1x1 tab, etambutol 1x1 tablet.
Untuk batuk berdahak ambroxol 2x1 tablet dan demam paracetamol 3x1
tablet.

3. Aspek Risiko Internal


Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan,
genetic dan faktor kebiasaan . maka rencana penatalaksanaan menjelaskan
pola makan sehat dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga
kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan
hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur.

4. Aspek Psikososial keluarga


Kurangnya komunikasi antara pasien dan anaknya menyebabkan
kurangnya perhatian dari anak pasien terhadap penyakit pasien. Maka
rencana pelaksanaan menjelaskan kepada anak pasien agar lebih
memberikan dukungan dan perhatian dan menjelaskan kepada anak pasien
mengenai penyakit pasien. Dengan hasil yang diharapkan anak pasien
lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien.

5. Aspek Fungsional

16
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien
mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.
Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tetap melakukan
olahraga dan ativitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan
hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

F. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

17

Anda mungkin juga menyukai