Anda di halaman 1dari 66

STUDI KASUS PASIEN

DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI PADA LANSIA


DENGAN UNDERWEIGHT DISERTAI DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN KOJA

Disusun oleh :
Balqis Toda
1102011060

Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati Ssi, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “DIARE AKUT TANPA
DEHIDRASI PADA LANSIA DENGAN UNDERWEIGHT DISERTAI
DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN KOJA” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan
Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI

Jakarta, Juli 2016

Pembimbing,

DR.Kholis Ernawati, Ssi, M.Kes

2
LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien

Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
Alamat : Warakas 3 gang III No. 14
Suku Bangsa : Batak
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal berobat : 20 Juli 2016

B. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 20 Juli 2016
1. Keluhan Utama
BAB cair sejak 1 hari yang lalu.

2. Keluhan Tambahan
Nyeri perut sejak 1 hari yang lalu.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Koja dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB konsistensi cair, dengan frekuensi 5
kali dalam sehari, BAB pasien masih ada ampas, berwarna coklat, tidak
terdapat lendir dan darah. Pasien juga mengeluh nyeri perut seperti melilit
sejak 1 hari yang lalu, nyeri perut yang dirasakan terus-menerus dan
sedikit berkurang ketika pasien mengoleskan minyak kayu putih. Pasien
tidak tampak lemas, pasien mengaku masih mau makan dan minum serta
buang air kecil dalam batas normal. Keluhan demam, mual, dan muntah

3
disangkal oleh pasien. Sebelumnya pasien mengkonsumsi nasi uduk yang
dibeli oleh pasien di warung sebelah rumah yang baru saja dibuka, dan
pasien juga mengaku sudah mencuci tangan sebelum makan menggunakan
sabun.
Pasien menganggap bahwa penyakitnya ini diakibatkan karena
pasien lebih sering membeli makanan diluar daripada memasak sendiri,
harapan pasien agar segera sembuh dari penyakitnya dan di usia pasien
yang sudah tua pasien berharap agar selalu dihindari dari berbagai
penyakit. Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya akan bertambah
berat dan memiliki penyakit lainnya dikarenakan usia pasien yang sudah
tua.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Riwayat penyakit penyakit TBC diakui oleh pasien 5 tahun yang
lalu, dan sudah selesai pengobatan.
b. Riwayat darah tinggi disangkal.
c. Riwayat Diabetes Melitus disangkal.
d. Riwayat stroke disangkal.
e. Riwayat penyakit jantung disangkal.
f. Riwayat alergi pada pasien disangkal.

5. Riwayat Penyakit Keluarga


a. Riwayat penyakit darah tinggi pada keluarga pasien disangkal.
b. Riwayat penyakit kencing manis pada keluarga pasien disangkal.
c. Riwayat stroke pada keluarga pasien disangkal.
d. Riwayat alergi pada keluarga pasien disangkal.

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga. Biaya hidup
sehari-hari pasien didapatkan dari penghasilan anak ketiganya yang
bekerja sebagai satpam. Penghasilan setiap bulannya ± Rp. 3.000.000 per

4
bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
biaya berobat pasien.
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan sering membeli makanan diluar dengan menu
seadanya daripada memasak sendiri dikarenakan pasien lebih banyak
menghabiskan waktunya sendirian dan sibuk melakukan pekerjaan rumah
serta faktor usia sehingga pasien sudah tidak kuat untuk memasak. Pasien
mengaku makan nasi sebanyak 1 porsi setiap kali makan dan selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Respirasi : 20 x/menit
c. Nadi : 88 x/menit
d. Suhu : 36,4 °C
3. Status Gizi
a. Berat badan : 39 kg
b. Tinggi badan : 159 cm
c. IMT : 15.4 kg/m2 (underweight)
4. Status Generalis
a. Kepala
a) Bentuk : normocephal
b) Rambut : hitam beruban, tidak mudah dicabut
b. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
refleks cahaya (+/+) pupil bulat isokor
c. Telinga : bentuk normal, serumen (+), pendengaran baik
d. Hidung : septum tidak deviasi, sekret (-/-), polip (-/-)
e. Tenggorokan : tidak hiperemis, T1 – T1

5
f. Mulut : mukosa bibir basah, tidak sianosis, lidah tidak
kotor
g. Leher : trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening
(-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
h. Thorak
a) Inspeksi : bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada
simetris, iktus kordis terlihat
b) Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri, iktus
kordis teraba di sela iga V linea midclavicula sinistra
c) Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal
d) Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-),
rhonki (-), bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
i. Abdomen
a) Inspeksi : perut datar, supel
b) Auskultasi : bising usus (+) meningkat
c) Palpasi : nyeri tekan (+) seluruh abdomen, hepar dan lien
tidak teraba, ballotement (-)
d) Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting
dullness (-)
j. Genitalia : tidak diperiksa
k. Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-), CRT
< 2 detik

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakterisktik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Alm. Tn. M
Usia : 75 Tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. I
Usia : 72 tahun

6
c. Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
Status Jenis Umur
No. Nama Pendidikan Pekerjaan
keluarga kelamin (tahun)
1 Ny. I Ibu Perempuan 72 th SMP Ibu
Kandung Rumah
Tangga
2 Tn. O Kepala Laki-laki 36 th SMA Satpam
Keluarga
(Anak ke
3)

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status Kepemilikan Rumah : Milik sendiri


Daerah Perumahan : Padat
Karakteristik Rumah dan
Kesimpulan
Lingkungan
Luas rumah : 7 m x 10 m
Jumlah penghuni dalam rumah : 2
orang
Luas halaman rumah : 1 m x 7 m
Tidak bertingkat Rumah milik sendiri yang berada

Lantai rumah : keramik pada lingkungan yang cukup

Dinding rumah : tembok padat. Rumah tersebut cukup


nyaman untuk ditempati oleh dua
Jamban keluarga : ada
orang anggota keluarga
Tempat bermain : tidak ada
Penerangan listrik : 2000 watt
Ketersediaan air bersih : ada (PAM)
Tempat pembuangan sampah : ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga

7
Keluarga Ny. I memiliki satu buah motor. Keluarga pasien
memiliki barang-barang elektronik antara lain satu buah televisi dan
satu buah dvd yang terletak di ruang keluarga, satu buah lemari es,
dua buah handphone dan dua buah kipas angin, satu di kamar tidur
dan satu di ruang keluarga. Peralatan rumah tangga yang dimiliki
keluarga pasien antara lain magic jar, dan kompor gas.

c. Denah rumah

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny. I

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

Pola Sakit dan Pengobatan

8
Jika ada salah satu anggota keluarga Ny. I yang sakit, maka akan
membeli obat warung terlebih dahulu. Jika tidak kunjung sembuh
keluarga Ny. I akan berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

Cara Memperoleh Pengobatan


Keluarga Ny. I memiliki jaminan kesehatan (BPJS). Jika ingin ke
Puskesmas pasien dan keluarganya menggunakan motor atau angkutan
umum.

Perilaku Terhadap Makan dan Minum


Keluarga Ny. I mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua sampai tiga
kali sehari. Ny. I lebih sering membeli makanan diluar daripada
memasak sendiri. Ny. I lebih sering meminum air putih daripada teh,
kopi ataupun minuman lainnya. Sedangkan Tn. O (anak ketiga) sering
mengkonsumsi kopi setiap pagi.

Perilaku terhadap Lingkungan Fisik


Rumah keluarga Ny. I berada di lingkungan yang cukup padat dan
kurang bersih serta memiliki halaman rumah

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Pasien pergi berobat ke
Angkutan umum
pelayanan kesehatan puskesmas menggunakan
Tarif pelayanan
Tanpa biaya angkutan umum. Tarif berobat
kesehatan
di Puskesmas gratis dan
Kualitas pelayanan
Cukup memuaskan kualitas pelayanannya pun
kesehatan
cukup memuaskan.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan

9
Ny. I makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari dengan
menu makanan yang bervariasi dan sering membeli makanan yang
ada di sekitar rumah. Terkadang pasien memasak sendiri apabila
anak pasien sedang berada di rumah. Pasien lebih sering makan
sendiri dan jika anaknya sedang tidak bekerja mereka makan
bersama di ruang makan atau ruang keluarga.

b. Menerapkan pola gizi seimbang


Menu makanan keluarga Ny. I yang selalu ada saat mereka
makan setiap harinya ialah nasi, sayur, ikan mie instan dan jarang
mengkonsumsi buah-buahan. Disertai menu makanan lainnya seperti
tahu, tempe, telur, dan ayam. Pola makan pasien tiga hari terakhir
ialah :

Tabel 4. Food Recall Tanggal 12-14 Oktober 2015

No Waktu Menu Kalori Protein Karbohidrat Lemak

10
1. 12/10/2015 Bubur 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr
Pagi Ayam 50 kal 7 gr 0 gr 2 gr
Susu 125 kal 7 gr 10 gr 6 gr
Siang Nasi Putih 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr
No Waktu Menu Kalori Protein Karbohidrat Lemak
Siang Ikan goreng 200 kal 7 gr 0 gr 17 gr
Tempe bacem 75 kal 5 gr 7 gr 3 gr
Malam Nasi putih 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr
Dadar telur
225 kal 7 gr 0 gr 20 gr

Jumlah 1200 kal 45 gr 137 gr 48 gr


2. 13/10/2015
Mie goreng 200 kal 4 gr 27 gr 8 gr
Pagi
instan
Siang Ketoprak 402 kal 15,6 gr 50,48 gr 15,34 gr
Malam Nasi Putih 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr
Ayam goreng 300 kal 7 gr 0 gr 28 gr
Jumlah 1.077 kal 30,6 gr 117,48 gr 51,34 gr
3. 14/10/2015 Nasi uduk 1 200 kal 4 gr 40 gr 5 gr
Pagi porsi
1 tempe goreng 112,5 kal 2 gr 3,5 gr 6,5 gr
Siang Nasi Putih 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr
Telur dadar 225 kal 7 gr 0 gr 20 gr

Malam Nasi goreng 275 kal 4 gr 40 gr 10 gr


Telur ceplok 225 kal 7 gr 0 gr 20 gr
Jumlah 1.212 kal 28 gr 123,5 61,5

Status Gizi dan Kebutuhan Energi :


 BB : 39 kg
 TB : 159 cm

Kebutuhan Gizi Ny. I


IMT (Indeks Massa Tubuh) = 15,4 kg/m2 (underweight)
Berat Badan Idaman (BBI) = (Tinggi Badan – 100) - 10%
= 53,1 Kg
Berat Badan Normal (BBN) = BB Idaman ± 10%
= 53,1 ± 5,31

11
= 47,8 – 58,4 kg

Tabel 5. Jenis aktivitas


Ringan Sedang Berat
Pegawai kantor Mahasiswa Pelaut
Pegawai took Pegawai industri ringan Buruh
Guru Ibu rumah tangga Penari
Supir Atlit
Sekretaris
Sumber: Cara mudah mengatur makanan sehari-hari (FKUI, 2011)

Kebutuhan Basal= BB Idaman x 25 kal (wanita)


= 1.327 kal
Usia Ny. I > 70 tahun = -20% kalori basal
= 1.327 kal – 265,4 kal
= 1.062 kal
Ny. I termasuk dalam aktifitas ringan = +10% kalori basal
= 1.062 + 132,7
= 1.195 kal
Ny. I tergolong Underweight = +20% kalori basal
= 1.195 + 265,4
= 1.460 kal

Untuk kebutuhan harian:


1460 kal
 Karbohidrat (60-70%) = 70 % x = 255.5 gram
4
1460 kal
 Protein (10-15%) = 10 % x = 36,5 gram
4
1460 kal
 Lemak (20-25%) =20 % x = 32,4 gram
9
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny. I mendapat total kalori per
hari :
Tanggal 12 Oktober 2015 : 1.200 kal
Tanggal 13 Oktober 2015 : 1.077 kal
Tanggal 14 Oktober 2015 : 1.212 kal

12
Total kalori : (1.200+1.077+1.212) / 3 = 1.163 kal ~ 1.200 kal

Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta


kebutuhan zat gizi pada pasien, juga dengan melihat food recall pasien
selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas maka dapat disimpulkan
bahwa setiap harinya menu makan pasien kurang dari jumlah energi/kalori
yang dibutuhkan setiap harinya dan belum mencakup gizi yang seimbang
untuk kesehatannya.

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga
- Keluarga pasien tidak mengalami kesulitan dalam mencari
pengobatan ke puskesmas karena akses, tarif, dan kualitas
dari puskesmas yang memadai

b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga


- Suami pasien sudah meninggal sejak 4 tahun yang lalu
karena penyakit jantung dan pasien tinggal bersama anak
bungsunya, dimana anak bungsu pasien sibuk bekerja setiap
harinya dan menghabiskan banyak waktu di tempat bekerja
daripada di rumah, sehingga kurang memahami tentang
kebutuhan kesehatan pasien.
- Pasien lebih sering membeli makanan diluar daripada
memasak sendiri dikarenakan faktor usia sehingga pasien
tidak mampu untuk memasak.

B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah single parent

2. Tahapan Siklus Keluarga

13
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga
Ny. I berada pada tahapan siklus keluarga yang ke delapan, yaitu
keluarga dalam masa pensiun dan lanjut usia.
3. Family Map

Tn. M (75 tahun) Ny. I (72 tahun)

Tn. L (47 tahun) Ny. K (41 tahun) Tn. O (36 tahun)

Keterangan Gambar :
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Meninggal
: Keturunan : Pernikahan
: Tinggal serumah

4. Dinamika Keluarga
Semenjak kepergian suaminya Ny. I tinggal bersama anak bungsunya,
kedua anak pasien yang lain sudah berkeluarga, mereka tidak memiliki
banyak waktu untuk memperhatikan kebutuhan kesehatan ibunya. Anak
ketiga pasien juga belum menikah dan hanya sibuk bekerja sehingga Ny. I
lebih sering menghabiskan waktunya sendiri.

5. Fungsi Keluarga:

14
a. Biologis : Keluarga pasien baik dari keluarga ayah maupun keluarga
ibu tidak ada yang memiliki kecacatan dan tidak ada yang sedang
memiliki penyakit menular. Ny. I mempunyai 3 orang anak dari
pernikahannya dengan almarhum suaminya. Ny.R tinggal berdua dengan
anaknya yang bernama Tn. O.

b. Psikologi : Ny. I sering bercerita atau berkeluh kesah mengenai


kehidupan ke anak ketiganya. Namun karena anak ketiga pasien sering
tidak ada dirumah, Ny I sering memendam perasaannya sendiri
sehingga kesehatan pasien pun turut menurun.
c. Sosial : Ny. I tinggal di pemukiman padat penduduk dan Ny. I
memiliki hubungan yang baik dengan tetangga sekitar. Ny. I juga sering
mengikuti kegiatan ibadah bersama di gereja bersama penduduk sekitar.
d. Ekonomi : Untuk keperluan sehari-hari Ny. I bergantung pada anak
bungsunya yang bekerja sebagai satpam, Ny. I diberikan sebanyak Rp
2.000.000/bulan untuk keperluan rumah tangga dan keseharian pasien.
e. Pendidikan : Pendidikan terakhir Ny. I hanya di bangku SMP, namun
Ny. I dan alm suaminya dapat menyekolahkan anak-anaknya hingga
bangku SMA.

C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga


a. Pasien merasa kesepian semenjak kepergian suaminya dan kurangnya
perhatian dari anak-anak pasien terhadap kesehatan dan pola makan
pasien.

b. Pasien lebih sering membeli makanan diluar dengan menu seadanya


dikarenakan faktor usia pasien.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
a. Alasan kedatangan

15
Pasien datang berobat sendiri ke Puskesmas Kecamatan Koja
dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu dengan frekuensi 5
kali. Keluhan disertai dengan nyeri perut.
b. Persepsi
Pasien menganggap bahwa penyakitnya ini diakibatkan karena
pasien lebih sering membeli makanan diluar daripada memasak
sendiri.
c. Harapan
Harapan pasien agar segera sembuh dari penyakitnya dan di usia
pasien yang sudah tua pasien berharap agar selalu dihindari dari
berbagai penyakit.
d. Kekhawatiran
Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya akan
bertambah berat dan memiliki penyakit lainnya dikarenakan usia
pasien yang sudah tua.

2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik disimpulkan
sebagai berikut :
a. Diagnosis kerja : Diare akut tanpa dehidrasi e.c viral dan
Gizi kurang
b. Diagnosis banding : Diare akut tanpa dehidrasi e.c bakteri

3. Aspek Risiko Internal


Pola makan pasien yang tidak memenuhi kebutuhi gizi seimbang
dan kebiasaan pasien yang membeli makanan diluar daripada memasak
sendiri.

4. Aspek Psikososial Keluarga


Hubungan pasien dan anak-anaknya cukup baik, namun kurangnya
komunikasi diantara pasien dan anak-anaknya membuat pasien tidak
pernah mengutarakan keluhan yang dirasakan pasien.

16
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ICPC pasien termasuk derajat 2 yang termasuk
dalam aspek fungsional sakit – sakit ringan dan pasien mampu
melakukan kegiatan yang sesuai dengan aktivitas sehari – hari.

E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 7. Rencana Pelaksanaan

17
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
a. Memberikan penyuluhan
tentang penyakit yang di Pasien memahami mengenai
deritanya, mulai dari penyakitnya dan penyebabnya,
penyebab, gejala, dan serta meminum obat dengan
pengobatan serta teratur dan
komplikasi yang dapat
diakibatkan oleh penyakit Saat di Pasien memasak sendiri atau
Aspek yang diderita pasien. Puskesmas memilah warung makanan
b. Menyarankan kepada Pasien dan yang bersih untuk membeli
Personal pasien untuk memasak kunjungan makanan
sendiri atau membeli rumah
makanan di warung
makanan yang bersih
c. Menjelaskan kepada pasien Pasien tetap memenuhi
agar mengkonsumsi asupan kebutuhan cairannya agar
cairan berupa air putih atau tidak terjadi komplikasi
kuah sup sehabis BAB
a. Menjelaskan tentang
tatalaksana Diare akut
tanpa dehidrasi :
- Rehidrasi oralit sebanyak Pasien mengalami perbaikan
200cc tiap BAB dalam status kesehatannya dan
- Obat anti diare : diapet mencegah agar pasien tidak
3x2 tab jatuh ke kondisi yang lebih
- Vitamin : B-complex 1x1 buruk (dehidrasi)
tab
Aspek - Mengkonsumsi asupan
Saat di
cairan berupa air putih Pasien
Puskesmas
Klinik atau kuah sup
b. Menjelaskan tentang tanda-
tanda dehidrasi agar pasien
segera kembali puskesmas
Gizi kurang :
Memberikan contoh menu Status gizi pasien mengalami
pola makan yang benar perbaikan menjadi gizi baik
sesuai kebutuhan kalori
pasien 1500 kal dan
pedoman gizi seimbang

Menjelaskan kepada pasien


untuk lebih memilah Pasien dapat memilih warung
Aspek warung makanan yang Pasien dan
Saat makan yang memiliki hygiene
akan dibeli dan seluruh
Risiko menjelaskan tentang pola anggota
kunjugan yang baik dan pasien dapat
rumah makan sesuai dengan
Internal makan yang benar yang keluarga
sesuai dengan kebutuhan kebutuhan gizi pasien
gizi pasien

18
a. Menjelaskan kepada anak-
anak pasien (terutama anak
Aspek ketiga pasien) mengenai
Anak pasien lebih
penyakit pasien Saat
Anak memperhatikan dan
Psikososial b. Menganjurkan kepada
pasien
kunjungan
memberikan dukungan kepada
anak-anak pasien yang lain rumah
Keluarga pasien
agar lebih memberikan
dukungan dan perhatian
kepada pasien

Saat di
Pasien dapat melakukan
Aspek Menjelaskan kepada pasien Puskesmas
aktifitasnya seperti
untuk melatih aktivitas fisik Pasien dan
sebelumnya dari skala ICPC 2
Fungsional pasien kunjungan
menjadi ICPC 1
rumah

F. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanasionam : ad bonam
3. Ad fungsionam : ad bonam

Lampiran 1

10 Pedoman Gizi Seimbang

1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan;


2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam  makanan pokok;

19
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
6. Biasakan Sarapan;
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan;
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal

Lampiran 2

Tabel 8. Contoh menu makan sehari 1500 kalori


Waktu Bahan makanan Penukar Gram Ukuran Contoh menu
Pagi Nasi 1 karbohidrat 100 ¾ gelas Nasi
Telur ayam 1 hewani 55 1 butir Dadar telur

20
Bayam 1 sayuran 100 1 mangkuk Sayur bayam
Tempe 1 nabati 25 1 potong Tempe goreng
Selingan Buah 1 buah 180 2 potong Semangka
Siang Nasi 1 karbohidrat 200 1,5 gelas Nasi
Daging ayam 1 hewani 40 1 potong Semur ayam
Tahu 1 nabati 110 2 ptg sedang Tahu bacem
Kacang panjang 1 sayuran 100 1 mangkuk Tumis kcg. panjang

Selingan Buah 1 buah 85 1 buah Apel


Malam Nasi 1 karbohidrat 100 1,5 gelas Nasi
Hati ayam 1 hewani 30 1 potong Goreng hati ayam
Tauge 1 sayuran 100 1 mangkuk Sayur tauge
Buah 1 buah 190 1 potong Melon
Sumber: Cara mudah mengatur makanan sehari-hari (FKUI, 2011)

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “GASTRITIS PADA USIA
LANJUT DISERTAI UNDERWEIGTH DENGAN POLA MAKAN YANG
TIDAK TERATUR MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KOJA” ini telah disetujui
oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

21
Jakarta, Juli 2016

Pembimbing,

DR. Kholis Ernawati Ssi, M.Kes

22
I. BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 73 Tahun
Anak ke :1
Agama : Islam
Alamat : Warakas RT/RW. 011/015
Suku : Sunda
Pekerjaan : Wiraswasta (Pedagang Gorengan)
Pendidikan : Tidak sekolah
No. Rekam Medis :-
Tanggal Berobat : 12 Oktober 2015
Tanggal Kunjungan : 12 Oktober 2015

B. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesa kepada pasien pada
tanggal 12 Oktober 2015 Pukul 10.40 WIB
1. Keluhan Utama :
Nyeri ulu hati sejak ± 7 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan :
Mual-mual dan kembung sejak ± 7 hari yang lalu
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang diantar oleh menantunya ke Poli Lansia di
Puskesmas Kecamatan Koja pada tanggal 12 Oktober 2015,
dengan keluhan nyeri ulu hati dan mual-mual sejak ± 7 hari yang
lalu. Awalnya keluhan dirasakan pasien sesaat setelah makan
siang, tiba-tiba pasien merasakan nyeri pada ulu hati. Nyeri
dirasakan seperti terbakar tetapi tidak menjalar. Nyeri dirasakan
pasien hilang timbul dan berlangsung kurang dari satu jam setiap
kali terasa. Keluhan tersebut disertai dengan mual tanpa muntah
dan perut terasa kembung. Keluhan ini membuat nafsu makan
pasien menurun. Pasien menjadi malas untuk makan dan setiap kali
makan pasien hanya makan 2-3 sendok. Pasien mengaku tidak ada
keluhan dalam BAB dan BAK.
Saat pasien datang ke Puskesmas dilakukan pemeriksaan
berat badan dan tinggi badan. Menurut perawat yang memeriksa
berat badan dan tinggi badan pasien serta dokter yang memeriksa
kondisinya, Pasien memiliki berat badan yang kurang dari
seharusnya. Pasien menyadari bahwa berat badannya memang
berkurang karena belakangan ini pasien malas makan. Riwayat
batuk lama, batuk darah dan keringat pada malam hari disangkal
pasien
Pasien biasanya makan 2 kali sehari. Lauknya bergantian
setiap harinya kadang makan ikan/ayam/telur disertai dengan sayur
seperi sayur sop / sayur bayam. Yang memasak untuk pasien
adalah menantunya. Terkadang menantunya juga memasakkan
makanan kesukaan pasien agar pasien mau makan lebih banyak
karena belakangan ini pasien sulit makan. Akan tetapi, pasien tetap
saja sulit makan. Akhirnya anak dan menantunya hanya mengikuti
kemauan pasien dan tidak berusaha agar pasien mau makan teratur.
Sebelum pasien sakit keluarga pasien memang tidak pernah
mengawasi pola makan pasien. Menurut menantunya makanan
yang disajikan setiap hari sudah memenuhi kebutuhan gizi pasien.
Pasien sudah meminum obat maag yang pasien beli di
warung setiap nyeri ulu hatinya muncul. Namun, belakangan ini
pasien tetap masih merasakan nyeri ulu hati walaupun sudah
minum obat maag. Pasien merasa khawatir kalau sakit ulu hatinya
bertambah sakit dan harus terus meminum obat maag setiap hari.
Pasien ingin bisa kembali sehat agar tidak perlu minum obat terus
menerus. Pasien juga berharap agar anak-anaknya lebih
memperhatikan pasien saat sedang sakit seperti ini. Pasien merasa
anak-anaknya terlalu sibuk bekerja. Menurut pasien hubungannya
dengan anak-anaknya cukup baik. Hanya saja anak-anaknya yang
tidak tinggal serumah jarang menghubunginya, maka dari itu
pasien sering merasa kesepian. Pasien juga merasa takut kalau anak
dan menantunya akan bosan mengurusnya kalau ia sakit terus
menerus. Akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke
Puskesmas Koja.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
 Keluhan seperti ini juga pernah pasien rasakan sebelumnya.
 Riwayat diabetes melitus disangkal.
 Riwayat hipertensi disangkal.
 Riwayat tuberkulosis disangkal.
 Riwayat asma dan alergi obat disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
 Riwayat sakit seperti pasien disangkal.
 Riwayat diabetes melitus disangkal.
 Riwayat hipertensi disangkal.
 Riwayat tuberkulosis disangkal.
 Riwayat asma dan alergi obat disangkal.
6. Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah minum obat maag yaitu antasida setiap kali
terasa nyeri pada ulu hati dan mual.
7. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien tinggal bersama anaknya, menantunya dan 1 orang
cucu di rumah kontrakannya. Suami pasien sudah meninggal sejak
6 tahun yang lalu karena sakit jantung. Pasien merupakan seorang
pedagang gorengan yang berpenghasilan Rp.15.000 per harinya.
Penghasilan ini digunakan pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
Pasien juga kadang menerima uang dari anak-anaknya, yang setiap
bulannya cukup untuk membiayai keperluannya.
8. Riwayat Makanan
Pasien makan biasanya 2x sehari. Namun, hanya makan 2-3
sendok setiap kali makan karena tidak nafsu makan. Pasien makan
nasi dengan lauk yang berbeda seperti ayam atau ikan dan sayuran
seperti sayur sop dan sayur bayam.
Menantunya setiap hari memasakkan makanan untuk
pasien. Menantunya juga terkadang memasakkan makanan
kesukaan pasien agar pasien mau makan lebih banyak.
Menurut pengakuan pasien dalam satu hari pasien minum
air putih sekitar 6 gelas. Pasien juga suka minum teh manis hangat.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Sakit Ringan
2. Vital sign
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 76x/menit
Frekuensi Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,6oC
3. Status Gizi (IMT)
BB : 35 kg
Tinggi Badan : 144 cm
BB 35
IMT= = =16,87 (Berat Badan Kurang)
( TB) ² (1,44 )²

Metode Brocca :
Berat badan ideal = (Tinggi Badan-100)
= (144-100)
= 44 kg
Status Gizi = (BB Aktual : BB Ideal) x 100%
= (35 : 44) x 100%
= 79,54% (Berat Badan Kurang)
Tabel 1.
Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan normal
≤ 23,0 Kelebihan berat badan
23,0 – 24,9 Berisiko menjadi obesitas
25,0 – 29,9 Obes I
≥ 30,0 Obes II
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007
Tabel 2.
Kriteria Brocca
Status Gizi KATEGORI
< 90 % BBI Berat badan kurang
90 – 110 % BBI Berat badan normal
110 – 120 % BBI Kelebihan berat badan
> 120 % BBI Gemuk BB
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007
4. Status Generalis
 Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam beruban, Distribusi merata, Tidak mudah
dicabut
 Mata
Palpebra : Edema -/-
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera : Ikterik -/-
Pupil : Isokor kanan kiri
Refleks Cahaya : RCL +/+, RCTL +/+
 Mulut
Bibir : Mukosa kering
Lidah : Coated tongue (-),
Tonsil : T1-T1
Mukosa faring hiperemis (-)
 Leher
KGB : Tidak teraba membesar
Kel. Thyroid : Tidak teraba membesar
 Thoraks
Paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus vokal simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Ronkhi
(-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba
Perkusi : Batas jantung tidak membesar
Auskultasi : Suara Jantung I-II regular, Murmur (-),
Gallop (-)
 Abdomen
Inspeksi : Datar, distensi (-)
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), massa (-)
Auskultasi : BU (+) normal
 Ekstremitas

Atas
Akral : Hangat
Sianosis : (-)
Perfusi : Normal
Edema : (-/-)
Bawah
Akral : Hangat
Sianosis : (-)
Perfusi : Normal
Edema : (-/-)

II. BERKAS KELUARGA


A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga Pasien
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. E
Usia : 44 Tahun

b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. S
Usia : 37 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Ny. I merupakan ibu dari Tn.E. Tn. A yang merupakan suami
dari Ny. I. Pasangan ini memiliki tiga orang anak, anak pertama
perempuan bernama Ny. D berusia 55 tahun. Anak kedua laki-laki
berusia 52 tahun bernama Tn. O. Anak ketiga laki-laki berusia 44
tahun bernama Tn. E. Anak-anak Ny. I sudah berkeluarga dan hanya
anak terakhirnya beserta keluarganya yang tinggal bersamanya.
Tabel 3.
Anggota keluarga yang tinggal serumah

Kedudukan Keterangan
Jenis
No Nama dalam Keluarga Umur Pendidikan Pekerjaan Tambahan
Kel
Tidak
1. Ny. I Ibu Tn. E P 73 th Wiraswasta Pasien
Sekolah
Pegawai
2. Tn. E Kepala Keluarga L 44 th SMK Anak Pasien
Kantor
Ibu Rumah
3. Ny. S Menantu P 37 th SMP Menantu Pasien
Tangga
4. Tn. Y Cucu L 18 th SMK Montir Cucu Pasien
(Sumber : Hasil Olah Data)
2. Genogram
1. Bentuk keluarga
Keluarga terdiri atas 3 generasi. Bentuk keluarga ini merupakan Extended
family dengan keluarga terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain
yaitu Ny. I.
2. Tahapan siklus keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Ny. I
berada pada tahapan siklus keluarga yang kedelapan, yaitu keluarga dalam
masa pensiun dan lansia.

3. Family map (gambar)

Gambar.1 Pohon Keluarga Ny.R


3. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 4.
Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah: Kontrakan


Daerah perumahan: Padat
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 9 x 6 m2 Ny. I tinggal di rumah kontrakan
Halaman rumah : 2 x 2 m2
keluarga Tn. E bersama dengan
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang
Tingkat rumah : Tidak bertingkat menantu dan cucunya.
Lantai rumah: Keramik
Rumah terdiri dari 2 kamar tidur,
Dinding rumah: Tembok
Jamban keluarga: Ada dapur, ruang keluarga, dan kamar
Tempat bermain: Tidak ada
mandi. Rumah berukuran 9 x 6 m2
Penerangan listrik: 1200 watt
Ketersediaan air bersih: Ada dengan pencahayaan dan ventilasi yang
Tempat pembuangan sampah : Ada
cukup. Ketersediaan air bersih berasal
dari air sumur dan tempat pembuangan
sampah berada di belakang rumah.
Sumber : Hasil Olah Data

Kesan: Dinilai dari lingkungan tempat tinggal, rumah keluarga Tn. E termasuk
rumah sehat.

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik peralatan


RT)
1. Satu unit televisi
2. Satu unit DVD
3. Satu unit Radio
4. Tiga unit kipas angin
5. Satu unit kompor gas
6. Satu unit lemari es satu pintu
7. Satu unit rice cooker
8. Satu unit motor
c. Denah rumah

Taman

Keterangan : = Pintu
= Jendela
Gambar 2. Denah Rumah Keluarga Tn. E

4. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:


a. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Tn. E lebih sering
membeli obat warung atau apotek terlebih dahulu. Keluarga Tn. E baru
pergi ke pelayanan kesehatan jika penyakitnya tidak sembuh dengan obat
tersebut atau bertambah berat.
b. Perilaku Terhadap Makanan
Keluarga Tn. E memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, namun karena
kesibukan masing-masing hanya makan malam yang biasanya dilakukan
bersama. Untuk sarapan dan makan siang dikerjakan secara terpisah.
Makanan yang dimakan lebih sering masakan yang masakan yang dibuat
Ny. S
c. Perilaku Terhadap Pelayanan Kesehatan
Kelurga Tn. E memiliki jaminan kesehatan BPJS.
d. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
Jika keluhan tidak membaik keluarga Tn. E berobat ke Puskesmas
Kecamatan Koja.
Kesan : Berdasarkan penilaian perilaku kesehatan keluarga terlihat bahwa
keluarga Tn. E memiliki kepedulian tentang kesehatan keluarga dan
kesadaran membuat jaminan kesehatan BPJS untuk setiap anggota
keluarganya. Anggota keluarga terbiasa makan makanan yang dibuat Ny.
S.
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 5.
Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat pelayanan Kendaraan umum atau Pasien jika sakit berobat ke
kesehatan motor Puskesmas Koja karena dekat
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah
dengan rumah dan biaya
Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan
terjangkau.
Sumber : Hasil Olah Data

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan:
Keluarga Tn. E memiliki kebiasaaan makan 3 kali sehari.
Menu makanan biasanya terdiri dari lauk dan sayur namun
bergantian. Ny. S sering memasak sendiri untuk keluarga dan juga
terkadang memasakkan makanan kesukaan pasien agar pasien mau
makan lebih banyak.
Pola makan pasien tidak teratur, pasien hanya makan 2-3x
dalam satu hari, pasien tidak nafsu makan dikarenakan terkadang
merasa mual. Lauk yang sering dikonsumsi pasien sama seperti
lauk yang dikonsumsi oleh keluarga. Porsi setiap kali pasien makan
sekitar 2-3 sendok makan.
Ny. I kurang mengerti dalam pengaturan pola makan dan menu
makanan yang tepat. Menurut pengakuan pasien dalam satu hari
pasien minum air putih sekitar 6 gelas. Pasien juga suka minum teh
manis hangat setiap pagi.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Menu makanan keluarga yang selalu ada saat setiap harinya ialah
nasi, sayur, lauk pauk seperti ayam, tahu, tempe, ikan, telur, daging,
dan buah-buahan. Menu makanan Ny. I adalah nasi putih yang
porsinya 3 sendok makan, ayam goreng atau ikan disertai tempe
goreng dan sambel, sayuran yang ditumis, sedangkan buah-buahan
yang paling sering adalah jeruk tetapi Ny. I tidak mengkonsumsi susu.
Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :
Tabel 6.
Food Recall
Pagi, 9 Oktober 2015
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi ½ centong 87,5 Kkal 20 gr 2 gr 0
Tempe Goreng 1 potong 187,5 kkal 3,5 gr 2,5 gr 21,5 gr
Teh Manis Hangat 0 2 gr 0,1 gr 0
Air putih 2 gelas 0 0 0 0
Siang, 9 Oktober 2015
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi ½ centong 87,5 Kkal 20 gr 2 gr 0
Ikan Goreng 1/2 potong 175 kkal 0 gr 3,5 gr 66 gr
Sayur bayam 1 sendok
12,5 kkal 2,5 gr 0,5 gr 0 gr
sayur
Air putih 2 gelas 0 0 0 0
Malam, 9 Oktober 2015

Menu Kalorii Karbohidrat Protein Lemak


Teh Manis Hangat 0 kkal 2 gr 0,1 gr 0
Air Putih 2 gelas 0 0 0 0
Jumlah 550 kkal 50 gr 10,7 gr 87,5 gr

Pagi, 10 Oktober 2015


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Teh Manis Hangat 0 kkal 2 gr 0,1 gr 0 gr
Air putih 2 gelas 0 0 0 0
Siang, 10 Oktober 2015
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih ½ centong 87,5 Kkal 20 gr 2 gr 0
Air putih 2 gelas 0 0 0 0
Tahu goreng 1 potong
187,5 kkal 3,5 gr 2,5 gr 21,5 gr
sedang
Malam, 10 Oktober 2015
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih ½ centong 87,5 Kkal 20 gr 2 gr 0
Tumis buncis 2 sdm 6,25 kkal 1,25 gr 0,25 gr 0
Tahu goreng 1 ptg sedang 187,5 kkal 3,5 gr 2,5 gr 21,5 gr
Air putih 2 gelas 0 0 0 0
Jumlah kalori 556,25 kkal 50,25 gr 9,35 gr 43 gr
Pagi, 11 Oktober 2015
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih ½ centong 87,5 Kkal 20 gr 2 gr 0
Ayam goreng ½ porsi 150 kal 0 3,5 gr 20 gr
Air Putih 2 gelas 0 0 0 0
Siang, 11 Oktober 2015
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih ½ centong 87,5 Kkal 20 gr 2 gr 0
Telur balado 75 kkal 0 7 gr 5 gr
Teh Manis Hangat 0 2 gr 0,1 gr 0 gr
Air Putih 2 gelas 0 0 0 0
Malam, 11 Oktober 2015
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Teh Manis Hangat 0 2 gr 0,1 gr 0 gr
Air Putih 2 gelas 0 0 0 0
Jumlah kalori 400 kkal 44 gr 14,7 gr 25gr
Sumber : Hasil Olah Data
Menurut pengakuan pasien, pasien minum air mineral sebanyak kira-
kira 6 gelas dalam satu hari ketika waktu senggang.
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny. I mendapat total
kalori per hari :
Tanggal 9 Oktober 2015 : 550 kkal
Tanggal 10 Oktober 2015: 556,25 kkal
Tanggal 11 Oktober 2015: 400 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 502,83 kkal, sedangkan kebutuhan
kalori pasien, adalah :
Kebutuhan Kalori per hari Ny. I:
Wanita : BB idaman (Kg) x 25 kkal
: 44 x 25 = 1100 Kal
Usia >60 Th : – (10% x Kebutuhan basal)
: – 110 Kal
BB Kurus : + (20% x Kebuthan basal)
: + 220 Kal
Aktivitas Ringan : + (10% x Kebutuhan basal)
: + 110 Kal
Jumlah Kebutuhan Kalori Ny. I = 1100 – 110 + 220 + 110
= 1320 kkal
Kebutuhan Karbohidrat : 60% x 990 = 549 Kal = 137,25 gr
(4 kalori setara dengan 1 gr Karbohidrat)
Kebutuhan Protein : 20% x 990 = 198 Kal = 49,5 gr
(4 kalori setara dengan 1 gr Protein)
Kebutuhan Lemak : 20% x 990 = 198 Kal = 22 gr
(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)
Kesan : Dari perbandingan rata-rata kalori food recall dan
perhitungan kebutuhan kalori pasien, dapat disimpulkan bahwa
asupan makanan pasien tidak sesuai dengan kebutuhan yang
seharusnya.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Fasilitas yang telah tersedia cukup mendukung dan memudahkan
keluarga untuk melaksanakan pola hidup sehat dan membantu
menyelesaikan masalah kesehatan di anggota keluarganya.
Kerukunan terjalin baik antar anggota keluarga. Keluarga pasien
dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan Ny. I seperti
mengantar pasien berobat ke puskesmas jika pasien sakit. Pasien lebih
sering diantar oleh menantunya karena anaknya bekerja. Jarak rumah
dengan puskesmas tidak terlalu jauh, dapat ditempuh dengan
kendaraan umum untuk bisa berobat ke puskesmas. Menurut pasien,
pelayanan di puskesmas cukup memuaskan dan biaya pengobatan juga
terjangkau.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pola makan Ny. I tidak baik dan tidak teratur. Ny. I malas makan
atau tidak nafsu makan dikarenakan nyeri ulu hati dan terkadang mual.
Menu yang disediakan kurang bervariasi.

7. Dinamika Keluarga
Ny. I tinggal bersama anak, menantu dan seorang cucunya setelah
suaminya meninggal dunia. Awalnya Ny. I tinggal bersama suaminya,
namun setelah suaminya meninggal Ny. I tinggal di rumah Tn. E. Tn. E
berkerja sebagai pegawai kantor sehingga sering pulang sore menjelang
malam. Istri Tn. E, yaitu Ny. S bekerja sebagai pedagang gorengan. Ny S
dan Ny. I setiap harinya berdangan gorengan di depan rumah
kontrakannya. Anak Tn. E bekerja sebagai montir di bengkel.
Hubungan pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup
baik. Pasien senang bergaul dengan masyarakat di sekitarnya. Jika tidak
ada yang bisa membantu untuk menemani pasien berobat maka pasien
mengajak tetangga sebelah rumahnya untuk menemaninya.

8. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga pasien baik dari keluarga ayah maupun keluarga ibu tidak
ada yang memiliki kecacatan dan tidak ada yang sedang memiliki
penyakit menular. Ny. I mempunyai 3 orang anak dari pernikahannya
dengan almarhun suaminya. Ny.R tinggal dengan anaknya yang
bernama Tn. E beserta menantu dan seorang cucunya.
b. Fungsi Psikologis
Komunikasi antara keluarga pasien baik namun jarang dan dalam
pengambilan keputusan kepala keluarga mempertimbangkan pendapat
Ny. I dan Ny. S. Hubungan antara Tn. E dan Ny. I dirasa cukup dekat
karena setiap harinya selalu meluangkan waktu untuk mengobrol
walaupun hanya sebentar. Hubungan Ny. I dan Ny. S dirasa cukup
dekat karena setiap harinya berjualan gorengan bersama di depan
rumahnya. Hubungan Ny. I dan cucunya baik. Hubungan pasien
dengan keluarga yang tidak tinggal serumah juga cukup baik namun,
pasien jarang dihubungi oleh anak-anaknya yang tidak tinggal serumah
sehingga pasien sering merasa kesepian.
c. Fungsi Ekonomi
Pasien memperoleh pendapatan pribadi dari berjualan gorengan
sebesar Rp. 15.000,- per hari. Anaknya mempunyai penghasilan sekitar
Rp. 2.700.000,- perbulan. Pasien mengatakan kebutuhan sehari-hari
dipenuhi oleh penghasilan anak dan menantunya. Ny. I hanya sedikit
membantu memenuhi kebutuhan dari keluarga.
d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan padat
penduduk di dalam sebuah gang yang cukup untuk ukuran 2 mobil.
Keluarga pasien masih suka berinteraksi dengan tetangga di sekitarnya.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan keluarga Ny. I cukup baik, hal ini dapat dilihat
dari anak-anaknya dan cucunya menuntaskan pendidikan wajib 12
tahun.

D. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


1. Anak dan menantu pasien kurang memperhatikan pola makan pasien
2. Anak dan menantu merasa makanan yang diberikan kepada pasien sudah
mencukupi gizi pasien.
3. Anak dan menantu pasien kurang memperhatikan kesehatan pasien.

E. Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek personal:
a. Kedatangan: Pasien datang diantar menantunya ke Puskesmas
Kecamatan Koja dengan keluhan nyeri ulu hati sejak ± 7 hari
sebelum masuk puskesmas. Keluhan disertai mual dan perut yang
terasa kembung.
b. Persepsi : Pasien menganggap bahwa penyakitnya ini diakibatkan
karena karena pasien tidak teratur makan.
c. Harapan:
 Pasien berharap tidak perlu minum obat maag lagi
 Pasien berharap agar lebih diperhatikan oleh anak-anaknya

d. Kekhawatiran:
 Pasien khawatir perutnya akan bertambah nyeri sehingga harus
minum obat setiap hari
 Pasien khawatir anak dan menantunya bosan mengurus pasien
yang sedang sakit

2. Aspek klinik:
Diagnosis kerja: dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
didiagnosis Gastritis dan Gizi Kurang.
Diagnosis Banding:
Ulkus peptikum
Ulkus duodenum

3. Aspek risiko internal:


Kebiasaan pasien makan tidak teratur
4. Aspek psikososial keluarga:
Hubungan pasien dan anak-anaknya cukup baik, namun kurangnya
komunikasi diantara pasien dan anak-anaknya yang tidak tinggal
serumah membuat pasien terkadang kesepian walaupun sudah ditemani
menantunya.
5. Aspek fungsional:
Menurut skala ICPC pasien termasuk derajat 2 yang termasuk
dalam aspek fungsional sakit – sakit ringan dan pasien mampu
melakukan kegiatan yang sesuai dengan aktivitas sehari – hari.
Rencana PenatalaksanaanTabel 7. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Biaya Keterangan
Aspek  Menjelaskan kepada pasien nyeri ulu Pasien Pada saat  Pasien mengetahui bahwa - -
Personal hati dan mual tersebut kemungkinan kunjungan ke penyakitnya adalah gastritis.
disebabkan oleh gastritis. rumah  Pasien dapat mengetahui
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyebab penyakitnya yaitu
penyakitnya disebabkan oleh tidak pola makan yang salah.
makan teratur.  Pasein mau memperbaiki pola
 Menjelaskan kepada pasien bahwa makannya
setelah pasien minum obat teratur dan  Pasien dapat meminum obat
memperbaiki pola makannya akan secara teratur.
secara berangsur-angsur memperbaiki  Berat badan pasien bisa naik
keluhan pasien dan pasien tidak perlu sesuai dengan berat badan
minum obat lagi. idealnya.
 Memberitahukan kepada pasien
bahwa berat badan pasien dapat naik
dengan pola makan yang baik dan
benar.

Aspek Klinik Gastritis: Pasien Pada saat Gastritis : - Anjuran


 Pemberian antasida tablet : kunjungan ke  Gejala pasien hilang untuk
aluminium hidroksida 80 mg 2 x 1 Puskesmas  Mencegah penyakit pasien ke dilakukan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Biaya Keterangan
tablet selama 7 hari, jika gejala sudah kondisi yang lebih buruk endoskopi
hilang penggunaan obat dapat (Gastritis erosif) gaster
dihentikan  Mencegah penyakit pasien apabila
 Pemberian Antihistamin H2 : muncul kembali. gastritis
Ranitidin tab 150 mg 2 x 1 tablet berlangsung
selama 14 hari, jika gejala sudah Diagnosis Banding : lebih lama
hilang pengguanaan obat dihentikan. Ulkus Peptikum atau
Ulkum Doudenum memburuk
Gizi Kurang : seperti
 Memberikan contoh menu pola Gizi kurang : muntah
makan yang benar sesuai kebutuhan  Pasien mengalami perbaikan berwarna
kalori pasien sebesar 1320 kal dan menjadi gizi baik. hitam atau
pedoman gizi seimbang. Kalori makanan yang dibutuhkan BAB
 Memberitahukan kepada pasien pasien menjadi cukup (1320 berwarna
untuk melakukan pola makan yang kal/hari). hitam
baik dan benar. Yaitu, makan dengan
porsi sedikit tetapi sering.
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Biaya Keterangan
Aspek Risiko  Menjelaskan kepada pasien pola Pasien Saat  Pasien makan teratur sesuai
Internal makan yang benar dan harus kunjungan ke pola makan yang dianjurkan
menjadikannya sebagai kebiasaan rumah pasien
baru
 Menjelaskan kepada pasien jadwal
makan yang benar yaitu 3x sehari.

Aspek  Menganjurkan kepada keluarga agar Keluarga Saat  Pasien menjadi bersemangat - -
Psikososial memberikan semangat kepada pasien pasien kunjungan ke untuk sembuh dan minum
Keluarga agar mau sembuh dan minum obat rumah pasien obat teratur
teratur

Aspek  Menganjurkan kepada pasien untuk pasien Saat  Pasien dapat melakukan - -
Fungsional makan obat teratur dan mengikuti kunjungan ke aktifitasnya seperti
pola makan yang telah dijelaskan rumah pasien sebelumnya dari skala ICPC 2
(tampak tidak banyak tiduran)
menjadi ICPC 1
E. PROGNOSIS

4. Ad vitam : ad bonam
5. Ad sanasionam : ad bonam
6. Ad functionam : ad bonam
Lampiran 1
10 pola gizi seimbang yaitu
1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan;
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam  makanan pokok;
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
6. Biasakan Sarapan;
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan;
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

44
Lampiran 2
Contoh Menu Makanan Untuk Pasien dengan 1188 kalori :

Bahan Contoh
Waktu Penukar Gram Ukuran
makanan menu
Pagi Nasi 1 karbohidrat 150 3 centong Bubur nasi
Ayam 1 hewani 55 1 potong Ayam
Sayur kuah Sekehendak 50 2 sendok suwir
sayur Sayur sop
Selingan Pisang 1 karbohidrat 100 2 buah Setup
Pisang
Siang Nasi 1 karbohidrat 150 3 centong Nasi
Ikan 1 hewani 40 1 potong sdg Ikan
Tahu 1 nabati 55 1 potong goreng
Sayuran 1 sayuran 50 sedang Tahu
Jeruk 1 karbohidrat 55 1 sendok bacem
sayur Tumis
1 buah buncis
Jeruk
Selingan Susu 1 Karbohidrat, 200 1 gelas Susu coklat
protein, lemak

Malam Nasi 1 karbohidrat 50 ¾ gelas Nasi


Ayam 1 hewani 55 1 ptg Pepes ayam
Tempe 1 nabati 25 1 ptg sdg Oseng
Jeruk 1 buah 55 1 buah tempe
Jeruk

STUDI KASUS

45
HIPERTENSI PADA LANSIA OVERWEIGHT YANG TINGGAL SENDIRIAN
DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN KOJA
PERIODE 12 OKTOBER – 13 NOVEMBER 2015

Disusun oleh :
Muhammad Afdhal
1102010175

Pembimbing:
dr. Yusnita, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
2015

46
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus yang berjudul HIPERTENSI PADA LANSIA OVERWEIGHT


YANG TINGGAL SENDIRIAN DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KOJA PERIODE 12 OKTOBER – 13
NOVEMBER ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Oktober 2015


Pembimbing

dr. Yusnita, M. Kes

47
LAPORAN KASUS
I. BERKAS PASIEN
A. Identitas
Nama penderita : Ny. MM
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 76 tahun
Status : Janda
Nama Suami : Alm. Tn. M
Agama : Kristen
Suku : Batak
Alamat : Jl. Swasembada timur 20, No. 8, Kecamatan Tj. Priok
Tanggal berobat : 13 Oktober 2015
Tanggal kunjungan : 13 Oktober 2015

B. Ananmnesis (tanggal 13 Oktober 2015)


1. Keluhan Utama :
Tengkuk terasa tegang
2. Keluhan Tambahan :

3. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang sendirian ke Puskesmas Kecamatan Koja, karena mengeluh
tengkuk terasa tegang sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Keluhan
dirasakan hilang timbul sejak beberapa tahun yang lalu..
Selain itu pasien menyangkal nyeri pada bagian kepala dan belakang leher.
Serta sering merasa pegal-pegal pada punggung dan kedua kaki. Pasien juga
sering merasa pusing dan kelelahan. Pasien menyangkal mual, muntah, jantung
berdebar-debar, dan gangguan penglihatan. Pasien menyangkal adanya trauma
pada bagian leher dan kepala. Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan
laboratorium.
Semenjak didiagnosa memiliki tekanan darah tinggi pada beberapa kunjungan
yang lalu, pasien khawatir bila tekanan darah nya tidak terkendali dan
menyebabkan komplikasi. Pasien rajin kontrol ke puskesmas, pasien berharap
penyakitnya tidak menjadi lebih berat dan tekanan darahnya dapat dikendalikan.
Pasien mengaku sering mengkonsumsi makanan yang asin agar lebih
berselera. Pasien juga sering mengkonsumsi makanan yang digoreng,
mengkonsumsi kopi, jarang mengkonsumsi buah dan sayuran serta jarang
berolahraga.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengaku sering mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, sejak
beberapa tahun yang lalu.

5. Riwayat Penyakit Keluarga :


Pasien mengaku bahwa ayahnya dulu menderita tekanan darah tinggi.
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien adalah janda dengan 5 orang anak. Anak pertama pasien adalah
perempuan yang sekarang berusia 51 tahun. Anak kedua pasien adalah seorang laki-
laki yang sekarang berusia 50 tahun. Anak ketiga pasien adalah perempuan berusia 47
tahun. Anak keempat pasien adalah seorang perempuan berusia 44 tahun. Anak
kelima pasien adalah seorang laki-laki berusia 38 tahun. Pasien tidak memiliki
pekerjaan yang menghasilkan, tapi setiap bulannya pasien menerima uang sekitar Rp.
300.000,- hingga Rp. 500.000,- dari anak-anaknya.
7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien menyukai makanan yang asin dan makanan yang digoreng.
8. Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya pasien rutin untuk berobat di Puskesmas Tj. Priok dan diberikan
obat Captopril 12,5 mg, 3x1 tablet.
9. Riwayat Alergi :
Alergi obat atau makanan disangkal. Riwayat alergi pada orang tua dan anak
disangkal.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: Pasien tampak sakit ringan.
Kesadaran : Compos mentis
2. Vital Sign :
- Tekanan darah : 140/90.
- Nadi : 80x/ menit.
- Pernapasan : 22x /menit.
- Suhu : 36,8oC
- Berat Badan : 61 kg
- Tinggi Badan : 151 cm
- BMI : 26,75 kg/m²
- Status Gizi : Overweight
3. Status Generalis:
- Kepala :
- Bentuk : Bulat, simetris.
- Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut.
- Kulit : Tidak ada kelainan.
- Mata :
- Palpebra : Tidak cekung.
- Konjugtiva : Tidak hiperemis.
- Sklera : Tidak ikterik.
- Air mata : (+)
- Telinga :
- Bentuk : Normal.
- Hiperemis : (-)
- Serumen : (-)
- Membrane timpani : Intak.
- Hidung :
- Bentuk : Normal.
- Septum nasi : Deviasi (-)
- Pernafasan cuping hidung : (-)
- Sekret : (-)
- Mulut :
- Mukosa bibir : Basah.
- Sianosis : (-)
- Lidah : Bersih.
- Faring : Tidak hiperemis.
- Leher :
- Bentuk : Simetris.
- Trachea : Di tengah.
- KGB : Tidak membesar.
- Retraksi Suprasternal : (-)
- Paru :
- Inspeksi : Pergerakan dinding thorax kiri-kanan simetris, tidak ada bekas
luka, tidak ada benjolan, retraksi ICS (-)
- Palpasi : Vocal fremitus simetris
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru kiri-kanan
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru kiri-kanan.
Ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
- Jantung :
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
- Palpasi : Iktus kordis teraba sela iga IV garis midclavicula sinistra.
- Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra.
Batas jantung kanan sela iga II garis parasternal dextra.
Batas jantung kiri sela iga IV garis midklavikula sinistra.
Kesan : batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-).
- Abdomen
- Inspeksi : Datar, simetris.
- Palpasi : Turgor baik, hepar dan lien tidak teraba membesar.
- Perkusi : Timpani.
- Auskultasi : Bising usus (+) meningkat.
- Genitalia eksterna
- Kelamin : Perempuan, tidak ada kelainan.
- Anus : Eritema perianal (-)
- Ekstermitas
- Akral hangat, Edema (-), CRT < 2 detik.
D. Pemeriksaan penunjang
Belum dilakukan

II. BERKAS KELUARGA


A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga : Tn. M (Alm)
b. Struktur Komposisi Keluarga : Keluarga Orang Tua Tunggal

Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah


Status Jenis
No. Nama Usia Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Kelamin

- - - - - - -

Kesan : Tidak ada anggota keluarga yang tinggal serumah.

Sumber: Hasil olah data


2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal : Pemukiman padat penduduk

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal


Status kepemilikan rumah : Pasien tinggal di rumah kontrakan
Daerah perumahan : Padat
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 7 x 4 m2 Pasien tinggal sendirian di
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 1 orang
rumah yang sederhana, di
Luas halaman rumah : 7 x 0,5 m2
Tidak bertingkat lingkungan padat.
Lantai rumah dari : Semen
Rumah tediri dari satu lantai
Dinding rumah dari : Kayu
Jamban keluarga : ada dengan lantai semen, dinding
Tempat bermain : ada
bata, terdapat jamban di dalam
Penerangan listrik : 900 watt
Ketersediaan air bersih : ada rumah, ketersediaan air bersih
Tempat pembuangan sampah : ada
ada, dan terdapat tempat
pembuangan sampah.
Kesan: lingkungan tempat
tinggal pasien kurang baik.
Sumber: Hasil olah data

b. Kepemilikan barang – barang berharga


Keluarga ini memiliki :
- Satu buah kulkas
- Satu buah televisi
- Satu buah kompor gas
- Satu buah kipas angin
- Satu buah telepon genggam
Gambar 1. Denah Rumah Pasien

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Tempat Berobat
Jika sakit, Ny. MM sering membeli obat warung terlebih dahulu. Apabila
penyakit tidak kunjung sembuh Ny. MM berobat ke puskesmas Koja atau ke
klinik dokter umum.
b. Asuransi/Jaminan Kesehatan
Keluarga Ny. MM memiliki jaminan kesehatan (BPJS).

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Pasien menggunakan Letak Puskesmas
pelayanan kesehatan angkutan umum untuk Kecamatan Koja tidak
menuju ke puskesmas. jauh dari tempat tinggal
Tarif pelayanan kesehatan Gratis dengan BPJS.
pasien, sehingga untuk
mencapai puskesmas
Kualitas pelayanan Menurut pasien kualitas
pasien dapat menggunakan
kesehatan pelayanan kesehatan yang
sarana angkutan umum.
didapat cukup memuaskan.
Untuk biaya pengobatan
diakui cukup karena
ditanggung sendiri oleh
BPJS dan pelayanan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Puskesmas pun dirasakan
keluarga pasien cukup
memuaskan pasien.
Sumber: Hasil olah data

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan: Ny. MM memiliki kebiasaan makan antara 3 kali dalam
sehari. Menu yang sering tersedia berupa nasi, tahu, sayur, tempe, dan telur.
Pasien jarang makan buah-buahan. Makanan yang dikonsumsi diakui bahwa di
buat lebih asin daripada biasanya agar pasien berselera untuk makan. Pasien
juga sering mengkonsumsi kopi dan teh.

b. Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :


Tabel 4. Food recall
Hari Waktu Menu Jumlah Kalori
10 Oktober 2015 Pagi 1 air putih, 1 porsi K: 253,75 gr
bubur ayam P:36,25 gr
Siang 1 porsi nasi, 1
L:32,22 gr
potong ayam, 1
Total:1450 kkal
mangkuk sayur, 1
bakwan, 2 gelas
air putih
Malam 1 potong tempe, ½
porsi nasi goreng ,
1gelas air putih
11 Oktober 2015 Pagi 2 gelas air putih, 2 K: 262,5 gr
potong combro, 3 P:37,5 gr
bakwan L:33,3 gr
Siang 1 porsi nasi, 1
Total:1500 kkal
mangkuk sayur
lodeh, 1 tempe, 1
tahu, 1 gelas es
teh manis
Malam 1 porsi nasi, 1
ikan asin,sambel
Hari Waktu Menu Jumlah Kalori
terasi, 1 gelas air
putih
12 Oktober 2015 Pagi 1 air putih, 1 porsi K: 266 gr
nasi uduk P:38 gr
Siang 1 porsi nasi, 1
L:33,7 gr
ikan asin, 1
Total:1520 kkal
mangkuk sayur
lodeh, 2 bakwan,
1 porsi somay, 2
gelas air putih
Malam 1 porsi nasi, 1
potong ikan asin,
1 potong tempe, 2
gelas air
Sumber: Hasil olah data

Kebutuhan kalori dengan penggunaan rumus BBI X 25 untuk usia 76 tahun


dengan Berat Badan 61 kg dan Tinggi Badan 151 kg.

BBI =(TB-100)-10% = 45,9 kg

Kebutuhan kalori basal = BBI X 25(Wanita) = 45,9 X 25 Kkal/Kg BB =


1147,5 Kkal.
Koreksi usia >70 tahun = -20% Kalori basal = -229,5 Kkal
Koreksi aktifitas fisik ringan = +10% Kalori basal = +114,75 Kkal
Koreksi overweight = -10% Kalori basal = -114,75 Kkal

Maka didapatkan kebutuhan kalori basal pada Ny. MM sebesar 918 Kkal/hari.

Kebutuhan karbohidrat adalah


50% x 918 kkal = 459 kkal/hari
Dikorversikan menjadi satuan berat menjadi 459 kkal/4 = 114,75 gram/hari
Kebutuhan lemak adalah
35% x 918 kkal = 321,3 kkal/hari
Dikonvesikan menjadi satuan berat menjadi 321,3 kkal/9 = 35,7 gram/hari.

Kebutuhan protein adalah


15% x 918 kkal = 137,7 kkal/hari
Dikonversikan menjadi satuan berat menjadi 137,7 kkal/4 = 34,42 gram/hari.

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Ny. MM mau memeriksakan diri ke puskesmas sampai penyakitnya
sembuh, Ny. MM mau meminum obat secara rutin sesuai petunjuk dokter.
Keingintahuan keluarga pasien yang tinggi tentang penyakit pasien dan cara
mengontrolnya, kemauan keluarga pasien dapat mendukung pasien dalam
pengobatannya.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Kebiasaan dan hobi makan makanan yang asin. Pola konsumsi
makanan gizi seimbang yang masih kurang baik dikarenakan jarangnya
mengonsumsi buah-buahan dan sayuran. Kebiasaan pasien makan nasi dengan
garam saja. Pasien tinggal sendirian dirumah. Anak dan menantu pasien
tinggal terpisah dengan pasien.

B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Keluarga Orang Tua Tunggal.

2. Tahapan siklus keluarga :


Keluarga ini menurut Duvall (1977) berada dalam tahap VIII, yaitu keluarga
dalam masa pensiun dan lansia. Keluarga dalam masa pensiun dan lansia, memiliki
berbagai macam stressor atau kehilangan-kehilangan saat seseorang mengalami
proses menua dan masa pensiun, meliputi masalah ekonomi, perumahan, sosiologis,
pekerjaan, dan kesehatan.
Tugas perkembangan yang tepat dalam siklus ini adalah :

1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.

2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.

3. Mempertahankan hubungan perkawinan.

4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.

5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.

6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka

Family map
Gambar 2. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien

: Meninggal

3. Fungsi keluarga menurut Mubarak dkk,2009 yaitu:


Tabel 5. Fungsi Keluarga
No Fungsi keluarga Keterangan Penilaian
1 Fungsi Biologis Keluarga Ny. MM dan suaminya Cukup
dikaruniai 5 anak tanpa cacat bawaan lahir baik
2 Fungsi Psikologis Ny. MM apabila memiliki masalah dari Cukup
hal kecil sampai yang besar selalu baik
menceritakan dan meminta pendapat
kepada anak-anaknya, begitu juga
sebaliknya
3 Fungsi sosialisasi Ny. MM juga sering bersosialisasi dengan Cukup
orang-orang yang tinggal dekat dengan baik
No Fungsi keluarga Keterangan Penilaian
rumahnya
4 Fungsi ekonomi Ny. MM tidak bekerja, tetapi dia selalu Kurang
mendapatkan uang dari anak-anak dan
menantunya sebesar Rp. 300.000 – Rp.
500.000 perbulannya.
5 Fungsi pendidikan Ny. MM merupakan tamatan SMA. Ia Cukup
tidak melanjutkan pendidikan karena baik
orangtua nya tidak sanggup untuk
membiayai.
Sumber: Hasil olah data

4. Dinamika keluarga:
Tabel 6. Dinamika Keluarga
Ny. MM Anak I Anak II Anak III Anak IV Anak V

Ny. MM Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan


baik baik baik baik baik
Anak I Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan
baik baik baik baik baik
Anak II Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan
baik baik baik baik baik
Anak III Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan
baik baik baik baik baik
Anak IV Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan
baik baik baik baik baik
AnakV Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan
baik baik baik baik baik
Sumber: hasil olah data

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


1. Masalah dalam organisasi keluarga :
Pasien adalah ibu dari 5 orang anak. Anak pasien tinggal terpisah dari pasien,
sehingga tidak bisa mengetahui keadaan pasien secara langsung. Hubungan yang
terjalin sesama anggota keluarga cukup baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis
Saat ini pasien menderita hipertensi dengan status gizi overweight. Pasien
memiliki kebiasaan diet tinggi garam.
3. Masalah dalam fungsi psikologi
Pasien adalah seorang janda berusia 76 tahun. Pasien tinggal sendirian dirumah.
Suami pasien sudah meninggal, anak pasien tinggal di tempat yang berbeda.
Meskipun begitu anak bungsu pasien masih tinggal di kecamatan yang sama
dengan pasien.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi
Pasien adalah seorang janda yang tidak bekerja. Total pendapatan tidak menentu
per bulannya, diberi oleh anak pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.
Pendapatan dirasakan cukup.
5. Masalah lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan rumah padat penduduk, serta sedikit kumuh.
Kebersihan lingkungan di sekitar rumah kurang terjaga dengan baik. Untuk sistem
pencahayaan dan sirkulasi udara di rumah tergolong masih kurang serta belum
dioptimalkan karena hanya terdapat 1 jendela di kamar tidur dan 1 jendela di
ruang tamu.
6. Masalah perilaku kesehatan
Pasien pergi ke puskesmas atau klinik terdekat dengan rumahnya bila sedang
sakit.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal:
 Alasan kedatangan :
Alasan kedatangan pasien adalah karena tengkuk terasa kaku sehingga pasien
ingin memeriksakan kondisi kesehatannya.

 Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dan mengotrol tekanan
darahnya.
 Kekhawatiran :
Pasien khawatir apabila tekanan darahnya tidak dapat di kendalikan bahkan
menyebabkan komplikasi.
 Persepsi :
Pasien menganggap penyakitnya adalah warisan dari orang tuanya.

2. Aspek Klinik :
 Diagnosis kerja : Hipertensi dan Overweight.
 Diagnosis banding : Tension Type Headache, Hypercholesterolemia,
Myalgia

3. Aspek Resiko Internal :


Pola makan pasien yang tinggi garam. Riwayat hipertensi pada ayah pasien. Pasien
sering lupa makan obat.

4. Aspek Psikososial Keluarga :


Pasien tinggal sendirian dirumah.

5. Aspek fungsional :
Dengan kondisi fisik seperti ini pasien merasa terganggu dalam menjalankan
aktivitasnya dengan skor ICPC I.
E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 7. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Biaya Keterangan
diharapkan
Aspek Memberikan Pasien Saat Pasien Tidak ada Tidak
personal edukasi pasien mengerti menolak
kepada berobat bahwa tekanan
pasien ke darah tinggi
bahwa Puskes dapat di
penyakit mas kontrol.
darah
tingginya
adalah
sebuah
penyakit
kronis yang
tidak dapat
sembuh,
namun
masih bias
dikendalikan Tidak ada
. Pasien Saat Pasien Tidak
pasien mengerti menolak
Memberikan berobat tentang
penjelasan ke penyakit darah
kepada Puskes tingginya
pasien mas
bahwa gejala
yang pasien
adalah gejala
dari penyakit
yang
dideritanya,
dan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Biaya Keterangan
diharapkan
menjelaskan
tentang
komplikasi
dari penyakit
pasien.
Aspek Memberikan Pasien Saat Hipertensi Gratis Tidak
klinik penjelasan pasien pasien dapat ditanggung menolak
kepada berobat terkendali. BPJS.
pasien ke
tentang Puskes
penggunaan mas
obat yang
akan
diberikan
yaitu
Captopril
12,5 mg 3x1
tablet.

Mengajarkan Pasien Saat Pasien dapat Tidak ada Tidak


pasien pasien mencapai menolak
mengenai berobat berat badan
pola makan ke ideal
1000 kkal Puskes
sesuai mas
kebutuhan
pasien.

Menyaranka Pasien Saat Gratis Tidak


n pasien Menyingkirka ditanggung menolak
pemeriksaan berobat n diagnosis BPJS
penunjang ke banding
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Biaya Keterangan
diharapkan
seperti Puskes
pemeriksaan mas
laboratorium
untuk
menyingkirk
an diagnosis
banding
Hiperkoleste
rol.
Aspek Menjelaskan Pasien Saat Pasien dapat Tidak ada Tidak
resiko kepada pasien mengurangi menolak
internal pasien agar berobat kebiasaan diet
mengkonsu ke tinggi garam.
msi makanan Puskes
rendah mas
garam untuk
membantu
pengobatan
darah tinggi
pasien.

Menjelaskan Pasien Saat Pasien dapat Tidak ada Tidak


kepada pasien mengerti menolak
pasien berobat tentang faktor
bahwa ia ke resiko
memang Puskes penyakit
memiliki mas hipertensi.
salah satu
faktor resiko
hipertensi
Aspek Menjelaskan Seluruh Saat Salah satu Tidak ada Sedang
resiko dan Keluarg kunjun anak pasien dipertimban
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Biaya Keterangan
diharapkan
eksterna menyaranka a gan ke mengajak gan oleh
l n kepada rumah pasien untuk keluarga
anggota pasien tinggal
keluarga bersama.
agar pasien
dapat tinggal
bersama
anggota
keluarga
lainnya.
Aspek Melatih Pasien Saat Mencapai Tidak ada Tidak
fungsion aktifitas fisik kunjun kondisi menolak
al dengan gan ke kesehatan
olahraga rumah yang optimal
atau aktifitas pasien dan
ringan. mempertahank
an skor ICPC
pasien.

F. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanasionam : ad bonam
3. Ad fungsionam : ad bonam

Anda mungkin juga menyukai