BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui apakah ada hubungan perilaku dengan kejadian diare di Desa
Gayaman,Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto tahun 2017.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui deskripsi penyakit diare di Desa Gayaman,
Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto tahun 2017.
b. Untuk mengetahui deskripsi perilaku yang terkait dengan kejadian
diare di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto
tahun 2017.
c. Untuk mengetahui hubungan perilaku dengan kejadian diare di
Desa Gayaman,Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto tahun
2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
1. Pengertian diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekwensi defekasi lebih dari biasanya ( > 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Suaraatmaja, 2007).
Diare atau mencret didefinisikan sebagaibuang air besar dengan
feses tidak berbentuk(unformed stools) atau cair dengan frekuensilebih
dari 3 kali dalam 24 jam.Feses dapatdengan atau tanpa lendir, darah, atau
pus (Amin, 2015).
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diare adalah
bertambahnya frekwensi defekasi lebih dari 3 kali per hari yang disertai
dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair.
b. Faktor Malabsorpsi
Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat
dan lemak. Malabsorpsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap
lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare. Gejalanya
berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit di daerah
perut.Sedangkan malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam makanan
terdapat lemak yang disebut triglyserida.Triglyserida, dengan bantuan
kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi
usus.Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare
dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik.
c. Faktor Makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar,
basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang
matang.Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan
diare pada anak-anak balita.
d. Faktor Lingkungan
Dapat terjadi pada lingkungan yang tidak saniter seperti : Pasokan air
tidak memadai, air terkontaminasi tinja, jamban tidak memenuhi syarat
kesehatan. Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana
sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian
diare.Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur
fekal oral.Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam
mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya air
minum, jari-jari tangan, dan makanan yang disiapkan dalam panci yang
dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2004). Tempat pembuangan
tinja yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan meningkatkan risiko
terjadinya diare berdarah pada anak balita sebesar dua kali lipat
dibandingkan keluarga yang mempunyai kebiasaan membuang tinjanya
yang memenuhi syarat sanitasi (Wibowo, 2004).
7
e. Faktor Perilaku
Menurut Depkes RI (2005), faktor perilaku yang dapat menyebabkan
penyebaran bakteri pathogen dan meningkatkan risiko terjadinya diare
adalah sebagai berikut :
1) Menyimpan makanan pada suhu kamar, yang jika didiamkan
beberapa jam bakteri pathogen akan berkembang biak.
2) Menggunakan air minum yang tercemar.
3) Tidak mencuci tangan setelah buang air besar atau sesudah makan.
4) Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar.
f. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis. Tetapi jarang terjadi pada anak
balita,umumnya terjadi pada anak yang lebih besar.
4. Pengobatan diare
Menurut Widoyono (2008), pengobatan diare berdasarkan derajat
dehidrasinya, yaitu :
a. Tanpa dehidrasi, dengan terapi A
8
Pada keadaaan ini, buang air besar terjadi 3-4 kali sehari atau disebut
mulai mencret.Penderita yang mengalami kondisi ini masih lincah dan
masih mau makan dan minum seperti biasa.Pengobatan yang dilakukan
dapat dilakukan dengan memberikan makanan dan minuman yang ada
di rumah seperti air kelapa, larutan gula garam (LGG), air tajin, air teh,
maupun oralit.Istilah pengobatan ini adalah dengan menggunakan terapi
A.
5. Pencegahan diare
Menurut Depkes R.I. (2005), upaya kegiatan pencegahan diare yang benar
dan efektif yang dapat dilakukan adalah :
a. Menggunakan air bersih yang cukup
Sebagian besar bakteri penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal
oral.Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut,
cairan atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya air minum, jari-
jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan
air yang tercemar.Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang
benar-benar bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil
dibandingkan masyarakat yang tidak mendapatkan air
bersih.Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap diare yaitu dengan
menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari
kontaminan mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.
b. Mencuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang
penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.Mencuci
tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum
10
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terkait dengan Diare
1. Definisi
a. Pengertian perilaku
Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan
seseorang yang sifatnya dapat diamati, di gambarkan dan dicatat oleh
orang lain ataupun orang yang melakukannya. Perilaku diatur oleh
prinsip dasar perilaku yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara
perilaku manusia dengan peristiwa lingkungan.Perubahan perilaku
dapat diciptakan dengan merubah peristiwa di dalam lingkungan yang
menyebabkan perilaku tersebut (Maryunani, 2013).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
KONTA
PERILAKU:
LINGKUNGAN:
Sosek:
• Tk. Pengetahuan masyarakat.
• Tk. Pendidikan masyarakat.
• Tk. Penghasilan.
Lingkungan fisik/geo:
• Dekat Sungai
• Banjir saat musim penghujan
Jarak sumber air dengan jamban tangki septik/pembuangan sampah
Jenis Jamban/pembuangan tinja
Pencemaran air
Sanitasi makanan
Keterangan:
Bagan : Kerangka Konsep Penelitian tentang Hubungan Perilaku Dengan Kejadian Diare d
17
19
B. Hipotesis Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
data fakter risiko. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan)
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
a. Sampel kasus
Sampel kasus adalah warga yang mengalamai Diare di Desa
Gayaman, Kecamatan Mojoanyar dengan data sekunder dari Puskesmas
Gayamanbulan Junitahun 2017 sampai dengan bulan Juli Tahun 2017,
sebanyak 41 kasus. Besar sampel kasus sebanyak 41 kasus(diambil dari
seluruh kasus).
b. Sampel kontrol
Sampel kontrol adalah warga yang tidak mengalami Diare
yangbertempat tinggal di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar,
Mojokerto.
Beberapa ahli statistik berpendapat bahwa besar sampel sebanyak
30 individu sudah dianggap cukup. Selanjutnya Suyatno (2010)
berpendapat bahwa besar sampel kontrol diperolehdari kelipatan besar
sampel kasus dengan sebanyak-banyaknya 4 kelipatan. Dengan
demikian besar sampel kontrol adalah 41 orang (kelipatan 1 x jumlah
kasus).
c. Besar Sampel
Dengan design case control dimana didapatkan rumus kesetaraan
dengan perbandingan 1 : 1, artinya 1 kasus dengan 1 kontrol.
23
D. Variabel Penelitian
kelompok yang berbeda dari kelompok yang lain. Variabel yang digunakan
1. Variabel Terikat
2. Variabel Bebas
tangan dengan air bersih dan sabun dan penggunaa jamban sehat.
E. Definisi Operasional
F. Prosedur Penelitian
Informed consent
Bersedia
Inklusi Eksklusi
pasien di Desa Gayaman setidak- anggota sampel tidak mengisi
tidaknya selama 6 bulan terakhir dan kuesioner secara tidak lengkap
bersedia menjadi responden
Matching
Odds Ratio
Uji Statistik
Hasil Akhir
26
3. Pengumpulan data
- Data Primer
responden.
- Data Sekunder
Mojoanyar, Mojokerto.
27
b. Lembar Kuesioner
langkah:
G. Analisis Data
penelitian adalah case control dan odds ratio merupakan ukuran untuk
dalam tabel 2x2. Hubungan sebab akibat antara faktor resiko dan efek
yang dalam studi kasus-kontrol dinyatakan sebagai rasio odds (odds ratio)
a xd
Odds Ratio (OR) =
bxc
BAB V
29
1. Identitas
a. Desa : Gayaman
b. Kecamatan : Mojoanyar
c. Kabupaten : Mojokerto
2. Data geografi
Luas wilayah KecamatanMojoanyar adalah 2.668.541 km2 terdiri
dari 12 desa. Berikut batas-batas wilayah kecamatan Gayaman :
Desa Gayaman luas 2.164 km2. Desa Gayaman merupakan wilayah kerja
puskesmas Gayaman dengan jumlah penduduk 4.293. Berdasarkan data di
Puskesmas Gayaman didapatkan 41 penderita diare yang bertempat tinggal di
Desa Gayaman selama periode Juni-juli 2017.
B. Karakteristik Responden
30
C. Analisis Data
Kejadian Diare
Perilaku Diare Bukan Diare
F % f %
Kurang baik 39 69,6% 17 30,4 %
Baik 2 7,7% 24 92,3 %
Jumlah 41 100 % 41 100 %
Sumber: Hasil survei, 2017.
a xd
Odds Ratio (OR) =
bxc
39 x 24
Odds Ratio (OR) =
17 x 2
= 27,5
32
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil Odds Ratio sebesar 27,5 (Lihat
Tabel V.4). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor risiko
perilaku dengan kejadian diare di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar,
Kabupaten Mojokerto dengan risiko 27,5 kali lebih bessar terjadi pada warga
yang melaksanakan prilaku kurang baik dibanding dengan kejadian diare
pada kelompok warga yang melakukan prilaku dengan baik.
33
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang meliputi interpretasi dan diskusi
hasil penelitian dari masing - masing variable penelitian dikaitkan dengan teori
dan hasil penelitian yang telah ada. Selain itu dalam pembahasan ini peneliti
menjelaskan tentang keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian dengan judul Hubungan Prilaku dengan Kejadian Diare di
Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto pada bulan Juni-
juli tahun 2017 menyimpulkan dengan hasil:
1. Penggunaain air bersih yang kurang baik berjumlah 70,6% dari kasus
diare. Perilaku mencuci tangan yang kurang baik berjumlah 71,0% dari
kasus diare. Penggunaan jamban yang kurang baik berjumlah oleh 80%
dari kasus diare.
2. Kejadian diare di desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten
Mojokerto yang berperilaku kurang baik berjumlah 68,3% dari
keseluruhan sampel baik yang terkena diare maupun yang tidak.
3. Ada hubungan antara faktor risiko perilaku dengan kejadian diare di Desa
Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto dengan risiko
27,5 kali lebih besar terjadi pada warga yang melaksanakan perilaku
kurang baik dibanding dengan kejadian diare pada kelompok warga yang
melakukan perilaku dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Dibutuhkan peran aktif kader dan petugas kesehatan dari puskesmas dalam
memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan khususnya tentang diare.
2. Bagi Masyarakat:
a. Meningkatkan pengetahuan dengan cara membaca dari buku, internet dan
sumber lainnya khususnya mengenai diare.
b. Mengikuti kegiatan yang diadakan puskesmas khususnya penyuluhan
kesehatan tentang diare.
38
c. Mengatur pola hidup sehat seperti cuci tangan sebelum makan, menutup
makanan, merebus air yang akan diminum, buang air besar di jamban
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
(..........................................)
Saksi :
1. .............................................. (nama terang)(...............................)(tanda tangan)
2. .............................................. (nama terang)(...............................)(tanda tangan)
43
DATA UMUM
1. No Responden :
2. Alamat responden : RT ........ RW ........ desa Gayaman
3. Kelompok (sampel) :
a. Kasus
b. Kontrol
4. Jenis kelamin penderita diare
a. Laki-laki
b. Perempuan
IDENTITAS RESPONDEN
1. Umur Responden :
a) 5-9 tahun
b) 10-15 tahun
c) 16-20 tahun
d) > 20 tahun
3. Pekerjaan Responden :
a) Pegawai Negeri
44
b) Karyawan swasta;
c) Wiraswasta
d) Lain-lain. (sebutkan) .................................................
EKONOMI
PENGETAHUAN
1. Apa jenis sarana air bersih yang Anda gunakan untuk minum?
a) PAM/air dalam kemasan
b) Air sumber atau air sumur
2. Apabila sumber air minum adalah air sumur, bagaimana cara menyiapkan air
minum dari air bersih tersebut? (Observasi)
a) Merebus sebelum diminum
b) Langsung diminum
Mencuci Tangan
7. Apakah Anda mencuci tangan setelah buang air kecil atau buang air (BAK)
besar (BAB)?
a) Ya ;
b) Kadang-kadang
a) Ya;
b) Kadang-kadang
Penggunaan Jamban
(bila TIDAK memiliki jamban hanya menjawab no. 10, 11 dan 12) – 3 nomor.
12. Apakah setelah buang air besar di jamban atau di luar jamban anda cebok?
a) Ya;
b) Tidak;
Cara scoring:
Nilai jawaban betul = 1 (jawaban merah),jawaban salah diberi nilai nol = 0.
Kemudian jumlahkan nilai betul (a)
Jumlahkan pertanyaan yang dinilai dari pertanyaan no. 1 s.d. 15. Jadikan jumlah
ini sebagai penyebut (b).
Skor untuk responden = a/b x 100%
48
FREQUENCIES VARIABLES=penggunaanairbersih mencucitangan penggunanjambansehat
/STATISTICS=STDDEV MEAN MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=penggunaanairbersih
mencucitangan penggunanjambansehat
/ORDER=ANALYSIS.
[DataSet1] C:\Users\relaesa\Desktop\data diare.sav
Statistics
penggunaanairber penggunanjamban
sih mencucitangan sehat
N Valid 82 82 82
Missing 3 3 3
Frequency Table
penggunaanairbersih
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 85 100.0
mencucitangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 85 100.0
51
penggunanjambansehat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 85 100.0
CROSSTABS
/TABLES=diare BY penggunaanairbersih mencucitangan penggunanjambansehat
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC PHI RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
52
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
53
Syntax CROSSTABS
/TABLES=diare BY penggunaanairbersih
mencucitangan penggunanjambansehat
/FORMAT=AVALUE TABLES
Dimensions Requested 2
[DataSet1] C:\Users\relaesa\Desktop\data diare.sav
Cases
diare * penggunaanairbersih
Crosstab
penggunaanairbersih
Total Count 65 17 82
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Linear-by-Linear
3.592 1 .058
Association
N of Valid Casesb 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,50.
Symmetric Measures
N of Valid Cases 82
57
Risk Estimate
N of Valid Cases 82
diare * mencucitangan
Crosstab
mencucitangan
Total Count 51 31 82
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
N of Valid Casesb 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,50.
Symmetric Measures
N of Valid Cases 82
60
Risk Estimate
N of Valid Cases 82
diare * penggunanjambansehat
Crosstab
penggunanjambansehat
% within
43.3% 80.0% 50.0%
penggunanjambansehat
% within
56.7% 20.0% 50.0%
penggunanjambansehat
Total Count 67 15 82
% within
100.0% 100.0% 100.0%
penggunanjambansehat
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
N of Valid Casesb 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,50.
Symmetric Measures
N of Valid Cases 82
63
Risk Estimate
For cohort
.763 .616 .946
penggunanjambansehat = baik
For cohort
penggunanjambansehat = 4.000 1.218 13.132
kurang baik
N of Valid Cases 82