Anda di halaman 1dari 25

STUDI KASUS PASIEN

TERAPI RUMATAN METADON PADA PASIEN KETERGANTUNGAN OPIAT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN

Disusun Oleh : Ika Yulianti Wulansari 110.2008.119 Kelompok 6 Pembimbing : Dr. Dian Mardhiyah, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2013

LEMBAR PERSETUJUAN Laporan studi kasus Terapi Rumatan Metadon Pada Penderita Ketergantungan Opiat Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Senen pada periode 2 Desember 2013 3 Januari 2014 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Desember 2013 Pembimbing

dr. Dian Mardhiyah, MKK

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Pasien TERAPI RUMATAN METADON PADA PASIEN KETERGANTUNGAN OPIAT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN. Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 2 Desember 2013 3 Januari 2014. Selain itu, laporan ini juga bertujuan sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat. Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku dosen pembimbing dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat. 2. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS DiplDK selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku Koordinator dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 4. Dr. Dini Widianti, MKK selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 5. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi 6. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

7. 5Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 8. Dr. Fathul Jannah, M.Si selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 9. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 10. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 11. Rifqatussa'adah, SKM, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 12. Dr. Yusnita dan Dr. Erlina selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 13. Dr. Budiman, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Senen. 14. Dr. Yulia selaku Koordinator Pembimbing Lapangan di Puskesmas Kecamatan Senen yang telah membimbing penulis dan seluruh staf Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini. 15. Orang tua dan Keluarga tercinta yang selalu memberika doa, restu, semangat dan motivasi. 16. Sdr. F beserta keluarga yang telah bersedia untuk diwawancarai dalam Laporan Studi Kasus ini. 17. Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah bekerja sama dalam menyusun laporan ini. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Desember 2013

Penulis

IDENTITAS PASIEN

Nama Jenis Kelamin Umur Agama Alamat Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan No. Rekam Medis Puskesmas Tanggal berobat

: Sdr. F : Laki-laki : 17 tahun : Islam : Cikini : Betawi : SMP : Buruh : Sn168 : Puskesmas Kecamatan Senen : 11 Desember 2013

BERKAS PASIEN A. Anamnesa Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 11 Desember 2013. 1. Keluhan Utama Pasien ingin mendapatkan metadon.

2. Keluhan Tambahan (-)

3. Riwayat Penyakit Sekarang Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun datang berobat ke Poliklinik Metadon Puskesmas Kecamatan Senen. Pasien datang atas kemauan sendiri. Pasien merupakan pasien yang rutin berobat setiap hari sejak bulan Mei 2013 untuk mendapatkan metadon. Pada saat ini pasien tidak mempunyai keluhan lainnya. Pasien merupakan seorang mantan pengguna obat-obatan terlarang karena terpengaruh lingkungan, dan suasana rumah yang kurang nyaman.

Awalnya pasien hanya mencoba-coba dimulai dari rokok dan minum minuman keras saat duduk di kelas 1 SMP. Lalu saat kelas 2 SMP pasien mengaku mulai menggunakan putau, benzodiazepin, amfetamin dan ganja. Pasien pertama kali menggunakan putau pada saat berusia 14 tahun. Pertama kali mengenal putau dari teman dekatnya sendiri. Pada saat itu, pasien hanya sekedar ingin mencoba. Awalnya pasien menggunakan putau 1-2 kali/sehari. Lama kelamaan frekuensinya meningkat menjadi 5-6 kali/sehari. Selain menggunakan putau, pasien juga memakai ganja,

benzodiazepin dan amfetamin sebagai selingan. Karena hanya sebagai selingan, pasien tidak terlalu banyak menggunakan zat- zat tersebut. Pasien menggunakan putau dengan cara disuntik. Pasien mengaku tidak tukar-menukar jarum suntik dengan temannya karena takut tertular HIV AIDS. Pasien mendapat jarum suntik baru yang dibeli dari temannya yang berjualan putau atau dengan meminta jarum suntik steril dari puskesmas senen. Karena uang jajan pasien tidak cukup untuk membeli zat tersebut, akhirnya pasien terpaksa mencuri. Pasien biasanya mencuri helm, dompet, handphone dan barang berharga di jalanan. Tetapi, pasien tidak pernah tertangkap polisi, hanya pernah sekali tertangkap massa tapi kemudian dibebaskan. Pasien diajak menjalankan terapi rumatan metadon sejak ketahuan menggunakan putau oleh Ibu pasien. Ibu pasien tahu mengenai terapi metadon karena ada tetangga pasien yang merupakan pegawai Puskesmas Kecamatan Senen. Awal menggunakan metadon pasien sering merasa gelisah, suka berkeringat dan sering terkejut. Pasien pun masih tetap menggunakan putau. Karena merasa metadon tidak berpengaruh. Jika mengalami keluhan terkait metadon, pasien berkonsultasi dengan dokter di Puskesmas Kecamatan Senen. Dokter yang

bersangkutan menaikkan dosis secara perlahan sampai akhirnya sekarang

pasien mendapatkan dosis yang sesuai dengan keadaannya. Sejak saat itu, pasien mengaku keluhan seperti diatas sudah jarang dirasakan.

Sekarang pasien mengaku sudah tidak pernah menggunakan zat-zat tersebut karena pasien merasa sudah lelah untuk mencuri dijalanan. Pasien ingin menjadi anak yang baik dan mencari uang dengan cara yang halal.

4. Riwayat Penyakit Dahulu Sejak 4 tahun yang lalu, pasien mengaku sering mengalami keluhan nyeri ulu hati. Keluhan ini kadang disertai mual dan muntah. Pasien tidak pernah berobat ke dokter atas keluhannya, hanya meminum obat dari warung. Biasanya pasien meminum Promaag. Sampai saat ini, terkadang keluhan tersebut masih dirasakan. Namun, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter Puskesmas Kecamatan Senen sekaligus pengobatan metadon.

5. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga pasien yang mengonsumsi napza dan mengalami keluhan serupa.

6. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Semua saudara pasien laki-laki. Adiknya yang pertama berumur 13 tahun dan adiknya yang kedua berumur 10 tahun. Hubungan pasien dengan kedua saudaranya cukup akur. Kedua orang tua pasien sering bertengkar karena masalah ekonomi. Bapak pasien menjadi kasar jika sedang marah dengan ibu pasien. Bapak pasien juga tidak terlalu memperhatikan pasien dan keluarganya. Pasien suka merasa risih dirumah, oleh karena itu pasien lebih senang bergaul dan bermain sampai malam. Lingkungan tempat tinggal pasien mempunyai banyak pengaruh buruk. Pasien menggunakan zat terlarang saat diajak oleh temannya. Awalnya pasien hanya coba-coba

namun

karena efek yang dirasakan enak pasien terus mengonsumsi

sampai akhirnya kecanduan. Sejak menjadi pecandu napza, pasien menjadi malas, suka marahmarah, sering bolos sekolah, suka mencuri dan suka melawan orang tua. Pasien tidak menghiraukan nasihat dari orang tuanya dan sering membuat ibu pasien menangis. Pasien tidak lulus SMP karena malas. Saat ini pasien tidak mempunyai pekerjaan tetap, hanya seorang buruh serabutan. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh orang tua pasien. Ibu pasien bekerja sebagai tukang cuci dengan penghasilan sebesar Rp 300.000,-

/bulan/rumah. Sedangkan, bapaknya bekerja sebagai satpam di WTC Mangga Dua dengan penghasilan sebesar Rp 1.500.000,-/ bulan.

7. Riwayat Kebiasaan Pasien mengaku sudah tidak lagi mengonsumsi zat-zat terlarang, namun masih sering merokok (sebungkus per 2 hari). Pasien masih bermain dengan teman-temannya tetapi frekuensinya sudah jauh berkurang. Sekarang, pasien bekerja sebagai buruh serabutan. Nafsu makan pasien cukup baik. Ibu pasien sering memasak sayur-sayuran dan lauk yang kurang variatif. Pasien jarang berolahraga, memakan buahbuahan dan meminum susu. Setiap hari pasien selalu menyempatkan diri datang ke Poliklinik Metadon Puskesmas Kecamatan Senen untuk mendapatkan metadon. Jika sedang tidak ada pekerjaan, pasien membantu pekerjaan rumah ibunya.

8. Riwayat Penggunaan Zat Zat Temb akau Pernah pakai Umur pertama 13 th kali pakai Cara penggu naan Sehari brp kali pakai Masih pakai Paling sering 1 bks Di hisap Di min um 2 btl Di hisa p Di minu m Di minu m 3-5 tablet Di sun tik 5-6 am pul 13 th 14 th 15 th 15 th Alko Gan hol Ja Benzo Amfet amin Kok ain Halu sian Inha lasia opi at

14 th

2 lin 3-5 ting tablet

B. Pemeriksaan Fisik a) Keadaan Umum Kesadaran : tampak sehat : compos mentis

b) Vital Sign Tekanan darah Respirasi Nadi Suhu : 110/70 mmHg : 20 x/menit : 82 x/menit : 36,8oC

c) Status Gizi Berat badan Tinggi badan BB ideal IMT : 55 kg : 165 cm : (165-100) x 90% = 58,5 kg : 55/(1,652) =20,2kg/m2 (Berat badan normal)

d) Status Generalis a. Kepala - Bentuk - Rambut - Mata - Telinga - Hidung - Mulut : normocephal : hitam, tidak mudah dicabut : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) : pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+) : bentuk normal, tidak terdapat serumen, tindikan -/: septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

- Tenggorokan : dalam batas normal : dalam batas normal

b. Leher - Trakea di tengah - Pembesaran kelenjar getah bening (-)

c. Thorak - Inspeksi : bentuk dada simetris : pergerakan dinding dada simetris : iktus kordis tidak terlihat - Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri : iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula kiri - Perkusi - Auskultasi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-), ronki (-) : bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)

10

gallop (-)

d. Abdomen - Inspeksi - Auskultasi - Palpasi - Perkusi : perut datar, lembut, simetris : bising usus (+) normal : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)

e. Genitalia : tidak diperiksa f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

e) Status lokalis Ad regio fossa cubiti sinistra = terdapat needle track (bekas suntikan) Ad regio ante brachii sinistra = terdapat needle track (bekas suntikan) Ad regio dorsum manus sinistra = terdapat needle track (bekas suntikan)

C. Pemeriksaan Penunjang Pasien mengaku sudah menjalankan pemeriksaan CD4 sebanyak 2 kali. Hasil terakhir pemeriksaan : 1750.

BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakterisktik Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga Nama Usia : Tn. S : 60 Tahun

b. Identitas Pasangan Nama Usia : Ny. S : 43 tahun

11

c. Struktur Komposisi Keluarga Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


Kedudukan No. Nama dalam keluarga 1. Tn. S Kepala Keluarga 2. Ny. S Istri Perempuan 43 SMA Tukang cuci 3. 4. 5. Sdr. F Sdr. FI Sdr. MF Anak I Anak II Anak III Laki-laki Laki-laki Laki-laki 17 13 10 SMP SD Buruh Pelajar Pelajar Pasien Laki-laki Gender Umur (tahun) 60 SMA Satpam Pendidikan Pekerjaan Ket. Tambahan

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup a. Lingkungan tempat tinggal Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal Status Kepemilikan Rumah : Hibah dari orang tua Tn. S Daerah Perumahan : Padat Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas rumah : 5 x 8 m2 Rumah merupakan hibah dari orang tua Kesimpulan

Jumlah penghuni dalam satu rumah Tn. S yang berada pada lingkungan : 5 orang padat. Rumah tersebut cukup nyaman ditempati oleh lima orang Luas halaman rumah : tidak memiliki untuk halaman Lantai rumah dari : keramik Dinding rumah dari : tembok Jamban keluarga : ada Tempat bermain : tidak ada Penerangan listrik: cukup terang(900) Ketersediaan air bersih : ada (Tanah) Tidak pembuangan sampah : ada jamban, terdapat

anggota keluarga. Rumahnya terdapat pembuangan ketersediaan sampah air dan

bersih.

Penerangan listrik cukup terang.

12

b. Kepemilikan barang-barang berharga Keluarga Tn. S memiliki satu buah motor. Keluarga ini memiliki barangbarang elektronik antara lain satu buah televisi, dua buah handphone dan 1 kipas angin. Peralatan rumah tangga yang dimiliki keluarga ini antara lain kompor gas dan kulkas.

c. Denah rumah N

Kamar mandi

Ruang Menonton Tv

Teras 5m

Dapur

Kamar pasien dan adiknya

Kamar orang tua pasien

8m

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga a. Tempat Berobat : Puskesmas b. Balita : c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : KJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan Faktor Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Tarif pelayanan kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan Memuaskan Gratis Keterangan Jalan kaki Kesimpulan Pasien pergi berobat ke puskesmas dengan berjalan kaki. Tarif berobat di Puskesmas menurut pasien gratis

karena menggunakan KJS dan kualitas pelayanannya pun cukup memuaskan.

13

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasaan makan Keluarga Sdr. F makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari dengan menu makanan yang kurang bervariasi dan dimasak sendiri oleh ibunya. Menu yang kurang variatif ini karena terbatasnya dana. Pasien selalu mengusahakan makan dirumah agar berhemat. Pasien jarang makan buah-buahan dan minum susu.

b. Menerapkan pola gizi seimbang Menu makanan keluarga Sdr. F kurang bervariasi sehingga tidak memenuhi pola gizi seimbang. Ibu pasien selalu mengusahakan memasak sayur dan lauk pauk setiap hari. Sdr F jarang makan buah-buahan, minum susu dan berolahraga.

Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah: Tanggal Waktu makan 8-12-13 Pagi Nasi + Menu makan Porsi Jumlah kalori telur Nasi putih 2 centong + 495 mangkuk sayur

dadar goreng + 1 sayur bayam

bayam + 1 telur ayam negeri + 2 gelas air putih Kkal

Siang

Nasi

sayur Nasi putih 2 centong + 575 mangkuk sayur kkal

bayam + ayam 1

goreng + tahu bayam +1 potong ayam goreng goreng + 2 tahu

potongan sedang + 2 gls air putih Malam Nasi + tempe Nasi putih 2 centong + 560 goreng + sayur 2 tempe potongan kkal

bayam + buah sedang + 1 mangkuk pisang sayur bayam + 2 buah

14

pisang ambon Jumlah kalori hari ini 1630 kkal 9-12-13 Pagi Nasi goreng + mie Nasi 1 centong + 1 595 telur ayam negeri + 1 kkal bungkus mie instan Siang Nasi tauge + + sayur Nasi putih 2 centong + 520 tahu 1 mangkok sayur tauge kkal 2 tahu potongan

goreng + buah + pepaya Malam Nasi tauge dadar + +

sedang + 1 pepaya kecil sayur Nasi putih 2 centong + 495 telur 1 mangkuk sayur tauge kkal + 1 telur ayam negeri 1610 kkal

Jumlah kalori hari ini

10-12-13

Pagi

Nasi goreng

ikan Nasi putih 2 centong + 495 1 ikan mas + 1 kkal

mangkuk sayur oyong Siang Nasi + sayur Nasi putih 2 centong + 655

oyong + 1 tahu 1 mangkuk sayur oyong kkal + ikan goreng+ + 1 tahu potongan besar sawo + 1 ikan mas+ 2 buah sawo Malam Nasi + sayur Nasi 2 centong + 1 560

oyong + tahu mangkuk sayur oyong + kkal goreng + sawo 1 tahu potongan besar + 2 buah sawo Jumlah kalori hari ini 1710 kkal

15

Kesan (food analysis) : Ibu sdr. F memasak menu makanan yang kurang variatif. Pasien dan keluarganya tidak memenuhi pola gizi seimbang. Jumlah kebutuhan kalori kurang dari jumlah kalori yang seharusnya dipenuhi.

6. Pola Dukungan Keluarga a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga Orang tua dan adik-adik pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit pasien dengan cara : a. Memotivasi pasien setiap hari agar selalu mengikuti terapi rumatan metadon. b. Memotivasi pasien agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah lagi c. Mengingatkan pasien agar taat beribadah d. Memotivasi pasien agar giat bekerja e. Menumbuhkan semangat pasien agar selalu melakukan kegiatan yang positif f. Mendukung setiap kegiatan positif yang dilakukan pasien g. Menjaga pola makan pasien

b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga a) Pasien terkadang bosan dengan rutinitasnya meminum metadon setiap hari. Pasien terkadang merasa sudah sembuh dan tidak memerlukan terapi rumatan metadon lagi. b) Pasien tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi karena merasa malas dan merepotkan orang tua. Pasien merasa selama ini sudah merepotkan orang tuanya yang sudah membiayai sekolah tapi pasien malah terjerumus pergaulan yang salah, sehingga pasien memilih untuk bekerja supaya dapat membantu kondisi keuangan keluarga. c) Ayah pasien kurang perhatian dengan keadaan pasien karena sibuk bekerja dan masih sering bertengkar dengan ibu pasien.

16

B. Genogram 1. Bentuk Keluarga Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari ayah (Tn. S), ibu (Ny. S), pasien (Sdr. F) dan kedua adik pasien (sdr. FI dan sdr. MF) yang tinggal dalam satu rumah.

2. Tahapan Siklus Keluarga Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. S berada pada tahapan siklus keluarga yang ke lima, yaitu keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers). Dimana terdapat orang tua yang mempunyai anak- anak usia remaja.

3. Family Map
Tn.M (alm) Ny. T (alm)

Tn. S (60 th)

Ny. S (43 thn)

Tn. AR (55 thn)

Ny. I (39 thn)

Sdr.F (17 thn)

Sdr. FI (13 thn)

Sdr. MF (10 th)

Sdri. E (14 thn)

Sdr. D (9 thn)

Sdri. A (5 th)

Keterangan Gambar : : laki-laki : perempuan : meninggal : pernikahan

: keturunan C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga : d) tinggal serumah Masalah dalam organisasi keluarga : pasien Pasien adalah kepala keluarga yang berusia lansia dan sudah tidak bekerja.

17

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga Dalam struktur keluarga, sdr F adalah anak pertama dimana seharusnya ia calon tulang punggung keluarga, dan contoh untuk kedua adiknya. Tetapi dia malah terjerumus pergaulan yang salah dan mengecewakan keluarganya. Pasien terjerumus adalah karena situasi rumah yang dirasa kurang nyaman, yaitu bapaknya yang sering bertengkar dengan ibunya dan menjadi kasar apabila sedang marah, pasien juga mudah putus asa sehingga sulit untuk memecahkan masalah dalam hidup, secara pribadi pasien adalah anak yang pendiam dan cenderung tertutup. Sekarang Sdr F telah menyadari kesalahannya dan ingin berubah.

D. Diagnosis Holistik 1. Aspek Personal a) Alasan kedatangan : Pasien datang berobat setiap hari ke puskesmas dengan keinginan sendiri untuk mendapatkan metadon sebagai terapi pengganti ketergantungan pasien terhadap zat-zat terlarang. b) Harapan : Pasien memiliki harapan untuk dapat segera selesai dari pengobatan metadon dan tidak ketergantungan lagi terhadap zat-zat terlarang. c) Kekhawatiran : Pasien memiliki kekhawatiran apabila telah selesai menjalankan

pengobatan metadon dirinya akan kembali menggunakan zat-zat terlarang.

2. Aspek Klinik Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan sebagai berikut : d) Diagnosis kerja : Ketergantungan opiat e) Diagnosis banding : -

18

3. Aspek Risiko Internal Pasien pada dasarnya merupakan anak yang agak pendiam, cenderung tertutup, jika ada masalah merasa mudah putus asa sehingga kurang mampu menyelesaikan masalah dalam hidup. Pasien mempunyai latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, bisa dibilang kurang. Pasien kurang patuh dalam hal beribadah. Pasien jarang melaksanakan solat dan mengaji, puasa pun sering banyak yang bolong saat Puasa Ramadhan. Pasien merasa risih jika berada dirumah karena orang tua pasien sering bertengkar karena masalah ekonomi. Pasien menganggap bapaknya bukan sosok ayah yang baik karena sering memarahi ibunya. Akhirnya, pasien merasa lebih senang bergaul di luar rumah dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya sampai akhirnya terjerumus pergaulan yang salah. Pasien menjadi pemalas, suka marah-marah, sering bolos sekolah sampai berani mencuri untuk dapat membeli napza.

4. Aspek Psikososial Keluarga (Faktor risiko eksternal) Bapak pasien sibuk bekerja. Bapak pasien sering bertengkar dengan ibu pasien masalah ekonomi dan jika sedang marah, bapaknya menjadi kasar. Bapak pasien juga kurang memperhatikan pasien dan keluarganya karena sibuk bekerja. Teman-teman dekat pasien yang pertama kali menyuruh pasien mencoba putau sampai akhirnya pasien menjadi kecanduan. Teman- teman pasien membawa pengaruh buruk bagi pasien. Mereka sering mengajak pasien main hingga malam hari, mengajak bolos sekolah sampai menjerumuskan ke pergaulan yang salah.

5. Aspek Fungsional Pasien masih bisa mandiri dalam menjalankan kehidupannya sehari-sehari dan bisa bekerja untuk mencari uang. Pasien tidak mempunyai keluhan secara

19

fisik dan mental. Menurut skor ECOG, saat ini pasien mempunyai aspek fungsional dengan skala penilaian 5.

E. Rencana Pelaksanaan

Aspek Aspek Personal

Kegiatan - Menjelaskan kepada pasien untuk pentingnya menjalani terapi metadon. - Meningkatkan pasien untuk kesadaran kontrol ke

Sasaran Pasien

Waktu Pada di Puskesmas dan kunjungan rumah saat -

Hasil yang diharapkan Pasien memahami terapi

pentingnya metadon. Pasien semangat

mempunyai minum

dokter secara teratur. - Menyakinkan pasien agar

metadon setiap hari Pasien tidak segan untuk dokter. Pasien mempunyai kontrol ke

tidak terlalu khawatir akan kembali ketergantungan zatzat terlarang setelah

menjalani terapi metadon.

keyakinan agar tidak menjadi ketergantungan lagi.

Aspek Klinik

- Menyemangati pasien agar setiap hari minum metadon. - Memberikan dosis metadon sesuai keadaan pasien setiap hari (saat ini dosisnya 135cc) - Pasien menjaga pola

Pasien

Pada di

saat

Pasien

mengalami

perbaikan dalam status kesehatannya dan

Puskesmas

kualitas hidup pasien meningkat.

makannya agar gastritisnya tidak kambuh. Aspek Risiko Internal - Menganjurkan pasien untuk taat beribadah - Menyarankan pasien jika ada masalah untuk bercerita dan meminta saran kepada orang tua - Menyarankan pasien untuk bergaul seperlunya saja dan mencari teman yang baik Pasien Pada saat Pasien lebih

kunjugan rumah

mengetahui tentang ilmu agamanya dan dapat menerapkan

dalam kehidupannya Pasien dapat terbuka pada orang tuanya, sehingga orang tua dapat mengetahui

masalah pasien Pasien menghindar dapat dari

pergaulan yg buruk

20

Aspek Psikososia l keluarga

Menyarankan pasien agar mengajak tuanya kedua untuk orang

Keluarga pasien

Pada

saat -

Pasien memberikan tengah persoalan

dapat jalan bagi rumah

kunjungan rumah

konseling

pernikahan - Menganjurkan pasien agar keluarga lebih -

tangga orang tuanya. Pasien dukungan keluarga mendapat dari sehingga

memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien - Menyarankan pasien untuk mencari teman yang baikbaik agar tidak terjerumus pergaulan yang salah lagi

lebih semangat Pasien berteman dapat dengan

teman yang dapat membawa perubahan positif.

Aspek Fungsional

Menyarankan melanjutkan

pasien sekolah

untuk atau

Pasien

Pada di

saat

Pasien meningkatkan

dapat

mengikuti program kejar paket sehingga pasien mendapat

Puskesmas dan kunjungan rumah

produktifitas hidupnya.

pekerjaan yang lebih baik.

Rencana Usulan Kegiatan (Menu pola gizi seimbang) BB : 56 kg TB : 165 cm Aktifitas ringan : 10% BB ideal = (TB-100) x 90% = (165-100) x 90% = 58,5 kg IMT = BB/(TB2) = 55/(1,652) =20,2kg/m2 (Berat badan normal) Kebutuhan kalori basal : 30 kkal x BBI = 30 kkal x 58,5 = 1755 kkal Koreksi faktor : Kebutuhan kalori basal x aktifitas ringan (10%) = 1755 + 10%

21

= 1755 + 175 = 1930 kkal

Contoh menu : Tanggal Waktu makan Hari I Pagi Nasi bayam mujair + + + Menu makan Porsi Jumlah kalori sayur Nasi putih 2 centong + 605 ikan 1 mangkuk sayur kkal

tempe bayam + 1 ekor ikan + 2 potong

goreng + susu + air mujair putih

tempe sedang + 1 gelas susu sapi + 2 gelas air putih

Selingan Siang

Buah pisang

2 buah pisang ambon

80 kkal

Nasi + sayur buncis Nasi putih 2 centong + 630 + ikan mas + telur 1 mangkuk sayur kkal

dadar + air putih + bayam + 1 ekor ikan buah mangga mas + 1 telur ayam negeri + 4 gls air putih Bubur kacang hijau Selingan + 1 buah mangga 1 mangkuk bubur 80 kkal

kacang hijau Malam Nasi + sayur pare + Nasi putih 1 centong + 535 ayam goreng+ tahu 2 potong tahu sedang + kkal + susu+air putih 1 mangkuk sayur pare + 1 daging ayam + 1 gelas susu sapi+ 2 gelas air putih Jumlah kalori hari ini 1930 kkal

22

Hari II

Pagi

Nasi

sayur

Nasi putih 2 centong + 640

kacang panjang + 1 telur ayam negeri + 1 kkkal telur dadar + ikan mangkuk sayur kacang teri + jus jeruk + panjang + 2 sdm ikan air putih teri + 1 gelas jus jeruk + 2 gelas air putih Selingan Siang Bakso sapi 1 mangkok bakso sapi 95 kkal

Nasi + sayur sop + Nasi putih 2 centong + 670 tahu goreng + hati 1 mangkok sayur sop + kkal sapi + air putih 2 potong tahu sedang + 2 potong hati sapi sdg + 4 gelas air putih

Selingan

Buah belimbing

buah

belimbing 80 kkal

sedang Malam Nasi + sayur tauge Nasi putih 1 centong + 445 + telur puyuh + 1 mangkuk sayur tauge kkal susu + air putih + 6 butir telur puyuh + 1 gelas susu sapi + 2 gelas air putih Jumlah kalori hari ini 1930 kkal Hari III Pagi Nasi + daging sapi Nasi putih 2 centong + 700

+ oncom + sayur 1 potong sedang daging kkal labu + susu + air sapi + 2 potong oncom putih sedang + 1 mangkuk sayur labu siam + 1 gelas susu sapi + 2 Selingan Buah rambutan gelas air putih 8 buah rambutan Siang Nasi + sayur oyong Nasi putih 2 centong + 615 + tahu + usus sapi 1 mangkuk sayur oyong kkal + jus mangga + air + 1 tahu potongan besar 40kkal

23

putih

+ 3 bulatan usus sapi + 1 gelas jus mangga + 2 gls air putih 175 kkal

Selingan Malam

biskuit Nasi +

4 buah biskuit meja

sayur Nasi 1 centong + 1 400

kangkung + telur + mangkuk sayur oyong + kkal sawo 1 butir telur bebek + 2 buah sawo Jumlah kalori hari ini 1930 kkal

F. Prognosis 1. Ad vitam 2. Ad sanasionam 3. Ad fungsionam : ad bonam : dubia ad malam : dubia ad bonam

24

Anda mungkin juga menyukai