Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KUSTA
Nomor : 440/B.V.KAK.P2.0005.04/436.6.3.36/2016

A. PENDAHULUAN
Kusta atau lepra merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium Leprae yang terutama menyerang syaraf tepi, kulit dan organ
tubuh lain kecuali susunan syaraf pusat. Sedangkan bakteri tersebut ditemukan
oleh seorang ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen
pada tahun 1873.
Di forum Internasional Indonesia masih menjadi salah satu penyumbang
penderita kusta terbanyak di dunia. Dari laporan WHO tercatat Indonesia
merupakan negara ketiga setelah India dan Brasil, sehingga upaya-upaya
penanggulangan penyakit ini memerlukan perhatian dan dukungan dari WHO dan
NGO/LSM dunia untuk mengeliminasi penyakit ini.

Dari 38 kabupaten/kota yang ada, masih terdapat 12 kabupaten/kota yang


tergolong high prevalence dan sisanya termasuk low prevalence, dan Surabaya
termasuk dalam high prevalensi dengan proporsi cacat 2 dan proporsi anak
masih tinggi diatas standar nasional (<5%). Hal ini memerlukan komitmen yang
kuat, upaya-upaya penanganan yang serius, berkesinambungan dan terintegrasi
dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program.
Penyakit Kusta di Kota Surabaya termasuk dalam “High Burden” walaupun
prevalensi rate-nya hanya 0,54 per 10.000 penduduk akan tetapi rata-rata
penderita baru selama 3 tahun diatas 30 orang dan rata-rata cacat II selama 8 %
tahun. Unit pelayanan kesehatan (UPK) yang menerima pelayanan penyakit
kusta di Kota Surabaya berjumlah 65 UPK (62 Puskesmas dan 3 rumah sakit),
UPK yang mempunyai penderita ada di 33 Puskesmas dan 2 rumah sakit.

B. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2015 jumlah penderita kusta di Puskesmas Tenggilis sebanyak 2
orang. Data penemuan penderita baru kusta di Dinas Kesehatan Kota Surabaya
pada tahun 2015 sebanyak 98 penderita. Hal ini menunjukkan bahwa Kota
Surabaya termasuk dalam “High Burden” . Sesuai dengan visi Puskesmas yaitu
Pelayanan Puskesmas Yang Berkualitas dan Profesional untuk Mencapai
Kesehatan Masyarakat Yang Optimal.
Sedangkan misi Puskesmas Tenggilis yaitu :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
2. Melaksanakan program kesehatan secara profesional dan berintegritas
3. Mendorong kemandirian bagi masyarakat
4. Meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan
Agar kegiatan program Kusta ini dapat berjalan lancar diperlukan peran kader,
peran tersebut antara lain :
1. Melacakan pasien kusta mangkir
2. Menemukan pasien curiga kasus kusta
3. Mendampingi kunjungan kontak serumah kasus kusta
Selain itu kegiatan program kusta juga melibatkan peran lintas program yaitu
promosi kesehatan, gizi dan sanitasi, adapun peran lintas program yaitu :
1. Memberikan penyuluhan tentang kusta
2. Memberikan penyuluhan tentang PHBS
Dalam rangka meningkatkan penemuan suspek Kusta di perlukan komitmen dan
kerjasama, hal ini sejalan dengan tata nilai Puskesmas Tenggilis yaitu :
1. Komitmen
2. Kerjasama
3. Disiplin
4. Profesional
5. Ikhlas

C. TUJUAN
C1. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan penyakit kusta, sehingga penyakit kusta tidak lagi
menjadi masalah kesehatan.
C2. Tujuan Khusus :
1. Menemukan kasus kusta baru melalui contact tracing anggota kelurga.

2. Mendapatkan data tentang status kesehatan (tertular kusta atau tidak)


pada kontak pasien.
3. Menemukan kasus kusta baik secara pasif maupun aktif sehingga dapat
mengurangi angka kecacatan secara dini.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Penyuluhan kusta
2. Kunjungan rumah untuk follow up
3. Contact tracing pada keluarga pasien kusta baru
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
1. Memberikan penyuluhan pada masyarakat
2. Mengunjungi penderita kusta untuk follow up dan Prevention of
Dissability (POA)
3. Mengunjungi tempat tinggal pasien kusta baru untuk melakukan
pemeriksaan pada anggota keluarga / Penemuan kasus kusta dini
melalui kontak serumah.
4. Mengajarkan pada pasien dan anggota kelurga tentang perawatan diri
untuk mencegah kecacatan secara dini.

F. SASARAN
1. Penyuluhan Kusta sasarannya masyarakat Tenggilis
2. Kegiatan follow up sasarannya pasien kusta
3. Kunjungan kontak serumah pasien kusta sasarannya anggota keluarga
yang tinggal serumah dengan pasien Kusta.
4. Orang-orang yang tinggal di lingkungan sekitar tempat tinggal pasien
Kusta

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Penyuluhan kusta

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

       

2. Kunjungan rumah untuk follow up


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

     

3. Mengunjungi tempat tinggal pasien kusta baru untuk melakukan


pemeriksaan pada anggota keluarga.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

           
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Laporan evaluasi penyuluhan kusta , kunjungan rumah untuk follow up dan
penemuan kasus kusta dini disampaikan kepada Kepala Puskesmas oleh
penanggung jawab program Kusta.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil penyuluhan ,kunjungan rumah dan penemuan kasus kusta dini dicatat
di buku program , kohort kusta dan kartu status pasien. Selanjutnya dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas dan Seluruh staff melalui Minilokakarya. Serta
kepada wasor kusta tentang penemuan kusta baru hasil contact tracing melalui
acara validasi monitoring dan evaluasi program kusta.

Mengetahui, Surabaya, 28 April 2016


Kepala UPTD.Puskesmas Tenggilis Pemegang Program Kegiatan

Dr. Desy J. Setia SUMARLIN,A.Md.kep


NIP.19671208 199603 2 002 NIP.19810304 200604 2 014

Anda mungkin juga menyukai