Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELAYANAN KUSTA
UPT PUSKESMAS TRAJENG

A. PENDAHULUAN
Perencanaan program disusun berdasarkan perencanaan puskesmas dan
mengacu pada pedoman program untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Perencanaan program dilakukan bersama dengan program yang lain secara terintegrasi
melalui tahapan perencanaan puskesmas, yaitu penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) untuk tahun anggaran mendatang, Rencana pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk
tahun berjalan.
Kusta adalah penyakit menular menahun dan di sebabkan oleh mycobacterium
leprae yang bersifat intraseluler obligat. Penularan kemungkinan terjadi melalui saluran
pernapasan atas dan kontak kulit pasien lebih dari 1 bulan terus menerus. Masa inkubasi
rata rata 2,5 tahun namun dapat juga bertahun tahun. Kusta bukanlah penyakit kutukan
atau keturunan. Dengan berobat teratur kusta dapat sembuh dalam arti penyakit ini
dapat pula kambuh. Karena itu jangan sampai terlambat memeriksakan diri dan berobat
agar tidak timbul kecacatan/ bertambah parah.

B. LATAR BELAKANG
Masyarakat indonesia sebagian besar menganggap kalau penyakit kusta
merupakan penyakit kutukan sehingga mereka mengucilkan warga yang terkena
penyakit ini. Sumber penularan penyakit ini akibat kontak yang erat dan lama dengan
penderita. Sebagai sumber penularan adalah manusia yang membawa kuman. Kuman
paling banyak berada di hidung penderita yang biasa keluar saat penderita bersin atau
tidak menutup hidung/mulutnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, prevalensi kasus kusta di
Indonesia sebesar 0,55 per 10.000 penduduk pada 2022. Prevalensi tersebut mengalami
kenaikan dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 0,5 per 10.000 penduduk.
Hal itu seiring adanya 15.052 kasus kusta terdaftar pada 2022. Sedangkan, ada 12.095
kasus kusta baru yang ditemukan di dalam negeri sepanjang tahun lalu. Adapun,
proporsi kasus kusta tanpa catat di Indonesia sebanyak 82,87%. Proporsi pasien kusta
yang mengalami cacat tingkat dua sebesar 6,37%. Sementara, proporsi kasus kusta
yang diderita anak di Indonesia sebanyak 9,89% pada 2022. Pada tahun 2022, jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Trajeng 22.368 jiwa, dari jumlah tersebut di
temukan 4 orang penderita kusta MB dan 2 orang penderita kusta dengan cacat tingkat
2. Pengobatan kusta di berikan selama 9 -12 bulan tergantung tingkat atau tipe dari
penyakit tersebut. Mengingat penyakit ini menular maka perlu di lakukan kunjungan
rumah untuk mencari kontak serumah, Penyuluhan kusta di masyarakat, screening kusta
pada anak usia sekolah sebagai bentuk deteksi dini penyakit kusta.
Petugas pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan dengan
memperhatikan tata nilai yang berlaku di UPT Puskesmas Trajeng. Tata nilai yang
berlaku di UPT Puskesmas Trajeng adalah TRAJENG yaitu:
T : Tertib : bekerja sesuai dengan aturan dan prosedur yang
berlaku
R : Ramah : senyum, salam, sapa, sopan dan santun( 5S )
kepada masyarakat dan rekan kerja
A : Adil : tidak memihak
J : Jujur : melaksanakan tugas menjunjung tinggi kebenaran
E : Empati : memahami perasaan penerima layanan
N : Nyaman : Menciptakan suasana aman dan nyaman bagi
pelanggan dan lingkungan kerja
G : Giat : bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan angka kecacatan yang ditimbulkan dari penyakit
kusta
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan sasaran dalam upaya bidang
kesehatan
b. Tercapainya angka kesembuhan dan berkurangnya angka kecacatan
c. Tercapainya cakupan pemeriksaan pada kontak erat dan kontak social pasien
kusta

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Kunjungan Rumah Kusta Pengawasan kepada penderita kusta untuk teratur dalam
menelan obat serta mencari kontak serumah dan sekitar
2. Screening kusta dan
Menemukan kasus kusta secara dini
Frambusia
3. Penyuluhan kusta dan Memberikan pengetahuan tentang kusta dan menemukan
Frambusia kasus kusta baru secara dini
4. Sosialisasi kusta dan
Refreshing dan memberikan informasi terbaru tentang
Frambusia kepada petugas
penyakit kusta kepada karyawan
kesehatan
5. Pertemuan
Pemberdayaan/Pembinaan
Refreshing dan memberikan informasi terbaru tentang
Kader tentang penyakit
penyakit kusta kepada kader kesehatan
Kusta dan frambusia pada
Kader kesehatan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Metode
a) Kunjungan Rumah Kusta : Kunjungan rumah dengan dilakukan Pemeriksaan tatap
muka dan KIE menggunakan lembar balik/leaflet
b) Screening kusta dan Frambusia : pemeriksaan tatap muka
c) Penyuluhan kusta dan Frambusia : penyuluhan secara tatap muka menggunakan
media lembar balik/leaflet, diskusi Tanya jawab, dan pemeriksaan pada sampling
25 orang sebagai kontak social penderita
d) Sosialisasi kusta dan Frambusia kepada petugas kesehatan : penyuluhan, diskusi
Tanya jawab
e) Pertemuan Pemberdayaan/Pembinaan Kader tentang penyakit Kusta dan
frambusia pada Kader kesehatan : penyuluhan dengan media lembar balik/leaflet,
diskusi Tanya jawab
2. Koordinasi Lintas Pelayanan
 Koordinator Pelayanan Kesling
Dalam menjalankan kunjungan rumah perlu kerjasama dengan program kesling
untuk melihat kondisi sanitasi lingkungan
 Koordinator Pelayanan Promkes
Dalam kegiatan penyuluhan perlu kerjasama dan koordinasi dengan petugas
promkes
 Koordinator Pelayanan Gizi
Dalam proses penyembuhan penderita kusta perlu kerja sama dengan petugas
gizi terkait diit pasien
 Program Perkesmas
Berkoordinasi dengan petugas perkesmas dalam kunjungan rumah pasien kusta
 Pembina Wilayah
Dalam kegiatan kunjungan rumah dan pemantauan pasien perlu adanya
koordinasi dengan Pembina wilayah
3. Koordinasi dengan Lintas sektor
 Kelurahan : Mendukung pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah, penyuluhan dan
pemeriksaan kontak
 Sekolah : Mendukung pelaksanaan kegiatan screening di sekolah

F. SASARAN
1) Kunjungan Rumah Kusta : Kunjungan rumah pada penderita kusta baru dan
pemeriksaan pada kontak serumah
2) Screening kusta dan Frambusia : siswa-siswi 9 SD/MI di wilayah Puskesmas Trajeng
3) Penyuluhan kusta dan Frambusia : masyarakat di 4 kelurahan terutama pada daerah
yang dekat dengan pasien kusta (± 25 orang)
4) Sosialisasi kusta dan Frambusia kepada petugas kesehatan : seluruh karyawan dan
petugas kesehatan UPT Puskesmas Trajeng
5) Pertemuan Pemberdayaan/Pembinaan Kader tentang penyakit Kusta dan frambusia
pada Kader kesehatan : 167 kader kesehatan di wilayah Puskesmas Trajeng

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan Pelayanan Kusta tahun 2023 dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kunjungan Rumah Kusta
1 (Insidental pada Pasien
baru)
Screening kusta dan
2
Frambusia
Penyuluhan kusta dan
3
Frambusia
Sosialisasi kusta dan
4 Frambusia kepada
petugas kesehatan
Pertemuan
Pemberdayaan/Pembinaa
n Kader tentang penyakit
5
Kusta
dan frambusia pada Kader
kesehatan
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
a. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan Kusta dilakukan setiap 1 bulan sekali
b. Pelaksana Evaluasi Pelayanan Kusta adalah penanggung jawab UKM Essensial
c. Pelaporan evaluasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kusta dibuat secara tertulis
dengan bantuan ceklist monitoring kegiatan oleh penanggungjawab pelayanan Kusta.
Pelaporan evaluasi ditujukan kepada penanggungjawab UKM Esensial dan Kepala
Puskesmas, dibuat diakhir bulan setelah semua kegiatan selesai.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaporan kegiatan Pelayanan Kusta Frambusia dilakukan oleh Koordinator
Pelayanan Kusta, Frambusia, rabies dan zoonosis secara tertulis pada format laporan,
evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan yaitu pada awal bulan berikutnya sebelum
tanggal 5, evaluasi kegiatan diketahui oleh Kepala Puskesmas dan diserahkan ke
penanggung jawab UKM Essensial.

Mengetahui Pasuruan, Januari 2023


Kepala UPT PuskesmasTrajeng Kusta, Frambusia, rabies dan zoonosis
Kota Pasuruan

drg. Dian Puspita Maryani Ita Martha Kurnia, A.Md. Kep


Pembina / IV a Pengatur Tk.I / II d
NIP. 19770120 201001 2010 NIP.19940330 201903 2 002

Anda mungkin juga menyukai