Anda di halaman 1dari 13

PRESENTASI KASUS

ILEUS OBSTRUKSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


Radiologi RSUD Tjirowardjojo

Disusun Oleh :
Khalid Sesotya Wicaksana
20184010149

Pembimbing :
dr. Yulius Setyowibowo, Sp. R.

SMF RADIOLOGI
RSUD TJITRO WARDOJO PURWOREJO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

ILEUS OBSTRUKSI

Telah disetujui pada tanggal 2019

Oleh :

Pembimbing Kepaniteraan Klinik Radiologi

dr. Yulius Setyowibowo, Sp. R.


BAB I

PENDAHULUAN

1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. S.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Usia : 69 tahun
d. No RM : 005223xx
2. Keluhan Utama
Nyeri seluruh lapang perut
3. Riwayat Penyakit Sekarang
5 HSMRS pasien mengeluhkan nyeri di perut, keluhan disertai
dengan tidak bisa kentut dan BAB, perut terasa kembung dan semakin
membesar. Pasien juga mengeluhkan mual. Pasien menceritakan bahwa
selama sakit itu sempat dipijat di bagian perutnya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Sakit Serupa : Tahun 2018 pasien pernah mengalami
keluhan serupa
b. Riwayat Hipertensi : Disangkal
c. Riwayat Jantung : Disangkal
d. Riwayat DM : Disangkal
e. Riwayat Stroke : Disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Hipertensi : Disangkal
b. Riwayat Jantung : Disangkal
c. Riwayat DM : Disangkal
6. Pemeriksaan Fisik
27 Juli 2019
- Kesan Umum : Terpasang NGT, perut kembung
- Kesadaran : GCS: E4 V5 M6, Compos Mentis
- Abdomen
o Inspeksi : Distensi (+), jejas (-)
o Auskultasi : BU (+) melemah
o Perkusi : Timpani
o Palpasi : Nyeri tekan (-)
29 Juli 2019
- Kesan Umum : Terpasang NGT, perut kembung
- Kesadaran : GCS: E4 V5 M6, Compos Mentis
- Abdomen
o Inspeksi : Distensi (+), jejas (-)
o Auskultasi : BU (+) melemah
o Perkusi : Timpani meningkat
o Palpasi : Nyeri tekan (-)
30 Juli 2019
- Kesan Umum : Post operasi, terpasang NGT, terdapat stoma di
perutnya
- Kesadaran : GCS: E4 V5 M6, Compos Mentis
- Abdomen
o Inspeksi : Distensi (-), terdapat luka post operasi, luka
rembes (+)
o Auskultasi : BU (-)
o Perkusi : Timpani
o Palpasi : Nyeri tekan (+)
31 Juli 2019
- Kesan Umum : Terdapat luka post operasi yang tetutup kassa,
terpasang NGT, tampak lemas
- Kesadaran : GCS: E4 V5 M6, Compos Mentis
- Kepala : CA -/-, SI -/-
- Leher : Pembesaran Limfonodi (-), jejas (-)
- Thorax
o Inspeksi : Simetris, jejas (-), ketinggalan gerak (-)
o Palpasi : Nyeri Tekan (-), benjolan (-)
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Vesikuler +/+, RBK -/-, Wheezing (-)
- Abdomen
o Inspeksi : Terdapat stoma di perut, terdapat luka post op
yang tertutup kassa. distensi (-), luka rembes (-)
o Auskultasi : BU (+)
o Perkusi : Timpani
o Palpasi : Nyeri Tekan (+)
- Ekstremitas : Edem (-), Akral hangat
7. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium

SATUA NILAI
PARAMETER HASIL
N NORMAL
HB 11.9 gr/dL 13,2 – 17,2
AL (Angka Leukosit) 11.0 ribu/ul 3,8 – 10,6
AE (Angka Eritrosit) 4.3 juta/ul 4,40 – 5,90
AT (Angka Trombosit) 392 ribu/ul 150-450
HMT (Hematokrit) 36 % 40 -52
MCV 84   80 – 100
MCH 28   26 – 34
MCHC 33   32 - 36
DIFFERENTIAL COUNT
Neutrofil 83.50 % 50 – 70
Limfosit 8.00 % 25 – 40
Monosit 8.10 % 2–8
Eosinofil 0.10 % 2.00 – 4.00
Basofil 0.30 % 0–1
Kimia klinik
GDS 113 mg/dL 74-106
Sero Imunologi
HbsAg Negatif
Radiologi Rontgen
Tampak :
- Preperitoneal fatline, renal outline, dan psoas line samar
- Fecal material tak prominen
- Tampak dilatasi sistema usus halus, coil spring (+), herring bone (+),
air fluid level (+) pendek-pendek
- Tak tampak gambaran udara bebas di subdiafragma maupun posisi
tertinggi proyeksi LLD
- Sistema tulang yang tervisualisasi intak

Kesan:

- Small bowel obstruction


8. Diagnosis
- Ileus obstruksi
9. Tatalaksana
- Laparotomi eksplorasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan
dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus
karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan
dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau
kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose
segmen usus tersebut.
2. Etiologi
Etiologi dari terjadinya ileus obstruksi adalah:
- Hernia inkarserata :
Usus masuk dan ter jepit di dalam pintu hernia. Pada anak dapat
dikelola secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun,
jika percobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam,
harus diadakan herniotomi segera.
- Adhesi atau perlekatan usus
Di mana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus. Dapat
berupa perlengketanmungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa
setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum akibat
peritonitis setempat atau umum. Ileus karena adhesi biasanya tidak disertai
strangulasi.
- Invaginasi
Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak
jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat
idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya
berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens dan
mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat mengakibatkan
nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi
perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat diduga atas
pemeriksaan fisik, dan dipastikan dengan pemeriksaan Rontgen dengan
pemberian enema barium.
- Volvulus
Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang
abnormal dari segmen usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri,
maupun pemuntiran terhadap aksis radiimesenterii sehingga pasase
makanan terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya.
Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami
strangulasi. Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi tinggi
dengan atau tanpa gejala dan tanda strangulasi.
- Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus , kecuali
jika ia menimbulkan invaginasi . Proses keganasan, terutama karsinoma
ovarium dan karsinoma kolon, dapat menyebabkan obstruksi usus. Hal ini
terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis di peritoneum atau di
mesenterium yang menekan usus.
3. Klasifikasi
Berdasarkan letak obstruksinya, ileus obstruksi dapat dibedakan
menjadi:
- Ileus obstruksi letak tinggi: obstruksi mengenai usus halus (dari gaster
sampai ileum terminal).
- Ileus obstruksi letak rendah: obstruksi mengenai usus besar (dari ileum
terminal sampai rectum).
Berdasarkan stadiumnya, ileus obstruksi dapat dibedakan menjadi:
- Obstruksi sebagian (partial obstruction): obstruksi terjadi sebagian
sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi
sedikit.
- Obstruksi sederhana (simple obstruction): obstruksi/sumbatan yang
tidak disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan
aliran darah).
- Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction): obstruksi disertai
dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan
berakhir dengan nekrosis atau gangren.
4. Patogenesis
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh
cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan
intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke
darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran
cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan
intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan
dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit.
Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang
mengakibatkan syok—hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan
perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus
menerus mengakibatkan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan
sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia
akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai
absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi
sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.
5. Diagnosis
Pada anamnesis sering dapat ditemukan penyebab misalnya berupa
adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Pada
pemeriksaan, ditemukan tanda dan gejala yang bergantung pada tahap
perkembangan obstruksi.
Gejala umum yang timbul berupa syok, oliguria, dan gangguan
elektrolit. Selanjutnya, ditemukan meteorismus dan kelebihan cairan di
usus serta hiperperistaltik berkala berupa kolik yang disertai mual dan
muntah. Kolik terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau
kejang usus, dan auskultasi sewaktu serangan kolik menunjukkan
terjadinya hiperperistaltik yang terdengar jelas sebagai bunyi nada tinggi.
Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu kolik, dan setelah satu
dua kali defekasi tidak ada lagi flatus dan defekasi.
- Pemeriksaan Penunjang
o Radiologi
Untuk menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif
dilakukan foto abdomen 3 posisi. Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
foto abdomen ini antara lain:
a. Ileus obstruksi letak tinggi:
- Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di
ileocecal junction) dankolaps usus di bagian distal
sumbatan.
- Coil spring appearance
- Herring bone appearance
- Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder
appearance).
b. Ileus obstruksi letak rendah:
- Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi.
- Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak
pada tepi abdomen
- Air fluid level yang panjang-panjang di kolon.
6. Tatalaksana
- Operatif
o Usus Halus
Operasi dapat dimulai setelah pasien telah
diredidrasi kembali dan organorgan vital telah dapat
berfungsi dengan normal. Kalau obstruksi disebabkan
karena hernia skrotalis, maka daerah tersebut harus disayat.
Perincian operatif tergantung pada penyebab obstruksi.
Perlengketan/ adhesi dilepaskan atau bagian yang
mengalami obstruksi dibuang, usus yang mengalami
strangulasi harus dipotong
o Usus Besar
Pada usus besar, operasi terdiri dari proses
sesostomi dekompresi atau hanya kolostomi tranversal pada
pasien yang sudah lanjut usia, pasien dengan obstruksi
terjadi di daerah sekum, maka bagian tersebut akan
dipotong, biasanya disertai anastomosis primer. Kanker
pada kolon sebelah kiri dan anastomosis yang
mengakibatkan obstruksi pada pasien juga akan dipotong
dan disertai anastomosis juga.
7. Komplikasi
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum
yang berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga
perut dengan akibat peritonitis umum.
8. Prognosis
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti
umur, etiologi, tempatdan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat
muda ataupun tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan
operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas.
Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi
usus halus.

Anda mungkin juga menyukai