I. Identitas Pasien
Nama : Tn. Baso Heri
Umur : 43 tahun
Alamat : Jl. Gotong Royong Lr. 2/6
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Rekam Medik : 126519
- Inspeksi
OD Pemeriksaan OS
Edema Palpebra Dalam batas normal
Dalam batas normal Silia Dalam batas normal
Dalam batas normal Apparatus Lakrimalis Dalam batas normal
1
- Pemeriksaan Segmen Anterior Bola Mata
OD Pemeriksaan OS
- Perdarahan Konjungtiva Dalam batas normal
sukonjungtiva
- Edema
- Edema Kornea Dalam batas normal
- Tes fluoresein (+)
Dalam BMD Dalam batas normal
Cokelat, krypte (+) Iris Cokelat, krypte (+)
Mid dilatasi Pupil Dalam batas normal
(+) lambat Refleks cahaya (+) Dalam batas normal
Keruh Lensa Keruh
- Palpasi
OD Palpasi OS
Ada Nyeri tekan Tidak ada
Tidak ditemukan Massa tumor Tidak ditemukan
Tidak dilakukan Gld. Preaurikuler Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan
2
Prognosis : Quo ad vitam : Bonam
Methylprednisolon 3x8mg
Ciprofloxacin 2x500mg
Ranitidin 3x1
- Inspeksi
OD Pemeriksaan OS
Edema Palpebra Dalam batas normal
Dalam batas normal Silia Dalam batas normal
Dalam batas normal Apparatus Lakrimalis Dalam batas normal
3
- Fluoresein (+)
Dalam BMD Dalam batas normal
Cokelat, krypte (+) Iris Cokelat, krypte (+)
Mid dilatasi Pupil Dalam batas normal
(+) lambat Refleks cahaya (+) Dalam batas normal
Keruh Lensa Keruh
- Palpasi
OD Palpasi OS
Tidak ada Nyeri tekan Tidak ada
Tidak ditemukan Massa tumor Tidak ditemukan
Tidak dilakukan Gld. Preaurikuler Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan
4
Penatalaksanaan : R/ C. Polygran ED 6x1 tetes OD
Methylprednisolon 3x8mg
Ciprofloxacin 2x500mg
Ranitidin 3x1
Glaucon 2x250mg
KSR 1x1
- Inspeksi
OD Pemeriksaan OS
Dalam batas normal Palpebra Dalam batas normal
Dalam batas normal Silia Dalam batas normal
Dalam batas normal Apparatus Lakrimalis Dalam batas normal
5
(+) lambat Refleks cahaya (+) Dalam batas normal
Keruh Lensa Keruh
- Palpasi
OD Palpasi OS
Tidak ada Nyeri tekan Tidak ada
Tidak ditemukan Massa tumor Tidak ditemukan
Tidak dilakukan Gld. Preaurikuler Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan
6
Penatalaksanaan : R/ C. Polygran ED 6x1 tetes ODS
Methylprednisolon 2x8mg
Ranitidin 3x1
Glaucon 2x250mg
KSR 1x1
- Inspeksi
OD Pemeriksaan OS
Dalam batas Palpebra Dalam batas
normal normal
Dalam batas Silia Dalam batas
normal normal
Dalam batas Apparatus Dalam batas
normal Lakrimalis normal
7
normal normal
Cokelat, krypte Iris Cokelat, krypte
(+) (+)
Mid dilatasi Pupil Dalam batas
normal
(+) lambat Refleks cahaya (+) Dalam batas
normal
Keruh Lensa Keruh
- Palpasi
OD Palpasi OS
Tidak ada Nyeri tekan Tidak ada
Tidak ditemukan Massa tumor Tidak ditemukan
Tidak dilakukan Gld. Preaurikuler Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan
8
Quo ad sanationam : Dubia at Sanam
Methylprednisolon 2x8mg
Ranitidin 3x1
Glaucon 2x250mg
KSR 1x1
Neurodex 2x1
9
TRAUMA OKULI NON PERFORANS
A. PENDAHULUAN
Struktur bola mata terbentuk cukup baik untuk melindungi mata dari
trauma. Bola mata terletak pada permukaan yang dikelilingi oleh tulang-
tulang yang kuat. Kelopak mata dapat menutup dengan cepat untuk
mengadakan perlindungan dari benda asing, dan mata dapat mentoleransi
tabrakan kecil tanpa kerusakan. Walaupun mata mempunyai system
pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan
lemak retrobulber selain terdapatnya reflex memejam atau mengedip, mata
masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan
kerusakan pada bola mata dan kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita.
Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit
sehingga mengganggu fungsi penglihatan .(1)
B. INSIDENS
10
rendah dan di negara-negara berkembang.Kejadian trauma okular dialami
oleh pria 3 sampai 5 kali lebih banyak daripada wanita.
Pada Beaver Dam Eye Study, dilaporkan sekitar 20% orang dewasa
mengalami trauma okuli sepanjang kehidupan mereka dan mereka
mengalami trauma okuli 3 kali lebih sering dibandingkan trauma yang lain.
Pada penelitian ini, benda tajam menyebabkan trauma lebih dari setengah
pada semua trauma. Sangat mengejutkan bahwa daerah rumah lebih
memiliki kecenderungan untuk mengalami trauma pada mata dibandingkan
di area perkantoran tetapi sekitar 23% trauma okuli dihubungkan dengan
olahraga.(4)
C. ANATOMI MATA
I. Palpebra
11
Pada palpebra juga terdapat kelenjar seperti kelenjar sebasea,
kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut
dan kelenjar Meibom pada tarsus.(1,2,3,7)
II. Konjungtiva
12
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis
yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet. Musin
bersifat membasahi bolam mata terutama kornea.
III. Sklera
IV. Kornea
13
dan endotel. Kornea mendapat suplai makan dari humor aquous,
pembuluh-pembuluh darah sekitar limbus dan air mata. Perbedaan antara
kapasitas regenerasi epitel dan endotel sangat penting. Kerusakan lapisan
epitel, misalnya karena abrasi, dengan cepat diperbaiki. Endotel, yang
rusak karena penyakit atau pembedahan misalnya, tidak dapat
beregenerasi. Hilangnya fungsi sawar dan pompa pada endotel
menyebabkan hidrasi berlebihan, distorsi bentuk reguler serat kolagen, dan
keruhnya kornea.(1,2,3)
V. Lensa
VI. Uvea
14
VII. Retina
15
M. rektus medialis → N. (III) Okulomotorius
M. oblikus superior → N. (III) Okulomotorius
M. oblikus inferior → N. (IV) Trochlearis
D. PATOFISIOLOGI
16
dapat menimbulkan keruhan serupa. Fluoresens akan mewarnai membran
basal epitel yang terpajan dan dapat memperjelas kebocoran cairan akibat
luka tembus (uji Seidel positif). 2
17
E. ETIOLOGI
Mekanik
Kimia
Radiasi
18
terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan
menetap.
Trauma kimia basa umumnya memperlihatkan gejala lebih berat
daripada trauma kimia asam. Mata nampak merah, bengkak, keluar
airmata berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, trauma
basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan jaringan
mata/ kornea secara perlahan-lahan.
Trauma Radiasi
F. KLASIFIKASI
Trauma mata terbagi dua yaitu trauma mata tertutup bila tidak
menembus melewati struktur dinding bola mata (non-full thickness), dan
trauma terbuka bila melewati seluruh struktur dinding bola mata (full
thickness). (7)
Trauma mata terbuka terbagi menjadi laserasi dan ruptur bola mata.
Laserasi merupakan luka pada seluruh dinding bola mata yaitu pada tempat
yang terkena trauma, karena sebuah objek yang tajam dari luar (out-side in
mechanism). Laserasi ini terdiri dari penetrasi, perforasi dan IOFB.
Dikatakan trauma penetrasi bila terjadi luka masuk dan prolaps dari isi mata
sedangkan dikatakan trauma perforasi bila terjadi luka masuk dan luka
keluar. Sedangkan ruptur bola mata merupakan luka pada seluruh dinding
bola mata karena sebuah objek dari luar yang tumpul (blunt) namun efek
trauma dari objek tersebut bukan hanya pada lokal pada area yang
bersentuhan tetapi pada daerah lain pada bola mata. Energi yang timbul dari
objek tersebut menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler sesaat
19
sehingga dinding bola mata akan bergerak ke arah titik yang paling lemah
(inside-out mechanism).(4,7)
G. GAMBARAN KLINIS
Trauma tertutup
i. Kontusio bola mata: tidak terdapat luka pada dinding mata,
tetapi dapat terjadi kerusakan intraokular seperti ruptur
koroid atau perubahan bentuk bola mata.
ii. Laserasi lamellar : trauma yang menyebabkan kerusakan
parsial dinding mata.
Trauma terbuka
i. Ruptur bola mata: kerusakan seluruh ketebalan dinding
mata akibat benda tumpul.
ii. Laserasi: kerusakan seluruh ketebalan dinding mata akibat
benda tajam. Trauma laserasi dapat diklasifikasikan lagi
menjadi:
1. Benda asing intraokular: terdapat benda asing yang
tertinggal dalam bola mata.
20
2. Penetrasi bola mata: trauma laserasi tunggal yang
disebabkan benda tajam.
3. Perforasi bola mata: ditandai oleh adanya luka
masuk dan luka keluar yang disebabkan oleh benda
yang sama.
Trauma pada mata dapat mengenai organ mata dari yang terdepan
sampai yang terdalam. Trauma tumpul okular bisa mengenai:
1) Palpebra
2) Saluran Lakrimalis
3) Konjungtiva
4) Kornea
Edema kornea dapat terjadi akibat trauma tumpul keras, malah bisa
terjadi ruptur membran Descement.Erosi kornea dapat terjadi apabila
terkelupasnya epitel kornea diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel
kornea.
5) Uvea
21
sehingga pupil agak ke pinggir letaknya, pada pemeriksaan terdapat
warna gelap selain pada pupil, juga pada dasar iris tempat iridodialisis.
Perdarahan bilik depan bola mata ini terutama berasal dari pembuluh
darah korpus siliaris dan sebagian kecil dari pembuluh darah iris,
sedang penyerapan darahnya sebagian besar akan diserap melalui
trabekular Meshwork dan selanjutnya ke kanal Schlemm, sisanya akan
diabsorbsi melalui permukaan iris.
7) Lensa
22
9) Saraf (II) Optik
Dapat terjadinya avulsi papil saraf optik, yaitu terlepasnya saraf optik
dari pangkal bola mata.Selain itu juga, bisa terjadi kompresi pada saraf
optik yang menyebabkan optik neuropati traumatik yang sangat
mengganggu penglihat walaupun tidak didapatkan kelainan nyata pada
retina.
H. DIAGNOSIS
Anamnesis
I. Riwayat trauma
23
III. Riwayat medis
a) Diagnosis
b) Pengobatan
c) Alergi obat
d) Faktor resiko HIV dan hepatitis
e) Pemberian vaksin anti tetanus
Pemeriksaan Fisik
24
spesialis mata. Dokumentasi foto bermanfaat untuk tujuan-tujuan
medikolegal pada semua kasus trauma eksternal.(1,6,8)
Pemeriksaan Penunjang
I. PENATALAKSANAAN
Memperbaiki penglihatan.
Mencegah terjadinya infeksi.
Mempertahankan arsitektur mata.
Mencegah sekuele jangka panjang.
25
1) Palpebra
2) Saluran Lakrimalis
3) Konjungtiva
4) Kornea
26
5) Uvea
7) Lensa
27
dan saraf optiknya akibatkan ruptur atau avulsi nervus optikus yang
biasanya disertai kerusakan mata berat.
H. PROGNOSIS.(1,3)
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi
sekuele jangka panjang dan jarang dikaitkan dengan kerusakan penglihatan
berat dan mungkin membutuhkan pembedahan ekstensif.
28
DAFTAR PUSTAKA
29