SOMATOFORM
NURMANSYAH HATA D P 130112150627
IRHAM KASYFUL
130112150646
Pendahuluan
Soma (Yunani) tubuh
Gangguan somatoform :
Adanya keluhan gejala fisik (symptom) berulang yang disertai
gangguan kehidupan sehari-hari. Yang dibuktikan dengan
adanya permintaan pemeriksaan medis meskipun terbukti
negatif dan sudah dijelaskan oleh dokter bahwa tidak ditemukan
kelainan fisik yang menjadi dasar keluhan.
Klasifikasi
Menurut DSM IV
Menurut DSM V
Gangguan somatisasi
Hipokondriasis
Gangguan konversi
Conversion Disorder
Gangguan nyeri
Klasifikasi
Kategori diagnostik residual (DSM IV dan V), yaitu :
Gangguan somatoform tidak terdiferensiasi (other specified)
Gangguan somatoform yang tidak dapat ditentukan (unspecified)
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi
0,2 - 2 % pada wanita dan 0,2 % pada pria
Biasanya gangguan somatisasi ini muncul sebelum usia 30 tahun
Sekitar 2/3 dari seluruh pasien dengan gangguan somatisasi mempunyai
gejala psikiatri
Etiologi
Faktor psikososial
Penyebab gangguan somatisasi melibatkan interpretasi gejala
sebagai suatu tipe komunikasi sosial, yang hasilnya berupa
sikap menghindari kewajiban (contoh : mengerjakan pekerjaan
yang tidak disukai), mengekspresikan emosi (contoh : marah
pada pasangan), atau untuk melambangkan suatu perasaan
atau keyakinan (contoh : nyeri pada saluran pencernaan)
Etiologi
Faktor genetika
10-20 % sanak saudara wanita derajat pertama dari pasien
29% pada kembar monozigot
10% pada kembar dizigotik.
Faktor biologis
Pasien memiliki gangguan perhatian dan kognitif yang dapat menyebabkan
persepsi dan penilaian yang salah terhadap input somatosensorik
B.
C.
Spesifikasi
Jika disertai rasa nyeri yang dominan maka disebut sebagai SSD-with pain
(sebelumnya dikenal dengan pain disorder menurut DSM IV). (keluhan utama
adalah nyeri dan tidak dapat diatasi dengan analgesik)
Jika ditandai dengan gejala yang parah, terdapat impairment, dan dalam waktu
yang lama (lebih dari 6 bulan) maka disebut bersifat persistent.
Spesifikasi tipe keparahan:
Mild: Hanya 1 gejala dari kriteria B yang terpenuhi.
Moderate: 2 atau lebih gejala dari kriteria B yang terpenuhi.
Severe: 2 atau lebih gejala dari kriteria B yang terpenuhi, ditambah adanya
gangguan somatis multipel.
Gambaran Klinis
Mengeluhkan banyak gejala somatik dan memiliki riwayat medik yang panjang
dan kompleks
Kepercayaan bahwa sakit hampir sepanjang masa hidupnya
Distres psikologis dan masalah interpersonal menonjol; cemas dan depresi
adalah kondisi psikiatri yang paling sering ditemukan (coexist)
biasanya berhubungan dengan gangguan mental lainnya, termasuk gangguan
depresi mayor, gangguan kepribadian, gangguan akibat penggunaan zat,
gangguan cemas generalisata, dan fobia
Diagnosis Banding
Gangguan kondisi medis umum (Multiple sclerosis, Myastenia Gravis, SLE,
AIDS, Hypertiroidisme, Infeksi Sistemik Kronis, dll.)
Gangguan afektif (depresif) dan anxietas
Gangguan psikosis
Gangguan SSRD lain
Terapi
Tujuan terapi : menyadarkan pasien bahwa
kemungkinan besar keluhan tersebut disebabkan oleh
faktor psikologis
Penanganan terbaik dilakukan oleh satu orang dokter
Psikoterapi individu dan kelompok
Farmakoterapi diberikan harus dengan indikasi, yaitu
jika ada gangguan mental yang menyertai
Epidemiologi
Pria = wanita
Onset usia paling sering antara usia 20 dan 30 tahun. Dengan puncak
gejala pada umur 30-40 tahun
Etiologi
hipokondriasis sebagai bentuk varian gangguan mental lainnya.
Diperkirakan 80% pasien hipokondriasis mungkin memiliki
gangguan depresif atau gangguan cemas yang ditemukan
bersama-sama
psikodinamika hipokondriasis, yang menyatakan harapan
agresif dan permusuhan terhadap orang lain dialihkan kepada
keluhan fisik
B.
Gejala somatik tidak ada atau ada namun hanya dalam bentuk ringan.
C.
D.
E.
F.
Spesifikasi:
Care-seeking type: melakukan kunjungan medis, termasuk melakukan tes
kesehatan, menemui banyak dokter, meminta banyak pemeriksaan ,dll.
Care-avoidant type: menghindari pemeriksaan medis.
Gambaran Klinis
Merasa yakin dirinya memiliki penyakit serius yang belum
terdeteksi, dan tidak dapat diyakinkan sebaliknya
Keyakinan tersebut bertahan tanpa menghiraukan hasil
pemeriksaan laboratorium yang hasilnya negatif
Sering disertai depresi atau cemas
Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum
Gangguan depresif
Gangguan psikosis
Gangguan anxietas dan gangguan panik
Gangguan SSRD lain
Terapi
Psikoterapi (terapi perilaku, terapi kognitif, dan hipnotis)
Farmakoterapi dilakukan jika ditemukan gangguan lain yang
mendasari dan responsif terhadap obat (seperti gangguan anxietas
atau depresi).
GANGGUAN KONVERSI
Suatu gangguan dengan gejala defisit fungsi motorik
maupun sensorik, yang mungkin disebabkan karena
penyebab lain, tetapi dianggap disebabkan oleh faktor
psikologis karena didahului oleh konflik psikis atau
faktor stres lainnya. Gejala atau defisit pada gangguan
konversi bukan akibat kesengajaan, bukan akibat
penggunaan zat tertentu, tidak terbatas nyeri dan
gangguan fungsi seksual.
Epidemiologi
insidensi tahunan gangguan konversi adalah 22 per 100.000 orang
wanita : pria (usia dewasa) = 2-5 : 1
lebih tinggi pada populasi pedesaan, pendidikan rendah, dengan tingkat
intelegensi rendah, dengan status sosioekonomi rendah, dan anggota militer
yang pernah menghadapi pertempuran
Etiologi
Faktor psikoanalitik
disebabkan oleh represi konflik intrapsikis bawah
sadar dan konversi kecemasan ke dalam suatu
gejala fisik
Faktor biologis
hipometabolisme pada hemisfer dominan dan
hipermetabolisme pada hemisfer nondominan dan
telah melibatkan gangguan komunikasi hemisfer
Teori pembelajaraan
Perilaku yang dipelajari secara klasik pada masa lalu
B. Faktor
psikologis
diduga
berhubungan
dengan
timbulnya gejala atau defisit tersebut karena inisiasi
atau eksaserbasi gejala atau defisit didahului oleh
konflik atau stresor lainnya.
C. Gejala atau defisit bukan akibat kesengajaan atau
dibuat-buat.
Gambaran Klinis
Paralisis, kebutaan, dan mutisme paling sering ditemukan
Biasanya berhubungan dengan gangguan kepribadian pasifagresif, ketergantungan, antisosial, dan histrionik
Gejala sensorik biasanya berupa anestesia dan parestesia,
terutama pada ekstremitas
Gambaran Klinis
Gejala motorik meliputi gerakan abnormal, gangguan postur tubuh,
kelemahan, dan paralisis atau paresis
Kejang semu (sulit dibedakan dengan kejang sesungguhnya hanya melalui
observasi klinis)
Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum (Myastenia Gravis, Poliomyositis, Multiple
Sclerosis, Myopati, optic neuritis, sindroma Guillain Baree, penyakit
Creutzfeldt-Jakob dan AIDS)
Gangguan mental (Skizofrenia, depresi, anxietas)
Gangguan Somatisasi Lain (gangguan somatisasi, hipokondriasis)
Terapi
Psikoterapi mengurangi faktor stres.
Terapi Hipnotis, obat-obatan anxyolitik, serta pelatihan
relaksasi tingkah laku
Amobarbital atau Lorazepam
Terapi psikodinamik : untuk menganalisa dan menggali konflik
psikis serta simbolisasi dari gejala gangguan konversinya
TERIMAKASIH