Anda di halaman 1dari 44

GANGGUAN

SOMATOFORM
NURMANSYAH HATA D P 130112150627
IRHAM KASYFUL

130112150646

Pendahuluan
Soma (Yunani) tubuh
Gangguan somatoform :
Adanya keluhan gejala fisik (symptom) berulang yang disertai
gangguan kehidupan sehari-hari. Yang dibuktikan dengan
adanya permintaan pemeriksaan medis meskipun terbukti
negatif dan sudah dijelaskan oleh dokter bahwa tidak ditemukan
kelainan fisik yang menjadi dasar keluhan.

PERBEDAAN DSM IV & V


Istilah Somatoform telah diganti menjadi Somatic Symptom and Related Disorder
(SSRD).
Sebagian besar gangguan di Somatoform DSM IV tetap berada di SSRD DSM V, dengan
tambahan Factitious Disorder dan Psychological Factors Affecting Other Medical Conditions.
Namun, untuk Body Dysmorphic Disorder telah dipindahkan ke OCD.
DSM IV mengandung banyak kriteria yang overlap dan membingungkan bagi dokter non
psiikiatri.
Beberapa kriteria pada DSM IV bersifat terlalu restriktif sehingga banyak diagnosis akhir
berada pada unspecified, dan hampir semua pasien primary care dapat dimasukkan ke
dalam kategori unspecified. DSM V mengurangi beberapa kriteria yang terlalu selektif,
sehingga lebih user-friendly.
DSM IV menitikberatkan kriteria sebagai penyakit yang tidak dapat dijelaskan secara
medis. Sedangkan DSM V menitikberatkan pada distressing somatic symptoms and
abnormal thoughts, feelings, and behaviors.

Klasifikasi
Menurut DSM IV

Menurut DSM V

Gangguan somatisasi

Somatic Symptom Disorder

Hipokondriasis

Illness Anxiety Disorder

Gangguan konversi

Conversion Disorder

Gangguan dismorfik tubuh

Psychological Factors Affecting

Gangguan nyeri

Other Medical Conditions


Factitious Disorder

Klasifikasi
Kategori diagnostik residual (DSM IV dan V), yaitu :
Gangguan somatoform tidak terdiferensiasi (other specified)
Gangguan somatoform yang tidak dapat ditentukan (unspecified)

EPIDEMIOLOGI

GANGGUAN SOMATISASI (SOMATIZATION)


Somatic Symptom Disorder
Banyaknya keluhan yang ada dan melibatkan sistem organ multipel
Bersifat kronis dan disertai distres psikologis bermakna, gangguan fungsi
sosial dan pekerjaan, dan perilaku mencari bantuan medis yang
berlebihan.

Epidemiologi
0,2 - 2 % pada wanita dan 0,2 % pada pria
Biasanya gangguan somatisasi ini muncul sebelum usia 30 tahun
Sekitar 2/3 dari seluruh pasien dengan gangguan somatisasi mempunyai
gejala psikiatri

Etiologi
Faktor psikososial
Penyebab gangguan somatisasi melibatkan interpretasi gejala
sebagai suatu tipe komunikasi sosial, yang hasilnya berupa
sikap menghindari kewajiban (contoh : mengerjakan pekerjaan
yang tidak disukai), mengekspresikan emosi (contoh : marah
pada pasangan), atau untuk melambangkan suatu perasaan
atau keyakinan (contoh : nyeri pada saluran pencernaan)

Etiologi
Faktor genetika
10-20 % sanak saudara wanita derajat pertama dari pasien
29% pada kembar monozigot
10% pada kembar dizigotik.
Faktor biologis
Pasien memiliki gangguan perhatian dan kognitif yang dapat menyebabkan
persepsi dan penilaian yang salah terhadap input somatosensorik

Kriteria diagnostik (DSM V)


A.

Satu atau lebih gejala somatis yang menyebabkan kekhawatiran dan


gangguan kehidupan sehari-hari.

B.

Pemikiran, perasaan, atau perilaku berlebihan terkait gejala atau


gangguan kesehatan yang dicirikan dengan salah satu kriteria seperti:
1. Pikiran yang tidak seimbang dan terus menerus terkait keparahan
salah satu gejala
2. Kecemasan yang berlebih dan terus menerus terkait gejala atau
kesehatan.
3. Pemakaian waktu dan energi berlebih yang dicurahkan terkait gejala
atau gangguan kesehatan.

C.

Meskipun tidak semua gejala muncul secara kontinu, kondisi berada di


dalam gejala akan selalu ada (biasanya terjadi lebih dari 6 bulan).

Spesifikasi
Jika disertai rasa nyeri yang dominan maka disebut sebagai SSD-with pain
(sebelumnya dikenal dengan pain disorder menurut DSM IV). (keluhan utama
adalah nyeri dan tidak dapat diatasi dengan analgesik)
Jika ditandai dengan gejala yang parah, terdapat impairment, dan dalam waktu
yang lama (lebih dari 6 bulan) maka disebut bersifat persistent.
Spesifikasi tipe keparahan:
Mild: Hanya 1 gejala dari kriteria B yang terpenuhi.
Moderate: 2 atau lebih gejala dari kriteria B yang terpenuhi.
Severe: 2 atau lebih gejala dari kriteria B yang terpenuhi, ditambah adanya
gangguan somatis multipel.

Perbandingan Kriteria diagnostik (DSM IV &


v)
DSM IV :
A. Sebelum usia 30 tahun dan terdapat hendaya berat dalam kehidupan
sosial, pekerjaan, atau bidang penting lainnya.
B. Kriteria dengan empat rasa nyeri, dua gejala gastrointestinal, satu
gejala seksual, satu gejala pseudoneurologikus
C. Gejala pada poin B tidak dapat dijelaskan / bila terdapat kondisi medik
umum yang berhubungan, maka keluhan fisik berlebihan dari yang
diharapkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, atau hasil
laboratorium.
D. Gejala-gejala yang ada bukan akibat kesengajaan atau dibuat-buat.

Gambaran Klinis
Mengeluhkan banyak gejala somatik dan memiliki riwayat medik yang panjang
dan kompleks
Kepercayaan bahwa sakit hampir sepanjang masa hidupnya
Distres psikologis dan masalah interpersonal menonjol; cemas dan depresi
adalah kondisi psikiatri yang paling sering ditemukan (coexist)
biasanya berhubungan dengan gangguan mental lainnya, termasuk gangguan
depresi mayor, gangguan kepribadian, gangguan akibat penggunaan zat,
gangguan cemas generalisata, dan fobia

Diagnosis Banding
Gangguan kondisi medis umum (Multiple sclerosis, Myastenia Gravis, SLE,
AIDS, Hypertiroidisme, Infeksi Sistemik Kronis, dll.)
Gangguan afektif (depresif) dan anxietas
Gangguan psikosis
Gangguan SSRD lain

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Onset biasanya terjadi di usia sebelum 30 tahun dengan durasi
selama beberapa tahun
Timbulnya gejala somatik biasanya berhubungan dengan
peningkatan kejadian stres
Prognosis yang buruk jika gangguan disertai stress yang berlebihan

Terapi
Tujuan terapi : menyadarkan pasien bahwa
kemungkinan besar keluhan tersebut disebabkan oleh
faktor psikologis
Penanganan terbaik dilakukan oleh satu orang dokter
Psikoterapi individu dan kelompok
Farmakoterapi diberikan harus dengan indikasi, yaitu
jika ada gangguan mental yang menyertai

HIPOKONDRIASIS Illness anxiety


disorder
Hipokondriasis timbul sebagai akibat dari interpretasi yang tidak
realistis atau salah dari gejala fisik, walaupun tidak terdapat kelainan
medis yang menyebabkannya. Pada pasien, terdapat preokupasi
dengan ketakutan akan mengalami atau memiliki penyakit serius
IAD : gejala somatik ringan atau bahkan tidak ada, dan disertai
dengan keluhan umum berupa ketakutan atau kecemasan akan
penyakit serius.

Epidemiologi
Pria = wanita
Onset usia paling sering antara usia 20 dan 30 tahun. Dengan puncak
gejala pada umur 30-40 tahun

Etiologi
hipokondriasis sebagai bentuk varian gangguan mental lainnya.
Diperkirakan 80% pasien hipokondriasis mungkin memiliki
gangguan depresif atau gangguan cemas yang ditemukan
bersama-sama
psikodinamika hipokondriasis, yang menyatakan harapan
agresif dan permusuhan terhadap orang lain dialihkan kepada
keluhan fisik

Kriteria Diagnosis (DSM-V)


A.

Preokupasi akan rasa takut memiliki atau menderita penyakit serius

B.

Gejala somatik tidak ada atau ada namun hanya dalam bentuk ringan.

C.

Kecemasan berlebih terkait kesehatan, dan membentuk pribadi yang sangat


perhatian terhadap status kesehatan.

D.

Perilaku terkait kesehatan yang berlebihan (seperti melakukan pemeriksaan


kesehatan berulang-ulang) atau menunjukkan penolakan berlebihan terkait
kesehatan (seperti sengaja menghindari kunjungan ke rumah sakit).

E.

Preokupasi terhadap penyakit telah berlangsung lebih dari 6 bulan,


meskipun ketakutan terhadap satu penyakit dapat digantikan oleh penyakit
lain.

F.

Preokupasi terkait kesehatan tidak dapat dijelaskan menurut kriteria


diagnosis penyakit mental lainnya seperti Somatic Symptom Disorder, Panic
Disorder, Generalized Anxiety Disorder, Body Dysmorphic Disorder,
Obsessive-compulsive Disorder, atau Delusional Disorder, Somatic Type.

Spesifikasi:
Care-seeking type: melakukan kunjungan medis, termasuk melakukan tes
kesehatan, menemui banyak dokter, meminta banyak pemeriksaan ,dll.
Care-avoidant type: menghindari pemeriksaan medis.

Gambaran Klinis
Merasa yakin dirinya memiliki penyakit serius yang belum
terdeteksi, dan tidak dapat diyakinkan sebaliknya
Keyakinan tersebut bertahan tanpa menghiraukan hasil
pemeriksaan laboratorium yang hasilnya negatif
Sering disertai depresi atau cemas

Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum
Gangguan depresif
Gangguan psikosis
Gangguan anxietas dan gangguan panik
Gangguan SSRD lain

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Bersifat episodik dengan durasi bulanan hingga tahunan dan disertai
interval yang lama
Sepertiga hingga setengah dari pasien akan membaik dengan sendirinya

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Prognosis baik :
Status sosial ekonomi pasien baik.
Sensitif terhadap terapi anxietas atau depresi.
Onset yang tiba-tiba.
Tidak adanya gangguan kepribadian.
Tidak ditemukan adanya gangguan medis lain yang
nonpsikiatrik.

Terapi
Psikoterapi (terapi perilaku, terapi kognitif, dan hipnotis)
Farmakoterapi dilakukan jika ditemukan gangguan lain yang
mendasari dan responsif terhadap obat (seperti gangguan anxietas
atau depresi).

GANGGUAN KONVERSI
Suatu gangguan dengan gejala defisit fungsi motorik
maupun sensorik, yang mungkin disebabkan karena
penyebab lain, tetapi dianggap disebabkan oleh faktor
psikologis karena didahului oleh konflik psikis atau
faktor stres lainnya. Gejala atau defisit pada gangguan
konversi bukan akibat kesengajaan, bukan akibat
penggunaan zat tertentu, tidak terbatas nyeri dan
gangguan fungsi seksual.

Epidemiologi
insidensi tahunan gangguan konversi adalah 22 per 100.000 orang
wanita : pria (usia dewasa) = 2-5 : 1
lebih tinggi pada populasi pedesaan, pendidikan rendah, dengan tingkat
intelegensi rendah, dengan status sosioekonomi rendah, dan anggota militer
yang pernah menghadapi pertempuran

Etiologi
Faktor psikoanalitik
disebabkan oleh represi konflik intrapsikis bawah
sadar dan konversi kecemasan ke dalam suatu
gejala fisik
Faktor biologis
hipometabolisme pada hemisfer dominan dan
hipermetabolisme pada hemisfer nondominan dan
telah melibatkan gangguan komunikasi hemisfer
Teori pembelajaraan
Perilaku yang dipelajari secara klasik pada masa lalu

Kriteria Diagnosis (DSM-IV)


A.

Satu atau lebih gejala atau defisit mempengaruhi


fungsi sensorik atau motorik volunter yang mendukung
kondisi neurologis atau kondisi medis umum lainnya.

B. Faktor
psikologis
diduga
berhubungan
dengan
timbulnya gejala atau defisit tersebut karena inisiasi
atau eksaserbasi gejala atau defisit didahului oleh
konflik atau stresor lainnya.
C. Gejala atau defisit bukan akibat kesengajaan atau
dibuat-buat.

Kriteria Diagnosis (DSM-IV)


D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah pemeriksaan yang
tepat, dijelaskan sepenuhnya berdasarkan kondisi medik
umum, atau sebagai akibat langsung penggunaan zat, atau
tingkah laku atau pengalaman sanksi kultural.
E.

Gejala atau defisit mengakibatkan distres klinis atau


hendaya berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya
atau memerlukan evaluasi medik.

Kriteria Diagnosis (DSM-IV)


F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada rasa nyeri atau disfungsi seksual,
tidak muncul semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi,
dan tidak lebih baik dijelaskan pada gangguan mental lainnya.
Spesifikasi tipe :
. Dengan gejala atau defisit motorik
. Dengan gejala atau defisit sensorik
. Dengan kejang
. Dengan gambaran campuran

Kriteria Diagnosis (DSM-5)


A.

Satu atau lebih gejala atau defisit fungsi sensorik atau


motorik volunter.

B. Temuan klinis menunjukan ketidaksesuaian antara gejala


dan kondisi neurologik dan medis yang diketahui
C. Gejala atau defisit tidak dapat dijelaskan sepenuhnya
berdasarkan gangguan medis maupun mental yang lain
D. Gejala atau defisit mengakibatkan distres klinis atau
hendaya berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang
lainnya atau memerlukan evaluasi medik.

Kriteria Diagnosis (DSM-5)


Spesifikasi tipe :
(F44.4) Dengan kelemahan dan paralisis
(F44.4) Dengan gerakan abnormal (tremor, gerakan distonia,
myoklonik, gangguan cara berjalan)
(F44.4) Dengan gejala gangguan menelan
(F44.4) Dengan gejala gangguan bicara (disfonia, bicara tidak
jelas)
(F44.5) Dengan kejang
(F44.6) Dengan anestesi dan kehilangan fungsi sensoris
(F44.6) Dengan gejala gangguan sensorik spesifik (penglihatan,
penciuman, pendengaran)
(F44.7) Dengan campuran gejala

Gambaran Klinis
Paralisis, kebutaan, dan mutisme paling sering ditemukan
Biasanya berhubungan dengan gangguan kepribadian pasifagresif, ketergantungan, antisosial, dan histrionik
Gejala sensorik biasanya berupa anestesia dan parestesia,
terutama pada ekstremitas

Gambaran Klinis
Gejala motorik meliputi gerakan abnormal, gangguan postur tubuh,
kelemahan, dan paralisis atau paresis
Kejang semu (sulit dibedakan dengan kejang sesungguhnya hanya melalui
observasi klinis)

Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum (Myastenia Gravis, Poliomyositis, Multiple
Sclerosis, Myopati, optic neuritis, sindroma Guillain Baree, penyakit
Creutzfeldt-Jakob dan AIDS)
Gangguan mental (Skizofrenia, depresi, anxietas)
Gangguan Somatisasi Lain (gangguan somatisasi, hipokondriasis)

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Gejala awal dari kebanyakan pasien dengan gangguan
Konversi akan sembuh dalam beberapa hari atau kurang
dari sebulan.
Prognosis baik : awitan bersifat akut, faktor stressor
mudah dikenali, kemampuan penyesuaian diri baik
sebelum pasien jatuh sakit, tidak ada gangguan psikiatri
atau medis lain yang menyertai, tidak sedang mengikuti
suatu proses peradilan.
Prognosis bersifat buruk : jika gejala gangguan konversi
ini telah timbul sejak lama.

Terapi
Psikoterapi mengurangi faktor stres.
Terapi Hipnotis, obat-obatan anxyolitik, serta pelatihan
relaksasi tingkah laku
Amobarbital atau Lorazepam
Terapi psikodinamik : untuk menganalisa dan menggali konflik
psikis serta simbolisasi dari gejala gangguan konversinya

Gangguan Somatoform Tidak


Terdiferensiasi
1. Gejala somatisasi yang singkat : durasi dari
gejala kurang dari 6 bulan
2. Gangguan kecemasan yang singkat : durasi
dari gejala kurang dari 6 bulan
3. Gangguan kecemasan tanpa perilaku terhadap
kesehatan yang berlebihan : tidak ditemukan
kriteria D pada gangguan kecemasan.
4. Pseudocyesis : keyakinan yang salah tentang
kehamilan yang berkaitan dengan tanda dan
gejala kehamilan yang dialami

Gangguan Somatoform Yang Tidak Dapat


Ditentukan
Merupakan kategori residual dengan gejala atau defisit yang mengakibatkan
distres klinis atau hendaya berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang
lainnya yang tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk gangguan somatisasi
lain
Tidak digunakan kecuali pada keadaan yang tidak biasa dimana terdapat
informasi yang tidak cukup untuk membuat diagnosis yang spesifik

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai