DEFINISI :
Suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna dan yang disertai dengan
penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus, dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi
(disfungsi/hendaya) seseorang
Pemeriksaan diarahkan pada manifestasi fungsi mental, emosional, dan perilaku, untuk menyusun
laporan tentang keadaan psikologik dan psikopatologik pasien ( STATUS PSIKIATRIKUS)
Memiliki pengertian yang jelas mengenai data-data mana yg diperlukan untuk memahami
kasus yg dihadapi.
Sanggup melaksanakan pemeriksaan secara berkesinambungan dan berarah tujuan.
Menghadapi pasien dengan ikhlas dan minat untuk menolong.
Kesediaan untuk mencurakhan waktu dan tenaga yg diperlukan utk membina hubungan yg
baik demi penanggulangan persoalan yg dihadapi pasien
TANDA DAN GEJALA KLINIS PSIKIATRIK
Komponen fungsi Kejiwaan ; Kesadaran, Ingatan, Orientasi, Afek dan Emosi, Psikomotor, Proses
pikir, Persepsi, Intelegensi, Kepribadian, Penampilan, Pola hidup
Kesadaran atau sensorium adalah suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi
rangsang dari luar maupun dari dalam diri. Gangguan kesadaran seringkali merupakan pertanda
kerusakan organik pada otak
TINGKAT KESADARAN :
Kompos mentis – Apatis – Samnolensi – Sopor – Koma – Kesadaran Berkabut – Delirium, Kesadaran
seperti Mimpi – Twilight State
KOGNISI
Merupakan kemampuan untuk mengenal atau mengetahui benda, keadaan, situasi yang dikaitkan
dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensi seseorang.
Memori/daya ingat
Konsentrasi/perhatian
Orientasi visuospasial
Fungsi eksekutif
Abstraksi dan taraf intelegensi
DISTRAKTIBILITAS
INATENSIi SELEKTIF
HYPER-VIGILANCE
Dibedakan atas :
Orientasi personal/orang
Orientasi ruang/ spasial
Orientasi waktu
Konfabulasi
Deja Vu
Jamais Vu
Hiperamnesia
Screen Memory
Letologika
Memory segera (immidiate memory) : adalah kemampuan mengingat peristiwa yang baru
saja terjadi, yakni rntang waktu beberapa detik-menit
Memory baru (recent memory) : adalah ingatan terhadap pengalaman/informasi yang baru
saja
Memory jangka menengah ( recent past memory) : adalah ingatan terhadap peristiwa yang
terjadi selama beberapa bulan yang lalu
Memory jangka panjang : adalah ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama terjadi
(beberapa tahun yang lalu)
MOOD : suasan perasaan yang menetap bersifat pervasif dan bertahan lama, yang mewarnai
persepsi seseorang terhadap kehidupannya.
A. Mood eutimia
B. Mood hipotimia/depresif
C. Mood disforia
D. Mood hipertim
E. Mood eforia
F. Mood ekstasia
G. ALEKSITIMIA
H. ANHEDONIA
I. MOOD KOSONG
J. MOOD LABIL
K. MOOD IRRITABLE
AFEK : Respon emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan,
sikap dan gerak gerik tubuhnya
A. Afek luas
B. Afek menyempit
C. Afek menumpul
D. Afek mendatar
E. Afek serasi
F. Afek tidak serasi
G. Afek labil
PERILAKU MOTORIK :Perilaku adalah ragam perbuatan manusia yang dilandasi motif dan tujuan
tertentu serta melibatkan seluruh aktivitas mental individu.
PROSES PIKIR
Proses pikir primer :Terminologi yang umum untuk pikiran yang dereistic, tidak logis, magic; secara
normal ditemukan pada mimpi, tidak normal seperti pada psikosis
Asosiasi longgar
Inkoherensia
Flight of ideas/lompat gagasan
Sirkumstansial
Tangensial
ISI PIKIR :Gangguan isi pikir: gangguan pada buah pikiran atau keyakinan seseorang, bukan cara
penyampaiannya.
Macam2 Waham
Waham bizarre
Waham sistematik
Waham nihilistik
Waham somatiK
Waham Paranoid
PERSEPSI : Merupakan sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi
informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara sadar
Gangguan persepsi:
depersonalisasi
derealisasi
ilusi
halusinasi :
o Halusinasi hipnagogik
o Halusinasi auditorik
o Halusinasi visual
o Halusinasi penciuman
o Halusinasi pengecapan
o Halusinasi taktil
o Halusinasi somatik
o Halusinasi liliput
REALITY TESTING OF ABILITY (RTA) :Kemampuan seseorang untuk menilai realitas. Kekacauan
perilaku, waham, dan halusinasi adalah salah satu contoh penggambaran gangguan berat dalam
kemampuan menilai relaitas (Reality Testing of Ability)
DAYA NILAI : Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dengan
situasi tersebut
TILIKAN : Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi
(termasuk didalamnya gejala itu sendiri)
JENIS2 TILIKAN :
Tdd 5 aksis :
o AKSIS I : KLINIS
o AKSIS II : KEPRIBADIAN & RETARDASI MENTAL
o AKSIS III : KONDISI MEDIS UMUM
o AKSIS IV : STRESOR PSIKOSOSIAL
o AKSIS V : TARAF FUNGSI SESEORANG secara Global dlm fungsi psikologik, sosial dan
okupasional
DIAGNOSIS MULTI AKSIAL & MANFAATNYA : Berguna untuk memahami pasien secara menyeluruh
baik dari segi ada tidaknya gangguan jiwa; kepribadian; kondisi medik/fisik; problem psikososial dan
lingkungan maupun fungsinya sebagai makluk psikososial secara menyeluruh
1. Mencakup informasi yang “komprehemsif” (Gg Jiwa, Kondisi Medik Umum, Masalah
Psikososial & Lingkungan,Taraf Fungsi secara Global), sehingga dpt membantu dalam;
Perencanaan Terapi, Meramalkan Prognosis,
2. Format yg “mudah” & “sistematis” sehingga dapat membantu dalam: Menata &
mengkomunikasikan informasi klinis, Menangkap kompleksitas situasi
klinis,Menggambarkan heterogenitas individual dg diagnosis klinis yg sama
3. Memacu Penggunaan “ model bio-psiko-sosiaal” dlm klinis, pendidikan & penelitian
Beberapa syarat yang diperlukan untuk memastikan suatu diagnosis gangguan jiwa:
I. Gg Mental Organik & Simtomatik (F00-F09). Gg Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif (F10-
F19). Ciri khas; etiologi Organik/fisik jelas, primer/sekunder
II. Skizofrenia, Gg. Skizotifal & Gg Waham Menetap (F20-F29). Ciri khas; gejala psikotik, etiologi
organik tidak jelas
III. Gg Suasana Perasaan (Mood/Afektif) (F30-F39). Ciri khas; gejala Gg afek (psikotik & non
psikotik)
IV. Gg Neurotik, Gg Somatoform & gg Stres (F40-F48). Ciri khas; gejala non psikotik, etiologi non
organik
V. Sindrom Perilaku yg Berhub dg Gg Fisiologis & Faktor Fisik (F50-F59). Ciri khas; gejala
disfungsi fisiologis,, etiologi non organik
VI. Gg Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa (F60-F69). Ciri khas; gejala perilaku, etiologi non
organik
VII. Retardasi Mental (F70-F79. Ciri khas; gejala perkembangan IQ, onset masa kanak
VIII. Gg Perkembangan Psikologis (F80-F89) Cir khas; gejala perkembangan khusus, onset masa
kanak
IX. Gg Perilaku & Emosional dgn Onset Masa Kanak & Remaja (F90-F98). Ciri khas; gejala
perilaku/emosional, onset masa kanak
X. Kondisi Lain yg menjadi Fokus Perhatian Klinis (Kode Z). Ciri khas; tidak tergolong Gg Jiwa
1. Gangguan Psikosa :Proses berpikir terlepas dari realita,tidak dapat berpikir sesuai dengan
alam kenyataan yang ada. Tdd Psikosis organik & Psikosis fungsional
2. Gangguan Non Psikosa
SKIZOFRENIA
o Gangguan jiwa yg paling serius yg harus ditanggulangi secara cermat dan seksama.
Akibatnya cukup berat dimana penderita mengalami kemunduran dalam fungsi sebagai
manusia pada umumnya
o Kemunduran yang nampak ada 4:
1. Fungsi perawatan diri
2. Hubungan sosial
3. Penggunaan waktu senggang
4. Fungsi Peran
KLASIFIKASI SKIZOFRENIA :
Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia, pasien harus memenuhi kriteria DSM-IV atau ICD
X(PPDGJII)
Berdasarkan DSM-IV:
1. Sembuh sempurna
2. Sembuh Sosial
3. Tidak ada kesembuhan
PROGNOSIS
Untuk mencapai sampai derajat yang mana nantinya penderita dengan skizofrenia dapat sembuh,
tergantung banyak faktor yang mempengaruhi. Jadi prognosis (kemungkinan untuk sembuh) pada
penderita tergantung pada hal-hal baik yang ada pada diri penderita maupun yang ada di luar diri
penderita.
1. Adanya keturunan : Yang ada keturunan lebih buruk dibandingkan yang tidak ada keturunan
2. Adanya gangguan kepribadian sebelum sakit : Bila ada gangguan kepribadian, prognosisnya
lebih buruk
3. Timbulnya penyakit sesudah umur 30 tahun.
4. Bentuk tubuh tinggi dan kurus.
5. Gangguannya berjalan perlahan-lahan dan lama.
6. Pada waktu terganggu kesadarannya baik.
7. Timbulnya tanpa didahului adanya stresor.
8. Kambuh berulang-ulang.
9. Terlambat mencari pertolongan.
10. Kebal terhadap obat.
11. Inteligensi penderita rendah
12. Keluarga menolak adanya penderita di dalam lingkungannya
o Mengalami suasana perasaaan yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, mudah
lelah dan berkurangnya aktivitas.
o Terdapat tiga variasi episode : ringan, sedang, dan berat.
o Penegakan diagnosis dibutuhkan waktu paling sedikit 2 minggu.
o Kelompok diagnosis ini hanya untuk episode afektif yang pertama saja.
• Perasaan depresif
• Kehilangan minat dan kesenangan
• Mudah menjadi lelah
(3) Paling sedikit telah berlangsung dua minggu atau gejala amat berat dan onset sangat cepat.
Sama seperti ad. 3 disertai dengan waham, halusinasi, atau stupor depresif.
1. Siklotimia
(1) Ciri esensial : ketidakstabilan suasana perasaan menetap, meliputi banyak periode depresi ringan
dan elasi ringan, tidak ada yang cukup parah/lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar
atau depresi berulang.
(2) Setiap gangguan suasana perasaan tersebut tidak memenuhi kriteria untuk kategori manapun
dari episode manik atau episode depresif.
2. Distimik
(1) Ciri esensial : depresi yang berlangsung sangat lama atau jarang sekali atau cukup parah untuk
memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang.
(2) Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa
tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu yang tak terbatas. (Jika onsetnya pada usia lanjut,
gangguan ini sering kali merupakan kelanjutan suatu depresi tersendiri dan berhubungan dengan
masa berkabung atau stres lainnya).
PENATALAKSANAAN :
• Suicide/ homicide
• Perawatan diri << MRS
• Kepentingan D x
FARMAKOTERAPI :
PSIKOTERAPI
o Kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan
tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa sehari-hari, yang
berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan menyebabkan penderitaan yang jelas dan
gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan
o Gangguan Cemas gangguan yang sering dijumpai pada klinik psikiatri, prevalensinya
sebesar 3-8%
o Perempuan dan Laki-laki 2:1
o Sering mengalami komorbitas dengan gangguan panik, gangguan obsesif konvulsif,
gangguan stres pasca trauma, gangguan depresi berat
o DIAGNOSIS :
• Kecemasan /kekhawatir >> yang timbul hampir sepanjang hari, terjadi sekurang-
kurangnya selama 6 bulan
• Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
• Fokus kecemasan tidak terbatas pada satu gangguan axis I
• Kecemasan /kekhawatiran penderitaan yang bermakna secara klinis, atau gangguan
pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya
• Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi
medis umum, dan tidak semata-mata selama gangguan mood, gangguan psikotik,
atau gangguan perkembangan pervasif
• Disertai 3 atau lebih dari gejala berikut:
1. Kegelisahan
2. Merasa mudah lelah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur
o GANBARAN KLINIS :
• Anxietas/cemas
• Ketegangan motorik
• Hiperaktivitas autonom
• Kewaspadaan secara kognitif
o PROGNOSIS :
• Keadaan Kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup
• 25 % penderita berlanjut mengalami gangguan panik dan gangguan depresi mayor
o PENATALAKSANAAN :
• Farmakoterapi : Benzodiazepin, Buspiron, SSRI (Selective Serotonim re-uptake
Inhibitor)
• Psikoterapi :
Terapi Kognitif-perilaku
Terapi Suportif
Psikoterapi Berorientasi Tilikan
GANGGUAN KEPRIBADIAN
KEPRIBADIAN : Totalitas dari ciri perilaku & emosi, Karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan
sehari-hari dalam kondisi biasa, Bersifat stabil dan dapat diramalkan
GANGGUAN KEPRIBADIAN : Ciri kepribadian yang bersifat tak fleksibel dan maladaptif yang
berakibat disfungsi yang bermakna atau penderitaan subjektif, Seseorang menunjukkan pola relasi
dan persepsi terhadap lingkungan dan diri sendiri yang bersifat berakar mendalam, tidak fleksibel,
dan maladaptif
KARAKTER : Ciri kepribadian yang dibentuk oleh proses perkembangan dan pengalaman hidup
TEMPRAMEN : Dipengaruhi faktor genetik atau konstitusional yang terbawa sejak lahir, bersifat
sederhana, dan tanpa motivasi, Stabil setelah anak berusia beberapa tahun
Sikap & perilaku yang amat tak serasi dalam beberapa fungsi
Pola ini barlangsung lama, jangka panjang, dan tak terbatas pada episode gangguan jiwa
Bersifat pervasif dan maladaptif terhadap keadaan pribadi & hubungan sosial yang luas
Menyebabkan penderitaan pribadi yang berarti
Berhubungan dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Gg kepribadian Paranoid
Gg kepribadian Skizotipal
Gg kepribadian Skizoid
Gg kepribadian Antisosial
Gg kepribadian obsesive Compulsive
Gg kepribadian Histrionik
Gg kepribaribadian cemas
Gg kepribadian dependen
Gg kepribadian narsisistik
PENATALAKSANAAN :
o PPDGJ III: Suatu keadaan perkembangan mental yg terhenti atau tdk lengkap, terutama
ditandai oleh adanya hendaya ketrampilan slm masa perkembangan, shg berpengaruh pd
semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, & sosial.
o American Association on Mental Retardation (AAMR): Suatu disabilitas yg ditandai dg suatu
limitasi/keterbatasan yg bermakna baik dlm fungsi intelektual maupun oerilaku adaptif yg
diekspresikan dlm ketrampilan konseptual, sosial dan praktis. Keadaan ini terjadi sebelum
usia 18 th.
o DSM IV-TR: sama dg definisi AAMR tetapi ditambahkan batas IQ 70 & RM dibagi menjadi 4
kategori (ringan, sedang, berat, & sangat berat).
KRITERIA DIAGNOSIS RM MENURUT DIAGNOSTIC AND STATICAL MANUAL IV-TR (DSM IV-TR) :
• Fungsi intelektual dibawah rata-rata (IQ 70 atau kurang) yg telah diperiksa scr individual.
• Kekurangan atau gangguan dlm perilaku adaptif (=kekurangan individu utk memenuhi
tuntutan standard perilaku sesuai dg usianya dr lingkungan budayanya) dlm sedikitnya 2 hal
yaitu: komunikasi, self-care, kehidupan rumah tangga, ketrampilan sosial/interpersonal,
menggunakan sarana komunitas, mengarahkan diri sendiri, ketrampilan akademis
fungsional, pekerjaan, waktu senggang, kesehatan dan keamanan.
• Awitan terjadi sebelum usia 18 thn.
Agak terlambat dlm belajar bahasa tp sebagian besar dpt mencapai kemampuan berbicara
utk keperluan sehari-hari
Kebanyakan dpt mandiri penuh dlm merawat diri (makan, mandi, berpakaian, BAB, BAK)
Kesulitan dlm pekerjaan sekolah yg bersifat akademik (membaca, menulis)
Immaturitas dlm emosional dan sosial (menikah, pengasuhan anak, kesulitan menyesuaikan
diri dg harapan dan tradisi budaya)
Etiologi organik sudah lebih byk diidentifikasi di antara pasien, meskipun belum merupakan
mayoritaS
IQ 50 – 69/70
IQ <20
Gambaran klinis mirip RM Sedang
Terdapat suatu etologi oarganik dan kondisi yg menyertainya
Prestasi yg lebih rendah
Kebanyakan menderita hendaya motorik yg mencolok dan defisit yg menyertainya
Adanya kerusakan/penyimpangan perkembangan yg bermakna scr klinis dr SSP
Sgt terbatas dlm kemapuan utk memahami atau mematuhi permintaan atau instruksi
Sgt terbatas dlm gerak atau tdk dpt bergerak
Terdpt inkontinensia, hanya mampu berkomunikasi non-verbal yg belum sempurna
Mereka tidak/hanya mempunyai sedikit sekali kemampuan utk mengurus diri
Senantiasa memerlukan bantuan dan pengawasan
• Pendekatan yg berhubungan dg etiologi, mis menetapkan diet scr dini utk pasien yg
penyebabnya adl fenil-ketonuria atau substansi hormon tiroid utk defisiensi hormon ini)
• Terapi utk gang.fisik dan mental yg menyertai RM
• Pendidikan yg sesuai dan rehabilitasi
• Sebelum thn 1975: penderita RM dirawat dlm Institusi/Lembaga & Sekolah Luar Biasa (SLB).
• Pendekatan terbaru dg sistem“INKLUSI”, yaitu pendidikan yg sebagian menyatu dg sekolah
biasa & adanya program khusus utk mengawasi keterbatasan mereka.
TERDIRI DARI :
- TERAPI BIOLOGIK
- TERAPI PSIKOLOGIK
ECT/KEJANG LISTRIK
PSIKOTERAPI :
- INDIVIDU / KELOMPOK
- SUPORTIF
- REEDUKATIF
- REKONSTRUKTIF
TERAPI KEJANG LISTRIK (ECT) :
o Merupakan jenis terapi fisik dengan indikasi Skizofrenia Akut dan Depresi Berat.
o ECT dilakukan dengan cara memberikan aliran listrik pada otak melalui 2 elektrode yg
ditempatkan pada bgian temporal kepala.
o Aliran listrik tersebut akan menimbulkan kejang-kejang seperti kejang yang terjadi pada
epilepsi granmal.
o Persiapan Pasien:
Pemeriksaan fisik & kondisi pasien
Informed consent
Pasien puasa minimal 6 jam.
Persiapana pasien agar tidak takut dg mengalihkan perhatian.
Perhiasan, gigi palsu, jepit rambut harus dilepas
Bantuan perawat untuk mencegah luxasi.
o Persiapan alat:
Mesin ECT lengkap
Kasa basah untuk pelapis elektrode
Tabung dan masker oksigen
Penghisap lendir
Obat-obat; coramine, adrenaline
Karet pengganjal gigi agar lidah tidak tergigit
Tempat tidur datar dengan alas papan.
o Pelaksanaan
o Pasien tidur terlentang tanpa bantal dg pakain longgar
o Bantalan gigi dipasang
o Perawat memegang rahang bawah/ kepala, bahu, pinggul, lutut.
o Dokter memberikan aliran listrik melalui 2 elektrode yg ditempelkan di pelipis.
o Pengawasan Pasca ECT:
• Penting dilakukan pengawasan karena pasien biasanya masih belum sadar penuh.
• Tanda-tanda vital, kadang2 pada fase ini pasien menjadi gelisah dan bergerak tidak menentu
seperti delerium.
• Setelah sadar, passien biasanya mengalami amnesia. Perlu distimulasi dengan cara mengajak
berkomunikasi, membantu memulihkan orientasi dan ingatannya secara bertahap.