Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN KULIAH PSIKIATRI

DEFINISI :

 Sehat Jiwa adalah


 Merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhdap diri sendiri dan orang lain
 Gangguan Jiwa adalah :
 Seseorang tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, dirumah,
disekolah/kampus, ditempat kerja dan dilingkungan sosialnya. Akibatnya cukup berat dimana
penderita mengalami kemunduran dalam fungsi sebagai manusia pada umumnya

Kemunduran yang nampak ada 4 fungsi

1. Fungsi perawatan diri


2. Hubungan sosial
3. Penggunaan waktu senggang
4. Fungsi Peran

Kriteria Gangguan Jiwa :

Suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna dan yang disertai dengan
penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus, dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi
(disfungsi/hendaya) seseorang

WAWANCARA & PEMERIKSAAN PSIKIATRI

Tujuan : menentukan diagnosis, tk gangguan, pengobatan, dan perkiraan prognosis

Pemeriksaan diarahkan pada manifestasi fungsi mental, emosional, dan perilaku, untuk menyusun
laporan tentang keadaan psikologik dan psikopatologik pasien ( STATUS PSIKIATRIKUS)

Hal Yg Perlu Diperhatikan Pemeriksa :

 Memiliki pengertian yang jelas mengenai data-data mana yg diperlukan untuk memahami
kasus yg dihadapi.
 Sanggup melaksanakan pemeriksaan secara berkesinambungan dan berarah tujuan.
 Menghadapi pasien dengan ikhlas dan minat untuk menolong.
 Kesediaan untuk mencurakhan waktu dan tenaga yg diperlukan utk membina hubungan yg
baik demi penanggulangan persoalan yg dihadapi pasien
TANDA DAN GEJALA KLINIS PSIKIATRIK

Komponen fungsi Kejiwaan ; Kesadaran, Ingatan, Orientasi, Afek dan Emosi, Psikomotor, Proses
pikir, Persepsi, Intelegensi, Kepribadian, Penampilan, Pola hidup

Kesadaran atau sensorium adalah suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi
rangsang dari luar maupun dari dalam diri. Gangguan kesadaran seringkali merupakan pertanda
kerusakan organik pada otak

TINGKAT KESADARAN :

Kompos mentis – Apatis – Samnolensi – Sopor – Koma – Kesadaran Berkabut – Delirium, Kesadaran
seperti Mimpi – Twilight State

KOGNISI

Merupakan kemampuan untuk mengenal atau mengetahui benda, keadaan, situasi yang dikaitkan
dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensi seseorang.

Termasuk dalam fungsi kognisi adalah:

 Memori/daya ingat
 Konsentrasi/perhatian
 Orientasi visuospasial
 Fungsi eksekutif
 Abstraksi dan taraf intelegensi

Perhatian dan Jenis Gangguan Perhatian/Konsentrasi :

 DISTRAKTIBILITAS
 INATENSIi SELEKTIF
 HYPER-VIGILANCE

Orientasi :Kemampuan untuk mengenali obyek atau situasi sebagaimana adanya.

Dibedakan atas :

 Orientasi personal/orang
 Orientasi ruang/ spasial
 Orientasi waktu

Memori/Daya ingat : Proses pengelolaan informasi, meliputi perekaman, penyimpanan dan


pemanggilan kembali.

Jenis gangguan memori/daya ingat yaitu :

1. AMNESIA : Amnesia anterograd & Amnesia retrograd

2. PARAMNESIA /ingatan palsu

 Konfabulasi
 Deja Vu
 Jamais Vu
 Hiperamnesia
 Screen Memory
 Letologika

Berdasarkan rentang waktu kehilangan daya ingat dibedakan atas :

 Memory segera (immidiate memory) : adalah kemampuan mengingat peristiwa yang baru
saja terjadi, yakni rntang waktu beberapa detik-menit
 Memory baru (recent memory) : adalah ingatan terhadap pengalaman/informasi yang baru
saja
 Memory jangka menengah ( recent past memory) : adalah ingatan terhadap peristiwa yang
terjadi selama beberapa bulan yang lalu
 Memory jangka panjang : adalah ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama terjadi
(beberapa tahun yang lalu)

EMOSI & AFEK

MOOD : suasan perasaan yang menetap bersifat pervasif dan bertahan lama, yang mewarnai
persepsi seseorang terhadap kehidupannya.

A. Mood eutimia
B. Mood hipotimia/depresif
C. Mood disforia
D. Mood hipertim
E. Mood eforia
F. Mood ekstasia
G. ALEKSITIMIA
H. ANHEDONIA
I. MOOD KOSONG
J. MOOD LABIL
K. MOOD IRRITABLE

AFEK : Respon emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan,
sikap dan gerak gerik tubuhnya

A. Afek luas
B. Afek menyempit
C. Afek menumpul
D. Afek mendatar
E. Afek serasi
F. Afek tidak serasi
G. Afek labil

PERILAKU MOTORIK :Perilaku adalah ragam perbuatan manusia yang dilandasi motif dan tujuan
tertentu serta melibatkan seluruh aktivitas mental individu.

Gangguan perilakumotorik yang lazim dijumpai dalam peraktek psikiatrik yaitu:


A. Stupor katatoni
B. Furor katatonia
C. Katalepsia
D. Flexibilita cerea
E. Akinesia
F. Bradikinesia

PROSES PIKIR

Proses pikir primer :Terminologi yang umum untuk pikiran yang dereistic, tidak logis, magic; secara
normal ditemukan pada mimpi, tidak normal seperti pada psikosis

Gangguan bentuk pikir/arus pikir:

 Asosiasi longgar
 Inkoherensia
 Flight of ideas/lompat gagasan
 Sirkumstansial
 Tangensial

ISI PIKIR :Gangguan isi pikir: gangguan pada buah pikiran atau keyakinan seseorang, bukan cara
penyampaiannya.

 Kemiskinan isi pikir


 Waham/delusi
 Obsesi
 Kompulsi
 Fobia

Macam2 Waham

 Waham bizarre
 Waham sistematik
 Waham nihilistik
 Waham somatiK
 Waham Paranoid

PERSEPSI : Merupakan sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi
informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara sadar

Gangguan persepsi:

 depersonalisasi
 derealisasi
 ilusi
 halusinasi :
o Halusinasi hipnagogik
o Halusinasi auditorik
o Halusinasi visual
o Halusinasi penciuman
o Halusinasi pengecapan
o Halusinasi taktil
o Halusinasi somatik
o Halusinasi liliput

REALITY TESTING OF ABILITY (RTA) :Kemampuan seseorang untuk menilai realitas. Kekacauan
perilaku, waham, dan halusinasi adalah salah satu contoh penggambaran gangguan berat dalam
kemampuan menilai relaitas (Reality Testing of Ability)

DAYA NILAI : Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dengan
situasi tersebut

1. Daya Nilai Sosial


2. Uji Daya Nilai

TILIKAN : Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi
(termasuk didalamnya gejala itu sendiri)

JENIS2 TILIKAN :

o Tilikan derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya


o Tilikan derajat 2: ambivalensi terhadap penyakitnya
o Tilikan derajat 3: menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
o Tilikan derajat 4: menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya
o Tilikan derajat 5: menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
o Tilikan derajat 6 (sehat): menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi
untuk mencapai perbaikan

DIAGNOSIS PSIKIATRI = DIAGNOSIS MULTI AKSIAL (PPDGJ III)

Tdd 5 aksis :

o AKSIS I : KLINIS
o AKSIS II : KEPRIBADIAN & RETARDASI MENTAL
o AKSIS III : KONDISI MEDIS UMUM
o AKSIS IV : STRESOR PSIKOSOSIAL
o AKSIS V : TARAF FUNGSI SESEORANG secara Global dlm fungsi psikologik, sosial dan
okupasional

DIAGNOSIS MULTI AKSIAL & MANFAATNYA : Berguna untuk memahami pasien secara menyeluruh
baik dari segi ada tidaknya gangguan jiwa; kepribadian; kondisi medik/fisik; problem psikososial dan
lingkungan maupun fungsinya sebagai makluk psikososial secara menyeluruh

TUJUAN DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

1. Mencakup informasi yang “komprehemsif” (Gg Jiwa, Kondisi Medik Umum, Masalah
Psikososial & Lingkungan,Taraf Fungsi secara Global), sehingga dpt membantu dalam;
Perencanaan Terapi, Meramalkan Prognosis,
2. Format yg “mudah” & “sistematis” sehingga dapat membantu dalam: Menata &
mengkomunikasikan informasi klinis, Menangkap kompleksitas situasi
klinis,Menggambarkan heterogenitas individual dg diagnosis klinis yg sama
3. Memacu Penggunaan “ model bio-psiko-sosiaal” dlm klinis, pendidikan & penelitian

Beberapa syarat yang diperlukan untuk memastikan suatu diagnosis gangguan jiwa:

o Kumpulan gejala-gejala menjadi suatu kumpulan gejala (sindrom) yang bermakna


o Pikirkan secara urutan hierarkis mulai dari F0 sampai F5 dalam upaya membedakan
pelbagai diagnosis banding
o Telusuri jangka waktu/berapa gejala itu sudah ada serta perjalanan penyakit termasuk ada
tidaknya serta sifat dari awitan gejala

URUTAN HIRARKI BLOK DIAGNOSIS Gg JIWA BERDASARKAN PPDGJ III :

I. Gg Mental Organik & Simtomatik (F00-F09). Gg Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif (F10-
F19). Ciri khas; etiologi Organik/fisik jelas, primer/sekunder
II. Skizofrenia, Gg. Skizotifal & Gg Waham Menetap (F20-F29). Ciri khas; gejala psikotik, etiologi
organik tidak jelas
III. Gg Suasana Perasaan (Mood/Afektif) (F30-F39). Ciri khas; gejala Gg afek (psikotik & non
psikotik)
IV. Gg Neurotik, Gg Somatoform & gg Stres (F40-F48). Ciri khas; gejala non psikotik, etiologi non
organik
V. Sindrom Perilaku yg Berhub dg Gg Fisiologis & Faktor Fisik (F50-F59). Ciri khas; gejala
disfungsi fisiologis,, etiologi non organik
VI. Gg Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa (F60-F69). Ciri khas; gejala perilaku, etiologi non
organik
VII. Retardasi Mental (F70-F79. Ciri khas; gejala perkembangan IQ, onset masa kanak
VIII. Gg Perkembangan Psikologis (F80-F89) Cir khas; gejala perkembangan khusus, onset masa
kanak
IX. Gg Perilaku & Emosional dgn Onset Masa Kanak & Remaja (F90-F98). Ciri khas; gejala
perilaku/emosional, onset masa kanak
X. Kondisi Lain yg menjadi Fokus Perhatian Klinis (Kode Z). Ciri khas; tidak tergolong Gg Jiwa

PENGGOLONGAN GANGGUAN JIWA dalam PPDGJ III berdasarkan Blok :

o Blok 0: Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Psikoaktif


o Blok F1: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
o Blok F2: Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham (Gangguan psikotik
“Nonorganik”)
o Blok F3: Gangguan suasana Perasaan (Mood/Afektif)
o Blok F4: Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan yang Berkaitan dengan
Stres
o Blok F5: Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik
o Blok F6: Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
o Blok F7: Retardasi Mental
o Blok F8: Gangguan Perkembangan Psikologis
o Blok F9: Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Awitan Biasanya pada Masa kanak dan
Remaja
GANGGUAN JIWA

Secara umum gangguan jiwa dibagi 2 golongan:

1. Gangguan Psikosa :Proses berpikir terlepas dari realita,tidak dapat berpikir sesuai dengan
alam kenyataan yang ada. Tdd Psikosis organik & Psikosis fungsional
2. Gangguan Non Psikosa

SKIZOFRENIA

o Gangguan jiwa yg paling serius yg harus ditanggulangi secara cermat dan seksama.
Akibatnya cukup berat dimana penderita mengalami kemunduran dalam fungsi sebagai
manusia pada umumnya
o Kemunduran yang nampak ada 4:
1. Fungsi perawatan diri
2. Hubungan sosial
3. Penggunaan waktu senggang
4. Fungsi Peran

o Gangguan psikotik yang paling sering.


o Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda
o Awitan pada ♂ 15-25 tahun; ♀ 25-35 tahun
o Prognosis biasanya lebih buruk pada ♂ bila dibandingkan dengan ♀
o Awitan setelah umur 40 tahun jarang terjadi
o Manifestasi klinik:
Merupakan penyakit kronik
 Sebagian kecil dalam kondisi akut
 Banyak dalam kondisi fase residual (bertahun2) yaitu gambaran penyakit tampak
ringan, menarik diri/mengisolasi diri dan aneh (gejala terlihat jelas oleh orang lain)
 Kehilangan pekerjaan, prestasi jelek dan tidak mampu melakukan sesuatu,biasanya
tidak selesai
 Proses dan isi pikir aneh
 Pembicaraan kacau
 Sering mendengar bisikan/suara2 yg tidak ada wujudnya
 Merasa dirinya tidak sakit
o Gangguan proses pikir :
 Asosiasi longgar
 Pemasukan berlebihan
 Neologisme
 Terhambat
 Klang asosiasi
 Ekolalia
 Konkritisasi
 Alogia
o Gangguan isi pikir : WAHAM
 Waham kejar
 Waham kebesaran
 Waham rujukan
 Waham penyiaran
 Waham penyisipan pikiran
o Gangguan persepsi
 Halusinasi
 Ilusi dan depersonalisasi
o Gangguan emosi
 Afek tumpul atau datar
 Afek tak serasi
 Afek labil
o Gangguan perilaku :Berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat terlihat seperti gerakan
tubuh yang aneh, wajah dan menyeringai, perilaku ritual, sangat ketolol-tololan, agresif, dan
perilaku seksual yang tidak pantas
o TILIKAN
Kebanyakan pasien dengan skizofrenia mengalami pengurangan tilikan yaitu pasien tidak
menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan yang
ada pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain

Beberapa subtipe skizofrenia yang diidentifikasi beerdasarkan variabel klinik:

• F. 20.0 Skizofrenia Paranoid


• F. 20. 1 Skizofrenia Disorganisasi (hebrefenik)
• F. 20. 2 Skizofrenia Katatonik
• F. 20. 3 Skizofrenia Tak Terinci
• F. 20. 4 Depresi pasca skizofrenia
• F. 20. 5 Skizofrenia residual
• F. 20. 6 Skizofrenia simplek
• F. 20. 7 Skizofrenia lainnya
• F. 20. 8 Skizofrenia yang tak tergolongkan

KLASIFIKASI SKIZOFRENIA :

Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia, pasien harus memenuhi kriteria DSM-IV atau ICD
X(PPDGJII)

Berdasarkan DSM-IV:

• Berlangsung paling sedikit 6 bulan


• Penurunan fungsi yang cukup bermakna (bidang pekerjaan, hubungan interpersonal, dan
fungsi kehidupan pribadi
• Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selama periode tersebut
• Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan mood mayor, autisme,
atau gangguan organik

DAMPAK PADA KELUARGA

o Keluarga sangat terganggu / menderita.


o Menggangu ketenangan.
o Di cap jelek oleh masyarakat /Rasa malu yang semakin besar

KESEMBUHAN TDD 3 TINGKATAN :

1. Sembuh sempurna
2. Sembuh Sosial
3. Tidak ada kesembuhan
PROGNOSIS

Untuk mencapai sampai derajat yang mana nantinya penderita dengan skizofrenia dapat sembuh,
tergantung banyak faktor yang mempengaruhi. Jadi prognosis (kemungkinan untuk sembuh) pada
penderita tergantung pada hal-hal baik yang ada pada diri penderita maupun yang ada di luar diri
penderita.

Faktor-faktor yang dapat memperburuk prognosis skizofrenia antara lain :

1. Adanya keturunan : Yang ada keturunan lebih buruk dibandingkan yang tidak ada keturunan
2. Adanya gangguan kepribadian sebelum sakit : Bila ada gangguan kepribadian, prognosisnya
lebih buruk
3. Timbulnya penyakit sesudah umur 30 tahun.
4. Bentuk tubuh tinggi dan kurus.
5. Gangguannya berjalan perlahan-lahan dan lama.
6. Pada waktu terganggu kesadarannya baik.
7. Timbulnya tanpa didahului adanya stresor.
8. Kambuh berulang-ulang.
9. Terlambat mencari pertolongan.
10. Kebal terhadap obat.
11. Inteligensi penderita rendah
12. Keluarga menolak adanya penderita di dalam lingkungannya

GANGGUAN AFEKTIF = GANGGUAN SUASANA PERASAAN : F30 – F39

• F30 Episode Manik


• F31 Gg afektif Bipolar
• F32 Episode Depresif
• F33 Gg Depresif Berulang
• F34 Gg Suasana Perasaan Menetap
• F38 Gg Suasana Perasaan Lainnya
• F39 Gg Suasana Perasaan YTT

o Suasana alam perasaan bervariasi, bisa normal, menurun, atau meningkat


o Penderita dengan mood yang meningkat menunjukkan expansiveness, flight of ideas,
penurunan tidur, peningkatan self esteem, serta ide-ide kebesaran
o Penderita dengan mood terdepresi kehilangan minat dan energi, merasakan perasaan
bersalah, sulit berkonsentrasi, kehilangan nafsu makan, serta mempunyai ide-ide kematian
bahkan bunuh diri

F32 EPISODE DEPRESIF : Episode depresif ringan

Episode depresif sedang

Episode depresif berat tanpa gejala psikotik

Episode depresif berat dengan gejala psikotik

o Mengalami suasana perasaaan yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, mudah
lelah dan berkurangnya aktivitas.
o Terdapat tiga variasi episode : ringan, sedang, dan berat.
o Penegakan diagnosis dibutuhkan waktu paling sedikit 2 minggu.
o Kelompok diagnosis ini hanya untuk episode afektif yang pertama saja.

PENGGOLONGAN DIAGNOSIS EPISODE DEPRESIF

1. Episode Depresif Ringan

( 1 ) Sekurang-kurangnya dua gejala depresif yang khas (gejala A) :

• Perasaan depresif
• Kehilangan minat dan kesenangan
• Mudah menjadi lelah

( 2 ) Sekurang-kurangnya dua dari gejala B :

• Konsentrasi dan perhatian berkurang


• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Rasa bersalah dan tak berguna
• Masa depan suram dan pesimis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
(3) Telah berlangsung paling sedikit dua minggu
(4) Tidak boleh ada gejala yang berat
(5) Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.

2. Episode Depresif Sedang

(1) Paling sedikit dua dari gejala A

(2) Paling sedikit tiga dari gejala B

(3) Paling sedikit dua minggu

(4) Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial

3. Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik

(1) Tiga dari gejala A

(2) Paling sedikit empat dari gejala B dan intensitas berat.

(3) Paling sedikit telah berlangsung dua minggu atau gejala amat berat dan onset sangat cepat.

(4) Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan kegiatan sosial.

4. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

Sama seperti ad. 3 disertai dengan waham, halusinasi, atau stupor depresif.

GANGGUAN SUASANA PERASAAN MENETAP

o Merupakan gangguan suasana perasaaan berfluktuasi dan menetap.


o Lebih ringan dari hipomania atau depresi ringan
o Berlangsung bertahun-tahun lamanya
o Beronset dini atau lambat
PENGGOLONGAN DIAGNOSIS :

1. Siklotimia

(1) Ciri esensial : ketidakstabilan suasana perasaan menetap, meliputi banyak periode depresi ringan
dan elasi ringan, tidak ada yang cukup parah/lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar
atau depresi berulang.

(2) Setiap gangguan suasana perasaan tersebut tidak memenuhi kriteria untuk kategori manapun
dari episode manik atau episode depresif.

2. Distimik

(1) Ciri esensial : depresi yang berlangsung sangat lama atau jarang sekali atau cukup parah untuk
memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang.

(2) Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa
tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu yang tak terbatas. (Jika onsetnya pada usia lanjut,
gangguan ini sering kali merupakan kelanjutan suatu depresi tersendiri dan berhubungan dengan
masa berkabung atau stres lainnya).

PROGNOSIS DEPRESIF BERAT :

• 50 – 85% mendapat serangan kedua 4 – 6 bulan kemudian.


• Relaps (KAMBUH)
• alkohol dan drug abuse
• g x anxietas
• onset pada usia > tua
• ≥ 1 serangan
• ♂ > ♀ menjadi impair men khronis
• Onset muda prognosis buruk
• Semakin endogen buruk
• Akut baik
• Serangan >> buruk

PENATALAKSANAAN :

• Suicide/ homicide
• Perawatan diri << MRS
• Kepentingan D x

FARMAKOTERAPI :

PSIKOTERAPI

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (GANGGUAN NEUROTIK)

o Kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan
tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa sehari-hari, yang
berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan menyebabkan penderitaan yang jelas dan
gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan
o Gangguan Cemas gangguan yang sering dijumpai pada klinik psikiatri, prevalensinya
sebesar 3-8%
o Perempuan dan Laki-laki 2:1
o Sering mengalami komorbitas dengan gangguan panik, gangguan obsesif konvulsif,
gangguan stres pasca trauma, gangguan depresi berat
o DIAGNOSIS :
• Kecemasan /kekhawatir >> yang timbul hampir sepanjang hari, terjadi sekurang-
kurangnya selama 6 bulan
• Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
• Fokus kecemasan tidak terbatas pada satu gangguan axis I
• Kecemasan /kekhawatiran penderitaan yang bermakna secara klinis, atau gangguan
pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya
• Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi
medis umum, dan tidak semata-mata selama gangguan mood, gangguan psikotik,
atau gangguan perkembangan pervasif
• Disertai 3 atau lebih dari gejala berikut:
1. Kegelisahan
2. Merasa mudah lelah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur
o GANBARAN KLINIS :
• Anxietas/cemas
• Ketegangan motorik
• Hiperaktivitas autonom
• Kewaspadaan secara kognitif
o PROGNOSIS :
• Keadaan Kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup
• 25 % penderita berlanjut mengalami gangguan panik dan gangguan depresi mayor
o PENATALAKSANAAN :
• Farmakoterapi : Benzodiazepin, Buspiron, SSRI (Selective Serotonim re-uptake
Inhibitor)
• Psikoterapi :
Terapi Kognitif-perilaku
Terapi Suportif
Psikoterapi Berorientasi Tilikan

GANGGUAN KEPRIBADIAN

KEPRIBADIAN : Totalitas dari ciri perilaku & emosi, Karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan
sehari-hari dalam kondisi biasa, Bersifat stabil dan dapat diramalkan

GANGGUAN KEPRIBADIAN : Ciri kepribadian yang bersifat tak fleksibel dan maladaptif yang
berakibat disfungsi yang bermakna atau penderitaan subjektif, Seseorang menunjukkan pola relasi
dan persepsi terhadap lingkungan dan diri sendiri yang bersifat berakar mendalam, tidak fleksibel,
dan maladaptif

KARAKTER : Ciri kepribadian yang dibentuk oleh proses perkembangan dan pengalaman hidup
TEMPRAMEN : Dipengaruhi faktor genetik atau konstitusional yang terbawa sejak lahir, bersifat
sederhana, dan tanpa motivasi, Stabil setelah anak berusia beberapa tahun

Pedoman diagnostik gangguan kepribadian :

Sikap & perilaku yang amat tak serasi dalam beberapa fungsi
Pola ini barlangsung lama, jangka panjang, dan tak terbatas pada episode gangguan jiwa
Bersifat pervasif dan maladaptif terhadap keadaan pribadi & hubungan sosial yang luas
Menyebabkan penderitaan pribadi yang berarti
Berhubungan dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Makna dan Dampak Gangguan Kepribadian :

Disfungsi dalam hubungan keluarga, pekerjaan, dan fungsi sosial


sfungsi dalam hubungan keluarga, pekerjaan, dan fungsi sosial
Gangguan jiwa lain seperti depresi, gangguan panik, dll

JENIS2 GANGGUAN KEPRIBADIAN:

Gg kepribadian Paranoid
Gg kepribadian Skizotipal
Gg kepribadian Skizoid
Gg kepribadian Antisosial
Gg kepribadian obsesive Compulsive
Gg kepribadian Histrionik
Gg kepribaribadian cemas
Gg kepribadian dependen
Gg kepribadian narsisistik

PENATALAKSANAAN :

Psikoterapi : Menyadarkan pasien tanpa menghakimi atau menyalahkan pasien

Membantu agar sifat egosintoniknya menjadi egodistonik

Jenisnya terapi kognitif dan terapi keluarga

Farmakologi : Diberikan bila ada keluhan tertentu

Targetnya menghilangkan gejala yang dialami pasien (depresi, ansietas, dll.)

RETARDASI MENTAL (RM)

o PPDGJ III: Suatu keadaan perkembangan mental yg terhenti atau tdk lengkap, terutama
ditandai oleh adanya hendaya ketrampilan slm masa perkembangan, shg berpengaruh pd
semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, & sosial.
o American Association on Mental Retardation (AAMR): Suatu disabilitas yg ditandai dg suatu
limitasi/keterbatasan yg bermakna baik dlm fungsi intelektual maupun oerilaku adaptif yg
diekspresikan dlm ketrampilan konseptual, sosial dan praktis. Keadaan ini terjadi sebelum
usia 18 th.
o DSM IV-TR: sama dg definisi AAMR tetapi ditambahkan batas IQ 70 & RM dibagi menjadi 4
kategori (ringan, sedang, berat, & sangat berat).
KRITERIA DIAGNOSIS RM MENURUT DIAGNOSTIC AND STATICAL MANUAL IV-TR (DSM IV-TR) :

• Fungsi intelektual dibawah rata-rata (IQ 70 atau kurang) yg telah diperiksa scr individual.
• Kekurangan atau gangguan dlm perilaku adaptif (=kekurangan individu utk memenuhi
tuntutan standard perilaku sesuai dg usianya dr lingkungan budayanya) dlm sedikitnya 2 hal
yaitu: komunikasi, self-care, kehidupan rumah tangga, ketrampilan sosial/interpersonal,
menggunakan sarana komunitas, mengarahkan diri sendiri, ketrampilan akademis
fungsional, pekerjaan, waktu senggang, kesehatan dan keamanan.
• Awitan terjadi sebelum usia 18 thn.

KODE DIAGNOSTIK & DERAJAT RM MENURUT DSM IV-TR :

• 317 RM RINGAN (IQ 50-55 s/d 70)


• 318 RM SEDANG (IQ 35-40 s/d 50-55)
• 318.1 RM BERAT (IQ 20-25 s/d 35-40)
• 318.2 RM SANGAT BERAT (IQ <20/25)

RETARDASI MENTAL RINGAN :

Agak terlambat dlm belajar bahasa tp sebagian besar dpt mencapai kemampuan berbicara
utk keperluan sehari-hari
Kebanyakan dpt mandiri penuh dlm merawat diri (makan, mandi, berpakaian, BAB, BAK)
Kesulitan dlm pekerjaan sekolah yg bersifat akademik (membaca, menulis)
Immaturitas dlm emosional dan sosial (menikah, pengasuhan anak, kesulitan menyesuaikan
diri dg harapan dan tradisi budaya)
Etiologi organik sudah lebih byk diidentifikasi di antara pasien, meskipun belum merupakan
mayoritaS
IQ 50 – 69/70

RETARDASI MENTAL SEDANG

Lambat dlm mengembangkan pemahaman & penggunaan bahasa


Ketrampilan merawat diri & motorik terlambat
Sebagaian dr mereka perlu pengawasan seumur hidup, jarang ada yg dpt hidup mandiri
Kemajuan dlm pendidikan sekolat terbatas Program Pendidikan Khusus
Ketika dewasa biasanya mampu melakukan pekerjaan praktis yg sederhana bila diawasi oleh
pengawas yg terampil
Bergerak bebas dan aktif scr fisik
Mayoritas menunjukkan perkembangan sosial dlm mengadakan kontak, komunikasi dg org
lain, terlibat dlm aktivitas sosial yg sederhana.
35 – 49

RETARDASI MENTAL BERAT

IQ <20
Gambaran klinis mirip RM Sedang
Terdapat suatu etologi oarganik dan kondisi yg menyertainya
Prestasi yg lebih rendah
Kebanyakan menderita hendaya motorik yg mencolok dan defisit yg menyertainya
Adanya kerusakan/penyimpangan perkembangan yg bermakna scr klinis dr SSP
Sgt terbatas dlm kemapuan utk memahami atau mematuhi permintaan atau instruksi
Sgt terbatas dlm gerak atau tdk dpt bergerak
Terdpt inkontinensia, hanya mampu berkomunikasi non-verbal yg belum sempurna
Mereka tidak/hanya mempunyai sedikit sekali kemampuan utk mengurus diri
Senantiasa memerlukan bantuan dan pengawasan

Penatalaksanaan RM meliputi 3 aspek:

• Pendekatan yg berhubungan dg etiologi, mis menetapkan diet scr dini utk pasien yg
penyebabnya adl fenil-ketonuria atau substansi hormon tiroid utk defisiensi hormon ini)
• Terapi utk gang.fisik dan mental yg menyertai RM
• Pendidikan yg sesuai dan rehabilitasi
• Sebelum thn 1975: penderita RM dirawat dlm Institusi/Lembaga & Sekolah Luar Biasa (SLB).
• Pendekatan terbaru dg sistem“INKLUSI”, yaitu pendidikan yg sebagian menyatu dg sekolah
biasa & adanya program khusus utk mengawasi keterbatasan mereka.

TERAPI DALAM PSIKIATRI : SECARA ELEKTIK-HOLISTIK

TERDIRI DARI :

- TERAPI BIOLOGIK

- TERAPI PSIKOLOGIK

TERAPI BIOLOGIK : PSIKOFARMAKA/OBAT

ECT/KEJANG LISTRIK

TERAAPI PSIKOLOGIK : PSIKOTERAPIPSIKOFARMAKOTERAPI :


I. OBAT ANTIPSIKOTIK
II. OBAT ANTIDEPRESAN
III. OBAT ANTIANSIETAS
IV. OBAT ANTIMANIK

EFEK UTAMA PROSES MENTAL DI SSP :


- PROSES PIKIR
- PERASAAN
- FUNGSI MOTORIK/PERILAKU

PSIKOTERAPI :
- INDIVIDU / KELOMPOK
- SUPORTIF
- REEDUKATIF
- REKONSTRUKTIF
TERAPI KEJANG LISTRIK (ECT) :

o Merupakan jenis terapi fisik dengan indikasi Skizofrenia Akut dan Depresi Berat.
o ECT dilakukan dengan cara memberikan aliran listrik pada otak melalui 2 elektrode yg
ditempatkan pada bgian temporal kepala.
o Aliran listrik tersebut akan menimbulkan kejang-kejang seperti kejang yang terjadi pada
epilepsi granmal.
o Persiapan Pasien:
 Pemeriksaan fisik & kondisi pasien
 Informed consent
 Pasien puasa minimal 6 jam.
 Persiapana pasien agar tidak takut dg mengalihkan perhatian.
 Perhiasan, gigi palsu, jepit rambut harus dilepas
 Bantuan perawat untuk mencegah luxasi.
o Persiapan alat:
 Mesin ECT lengkap
 Kasa basah untuk pelapis elektrode
 Tabung dan masker oksigen
 Penghisap lendir
 Obat-obat; coramine, adrenaline
 Karet pengganjal gigi agar lidah tidak tergigit
 Tempat tidur datar dengan alas papan.
o Pelaksanaan
o Pasien tidur terlentang tanpa bantal dg pakain longgar
o Bantalan gigi dipasang
o Perawat memegang rahang bawah/ kepala, bahu, pinggul, lutut.
o Dokter memberikan aliran listrik melalui 2 elektrode yg ditempelkan di pelipis.
o Pengawasan Pasca ECT:
• Penting dilakukan pengawasan karena pasien biasanya masih belum sadar penuh.
• Tanda-tanda vital, kadang2 pada fase ini pasien menjadi gelisah dan bergerak tidak menentu
seperti delerium.
• Setelah sadar, passien biasanya mengalami amnesia. Perlu distimulasi dengan cara mengajak
berkomunikasi, membantu memulihkan orientasi dan ingatannya secara bertahap.

Anda mungkin juga menyukai